Anda di halaman 1dari 22

MODUL

DISKUSI KELOMPOK TERARAH


(FOCUS GROUP
DISCUSSION(FGD))

Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air


Dalam Rangka Pelatihan Teknis Instruktur PTGA

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.

Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan


rehabilitasi jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih
berperan dalam penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan
Operasi dan Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik
dimaksud dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi,
dan penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi
untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua
bahwa tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding
kemampuan pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu
dibiayai melalui investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi
swasta berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik
dukungan keamanan investasi dan pengembaliannya.

Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air
(PTGA) di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam
memahami dan mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka
pengelolaan irigasi.

Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.

Jakarta, …. 2019

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
Daftar Lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok & Sub Materi Pokok

Materi Pokok 1 : Pengertian FGD


A. Pengertian FGD
B. Kriteria FGD
C. Keuntungan dan keterbatasan FGD

Materi Pokok 2 : Langkah-langkah Pelaksanaan FGD


A. Persiapan FGD
B. Pelaksanaan FGD

PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik & Tindak Lanjut
E. Kunci Jawaban Soal

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARI

4
DAFTAR INFORMASI VISUAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.Pengaturan Ruang Kelas Untuk Curah Pendapat

Gambar 2.1.Moderator Memandu Kegiatan FGD

5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul
Diskusi Kelompok Terarah (FGD), maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
antara lain:
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
dapat bertanya pada instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
4) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

B. Petunjuk Bagi Instruktur


Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk:
1. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
2. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
3. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
4. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.

6
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika masalah pendidikan & latihan mulai dikenal beberapa tahun yang lalu dan
melalui pengalaman ditemukan metode yang diperoleh dari pedagogy, pelatihan
untuk orang dewasa tidaklah sama karena orang dewasa memiliki pengalaman
hidup & pengalaman kerja tertentu yang harus dipertimbangkan bila melatih
mereka.

Dengan demikian pelatihan merupakan penyusunan/pengaturan situasi belajar


yang optimal. Agar pelatihan menjadi semudah mungkin bagi peserta latihan,
instruktur dapat menggunakan pendekatan dan teknik yang berbeda yang sangat
tergantung pada setiap pokok bahasan, kemampuan peserta dan tujuan pelatihan
yang ingin dicapai.

FGD merupakan salah satu teknik untuk mendorong menyalurkan banyak


gagasan melalui pemikiran yang kreatif pada periode waktu yang singkat dengan
memperhatikan hambatan mental peserta pelatihan.

Dalam pengembangannya untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan


pemecahan masalah yang komprehensif terkait dengan permasalahan
pembangunan dilapangan, maka teknik “Diskusi Kelompok Terarah” (Focus Group
Discussion (FGD)) merupakan teknis yang lebih tepat dan terutama di dalam
Penjajagan Cepat kondisi pedesaan (PCKP) atau Participatory Rural Apraisal
(PRA).

B. Deskripsi Singkat
Dalam pedoman ini akan dikenalkan mengenai teknik untuk merangsang oranglain
agar dapat mengemukakan gagasan sebanyak mungkin sesuai dengan topik
permasalahan melalui pemikiran yang kreatif, serta mengembangkan keterampilan
alternatif pemecahan masalah secara kreatif.

7
C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Memahami karakteristik dan kegunaan diskusi penggunaan terarah (forum
group discution (FGD))
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1) Menggambarkan karakteristik & kegunaan teknik FGD
2) Menggali informasi dan memecahkan masalah yang nyata, misalnya :
 Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin permasalahan yang
ada.
 Menemukan alternatif pemecahan masalah.

D. Pengertian :
Curah pendapat : mengemukakan pendapat
Pedagogy : mengajar anak-anak
Partisipatif : peran aktif dalam kegiatan
Pendekatan partisipatif : pendekatan dalam pelatihan dengan cara mengikut
sertakan peserta secara aktif dalam belajar
Focus group discussion (FGD) : merupakan teknik diskusi yang terarah dengan
melibatkan partisipatif aktif masyarakat.

E. Dasar Hukum :
 UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
 Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 Keputusan LAN no 193/XIII/10/6/2001 tentang pedoman umum
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil;

F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Pengertian FGD
1.1 Pengertian FGD
1.2 Kriteria FGD
1.3 Keuntungan dan keterbatasan FGD

8
2. Langkah-langkah Pelaksanaan FGD
2.1 Persiapan FGD
2.2 Pelaksanaan FGD

9
MATERI POKOK 1

PENGERTIAN FOCUS GROUP DISCUSSION

A. Pengertian FGD
FGD merupakan akronim dalam bahasa inggris, yang bila diterjemahkan
secara bebas kedalam bahasa indonesia berarti “Diskusi Kelompok Terarah”.
FGD merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan melibatkan
peran serta masyarakat secara aktif melalui; wawancara dan pembahasan dalam
kelompok. Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik curah pendapat dan
paling umum digunakan dalam metode Partisipatory Rural Apraisal (PRA) atau
Perjajakan Cepat Kondisi Pedesaan (PCKP). Dengan teknik ini FGD akan lebih
mudah dalam membangkitkan peran serta masyarakat dalam menggali,
mengumpulkan informasi permasalahan yang ada, keinginan dan kebutuhan
masyarakat sekaligus alternatif pemecahan masalah terkait prasarana
pembangunan pedesaan.
Adapun tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik
yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas untuk menghindari pemaknaan
yang salah dari peneliti atau konsultan terhadap permasalahan disebabkan
subjektivitas peneliti (kresno dkk, 1999).
Apabila cakupan pembangunan/proyek cukup luas (bisa lebih dari satu
desa), maka FGD dapat dilakukan beberapa tahap (sesuai jumlah desa) dan
berjenjang (pada tingkatan petani/wakil petani, dan pada tingkat pengelola).

Sesi FGD dapat dilakukan dimana saja asalkan tersedia ruang rapat dengan
pengaturan tempat duduk semi lingkaran atau berbentuk U seperti lihat pada
halaman berikut, dan sebuah flip-chart atau papan tulis untuk menuliskan
gagasan-gagasan.

10
Gambar 1.1.Pengaturan Ruang Kelas Untuk Curah Pendapat

B. Kriteria FGD
Dalam memandu FGD agar didapat hasil yang optimal beberapa kriteria perlu
diperhatikan :
1. Jumlah peserta dalam kelompok
Jumlah peserta dalam kelompok cukup 7-15 orang, sehingga
memungkinkan setiap individu untuk mendapat kesempatan mengeluarkan
pendapatnya serta cukup untuk memperoleh pandangan anggota kelompok
yang bervariasi (krueger,1988).
Jumlah peserta yang lebih besar sebenarnya juga bisa memberi
keuntungan lain (memperluas sudut pandang dan pengalaman peserta), tetapi
akan memerlukan waktu yang lebih lama dan kemungkinan kurang fokus pada
permasalahan yang ada.
Kesamaan ciri peserta : peserta harus mempunyai ciri-ciri yang sama atau
homogen, sesuai dengan tujuan atau topik diskusi, namun dengan tetap
menghormati dan memperhatikan perbedaan antara lain; ras, etnik, bahasa
dan kemampuan berbahasa. Semakin homogen akan semakin mudah
berkomunikasi dengan bebas tanpa takut atau segan dan fokus terhadap topik
(misal permasalahan terkait dengan pembangunan/ pengelolaan irigasi, maka
diharapkan yang hadir adalah petani pengurus P3A/GP3A/IP3A yang paham
terhadap permasalahan yang mereka hadapi).

11
2. Proses pengumpulan data kualitatif
FGD merupakan sebuah proses pengumpulan berbagai data dan
beragam informasi tentang maslah terkait topik bahasa sehingga dalam FGD
mengutamakan proses.
FGD tidak dilakukan untuk tujuan menghasilkan pemecahan masalah
secara langusng atau mencapai konsensus, kecuali bila topik yang
didiskusikan tentang pemecahan masalah, maka FGD ini berguna untuk
identifikasi berbagai strategi dan pilihan pemecahan masalah (misalnya
mengenai banyaknya pengambilan liar dari saluran irigasi).
3. Pertanyaan bersifat terbuka
Untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya maka dalam
teknik FGD digunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta
memberi jawaban dengan penjelasan.
Fasilitator berfungsi selaku moderator yang bertugas sebagai pemandu,
pendengar, pengamat dan menganalisa data secara induktif.
4. Topik terfokus
FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah dan topik yang
jelas, sebagai bahan diskusi dan pembahasan bersama. Dengan demikian
topik diskusi ditentukan dalam pertanyaan dapat berkembang sesuai topik dan
disusun secara berurutan agar mudah dimengerti peserta.
5. Waktu diskusi kelompok
Waktu diskusi kelompok terarah (FGD) berkisar 60-90 menit agar peserta
tidak bosan atau lelah dan terlalu pendek agar data yang diperoleh tidak
terlalu dangkal.
FGD dapat dilakukan beberapa kali dan secara berjenjang tergantung
tujuan dan kebutuhan proyek.
6. Tempat pelaksanaan FGD
FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat yang netral agar peserta
dapat bebas mengemukakan pendapat (misal terkait dengan pengelolaan
irigasi yang tidak memuaskan), apabila ditempat kantor dinas bisa mereka
tidak berani atau enggan menyampaikan masalahnya.

12
C. Keuntungan dan Keterbatasan FGD dalam mendapatkan informasi :
1. Keuntungan teknik FGD
• Dapat diketahui tentang persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap
pelayanan, konsep dan ide suatu kegiatan/proyek.
• Menggali informasi kebutuhan yang berkaitan dengan manusia.
• Memungkinkan dilakukan penjajagan pada kegiatan/proyek.

2. Keterbatasan teknik FGD


• Teknik ini tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data yang bersifat
kuantitatif.
• Teknik ini tidak dapat digunakan untuk topik yang bersifat sensitive yang
menyebabkan peserta ragu-ragu untuk mengutarakan secara bebas (misal
terkait perilaku seksual atau HIV).
• Apabila moderator terlalu dominan maka hasil yang di dapat sangat
dipengaruhi pandangan dan pendekatan dari moderator.

13
Materi Pokok 2

Langkah-Langkah Persiapan FGD

A. Persiapan Instruktur
Sebelum FGD dilaksanakan perlu persiapan-persiapan yang meliputi :
1. Persiapan dalam Tim
• Tim fasilitator menyediakan panduan pertanyaan FGD sesuai dengan
topik yang akan di dasarkan panduan pertanyaan bersifat terbuka;
• Tim fasilitator berjumlah 2-3 orang yang terdiri dari :
 Pemandu diskusi/fasilitator/moderator
 Pencatat (notulen)
 Pengamat (obsever)

• Pemandu (moderator) bertugas :


 Menjelaskan topik pembahasan
 Mendorong agar peserta aktif mengeluarkan pendapat
 Mengarahkan kelompok (bukan diarahkan ke kelompok)
 Bersifat netral (tidak memberikan penilaian terhadap jawaban
bermuatan salah) dan hindari penyampaian pendapat pribadi
 Mampu mengendalikan diri sendiri
 Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka
 Menciptakan suasana informal dan santai tapi serius, fleksibel dan
terbuka terhadap saran & perubahan
 Memberikan komentar, jawaban atas pertanyaan peserta, namun
segera mengembalikan/melanjutkan diskusi

• Pencatat (notulen) bertugas :


 Mencatat hasil dan proses diskusi (bila perlu dilengkapi dengan tape
recorder dan kamera untuk dokumentasi)
 Catatan meliputi :
 Waktu pertemuan FGD (tanggal dan jam pertemuan)
 Norma (budaya) masyarakat (kampung/dusun/desa)

14
 Informasi tentang masyarakat atau wilayah, jarak dari desa ke
pusat pelayanan (kantor juru/UPT)
 Tempat lokasi pertemuan
 Jumlah peserta (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, status,
dll)
 Diskripsi umum mengenai dinamika kelompok
 Merekam diskusi, jawaban atau komentar
 Pengamat (observer) bertugas :
 Mengamati jalannya FGD
 Mencatat hambatan dan kesulitan yang dihadapi
 Apabila proses tidak berjalan dengan baik atau hasil yang
didapat kurang memuaskan, pengamat dapat mengusulkan FGD
pada tingkat diatasnya.
Catatan : apabila tenaga terbatas maka petugas pencatat dapat
merangkap sebagai pengamat (observer).

2. Persiapan Kelompok
• Mempersiapkan undangan tertulis dan menyampaikan sendiri ke peserta
• Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
• Menjelaskan rencana FGD (waktu, tempat dan lama pertemuan)
• Menekankan pada peserta yang diundang arti pentingnya keikutsertaan
dalam FGD

B. Pelaksanaan FGD
1. Persiapan sebelum kegiatan (acara pertemuan) FGD
(1) Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta
(undangan) tiba. Dan memulai komunikasi secara informal dengan peserta
yang berguna untuk menjalin kepercayaan dan pendekatan pada peserta
(masyarakat).
(2) Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dngan
tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal.
(3) Tim fasilitator mempersiapkan peralatan dan media yang sesuai dan
diperlukan dalam diskusi.

15
2. Pembukaan FGD (pemanasan dan penjelasan)
(1) Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan pemanasan dan
penjelasan tentang beberapa hal, seperti : sambutan, tujuan pertemuan,
prosedur pertemuan dan perkenalan.
(2) Dalam menyampaikan sambutan tekankan arti penting kehadiran mereka
sambil menjelaskan pengertian umum FGD.
(3) Perkenalkan diri (nama-nama fasilitator) dan peranannya masing-masing
mintalah pula peserta memperkenalkan diri.
(4) Jelaskan prosedur pertemuan, seperti : menjelaskan penggunaan alat
perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini.
(5) Tekankan juga bahwa pendapat dari semua peserta sangat penting.
(6) Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan umum yang tidak
berkaitan dengan masalah atau topik diskusi. Setelah proses itu dilalui,
barulah mulai memandu pernyataan dengan menggunakan acuan panduan
yang sudah disediakan.

3. Penutupan FGD
(1) Menyampaikan kesimpulan hasil diskusi
(2) Menanyakan kembali apabila ada usulan atau perbaikan hasil kesimpulan
(3) Menyampaikan terimakasih dan menyatakan bahwa hasil kesimpulan
sangat berguna dan akan ditindak lanjuti sebagai masukan dalam
perencanaan proyek.

Gambar 2.1.Moderator Memandu Kegiatan FGD

16
Kesimpulan
FGD suatu metode/teknik dan instrument pengumpulan data kualitatif dan tidak
perlu dipertentangkan dengan metode, teknik lain karena pada dasarnya saling
melengkapi. Adapun kekuatan dan keterbatasan FGD adalah :
1. Kekuatan
a) Sinergisme : suatu kelompok mampu menghasilkan informasi, ide dan
pandangan yang lebih luas.
b) Manfaat bola salju : komentar yang didapat secara acak dari peserta
dapat memacu reaksi berantai respons yang beragam dan sangat
mungkin menghasilkan ide-ide baru.
c) Stimulan : pengalaman diskusi kelompok sebagai sesuatu yang
menyenangkan dan lebih mendorong orang berpartisipasi mengeluarkan
pendapat.
d) Keamanan : individu biasanya merasa lebih aman, bebas dan leluasa
mengekspresikan perasaan dan pikirannya dibandingkan kalau secara
perseorangan yang mungkin ia akan merasa khawatir.
e) Spontan : individu dalam kelompok lebih dapat diharapkan menyampaikan
pendapat atau sikap secara spontan dalam merespons pertanyaan, hal
yang belum tentu mudah terjadi dalam wawancara perseorangan.
2. Kelemahan
a) Karena dapat dilakukan secara cepat dan murah, FGD sering digunakan
oleh pembuat keputusan untuk mendukung dugaan/pendapat pembuat
keputusannya. Persoalannya adalah, seberapa jauh FGD dilakukan
sesuai prinsip dan prosedur yang benar.
b) FGD terbatas untuk dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam
dari seorang individu yang mungkin dibutuhkan. Hal ini disebabkan FGD
terbatas waktu dan memberi kesempatan secara adil bagi semua peserta
untuk menyampaikan pendapatnya. Untuk ini FGD tidak boleh
dipertentangkan dengan metode lainnya, tetapi justru harus dilihat sebagai
saling melengkapi.
c) Teknik FGD mudah dilaksanakan, tetapi sulit melakukan interpretasi
datanya.
d) FGD memerlukan fasilitator-moderator (pemandu diskusi) yang memiliki
keterampilan tinggi. Hal ini amat berpengaruh terhadap hasil.
17
PENUTUP

A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling
benar!

1) FGD merupakan :
a. Teknik pelatihan
b. Pendekatan pelatihan
c. Media pelatihan

2) FGD dapat mendorong orang untuk :


a. Mengeluarkan gagasan
b. Mengeluarkan pemikiran kreatif
c. Jawab a & b benar

3) Jumlah peserta yang cocok dengan teknik FGD :


a. 7 - 15 orang/kelompok
b. >30 orang/kelompok

4) Susunan/pengaturan ruang kelas yang sesuai untuk teknik ini adalah :


a. Bentuk klasikal
b. Bentuk melingkar atau U

5) Keuntungan FGD :
a. Sangat partisipatif
b. Merangsang gagasan kreatif
c. Alternatif pemecahan masalah lebih berkualitas
d. Semua benar

6) Keterbatasan FGD antara lain :


a. Teknik ini tidak bisa untuk mengumpulkan data kuantitatif
b. Tidak dapat digunakan untuk topik yang sensitif
c. Semua benar

7) Beberapa langkah untuk membangkitkan gagasan antara lain :


a. Kritik diperbolehkan
b. Berikan kebebasan untuk mengutarakan gagasan

18
8) Pertanyaan pembuka oleh instruktur untuk merangsang gagasan :
a. Terbuka
b. Tidak membatasi jawaban
c. Jawab a & b benar

9) Mengapa diperlukan latihan pemanasan sebelum teknik FGD dimulai :


a. Menghilangkan ketegangan/mengendorkan pikiran
b. Menghilangkan hambatan mental
c. Jawab a & b benar

10) FGD memerlukan pemandu (moderator) yang memiliki keterampilan tinggi


karena
a. Dapat membangkitkan gagasan kreatif
b. Akan berpengaruh terhadap hasil
c. Jawaban a, b benar

B. Rangkuman
Teknik FGD digunakan untuk merangsang orang lain, agar menghasilkan gagasan
yang kreatif. Teknik ini sesuai diterapkan dalam situasi menyaring informasi
kualitatif dan pemecahan masalah, sehingga dapat :
a) Menggali informasi sebanyak mungkin melalui pemikiran yang kreatif
b) Memecahkan masalah kehidupan nyata
c) Menemukan alternatif penyelesaian masalah

Namun demikian teknik FGD tersebut tidak dapat diguankan untuk pengumpulan
data yang bersifat kuantitatif, sehingga ubntuk melengkapi dapat digunakan
teknik2 lain (surver, dll)
Dalam pelaksanaan FGD perlu langkah-langkah persiapan antara lain :
a. Penyiapan instruktur yang meliputi pemandu (moderator), pencata (notulen),
pengamat (observer)
b. Persiapan kelompok yang meliputi :
 Pemilihan kelompok ndan undangan.
 Persiapan tempat dan peralatan.

Untuk merangsang munculnya gagasan yang kreatif. Instruktur perlu


menggunakan langkah :

19
a) Mengajukan pertanyaan pembuka sehingga peserta mampu membangkitkan
gagasan sebanyak mungkin. Untuk itu kritik tidak diperbolehkan.
b) Menetapkan topik yang terfokus sebagai bahan diskusi dan pembahasan
bersama.

C. Evaluasi Kegiatan Belajar


Pendekatan evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk
diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan tidaklah
cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa pokok dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
a. Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku
setelah mengikuti proses pembelajaran / pelatihan;
b. Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh peserta
belajar itu sendiri (Self Evaluation);
c. Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan;
d. Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau
berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat;
e. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
program pendidikan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program;
f. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan
sikap dan perilaku.

Evaluasi pemahaman materi sebagai berikut :


1. Jika peserta dapat menjawab > 80% maka pemahaman terhadap FGD sangat
baik;
2. Jika peserta dapat menjawab 60-79% maka pemahaman terhadap FGD baik;
3. Jika peserta dapat menjawab 40-59% maka pemahaman terhadap FGD
cukup;
4. Jika peserta dapat menjawab < 40% maka pemahaman terhadap FGD
kurang.

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk menghidupkan suasana diskusi dengan teknik curah pendapat, instruktur
harus dapat memandu proses belajar dengan baik antara lain dengan

20
menghilangkan hambatan mental peserta. Dan membangkitkan peserta untuk
menyampaikan gagasan-gagasan dengan pertanyaan pembuka yang terbuka.

E. Kunci Jawaban Soal


1. a 6. c
2. c 7. b
3. a 8. c
4. b 9. c
5. d 10. c

21
DAFTAR PUSTAKA

 PTGA-DHV, Departemen PU, Direktorat Jenderal Pengairan, 2004. Buku


Pedoman Widyaiswara.
 Lembaga Administrasi Negara No.810/XIII/10/6/2001, Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan untuk calon Widyaiswara.
 Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Rinaka Cipta.
 Ridwan Abdullah Sani, 2019. Strategi Belajar Mengajar, Depok, Raja Grafindo
Persada.
 Ngalimun,Spd. Mpd., M.I.kom, 2017. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran,
Jogjakarta, Parama Ilmu.
 Purwanto 2010. Evaluasi Hasil Belajar, Yogjakarta, Pustaka Pelapir.
 Sutirman, M.Pd, 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif,
Yogjakarta, Graha Ilmu.
 Drs. Daryanto & Drs. Hery Tarno, DIPL.HBT TS, MT, 2017. Pendidikan Orang
Dewasa (POD), Yogjakarta, GAVAMEDIA.
 Astridya Paramita & Lusi Kristiana, Teknik FGD dalam Penelitian Kualitatif.
 Edi indrizal, Diskusi Kelompok Terarah (Prinsip-Prinsip & Langkah-Langkah
Pelaksana Lapangan).

22
GLOSARI

Andragogi Melatih / mengajar orang dewasa


Pedagogi Mengajar / membimbing anak-anak

23

Anda mungkin juga menyukai