Anda di halaman 1dari 5

INDUSTRI INOVATIF Vol. 2, No.

1, Maret 2012: 52 - 56

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUH KEMBANGKAN


JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA
1) Ida Bagus Suardika, 2) Sujianto
1)
Jurusan Teknik Industri, Institut teknologi Nasional malang
2)
IKIP Budi Utomo Malang

ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan, sistem pembelajaran selalu memerlukan adanya inovasi dalam rangka mencetak
lulusan yang berkualitas. Hal ini sangat diperlukan mengingat tuntutan dunia industri akan kualitas lulusan
semakin tinggi. Kebutuhan ini menjadi dasar bagi pengembangan sistem pembelajaran karena spesifikasi yang
dibutuhkan dunia industri tidak hanya berkutat pada kemampuan kognitif semata, tetapi mulai lebih banyak
mengarah pada kemampuan non kognitif seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, kepemimpinan ,
profesionalisme, dan kewirausahaan.
Tujuan Pembelajaran : (a) Terbentuknya struktur mekanisme pembelajaran inovatif yang melibatkan dunia
pendidikan dan steakholders, yang dapat digerakan untuk semua bidang studi (b) Terbentuknya cara
pengkayaan pembelajaran, berupa kepemimpinan dan kewirausahaan yang professional dengan sinergi antar
bidang, yang terdokumen dan dapat dilaksanakan (c) Terselesaikannya beberapa persoalan , khususnya
teknologi, yang dihadapi industri yang berarti pula peningkatan kualitas darma pengabdian masyarakat
perguruan tinggi terhadap industri.
Ada empat sasaran yang terutama terkait dengan proses pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini
yaitu : (1) Profesionalisme (2) Kepemimpinan (3) Kewirausahaan

Kata Kunci : kemampuan kognitif, pembelajaran inovatif, steakholders

Pendidikan yang berwawasan membangun jiwa kewirausahaan tersebut dalam


kewirausahaan, adalah pendidikan yang kegiatan nyata industri. Penyebab lainnya
menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke adalah perkuliahan masih bertumpu pada cara
arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pembelajaran Teacher Center yaitu dosen
pada peserta didiknya melalui kurikulum yang sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Cara
terintegrasi . pembelajaran ini terbukti menghasilkan lulusan
Kerangka pengembangan kewirausahaan yang tingkat kemandiriannya rendah. Makalah
di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat ini disusun untuk memberikan informasi kepada
penting. Karena pendidik adalah ‘agent of para dosen dan mahasiswa tentang alternatif
change’ yang diharapkan mampu menanamkan model pembelajaran dan sebagai masukan
ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa untuk dapat meningkatkan kerjasama dengan
kewirausahaan atau jiwa ‘entrepreneur’ bagi dunia industri.
peserta didiknya. Disamping itu jiwa
‘entrepreneur’ juga sangat diperlukan bagi Tujuan Pembelajaran :
seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para a. Terbentuknya struktur mekanisme
pendidik akan memiliki orientasi kerja yang pembelajaran inovatif yang melibatkan
lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta dunia pendidikan dan steakholders,
mandiri. yang dapat digenerik untuk semua
Jiwa kewirausahaan seseorang tercermin bidang studi .
pada berbagai hal misalnya kemampuan b. Terbentuknya cara pengkayaan
kepemimpinan, kemandirian (termasuk di pembelajaran, berupa kepemimpinan
dalamnya adalah kegigihan), kerja sama dalam dan kewirausahaan yang professional
tim, kreatifitas, dan inovasi. Salah satu dengan sinergi antar bidang, yang
kemungkinan penyebab lemahnya jiwa terdokumen dan dapat dilaksanakan.
kewirausahaan lulusan perguruan tinggi ini c. Terselesaikannya beberapa persoalan ,
ditengarai oleh proses pembelajaran di khususnya teknologi, yang dihadapi
perguruan tinggi yang masih terbatas pada teori industri yang berarti pula peningkatan
semata dan belum secara terkondisi kualitas darma pengabdian masyarakat
perguruan tinggi terhadap industri

52
Model Pembelajaran untuk Menumbuh Ida | Sujianto

Konsep Kewirausahaan Administrative Entrepreneur. Sebaliknya,


Instruksi Presiden No. 4 Th 1995 tanggal wirausaha yang perilaku dan kemampuannya
30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional menonjol dalam kreativitas, inovasi serta
Memasyarakatkan dan Membudayakan mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim
Kewirausahaan, mengamanatkan kepada disebut Innovative Entrepreneur.
seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia, Menjadi wirausaha profesional harus
untuk mengembangkan program-program memenuhi kriteria ketangguhan dan
kewirausahaan. Inpres tersebut dikeluarkan ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria
bukan tanpa alasan. Pemerintah menyadari tersebut adalah sebagai berikut:
betul bahwa dunia usaha merupakan tulang a) Ciri dan Kemampuan Wirausaha
punggung perekonomian nasional, sehingga Tangguh
harus digenjot sedemikian rupa melalui 1) Berpikir dan bertindak strategik, adaptif
berbagai Departemen Teknis maupun Institusi- terhadap perubahan dalam berusaha
institusi lain yang ada di masyarakat. Melalui mencari peluang keuntungan termasuk
gerakan ini pada saatnya budaya kewirausahaan yang mengandung resiko agak besar
diharapkan menjadi bagian dari etos kerja dan dalam mengatasi masalah.
masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga 2) Selalu berusaha untuk mendapat
dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan keuntungan melalui berbagai
baru yang handal, tangguh dan mandiri. keunggulan dalam memuaskan
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha langganan.
(entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, 3) Berusaha mengenal dan mengendalikan
mengelola, mengembangkan, dan kekuatan dan kelemahan perusahaan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. (dan pengusahanya) serta meningkatkan
Wirausaha adalah mereka yang bisa kemampuan dengan sistem
menciptakan kerja bagi orang lain dengan pengendalian intern.
berswadaya. 4) Selalu berusaha meningkatkan
Definisi ini mengandung asumsi bahwa kemampuan dan ketangguhan
setiap orang yang mempunyai kemampuan perusahaan terutama dengan pembinaan
normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan motivasi dan semangat kerja serta
mempunyai kesempatan untuk belajar dan pemupukan permodalan.
berusaha. b) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul
Pengertian di atas mencakup esensi 1) Berani mengambil resiko serta mampu
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif memperhitungkan dan berusaha
terhadap peluang untuk memperoleh menghindarinya.
keuntungan untuk diri sendiri dan atau 2) Selalu berupaya mencapai dan
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan menghasilkan karya bakti yang lebih
masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk baik untuk langganan, pemilik,
mencapai tujuan, serta sikap mental untuk pemasok, tenaga kerja, masyarakat,
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. bangsa dan negara.
Pengertian itu juga menampung wirausaha yang 3) Antisipasif terhadap perubahan dan
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara akomodatif terhadap lingkungan.
etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, 4) Kreatif mencari dan menciptakan
termasuk yang mengelola organisasi nirlaba peluang pasar dan meningkatkan
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan produktivitas dan efisiensi.
yang lebih baik bagi pelanggan/ masyarakat. 5) Selalu berusaha meningkatkan
Semangat, perilaku dan kemampuan keunggulan dan citra perusahaan
wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain melalui inovasi di berbagai bidang.
dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan
menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, LIFE SKILL UNSUR DALAM BIDANG
Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha yang perilaku dan Pengertian life skill
kemampuannya lebih menonjol dalam Dalam kehidupan keseharian, manusia
memobilisasi sumber daya dan dana, serta akan selalu dihadapkan problema hidup yang
mentransformasikannya menjadi output dan harus dipecahkan dengan menggunakan
memasarkannya secara efisien lazim disebut berbagai sarana dan situasi yang dapat

53
INDUSTRI INOVATIF Vol. 2, No. 1, Maret 2012: 52 - 56

dimanfaatkan. Kemampuan seperti itulah yang dua arah, perlu ditekankan, karena
merupakan salah satu inti kecakapan hidup (life yang dimaksud berkomunikasi bukan
skill). Artinya kecakapan yang selalu diperlukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi
oleh seseorang di manapun ia berada, baik yang isi dan sampainya pesan, disertai
berstatus peserta didik, pekerja, guru, pedagang, dengan ‘kesan’baik, akan
maupun orangtua. Pengertian life skill adalah menumbuhkan hubungan yang
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau harmonis.
dan berani menghadapi problema hidup dan b) kecakapan bekerjasama
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, (4) Kecakapan akademik (academic skill)
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari atau kemampuan berpikir ilmiah,
serta menemukan solusi sehingga akhirnya mencakup komponen-komponen :
mampu mengatasinya. a) kemampuan melakukan identifikasi
Ruang Lingkup life skill variabel
Kecakapan hidup (life skill) dapat dipilah b) kemampuan merumuskan hipotesis
menjadi lima bagian, ialah kecakapan mengenal c) kemampuan melakukan penelitian
diri (self awarness), kecakapan berpikir rasional (5) Kecakapan vokasional (vocational skill),
(thinking skill), kecakapan sosial (social skill), adalah keterampilan yang dikaitkan
kecakapan akademik (academic skill), dan dengan berbagai bidang pekerjaan
kecakapan vokasional (vocational skill). tertentu yang terdapat di masyarakat.
(1) Kecakapan mengenal diri (self
awareness) atau kecakapan personal MODEL PEMBELAJARAN
(personal skill), adalah kecakapan yang A. Proses pembelajaran berbasis inkubator
diperlukan bagi seseorang untuk industri (Industrial Incubator Based
mengenal dirinya secara utuh. Kecakapan Learning = IIBL)
ini mencakup : Tujuan implementasi inovasi kegiatan
a) penghayatan diri sebagai makhluk Industrial Incubator Based Learning (IIBL)
Tuhan adalah menumbuh kembangkan jiwa
b) penghayatan diri sebagai anggota kewirausahaan bagi mahasiswa peserta didik.
keluarga dan masyarakat Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi
c) penghayatan diri sebagai warga institusi adalah tercapainya misi institusi dalam
negara membangun generasi technopreneurship
d) menyadari dan mensyukuri kelebihan mahasiswa dan meningkatnya relevansi isi
dan kekurangan diri kuliah dengan dunia industri. Manfaat bagi
e) menjadikan kelebihan dan kekurangan mitra kerja adalah terjalinnya kerja sama bisnis
sebagai modal dalam meningkatkan dan edukasi. Kerja sama bisnis ini
diri agar bermanfaat bagi diri dan dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk
lingkungannya. sejenis yang memiliki potensi ekonomi pasar
(2) Kecakapan berpikir rasional (thinking dalam negeri cukup tinggi.
skill) adalah kecakapan yang diperlukan Adapun metode pembelajaran
dalam pengembangan potensi berpikir, Kepemimpinan, Kemandirian, Kerja sama
mencakup : dalam tim, Kreativitas dan Inovasi. Program
a) kecakapan menggali dan menemukan pembelajaran berbasis inkubator industri atau
informasi (information searching) Industrial Incubator Based Learning (IIBL) ini
b) kecakapan mengolah informasi dan terdiri dari 8 langkah yaitu pre-test, ice
mengambil keputusan (information breaking, teori, visit laboratorium, visit industri
processing and decision making lokal, kerja industri dan langkah terakhir yaitu
skills) post-test. Kemudian evaluasi keberhasilan
c) kecakapan memecahkan masalah program IIBL ini dilakukan dengan cara
secara kreatif (creative problem eksperimen.
solving skill) Alat ukur yang digunakan adalah Skala
(3) Kecakapan sosial atau kecakapan Kewirausahaan K4I. Skala Kewirausahaan ini
interpersonal (social skill) mencakup : disusun berdasarkan aspek-aspek
a) kecakapan komunikasi dengan empati Kepemimpinan (leadership), Kemandirian
(communication skill). Empati, sikap (independence), Kerjasama (teamwork),
penuh pengertian dan seni komunikasi Kreatifitas (creativity) dan Inovasi (innovation).

54
Model Pembelajaran untuk Menumbuh Ida | Sujianto

industri lokal yang dipilih bersama


mahasiswa .
 Langkah ke-6: Mahasiswa mulai masuk
inkubator. Di inkubator ini, setiap
kelompok mahasiswa dengan didampingi
dosen dan praktisi mulai mengerjakan
desain produk yang dipilih berdasarkan
kebutuhan pasar, membuat prototype dan
menyusun Bussines Plan. Bila
memungkinkan mendirikan UKM. Setiap
kelompok memilih macam produk sendiri-
sendiri dan harus berbeda antara kelompok
satu dengan kelompok lainnya.
 Langkah ke-7: Kuesioner daya tangkap
mahasiswa terhadap materi.
Gambar 1. Diagram Alir Mekanisme  Langkah ke-8: Post-Test dan Analisis
Pembelajaran  Langkah ke-9: Refleksi apakah hasilnya
telah sesuai dengan tujuan.
STANDARD OPERATING PROCEDURES
(SOP) Industrial Incubator Based Learning B. Sinergi antar Program Studi berbasis
(IIBL) Problem Based Learning (PBL)
IIBL merupakan suatu model proses Tahapan Pembelajaran :
pembelajaran yang bertujuan untuk 1. Pada langkah ini, diberikan
meningkatkan jiwa kewirausahaan. Model ini pembelajaran untuk menggali dan
terdiri dari beberapa bagian, yaitu Pre-Test, menentukan permasalahan (problem)
kuliah teori dan pembekalan 30% (P3 oleh yang harus diselesaikan, sebagai bagian
dosen dan Kewirausahaan oleh praktisi dari metode Problem Based Learning
industri), inkubator 70% (mendesain, membuat (PBL) .
prototype dan membuat bussines plan) dan 2. Dosen dan Mahasiswa masing-masing
Post-Test. Langkah-langkah dalam menerapkan jurusan mendiskusikan permasalahan
model pembelajaran IIBL ini adalah sebagai industri yang telah terindikasi tersebut
berikut: sesuai dengan bidang keilmuan masing-
 Langkah ke-1: Pada kuliah pertama, dosen masing mengikuti alur satuan acara
membuat cara evaluasi perkuliahan pembelajaran (SAP) di masing-masing
bersama mahasiswa peserta kuliah: Tugas program studi.
individu : 30 % , Tugas Kelompok : 50 % , 3. Pertemuan sinergi antar program studi
UTS : 10 % , UAS : 10 % dengan Acara pertemuan sinergi yang utama
TOTAL : 100% adalah menganalisa dan memberikan
 Langkah ke-2: Membagi peserta kuliah ke berbagai kemungkinan penyelesaian
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 permasalahan dengan pendekatan multi
mahasiswa dengan satu team leader. bidang. Disini peran dosen lebih kearah
 Langkah ke-3: Dosen dengan bantuan memberikan fasilitas keilmuan dan
asisten membagi tugas individu dan mahasiswa / peserta program
kelompok. Jumlah tugas individu sebanyak diharapkan mampu membangun
3 dan tugas kelompok sebanyak 1,yang penyelesaian multi disiplin.
wajib dikerjakan selama 1 semester dan
pengumpulan tugas terakhir ditetapkan Cara Evaluasi Keberhasilan
pada hari ujian akhir (UAS). Ada empat sasaran yang terutama terkait
 Langkah ke-4: Pre-Test selama kurang dengan proses pembelajaran yang akan dicapai
lebih 15 menit dan evaluasi, kemudian dalam kegiatan ini yaitu :
dilanjutkan kuliah oleh dosen ataupun 1. Profesionalisme : mengandung pengertian
praktisi industri .(Total waktu 30 % = 4 melakukan pekerjaan pintar (smart work)
pertemuan x 2 sks / pertemuan atau 8 sks) sesuai dengan kaidah-kaidah bakuan mutu
 Langkah ke-5: mahasiswa diajak yang telah disepakati masyarakat sesuai
berkunjung ke laboratorium sendiri dan ke dengan profesinya. Pada saat mahasiswa

55
INDUSTRI INOVATIF Vol. 2, No. 1, Maret 2012: 52 - 56

melakukan kerja real di industri, maka proses ini, kemampuan komunikasi juga
apapun yang dilakukan harus sesuai dengan terbangun. Kepemimpinan juga berarti
kualitas standard yang diberlakukan di mengetahui apa yang harus dikerjakan dan
industri tersebut. mengerjakannya hal tersebut.
2. Kepemimpinan : Kemampuan kepemimpi 3. Kewirausahaan : Mahasiswa dihadapkan
nan yang akan ditumbuhkan dalam proses pada berbagai pilihan teknis yang harus
pembelajaran ini dilakukan dengan diverifikasi dengan perhitungan
memberikan kesempatan pada mahasiswa ekonomisnya. Kemampuan kewirausahaan
untuk mengemukakan ide / pendapatnya terbentuk dalam langkah bagaimana solusi
tentang permasalahan industri yang dihadapi yang terbaik yang telah disepakati dapat
dan garis besar terbangun dalam proses diwujudkan dengan berbagai pertimbangan
diskusi, mengemukakan pendapat dan keekonomian dan kreativitas untuk
mengarah pada kepentingan bersama. Dalam menghasilkan inovasi dan terobosan

Tabel 1. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester


Sasaran Outcomes Indikator Cara pengukuran
Kegiatan dan hasil sesuai dengan
Tewujudnya Standard
acuan standard yang disepakati. Hasil tertulis, pro-
Operasional Prosedur (SOP)
Peserta memahami pentingnya duk fisik, dan jawa-
Profesionalisme Kualitas hasil yang dapat di-
acuan / standard yang ada dan ban kueseioner yang
terima / sesuai ISN dan
mampu menerapkannya dalam diberikan.
memenuhi keselamatn kerja.
proses serta terwujud dalam hasil
Peserta mampu melakukan dis- Terselenggaranya diskusi
Suasana diskusi,
kusi secara baik, dan mampu yang hidup pada pertemuan
Kepemimpinan dan jumlah peserta
menyampaikan ideanya pada sinergi maupun pertemuan
dari industri
pertemuan dengan industri dengan industri
Peserta mampu menghasilkan
ide atau produk yang dapat diterima
Penerimaan ide / produk Jumlah fisik
Kewirausahaan oleh industri sesuai
oleh industri dan hasil kuesener
ukuran kelayakan (ekonomi /
teknis)

KESIMPULAN http://ppkb.ugm.ac.id/pdf/Bussino/bussino
05/ alva.pdf –
Sistem pembelajaran selalu memerlukan
adanya inovasi dalam rangka mencetak lulusan Munawir Yusuf. 1997. Operasionalisasi
yang berkualitas. Hal ini sangat diperlukan Program Kewirausahaan di Perguruan
mengingat tuntutan dunia industri akan kualitas Tinggi (Satu Alternatif Konsep Model),
lulusan semakin tinggi. Kebutuhan ini menjadi Bahan Seminar Operasionalisasi KKN-U
dasar bagi pengembangan sistem pembelajaran dan KKB di UNISSULA Semarang
karena spesifikasi yang dibutuhkan dunia tanggal 13 September 1997.
industri tidak hanya berkutat pada kemampuan Samsul Kamal ,P Sumardi ,Sri Fatimah .Sinergi
kognitif semata, tetapi mulai lebih banyak Kuliah/Tugas Akhir Program Studi Teknik
mengarah pada kemampuan skill masing- Kimia Dan Teknik Mesin Untuk
masing individu. Menumbuhkan Kemampuan Profesional,
Kepemimpinan Dan Kewirausahaan
Dengan Basis Penyelesaian Masalah Nyata
Daftar Pustaka
Di Perusahaan
A.E.Tontowi,Aliq, A.M. Sriasih, Subagyo, .http://ppkb.ugm.ac.id/pdf/Bussino/bussino
N.Ramdhani, dkk,Pembelajaran Berbasis 05/sriharimurti.pdf -
Inkubator Industri (Industrial Incubator Tim Broad-Based Education, 2002,
Based Learning/IIBL) sebagai Model Pendidikan Berorientasi Kecakapan
Pembelajaran untuk Mengembangkan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan
Potensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Broad-Based Education (BBE),
Klaster Teknologi Industri Departemen Pendidikan Nasional.

56

Anda mungkin juga menyukai