MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
NOMOR 47/Permentan/SR.310/11/2018
TENTANG
ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI
PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa = pupuk —bersubsidi_ ~— memiliki
eran
penting dalam meningkatkan produktivitas komoditas
Pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
Nasional;
». bahwa pupuk bersubsidi berkaitan dengan pengadaan,
penyaluran, dan harga;
c: bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pertanian tentang Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian
‘Tahun Anggaran 2019;
Mengingat —_: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4297);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4660);
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5068);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5360);
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5433);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang
Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4079);
11, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Usaha Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5106);
12. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang
Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam
Pengawasan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun
2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai
Barang Dalam Pengawasan;
13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
14. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);
15. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pengawasan Barang dan atau Jasa yang
Beredar di Pasar;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/
OT.140/4/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P,
dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi;
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK. 05/2010
tentang Tatacara Pencairan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Bagian Atas Beban Anggaran Bendahara
Umum Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 662);18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/
PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian;
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/
PER/3/2013 tentang Pewarnaan Pupuk Bersubsidi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 480)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/
SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati,
dan Pembenah Tanah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 664);
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/
07.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 1243);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.02/2016
tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan
Pertanggungjawaban Dana Subsidi Pupuk (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 641);
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 69/M-IND/
PER/8/2015 tentang Penggunaan Kantong Satu Merek
Untuk Pupuk Bersubsidi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1278) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
17/M-IND/PER/3/2016 tentang Perubahan tas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 69/M-
IND/PER/8/2015 tentang Penggunaan Kantong Satu
Merek Untuk Pupuk Bersubsidi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 399);
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/
SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan
Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 2038);
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/
SR/10/2017 tentang Pendaftaran Pupuk An-Organik
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1471);Memperhatikan: 1. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan
Menetapkan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019;
2. Surat Direktur Jenderal Anggaran Selaku Pemimpin PPA
BUN Pengelolaan Belanja Subsidi dan Pengelolaan
Belanja Lainnya Nomor $-964/AG/2018 tanggal 25
September 2018, hal Permintaan RKA BUN Pengelolaan
Belanja Subsidi (BA.999.07) dan Pengelolaan Belanja
Lainnya (BA 999.08) Berdasarkan Pagu Anggaran BUN
TA 2019;
MEMUTUSKAN:
+ PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG ALOKASI DAN
HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR
PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pupuk Bersubsidi adalah barang dalam pengawasan
yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi
dari Pemerintah untuk kebutuhan Petani di Sektor
Pertanian.
2. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan
budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
hijauan pakan ternak, dan budidaya ikan, termasuk
Pemanfaatan lahan Perhutani dan kehutanan untuk
Peningkatan produksi tanaman pangan dan
hortikultura.
3. Penambahan Luas Areal Tanam Baru selanjutnya
disebut PATB adalah penanaman padi, jagung, dan
kedelai pada lahan yang belum ditanami padi, jagung,
dan/atau kedelai.10.
Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan
dan/atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha
Tani di bidang tanaman pangan, _hortikultura,
perkebunan, peternakan, dan/atau budi daya ikan.
Kelompok Tani adalah kumpulan petani yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi dan sumberdaya; kesamaan
komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggotanya.
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani Pupuk
Bersubsidi selanjutnya disebut RDKK adalah rencana
kebutuhan Pupuk Bersubsidi untuk 1 (satu) tahun
yang disusun berdasarkan musyawarah anggota
Kelompok Tani dan merupakan alat pesanan pupuk
bersubsidi kepada gabungan Kelompok Tani atau
penyalur sarana produksi pertanian yang ditetapkan
secara manual dan/atau melalui sistem elektronik
(e-RDKK).
Pupuk An-Organik adalah pupuk hasil proses rekayasa
secara kimia, fisika dan/atau biologi, dan merupakan
hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.
Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari
tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian
hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah
melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair,
dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau
mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan
kandungan hara dan bahan organik tanah serta
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Herga Eceran Tertinggi selanjutnya disingkat HET
adalah harga Pupuk Bersubsidi yang ditetapkan oleh
Menteri untuk dibeli oleh Petani atau Kelompok Tani
secara tunai dalam kemasan tertentu di penyalur
lini IV.
Kartu Tani adalah kartu yang dikeluarkan oleh
Perbankan kepada Petani untuk digunakan dalam
transaksi penebusan pupuk bersubsidi melalui mesin
Electronic Data Capture di pengecer resmi.1.
12.
13,
14,
15.
16.
17.
18.
Electronic Data Capture yang selanjutnya disingkat EDC
adalah mesin yang berfungsi sebagai sarana penyedia
transaksi penebusan pupuk bersubsidi dengan cara
memasukkan atau menggesek Kartu Tani di pengecer
resmi.
Verifikasi adalah kegiatan pengecekan keabsahan,
kelengkapan dan kebenaran dokumen penyaluran
Pupuk Bersubsidi yang dilaksanakan dan disahkan
oleh 1 (satu) anggota tim atau lebih yang telah
ditetapkan melalui Surat Keputusan.
Validasi adalah pengesahan terhadap hasil verifikasi
oleh Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk.
Pelaksana Subsidi Pupuk adalah Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan sebagai pelaksana penugasan
untuk subsidi pupuk ole Menteri Badan Usaha Milik
Negara.
Pengecer Resmi adalah penyalur di lini IV sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Sektor
Pertanian,
Direktur Jenderal adalah pejabat tinggi madya
Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas dan
fungsi di bidang pupuk.
Kepala Dinas Daerah Provinsi adalah Kepala Dinas
yang menyelenggarakan sub urusan prasarana dan
sarana pertanian tanaman pangan provinsi.
Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota adalah Kepala
Dinas yang menyelenggarakan sub urusan prasarana
dan sarana pertanian tanaman pangan kabupaten/
kota.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar hukum
dalam pengalokasian dan penetapan HET Pupuk Bersubsidi.BAB II
JENIS PUPUK BERSUBSIDI DAN
PENGUSULAN KEBUTUHAN PUPUK BERSUDSIDI
Pasal 3
(1) Pupuk Bersubsidi terdiri atas Pupuk An-organik dan
Pupuk Organik yang diproduksi dan/atau diadakan oleh
Pelaksana Subsidi Pupuk.
(2) Pupuk An-organik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas Urea, SP-36, ZA, dan NPK.
Pasal 4
Pengusulan kebutuhan Pupuk Bersubsidi dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB II
PERUNTUKAN DAN PENETAPAN
ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 5
(1) Pupuk Bersubsidi diperuntukan bagi Petani yang telah
bergabung dalam Kelompok Tani.
(2) Kelompok Tani sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyusun RDKK sebagai berikut:
a. Petani yang melakukan usaha tani sub sektor
tanaman pangan, —perkebunan, _hortikultura,
dan/atau peternakan dengan luasan paling Iuas
2 (dua) hektare setiap musim tanam;
b. Petani yang melakukan usaha tani sub sektor
tanaman pangan pada PATB; dan/atau
c. Petani yang melakukan usaha tani sub sektor
perikanan budi daya dengan luasan paling luas
1 (satu) hektare setiap musim tanam.(3) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilarang diperuntukkan bagi perusahaan tanaman
Pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan/atau
Perusahaan perikanan budi daya.
Pasal 6
(1) Alokasi Pupuk Bersubsidi ditetapkan dengan
mempertimbangkan usulan kebutuhan pupuk dari
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dan penyerapan Pupuk Bersubsidi tahun sebelumnya
serta alokasi anggaran subsidi pupuk yang tersedia.
(2) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dirinci menurut jenis, jumlah, provinsi, dan
sebaran bulanan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdapat perubahan jumlah
alokasi provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal atas nama Menteri dalam bentuk Keputusan
Menteri.
Pasal 7
(1) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud
Pasal 6, dirinci lebih lanjut menurut kabupaten/kota,
jenis, jumlah, dan sebaran bulanan.
(2) Alokasi, Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dengan mempertimbangkan usulan
kebutuhan pupuk dari kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dan serapan pupuk tahun
sebelumnya serta mengacu pada alokasi per provinsi.
(3) Kepala Dinas Daerah Provinsi sebagai koordinator
Pengusulan Pupuk Bersubsidi wilayah provinsi_ untuk
semua sub sektor.
(4) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Dinas Daerah Provinsi
dalam bentuk Keputusan.OL
(5) Keputusan Kepala Dinas Daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling lambat ditetapkan pada
bulan Januari 2019.
Pasal 8
(1) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1), dirinci lebih lanjut menurut kecamatan,
Jenis, jumlah, dan sebaran bulanan.
(2) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dengan mempertimbangkan usulan
kebutuhan pupuk dari kecamatan _sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dan serapan pupuk tahun
sebelumnya serta_ mengacu pada alokasi_per
kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Daerah Provinsi.
(3) Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota _ sebagai
Koordinator pengusulan Pupuk Bersubsidi _wilayah
kabupaten/kota untuk semua sub sektor.
(4) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Dinas Daerah
Kabupaten/Kota dalam bentuk Keputusan.
(5) Keputusan Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling lambat
diterbitkan pada bulan Januari 2019.
BAB IV
REALOKASI PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 9
(1) Dalam hal Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 terjadi
kekurangan atau kelebihan, pemenuhan Pupuk
Bersubsidi dipenuhi melalui realokasi antarwilayah
dengan memperhatikan alokasi yang tersedia.-11-
(2) Pelaksanaan realokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sebagai berilut:
a, realokasi antarprovinsi, ditetapkan oleh Direktur
Jenderal;
b. realokasi antarkabupaten/kota dalam 1 (satu)
wilayah provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Daerah
Provinsi; atau
¢. realokasi antarkecamatan dalam 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota ditetapkan oleh Dinas Daerah
Kabupaten /Kota.
(3) Provinsi yang mengalami perubahan alokasi Pupuk
Bersubsidi sebagai akibat dilakukannya _realokasi
antarprovinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
@, wajib menindaklanjuti dengan melakukan realokasi
antarkabupaten/kota yang ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Dinas Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b.
(4) Kabupaten/kota yang mengalami perubahan alokasi
Pupuk Bersubsidi sebagai akibat dilakukannya realokasi
antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b atau realokasi antarkabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib
menindaklanjuti dengan melakukan _realokasi
antarkecamatan yang ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c.
(5) Apabila alokasi Pupuk Bersubsidi di suatu wilayah pada
bulan berjalan tidak mencukupi, penyaluran Pupuk
Bersubsidi dapat dilakukan dengan menggunakan sisa
alokasi bulan sebelumnya dan/atau dari alokasi bulan
berikutnya, dengan tidak melampaui alokasi 1 (satu)
tahun.
Pasal 10
Penetapan realokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dilakukan dengan mempertimbangkan:Bog p
QQ)
(2)
(3)
(1)
(2)
Page
serapan pupuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya;
rencana luas tanam;
dosis spesifik wilayah; dan/atau
ketersediaan alokasi Pupuk Bersubsidi.
BAB V
HARGA ECERAN TERTINGGI DAN
KEMASAN PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 11
Pengecer resmi wajib menyalurkan Pupuk Bersubsidi
sesuai HET.
HET Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
a. Pupuk Urea = Rp1.800,00 per kg;
b. Pupuk SP-36 = Rp2.000,00 per kg;
c. Pupuk ZA = Rp1.400,00 per kg;
d. PupukNPK — = Rp2.300,00 per kg; dan
e. Pupuk Organik = Rp500,00 per kg.
HET Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berlaku untuk pembelian oleh Petani
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) di Pengecer
Resmi secara tunai dalam volume sebagai berikut:
a. Pupuk Urea = 50 kg;
b. Pupuk SP-36 = 50 kg;
c. Pupuk ZA = 50 kg;
d. PupukNPK == 50 kg; dan
e. Pupuk Organik = 40 kg.
Pasal 12
Kemasan Pupuk Bersubsidi dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberian warna tertentu sebagai pembeda antara Pupuk
Bersubsidi dan nonsubsidi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.-13-
BAB VI
PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI DAN
PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN VALIDASI
Pasal 13,
(1) Penyaluran Pupuk Bersubsidi dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan Kartu Tani.
(3) Penerapan penyaluran Pupuk Bersubsidi dengan Kartu
Tani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
pada wilayah kabupaten/kota tertentu sebagai ujicoba.
(4) Ketentuan mengenai pelaksanaan Kartu Tani pada
wilayah tertentu sebagai uji coba sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 14
(1) Terhadap penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagaimana
Pasal 13 dilakukan Verifikasi dan/atau Validasi.
(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan Verifikasi dan/atau
Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Direktur Jenderal.
BAB VIL
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 15
Untuk kelancaran penyaluran Pupuk Bersubsidi, Kepala
Dinas Daerah Provinsi, dan Kepala Dinas Daerah
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan pihak terkait dalam
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pelaporan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Salinan Peraturan Menteri ini disampaikan kepada Yth.
PNAneone
9.
10.
Ms
12.
14s
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Nopenber 2018
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
Menteri Keuangan;
Menteri Perdagangan;
Menteri Badan Usaha Milik Negara;
Menteri Perindustrian;
Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangun:
Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia;
Bupati/Wali Kota di seluruh Indonesia;
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero).LAMPIRAN |
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NoMOR 47/Permentan/SR,310/11/2018
TENTANG
ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI
SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019)
ALOKAS! PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2019,
MENURUT JENIS PUPUK DAN SEBARAN PROVINSI
JENIS PUPUK (Tony
_ oe UREA | sP-36 [ZA NPK | ORGANIC
[ACEH 54.400] 16,668] 9.247] 35,280 _6,608
2 |SUMATERA UTARA 96,893 | 32,155 | 29,107 | 78,129 15,628
'3_[SUMATERA BARAT 56,055 | 28,112| 13,883 | 58,359 | 10,809
4 JAMBI 27a91| 20.213 10,264 55,750 6,974
S [RIAU 35,260 [16,651 12,621] 50,080 | 8.741
6 _|BENGKULU 21,820[ 7,723} 4,923] 95,327 4,334
7_|SUMATERA SELATAN 107,790 | 20,458 | 2,278 [_75,586 4,871
8 [BANGKA BELITUNG 24,943 | 5.450| 3.389 20.308 9,419
@__|LAMPUNG: 258,377 | 43,037 | __13,537| 152,567 | 18,950
10 |KEP. RIAU 40 10 10 143 70
L1_]DKI. JAKARTA 10 19 > 15 1
12 [BANTEN 64,008 | 21,735 7315] 30,827 3.188
13 [JAWA BARAT 531,043 | 154,833] 70,708 | 291,251] 70.405.
14 |D.1 YOGYAKARTA 36,989 3,647 [9,267 | __ 94,051 3,899
15 JAWA TENGAH 679,347 | 180,038 | 181,337 | 347.267 | 198,121
16 |JAWA TIMUR 1,074,758 | 155,499 | 508,938 | 590,710 | 07,404
17 [BALI ai173[ 1,028 3,239 19,204] _5.298
18 [KALIMANTAN BARAT 17,508 | 6,368 1,900[ 44,297 5,838
19 [KALIMANTAN TENGAH, 17,154] 4,639 1,956 _31,757 2,862
20 KALIMANTAN SELATAN 21.273 | 4,070 709 | 26,082 3,374
21 [KALIMANTAN TIMUR 17,934 | 5,237 | 2,305] 36,699. 2,837
22 [KALIMANTAN UTARA, 1,497 127 32] 4.642 163
23 |SULAWEST UTARA, 22.526) 4118 342 12,301 7,243
24 |GORONTALO 34,253 | __1,725 330] 28,878 1.684
25, |SULAWESI TENGAH 3491 | 2.583| 7,741 | 97,353 2,650
26 SULAWESI TENGGARA 2i467| 7,609 4,581] 18,608 5,731
27_ [SULAWESI SELATAN 305,504 48,803 | 72,740 | 126,666 | 33,493,
28 [SULAWESI BARAT 28777 | 2.401 9,162] 92,655 1,725
29 |NUSA TENGGARA BARAT [161,289 | 18,688 | 18,505 | 49,622] 11.010
30_JNUSA TENGGARA TIMUR 27,702) 3.107 627 [16,971 2.415
31 [MALUKU 3,362 323) 229 2,645 815
32_[PAPUA 7,522 2,654 576 3,375 | 2,287
33 |MALUKU UTARA 1,301 141 128 1,865 74
‘34 [PAPUA BARAT 1,197 131 4 1,732. 125
JUMLAT 3,825,000] 779,000 | 996,000] 2,326,000 | 948,000AMPIRAN t
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 47/Permentan/SR.310/11/2018
TENTANG
ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI
SBKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019
ALOKAS! PUPUK. SERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2019 MENURUT JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN
ron
JENS PUPOR | SETAHUN_] Jan FEB, aR APE TET oN or AGS, Sp [ORF NOF, BES
UREA. 3,825,000 | 347.678 | 267,698] —309.<00| 321,795] 312,303 | 930,695 | 254,431] 39,018 | 268,760 27.169] avr ea 7S
SP.a6. 779.000 | 69,074 | 86.765 | 92,234 80.169 69.050 38,252] —sa.asa| 4,430] —sa7s0|_ en 702] — soara] — 60.259
za. '996,000 | 92,685 | 88,385 98.865 | 89,995 [78.62 | 51.367] —ai.oor| —ea.7i¢| —raao7|—ea's20] soso] B7752
NPE 3,326,000 [158,61 | 799,586 | 322.484 [209,512 | 194,008 | 126,724| 176,887 | 147.703] 171.328 | —Ta4.355 | doo 301] 265 530
[oRGANIK 948,000 | _64,427| 80,726 98.215| 92,463 74,586] 46,518 | 63,5491 67.830| 76.608] — 92'80a | — 98a00[ — S740
JOMLAH PUPUK | $1874.00 | 752,505] 745,190 | —a18.198 | 783,934 725.581 | 493,786 | —Gss,288 | 58,695] —esL.sea | —7as.sar | —aas-oasTLoss.209.Lara
[PERATURAN MENTER! PERTANLAN REPUBLIK INDONESIA
Nowor 47 /Permentan/SR.310/11/2018
‘ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI
‘SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019.
‘ALOKASI PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGOARAN 2019
0. ROAST SeIquUR [San] Fa] wan Tape et son] ss 5 oe es
1 ace. sea0o| "4.795 [ esa | "686 | "sas | —" s088| — g.9aa] — arn | “Star — sre] a e|— 6.77
2 [SuNATERA UTA ‘3eae3|—s0s0{ aor | 9.aea| ager | —a.rrr]| —a's63| 7-297 7 354] sone] —-g.39} Se} 1
3 SUNATERA BARAT. segss{—sesr| 4.38851 sszs|—ae7| 3503 —a'sea| aot] —s toe] nt] tans | — os
= Hamer aissi{ —unistassr| i 7or|—a.r7e| tase | 007] 29 | tsi] —s ser] 908s sb
SIRiav ss200|agss {gaze 2'saa| are | —a'ror| 08a] soa arse] —s 383 —2 set] vos]
KOT y.s20{—1.rga 2.420] 1.920 | 2.008 | 1-800] 1.108] 1 14a] 708 | —t 360 | aos pas} — So
7 |sUMATERA SELATA ionreo| saa sai | —a.1a7 | 9.3961 oi 160| 710] nae] —s 100 ese | Toso
“5_[BANGKA BELTURG" 2eaea| ane {1983 | —2.aie] irre | iss] 1.368] tat | gon] —t 913] — sere] — pet ee
3 NG. 2seat7| 9.681 | a5.008 | “Ga.rse| —aoisas | 3.286 | —16.si5| —1e.saa| Ta ten | —it 776] ans | aa 368 [so aoe
RIAU. cm z : < a : 2 L iz r 3 10
1D JAKARTA io. 7 = E 7 7 2 i n 2 *
12 [BANTEX Saisea | ses | aaa | 296 | ano | 9a | agp | ane | areas | a] are | ast |
13 HAWA BARAT 331.043 "Si.g9s | 3.so4 | 38'527 | ~“so.ser | ~szis0| —saei71 —a4;300] —a9e1t | —so'sre| av sse [oe tse pee
TDL. YOOVARARTE see | aseal gas] 23sa| gael auer[ ten] —aizae| —sate| sos] season} —
1S VAWa TENGAH Siozse7 | Suise | 55.480] 65.994 | sacor| —so,goo | 34.705] —an's76 | —ag.0s5 | —an 796] —ae.sga | —7asce tse
16 DAWA TUR Tore.7se | 76,rea| 60,396 | 3.008] —ea.g95 [73.900] eo.0as| —rssae| —sy- 102] — sams] sree] —Tossee] ese
Tr IBALL Suirs| — 348a[ 2975 |-—gois|—i7ss|_—a.s00| —azaa | “ase “ans ‘2oss[—aer7|— 3.649
18 KALIMANTAN BARAT 1708 | is | sez | heer 29s iss | ‘sa | 13a] — iso — ee | ane
19" KALIMANTAN TENGAT visa | ~—1'sse {sas —a'sse—1825 | —1 896 | — 130 5392 55 | tone 1 se | —2 971
IKAUMANTAN SELATAN zuars|—aveat —2.ise | aes | —a.sas | 1.960] ‘sso eat | ss ora] — st —
21 [RALMANTAN TOR wrgaa| haa area | sas | 1.308} 1 s90 | Toes | a6 | —r.175 | ses |- oer | tee | — $e
22 TRALMANTAN UTA Tap 30 “tre “tap es | i 2 35 7] 1a ‘s8|——“a6n 356
23-[SULAWESI UTARA. zasue| 3.668 | 2032 | —aaea| Tae rao] 1s 1596 9} at 2561] 377
24 [o0ROWTALS ‘34.283 20st {3.319 | 2973 | —a'sss| 198s | —1sre] —1 899] ee 3s7[ 5.525
25 [SULAWESI TENGAH sesei{ 4s7s{ 3.900] g.au8| —a.908| s.r] —aa9] —a'aes] —t sto] ee aiss0] 3 785
("26 [SucAWeSI TENGGARA 2iser| asa | —i.7es| 2018] i305] 1868 | ses —1 553} 1-78] a ses | 2.966.
27 [SULAWESISELATAN 303,582 | 391399] age] — 70 Bs.rt6| —34733| ase cao] larvae] 17365 2967] — 36.0897
26 [SULAWESI BARAT asm} agig| ise] —aore| 2371 — saat] gens} — vir} — tar | — 36 aye} — 3.738
29_| USA TENGGARA BARAT 761.200 35.815 ‘9410 11 s70| “Tse | —iiase | —9's3e| 7753 | —s.t55 Te.gs0| —7asa7
130-[NUSA TENOGARA TIMUR 27702| 5.137 ast} — 1.361 ‘sea — 105 129] —trre | — tt 2330 3388
St .MALUKU 3.383 6. ‘210 —‘i77] ——aee 33] ‘ess “200 ‘329 | 36
32 [PaPua 7322} 658 632 «a9 | 656 a0 a0. —o5 ‘64 | te
33 MALUKO TAR 1300 7 oe 7 7 1 15 = 360 [34
3: PAPUA BARAT Tar a 33 3 35 6 1s m inet i621 a6
JUMUAH PROPRST “Sxzs.000 | —ss0 80 ‘orse2l “sai ge0] sai | —waasis| —Wss.799} —aoeLsr6 | Bere —seawre | ase Seocasei 2
Popa Mere reRTanas Repu
sowon47/Bermentan/ SR. 310/41 /2818
‘ORAS! DAN HARA BoERAN TERTINGO! PUPUK BERSUBSIDI
SexTOR PuRTAMIAN TANUN ANGONRAN 2019
1D SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGOARAW 2019
rs FRORRSL ‘SETA san] Fa a eT DE
Tea. 16.368 1.200 Lsss[ as gaa] nse ons ao har ae
2 [SUMATERA UAE, 32 ‘97[ 427 3378| —~as7s| isis | —2:706 | —a a8] arr] — 3 3e 277
“[SUMATERA BARAT zs.uia{ ——Tas7 | a0 2.1661 1.983] ‘sea | 1.727 | 508 | —a'395 | —3 097 1886.
oO aol] ise] 2900. gsi] 199 | 92 i's | 1 297 [180] 16 380"
= iesi | ——“see] —T 954 L7es{ ten | ss] aes | "oa 1738 1382
6 7723133] 1.969 ‘sa3[ ‘sa | “308 | “S815 a5] “so 756.
7 Bo.ss8[ ea] 3 778 S02], ser | zest | —a55 | 3397 | —a.s20| Tee ee
z “sas0[ 179. “Foo ear] ‘aaa — “S57 “gn “559 | —“ net — “Set “nes
a3.057| 3309] —e9 Ss22| —a.360| Toe | -—“asor | 3293 | are | sen net] ao
ic ips : : T i = = 7 2 z 3
ar isha = z alana e[—— = 3 T
13 zives [aria | esa | “aera| ayaa | geo | 8 | 566 | a5 | er | tse] a} — ab
re 154893] —Toser[ re 14675] 15.999] —“Te.a7e | —a.479| —Thate| gas | —inea] —sane| Ths + Thee
14D, YOGYARART Seer} ser] sar “aaa Sa ara] ars] ar | — ef] 290] 2%
1s AWA TENGAH T3035 [16.96 | T3186] —te.77s | —“is.s04| —a,600] sas 755] rose] roe Tist| Tse
16 HAWA TIMUR, 135,499 16, 131960] —1718s7 | 14.223] “72.708 7570] —Ta.s30| —vo8s | —1s sso hg
Tea 08 ‘101 a0. a 2 35 <3] 196. 7 70)
18 ALANTAN BART 3.968 [215 (900 | 586 | “83 aos | a9 | a5 31x] 09
18 KALIANTAN TENCAT $39 ‘75 sss “a2 | 8 | te | — $3 260] ——aer
20_]RALIMANTAN SELATAN aro 309 _—<92 | ——~“t99 | “200 | 173 357 iss[ 135)
21 [RALANTAN TIMUR S237 383 $68] 297 | st | ss | — Si aro] 26s
22” RALIMANTAN UTA iz : reese i pees 35
23 [SULAWESI UTARK ais “18, as | S65 | 57 | ae 353 [ 760
24 TcoRoMtALo 1725: Ts ‘67[ 1s 15 33 Tf 176.
AVES! TENGAH 2563 Ta 303 353 — 1 ist mo 20
26-[SULAWESI TENGGARA 7508 | 0801 $94 sea set 486. i 3s [09
‘2r-[SULAWESI SELATAN ae.s03| 6.085 Sest[ ease] aes Zsea| 0621 aes saat] a
“25 [SULAWESI BARAT sor) 351 29 “p97 or] tis] “ts "175
29 ]NUSA TENGGARA BARAT iss86 | —T.se6 Zier [ 1s |_—Ta0r 337| sas | "356 | ast] — ane
30-|NUSA TENGGARA TIMUR 07] — “ear tar] “ter a r 1166] “tas
31 [MALURD ‘35 23 22 20 1s Te % 20 ie
Bese] 378) 122089 78 se] Sr 5
33 MALE AR ia 1s iz 3 2 2 ar z 10 z
3 BARAT 3 2 it 3 $ = ir 25 * = 3
JUMLAH PROPS Tis0o| rag] —-asaes | oi aoe | yeast | —easis | —saree] sama] aap} ae. ‘eaaso| eran] eaeaera
2.
PERATURAN MENTERE PERTAMAN REPUBLIK INDONESIA
47 /Permentan/SR.310/11/2018
NOMOR|
Textara.
ALOKASI DAW HAROA ECERAN TERTINGO! PUPUK BERSUBSIDI
'SEKTOR PERTAMAN TAHUM ANGGARAN 2019
ALOKASI PUPUK ZA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019
W, PROPEL ‘SETA Tan [res a past a ao es ss
1 cee, 9.247 rt ‘35 aT rag] a ag — Sage] ase
2 ISGHATERA TARA, zaor{ ear “asa0S7ar| Sisa|—aois| ries —a705 | rose} —asis| aes] pase |
3 ISUMATERA BARAT. tasea[ aug s07 | 2.036 | sie | ‘95 “a3. —0e | “ras tp} — et
shauer tozea |" es¢| asso | “ose [ois | sae-| 329. “sos | sr “See "pt ef
ScIRtAv- seat | os ser| i901 { —1asa| tae | “sao san |] sat | 50 | 136 fpf —
‘6 [BENGKUDT 935 ‘ss|—— 738 [so] ‘so | —“8 tere] 05 | aes |“ 790 — “765.
7 |SuMATERA SET 2378 22 | ——a37 | ag ts [a se air {138 | “ter | 1 | ts | 153
'BAvORA BELITONG. 3.389 | 300 |-—"ai3| “306 | "ss — 6 36 15 o ‘37| 207 | 207 | 5
‘3S [CAMPUNG: tssssz | 7as [iran | aase | Theos |r| a0 | see | art | 1a] at} nf}
10]. RIAU ios 7 t é Slaeeee - : = 2
TKI JARART 7 7 : : : 5 =
iz [BANieN Tats 7 Toa] 05] 98 | 5 = Tz x 75 7a 1s] isa,
13, JAWA BARR 70708 | 3380| 186 rae] ean | e719] a6 | asst a3 | ano} as} —a st
Ts [D1 YOGVAARE 9.267} ‘se0 | —“s30| “rag “ao. “rat | "at isi] “ea | “esr | “$1 | 106] “55
15-[JAWa TENGAH wes is.seo | ie.16s | aos] —iese7| —is.868] 633] Tags? —a9s8| 08] tess} Tet
ie HAWATIMUR s08.sas |"“si.s01 | “ss.sss | 44's99 | a1 968] a7. a5 | 36.708] ae aa | ae ror] —avese | arse | tee} — es
THIBALt S39] 05. ee i3e[ a5] “170 188| gas] "sae ote ‘150 “srs se
18 KAUNANTAR BRAT 1.300| nat ist | a5 | fe] 1 36 | 297 | 17 | tes | 18] 176] 19
19-KALINANTAN TENOAT. 35 ‘er 319. ist} —118| 27. 3 mn ir 3 ‘2, 17
20 [KALIMANTAN SELATAN “78 m r 3 a ca 3 cn 26 a a as 0
21 [KALIMANTAN TIMUR 7385 38| #99 | "361 | a0] ‘ax] ca 60| Tas | "345 | —p
"27 [RALIMANTAN UTARA 2 > z st 3 T a z n 2 a
i SULAWESI UTARA Sef 35, cx z a 7 i T= s is 33 33
24 [GoRONTALD ‘sso > 3 Tar 76 32 cn T ‘st 131 Tas] 35.
25-(SULAWesI TENGAH qe sas itis are ris | sata | 973] ss |] aso | sf af — 8
26 SULAWESI TENGGARA aiser{ asa | “s05 | “sxe |“ s38 | see | “at. | "se | Ss | So ss} Sst
21 [SULAWESI SELATAN Taro} see} S.ee1 | Seni 7300 gost] aetna] 2303] —anis] st |e} see
26 [SULAWESI BARAT 9.162] 1 9x6 | ‘539 | ss] “See. “v2 —“s35 “rg "9 ‘se1[ 900 rr 5a
29-JNUSA TENGGARA BART Tes2s| see |z.sea [see | ress | isos] si ars - 73} —— se] 957] — ef —
30" JNUSA TENGGARA TIMUR ‘a7 7 3 56 ‘= 31 12 38 28 se 30 82 a
Sr WALK 229. 3 10 30 is 28 co z or 28 32 ar
SPMD 316. 3 37 26 33 35 er a 2 8 70 ma
FON TEE 12s 2 1 2 i z t 2 13 i is
3 [PAPUA BARAT ‘1 ar eae r r + = 7 +
SOMA RROPRST Beso] — eer] —a7ato} —arEsT] — wo.920 siz | sips] —7oss0] ress] aaa | see | — are‘ALOKASI PUPUK NPK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGOARAN 2019
Lawprean ie
PERATURAK MENTER! PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NouCk (47/Permentan/SR.310/11/2018
TEnTANG
ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI
SSEKTOR PERTANIAN TAKUM ANOOARAN 2019
3. ROAST Seranun [anes Twa ap so a as J er
7 seas aser{2s0r| asea| aoa ara} res —~ ages] “S| “pes | ef
UMATERX UTA 7ea2s | gaae | ecis|—9'9a5 |e ani | —e.sen | east | aca — esa] pe] ome |
3-[SUMATERA BARAT sese|" 370 | 7.060 | —“si51 | stra] —s.iea] —Sso1 e037 231 sane ss} — 2
+ Bawer 759 735 [9852 = a8 : Sre[ Sir 1.889
STRiAw 50,080 7 Baar | a7 7 7 : 163593 : a7
[BENT aeser| aaa] ison] srr] ase] aie | 1390] rsa] — sar] —“t 86 | ree} — 2
7 [SUMATERA SETA ts86| 79s | s.0s9| 5797 738i | 7.323] eso] 313 | —a io] base] Set —
3 [BANGKA BELTONO: zoos | usea | heai iso] —1gso| sta] “se | 11a | 281 — tne] se} — oe
"SILAMPUNG. Teaser | s287 | Ta'ov0 | Te.tie| i383 To seo] —7,o2 | 10. wa78s | 71.9991 —Ta's0s | 20.76
ofc. RIAU 1 10 io iz io 7 iz i iz i ir
11 JOKE JAKARTA is z 7 7 t r t r i 7 t
17 [paves 3os27 | “Tass | 33551 are. 2982 | ame | ass | 806 | a0 asa | — ara
13 AWA BARAT 2o1zsi {Sev | 26.690 | 20.576 | —aagri | —a.186] —ta'sa3 | as a96 | Tasos | ieee |] sess}
Te TDL YouyaKARTE 2assi| —azse|—azse{ 2.00] suas] a.cse[ — zer| 1g] — seo] — spe} — eae | —
15 AWA TENGAH Mtaer | sena6 | seca | as.108 | 30.897 | 0.287 | —“ra.tie | —vo'sen | vaste} teens] ae se} ase
1¢-[JaWA TUR, S20.710| 18288 | 7s.a69 | 61009 | “ya.nia| —sa,97| gaze] —ao-ase] —1e-s00] sans] so] See
I TBALt 20a ras rir | gto sao] asta] 1 gig — 1 26a} — sea] — ese} — eee ts
18 [KALMAR BRT ‘sez? | 903] a 193 —s 097 2.926 | 987 | —aissa| aris] ase] —7 3a} — son
15 [KALDUANTAN TENGAT. 3i.7s7| —a203| 2370] 360 3771810} 2518] 1873] —ssa3} Tore | — $60
20 KALIMANTAN SELATAN 082] 278 | 3.073 | —t 53 ‘2ase| ‘ori | —a.see | ‘oso | —a tar — 19] aa
1 ALIMANTAR TUR. 36se3| 2.528] —a.arr| agar — 3 0811 —2980| —a.s0a| —i'ss6| —.79¢] —a's0 | sa
22° |RALIMANTANLUTARA see as [are] ata 75 ag] a6 [ger na fe
23 [SULAWeSi UTARA 2.391 [1 s78 | i200] ra | sa] —s 1e| “ara "sas | 162 | —T 3
24 ]GORONTALS, ‘2eate| ares} ais 2483] Tze 331100] aio] a
25 [SULAWESI TENGAT 2us83| ssa] “esi | —~"s.309 | a'aa | —.ga?| 3351} Se 669] 2018
26 SULAWESI TENGGARA ls.e0s i888 | 7570] —a.3ea | — i651 — 1.603] —“er2| 15909 sae [16
2T [SULAWESI SELATAN 136,666 | vines | —“i.08r| esa | —ai ses —a'sne-| ager 330 | Se 1538] 10095
26 [SULAWESI BARAT azss|ise| 90s] — 0701 ‘710 1,920 | sane | — S13 | — Se ‘san [ 2755 —2 719
29 |USA TENGOARA BRT 49422 “a3ea|—azs7| 3708 aero] aso] pts] as 3330 [ sires | —s
30 |NUSA TENGGARA TINUE Tag iz| 186 | rp | “795 “ene — 00] ‘927 1887 | 186
‘ST MALUKU 25K 321 — “Sie a "260 [216 | "a5 | “6 65] “tos “199
‘SE TPAPUA. B08 i302 | “198s | res | ra | 35 [36 ear] 732 7a
35 MALU OTR 86S. tes 28 [ao ——17 3 35 oo r 138135.
3 TPA BaRAT 732 28. 15, = 73| “190 “a3 | 797 ‘e| aii | 207.
JUMUAH PRORTST 2.326.000 | 153.096 | 238,267 | “za5.279 | rao s08 | Tee ser | 195007] —W7a.ra6 | —Trase0] —Taroer| aor per | aes aaLampe is.
PERATURAN MENTER PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Tewtang 47/Pexmentan/SR,310/11/2018
TENTANO.
‘ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGOI PUPUK BERSUBSIDt
'SEKTOR PERTAIIAN TAKUM ANOOARAR 2019
ALOKASI PUPUX ORGANIK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019
W, FROARST SeranUN [Janes [aR ape st ot ans | se J og no
1 [ace -905| af rag an nes aa] a ge] a | er
2_|SUMATERA UTARA iges[ Uren] us| pra —“1sse | ——e08| ——“aa | —T406 | —Ta60 | roar] ta] 1 ser} se
'3_[SUMATERA BARAT 1og08 | 77s | oat | ssa “as | "59 | a9 | 190s | “05 | — So] tt]
¢PAMer ga7e| ara | sae] “593 | 1208 | #3 | 1g su | — 0-76 [08 | Pe
SceIAv aif Tass{ est | 795 | tos] “st | “305 | rat | 98 | 35 [op |
‘6 [BENGKULT a a a VV 8 | 348 | 00 | 167 | 305 | 9]
77 [SUMATERA SELATAN 3871 zai | $30 | sae] a5 [-—s5 7a | #54 | 209] ats] 39] a5
'S[BANGKA BELTUNG. Sits Ta3}—1.ss8 | #43] 66. _—_—r 746 —T338| “08 | 405 | “se | 35
$ NG 19980] -—asar|—~"‘Sie| 283 | 58] — aot 7 7 32 5369] as
10" RIAL 7 : ro a a 2 7 z + ca 5 é
TOK TAKARA t > = =
12 BANTER, ee [ 76 7 az 000] 336 ai | ae
13 GAWA BARAT. Tasos | 337s] sea] Sa aso] S757 2091 3308
14-]D.L YOOYAKARTA “309 iss} ‘pas "a5 60] “09. 02 Sor
1s [AWA TENGAH Tesat| —issz2| 18388] aoe 15,195] Oe ars] ere
16 LAWATMUR 307403 | 38936 | aor] S175 38957] aa ears | at ser
ipa ‘sas8[ as ‘ara “ai see] —a99. Sie] —“s80
[is eatin ART 3335 [16s 31 7s. $66 it 373 a3
19 TKALIMANTAN TENGAT 2562 i} 205 | 720 295 3 iso. E
["20- KALINATAN SELATAN 3372] 300 sr 350. a7 ar 220 | 297
21 TRALIMANTANTIMUR. Se] ——¥29 | 35) a0 rd 13s 297
22 TKALIMANTANUTARA a iy 30 15 z is 7
25 [SULAWESI UTARA [a5 Tos. i s a1 35 ea
2¢_1GORORTALD. s ——16r Tas 1 Se | are Zar
25 [SULAWESI TENGAR 60 295 "ai 3s m Tos | 220. 135
26~[ SULAWESI TENOOART 1] #03] 7a 234 [a6 asa | 396, 355
27 [SULAWESI SELATAN Tesi | ose Tint] 1976. Ziss| — 1979 Baa
75-[SULAWESI BARAT. ‘s¢| “11 11s 78 asa ea
29 |NUSA TENGGARA BARAT. Taa0| gee 706 | a 336[ #08 ‘Sor
30 -|NUSA TENOOARA TIMUR ist] — "313 —“00 150-- Toe 31 15
St [WALK 37 188. 30 Te 12 5 a mo
[PAPUA 2] sae ry iss: Tor 30 3 36
33 MALUKT TARA io t > 16 - 7 11
‘34 [PAPUA BARAT t = 3 = Tz a T 11
‘JOMEAH PROPS Tigao] —79960| FERS 7s] — a5 wasxe | rags | sass art