Anda di halaman 1dari 3

WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)

Mata Kuliah : Metodologi Penelitan dan Biostatistik II


Materi : Biostatistik
Nama : Fitri Ramdhani
NIM / Kelas : 1910104130 / D5

No Keterangan Pembahasan
Menghitung jumlah sampel penelitian dengan menggunakan 3
1. Topik
rumus besar sampel
2. Pendahuluan Rumus Besar Sampel Penelitian: Dalam statistik inferensial,
besar sampel sangat menentukan representasi sampel yang diambil
dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu
menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami
kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal
dalam sebuah penelitian. Cara menghitung rumus besar sampel
penelitian suatu penelitian sangat ditentukan
oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil.
Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain cross-
sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi
akan beda dengan jika data yang digunakan adalah data continue.
Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan
menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah
lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control
ataupun khohor. Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar
sampel minimal sebuah penelitian, berikut sejumlah rumus yang
paling sering dipergunakan oleh para peneliti.
Simple random sampling atau systematic random sampling
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai
menggunakan proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika
besar populasi (N) diketahui dan dmerupakan data proporsi, maka
dicari dengan menggunakan Rumus Isaac dan Michael berikut:

Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
Z21−∝/ 2= derajat kepercayaan (ditetapkan 90%=1.96)
p = proporsi populasi (ditetapkan 0.5)
q = 1-p (proporsi populasi yang bertolak belakang dengan p)
d = limit dari error atau jumlah presisi absolut (ditetapkan 0.1)
Penyederhanaan Rumus diatas banyak dikenal dengan istilah
Rumus Slovin. Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula
untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari
sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama
kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini
biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah
sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk
mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili
keseluruhan populasi. Berikut adalah Rumus Slovin :
N
n=
1+ N α 2

Keterangan :
N=¿Jumlah populasi
n=¿Jumlah Sampel
α =¿Eror margin/Taraf signifikansi (ditetapkan 5% atau 0.05)

Dalan data kontinue, jika populasi finit, maka rumus besar sampel
adalah :
N Z 21−α /2 σ 2
n=
( N −1 ) d 2+ Z 21−α / 2 σ 2
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
N = Besar Populasi
Z21−α /2= nilai distribusi normal baku (ditetapkan 1.96)
σ 2= harga varians di populasi (ditetapkan 2.5)
d = kesalahan (absolut) (ditetapkan 0.1)

3. Soal Analisis Data Jika diketahui besar populasi (N) = 1000, maka
Penentuan sampel pada rumus Pertama :

1.962 x 0.5 ( 1−0.5 ) 1000


¿ 2
0.1 ( 1000−1 )+1.96 2 x 0.5 (1−0.5 )
960.4
¿
10.9504
¿ 87.7=88

Penentuan sampel pada rumus Kedua :


N
n=
1+ N α 2
1000
¿
1+1000 x 0.052
1000
¿
3.5
¿ 285.7=286

Penentuan sampel pada rumus Ketiga :


N Z 21−α /2 σ 2
n=
( N −1 ) d 2+ Z 21−α / 2 σ 2
1000 x 1.962 x 2.52
¿
(1000−1 ) 0.12+1.96 2 x 2.52
24010
¿
34
¿ 706.1=70 6

4. Kesimpulan Jika populasi di ketahui dan untuk menentukan sampel dalam


penenlitian pada data proporsi maka menggunakan rumus pertama,
dan untuk penyederhanaan menggunakan rumus kedua akan tetapi
hasil dari menentukan sampel, rumus kedua memiliki lebih banyak
hasil dalam pengambilan sampel. Sedangkan pada rumus ketiga
digunakan ketika populasi diketahui dan untuk menentukan
sampel dengan data kontinu atau data berkelanjutan, sehingga
memiliki jauh lebih banyak hasil sampel yang akan dijadikan
responden dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai