TINJAUAN KASUS
Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Mesocephal, tidak terdapat lesi, simetris
2) Wajah
Simetris, tidak oedema, tidak ada sianosis, ekspresi wajah terlihat
menahan nyeri
3) Mata
Normal , tidak ada gangguan penglihatan
4) Telinga
Tidak ada serumen, membrane timpani normal, pendengaran normal
5) Mulut
Stomatitis tidak ditemukan, tidak bau, kelainan tidak ada
6) Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, tidak terdapat pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran limfa dan tidak ada pembesaran
thyroid.
7) Thoraks
b. Analisa data
Data Masalah Penyebab
DS : Ansietas Kurang
- Pasien pengetahuan
mengatakan baru masalah
pertama kali pembiusan atau
masuk kamar operasi
operasi
DO :
- GCS E4M6V5
- TD 120/70
mmHg
- HR 80 x/menit
- RR 20 x/menit
- Suhu 37°C
- Pasien tampak
cemas
DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
- Pasien mengatakan
nyeri seperti
tertusuk-tusuk terus
menerus
DO :
- kesadaran pasien
composmentis
- tekanan darah pasien
120/70 mmHg,
- nadi 80 x/menit
- skala nyeri 6
- RR 20 x/menit
- Suhu 37°C
- pasien tampak
menahan nyeri
c. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera (NANDA,
2018 Kode: 00132), ditandai dengan :
a) Tekanan darah pasien 120/70 mmHg,
b) Nadi 80 x/menit
c) Pasien mengatakan skala nyeri 6 dalam rentang 1 sampai
dengan 10
2) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
(NANDA, 2018 Kode: 00146), ditandai dengan :
a) Hasil data anamnesa, pasien mengatakan merasa cemas
akan dilakukan operasi
b) Tekanan darah pasien 120/70 mmHg
c) Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit
2. Intra-anestesi
a. Persiapan
1) Pasien
a) Pasien tiba di IBS jam 11.15 WIB.
b) Serah terima pasien dengan perawat bedah, periksa status
pasien termasuk informed consent, dan obat-obatan yang
telah diberikan diruang perawatan.
c) Memindahkan pasien ke brancard OK.
d) Memposisikan supinasi pasien di meja operasi.
e) Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang
identitas pasien, nama, alamat dan menanyakan ulang puasa
makan dan minum, riwayat penyakit dan alergi, serta berat
badan saat ini.
f) Memasang monitor tanda vital (monitor tekanan darah,
saturasi oksigen)
g) Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang
terpasang pada pasien.
h) Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan OK.
i) Mempersilahkan pasien berdoa sebelum tindakan anestesi
dilakukan.
j) Memposisikan pasien supinasi dengan kepala miring ke kiri.
2) Alat/mesin anestesi
a) Mesin anestesi dihubungkan dengan sumber gas dan
mengecek ulang kelengkapan serta fungsinya, pastikan
vaporizer sudah terisi agen, absobser tidak berubah warna,
dan sambungkan dengan sumber listrik.
b) Pastikan bag mask, circuit, konektor sesuai tempatnya.
c) Persiapan alat spinal anestesi : Sarung tangan steril, jarum
spinal 27.
d) Persiapan bedside monitor yaitu pulse oxymetri dan tensi
meter.
e) Siapkan lembar laporan intra-anestesi dan balance cairan.
3) Obat anestesi
a) Obat premedikasi : ondansentron 4mg, ceftriakson
b) Obat induksi : bupivakain
c) Cairan kristaloid : RL 1000 ml, asering 500 ml
b. Pelaksanaan anestesi
1) Pra-induksi
Sign In
Sign In dilakukan pada jam 11.40 WIB. Perawat sirkular
memastikan kembali identitas pasien, yaitu Tn.S umur 37 tahun
dengan diagnosa fraktur calcaneus sinistra yang akan dilakukan
tindakan operasi orif, persetujuan operasi (inform consent)
sudah disetujui. Pasien terpasang bedside monitor dan pulse
oxymetri, dengan hasil : saturasi oksigen 100%, tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu tubuh 37ºC, RR 20
x/menit, kesadaran CM. Status fisik pasien ASA I . Operasi
dilakukan dengan tim kamar operasi no.3, dengan dokter bedah :
dr. Suci dokter anestesi : dr. Isroful Ikhsan. MKes, SpAn, penata
anestesi : Agus Riyadi, SST. Pasien di berikan injeksi melalui
intravena dengan obat premedikasi ondansentron 4mg dan
keterolac 30mg.
2) Induksi
Time Out
Pasien di berikan injeksi bupivacain 20 mg, 11.30 WIB,
kemudian diberikan oksigenasi 3lpm. dilakukan pengecekan
rangsang bulu mata. Pasien dilakukan insisi pembedahan jam
11.40 WIB.
3) Pasca-induksi
Sign Out
Pembedahan selesai pada jam 12.05 WIB. Perawat sirkuler
mengecek kembali kassa dan alat pembedahan yang digunakan.
Pasien dilakukan ekstubasi sadar dengan tekanan darah 113/70
mmHg, nadi 78 x/menit, saturasi oksigen 100%. Tindakan
anestesi selesai jam 12.20 WIB.
c. Maintanance kebutuhan cairan operasi
Maintanance (M) : 2cc/kgBB X BB = 2cc X 67kg =134cc
Stress Operasi (SO) : 4 X 67kg = 268cc
Pengganti Puasa (PP) : 4 jam X 134cc = 536cc
Kebutuhan cairan :
Jam I = M + 1/2PP + SO
= 134cc + ½ 536cc + 268cc
= 670cc
Jam II = M + 1/4PP + SO
= 134cc + ¼ 536cc + 268cc
= 536cc
e. Analisa data
Data Masalah Penyebab
DS : Risiko hipotermi Terpapar lingkungan
- Pasien mengeluh dingin dan pengaruh
kedinginan obat spinal anestesi
DO :
- Kulit dingin, pucat
- Akral dingin
- Suhu : 35,1oC
f. Diagnosa keperawatan
1) Risiko hipotermi berhubungan dengan Terpapar lingkungan
dingin dan pengaruh obat spinal anestesi, ditandai dengan :
a) Pasien mengeluh kedinginan
b) Kulit dingin, pucat
c) Akral dingin
d) Suhu : 35,1oC
3. Pasca-anestesi
Pasien dipindahkan ke ruang Recovery Room (RR), pasien belum bisa
menggerakan ekstemitas bawah. TD 123/70 mmHg, Nadi 100 x/menit,
RR 18 x menit. Pasien dilakukan pemantauan hemodinamik post operasi.
Pasien terpasang bedside monitor.
Pasien dipindahkan ke bangsal Dahlia 3 jam 13.00 WIB.
Analisa data
Diagnosa keperawatan
1) Hambatan mobilitas ekstremitas bawah berhubungan dengan
Pengaruh obat spinal anestesi, ditandai dengan :
a) Pasien mengatakan kakinya kesemutan
b) Pasien mengatakan kakinya tidak terasa
c) Neuropati ekstremitas bawah
d) Tidak mampu menggerakkan esktremitas bawah
2) Risiko kecelakaan cedera berhubungan dengan efek anestesi spinal,
ditandai dengan :
a) Pasien tidak bisa menggerakan ekstremitas bawah
3) Gangguan rasa nyaman mual muntah berhubungan dengan
Sekunder obat anestesi, ditandai dengan :
a) Pasien mengatakan mual
b) Kulit pucat, lembab, dingin
c) Peningkatan saliva
d) Takikardi
e) Tampak mual-mual
B. Intervensi Keperawatan
C. Impemantasi Keperawatan
PASCA-ANESTESI
1 Gangguan rasa nyaman NIC : - Mengatur posisi pasien S:
mual muntah - Atur posisi pasien - Memantau tanda aspirasi -
berhubungan dengan - Meningkatkan - Memantau vital sign O:
Sekunder obat anestesi. keseimbangan - Memantau gejala mual - Posisi pasien supinasi
cairan dan - Memamtau turgor kulit - Pasien tidak muntah
pencegahan - Tidak terjadi aspirasi
kompikasi - TD : 120 /75 mmHg,
- Pantau vital sign nadi 88, RR 20
- Pantau gejala mual - Turgor kulit bagus
- Pantau turgor kulit A:
- Pantau jumlah Gangguan rasa nyaman
muntah mual muntah
- Pantau masukan berhubungan dengan
dan keluaran cairan Sekunder obat anestesi
- Kolaborasi dengan tercapai
dokter P:
- Pantau vital sign