Anda di halaman 1dari 4

BELAJAR PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Kelompok : 2 / 3D
1. Nadia Alfi Yunadi (1801055169)
2. Indah Puspasari (1801055082)
3. Fathia Amalia S (1801055108)
4. Elsa Fadhila (1801055053)
5. Salsabilla Nadya (1801055071)
6. Aji Satrio (1801055027)

Teori Kognitif

Lev Semionovich Vygotsky (1896-1934)


Menurut Vygotsky, setiap individu berkembang dalam konteks sosial. Semua perkembangan
intelektual yang mencakup makna, ingatan, pikiran, persepsi, dan kesadaran bergerak dari
wilayah interpersonal ke wilayah intrapersonal. Dalam pandangan Vygotsky, semua kerja
kognitif tingkat tinggi pada manusia mempunyai asal-usul dalam interaksi sosial setiap individu
dalam konteks budaya tertentu (Brunning, 1995:218). Vygotsky sangat menekankan pentingnya
peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi sosial dalam perkembangan sifat-sifat dan tipe-
tipe manusia (Slavin, 2000:46)

http://www.academia.edu/download/56223804/vygotsky.pdf

Jean Piaget (1896-1980)


Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-
masing tahapan berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-
beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak lebih
maju, kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut
adalah tahap sensori motorik (usia 0–2 tahun), tahap pra-opersional (usia 2–7 tahun),
tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun) dan tahap opersional formal (usia 11–15
tahun).
http://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/292/282
Teori Behavioristik

Edward Thorndike (1874-1949)


Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons. Stimulus adalah apa
yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Adapun respons adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar yang dapat berupa pikiran, perasaan, dan
gerakan atau tindakan. Jadi, perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat
berwujud konkret yaitu yang dapat diamati, sedangkan tidak konkret yaitu yang tidak
dapat diamati.
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JSH/article/view/468

Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)


yang dikenal dengan nama persyaratan clasis (Classical Conditioning) adalah
memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu
yang tidak terkondisikan dan melahirkan perilaku tertentu.
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JSH/article/view/468

John Broadus Watson (1878-1958)


Behaviorisme Watson (Rilling, 2000:279) menggambarkan sensasi dan persepsi
sebagai fokus pada pembelajaran dan formasi perilaku. Perilaku (Smelser, 1962:6)
mengembangkan bentuk baru interaksi pada sesuatu yang tidak terdefinisi atau situasi
yang tidak terstruktur. Ide Watson tentang mekanisme pembelajaran.
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/406
Teori Behavioristik Clark Leonard Hull (1884-1952)

Menurutnya yaitu teori belajar menggunakan fariabel hubungan antara stimulus


dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaru teori
evolusi Charles Darwin. Bagi Hulk, seperti halnya dengan teori evolusi,
semua pungsi tingkalaku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organismen
tetap bertahan hidup.Oleh sebab itu Hulk mengatakan kebutuhan biologis dan
pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam
seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul
mungkin dapat berwujud macam-macam.
https://osf.io/preprints/ekpv4/

Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme Robert Mills Gagne (1993-2002)


pembelajaran adalah satu kegiatan dalaman yang berlaku melalui transformasi input dan
output. Pengajaran pula adalah kegiatan luaran yang menyokong proses-proses dalaman
ini. Beliau juga mengemukakan sembilan adegan pengajaran bagi menghasilkan
pembelajaran. Menurut Gagne terdapat lima pemerolehan hasil belajar (learning
outcomes) yang merupakan kemampuan /kapabilitas/ kecakapan sebagai tujuan belajar
yaitu : 1) informasi verbal; 2) keterampilan intelektual; 3) strategi kognitif yang
termasuk dalam ranah kognitif; 4) keterampilan motorik dan ; 5) kecakapan sikap atau
afektif.
http://www.academia.edu/download/32935420/teoripemb_psv.pdf
Teori Konstruktivisme Schuman (1996)
yang menyatakan proses pengajaran discovery melibatkan siswa dalam setiap proses
belajar mengajar melalui diskusi, seminar, dan lain-lain. Artinya, kegiatan
pembelajaran beralih dari kondisi teacher dominated learning ke kondisi student
dominated learning.
https://journal.uniku.ac.id/index.php/JESMath/article/view/348

Teori Konstruktivisme Merril (1991)


berpendapat bahwa pengetahuan hendaklah dibentuk oleh siswa sendiri berdasarkan
penafsirannya terhadap pengalaman dan gejala hidup yan dialami.
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/saintifikaislamica/article/view/283

Teori Konstruktivisme Bloom (1976)


Teori Bloom menggunakan educational objective untuk hasil belajar, yang terbagi atas
aspek kognitif domain, afektif domain, dan psikomotor domain.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jtp/article/view/186-198

Anda mungkin juga menyukai