Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI

DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.112 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.112.01

IMPLEMENTASI INOVASI PADA


MODEL-MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) SERAMA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

ABDUL AZIZ
Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI1
Program Vokasi, Universitas Indonesia2
E-mail: aziz_fatma9@yahoo.com

Abstract: The purpose of this paper is to describe the implementation of early


childhood education model and its innovation in Daycare SERAMA Ministry of
Health RI. This research applied descriptive qualitative design. The subject of this
research was 10 students and their teacher. From this research, it showed that
model full day program is in accordance with daycare SERAMA of the Ministry of
Health and implementation of BCCT learning process can take place optimally The
Expectation is that it can be used as a reference in making daycare in government
institutions in providing the right and best education according to their interests,
talents and abilities. Thus, the more variety and innovation of early childhood
education will be able to support the development of children optimally, so it is
creating a more moral and qualified Indonesian children.

Keywords: innovation, early childhood education model, and daycare

Abstrak: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran implementasi
model pendidikan anak usia dini beserta inovasinya di TPA SERAMA Kementerian
Kesehatan RI. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah 10 orang siswa dan dua guru mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model program fullday sangat sesuai dengan TPA SERAMA Kementerian Kesehatan RI
dan pelaksanaan proses pembelajaran BCCT pun dapat berlangsung secara optimal
Harapannya adalah agar dapat dijadikan sebagai rujukan dalam membuat TPA di
institusi pemerintah dalam memberikan pendidikan yang tepat dan terbaik sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuan masing-masing. Dengan demikian, semakin banyak ragam
dan inovasi pendidikan anak usia dini akan mendukung perkembangan anak secara
optimal, sehingga mampu mewujudkan anak Indonesia yang lebih bermoral dan
berkualitas.

Kata Kunci: inovasi, model pendidikan anak usia dini, dan TPA

PENDAHULUAN langkah yang benar dan tepat. Rentang


Masyarakat Indonesia telah usia dini merupakan waktu yang tepat
mengakui pentingnya pendidikan bagi dalam mengembangkan potensi dan
anak usia dini. Pemberian pendidikan kecerdasan anak. Pada rentang usia
pada anak usia dini merupakan dini, anak berada dalam proses
201
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

pertumbuhan dan perkembangan yang melakukan beberapa upaya dalam


unik (Eva, 2014). mengimplementasikan pendidikan
Beberapa pakar pendidikan anak usia dini di Indonesia dengan
menyebutkan bahwa anak usia dini menerbitkan undang-undang dan
merupakan masa keemasan anak (the peraturan menteri yang berhubungan
golden age). Pada kajian neurosains dengan pendidikan anak usia dini.
disebutkan bahwa, setiap anak yang Pada Undang-Undang No. 20 tahun
baru dilahirkan perkembangan sel 2003 tentang Sistem Pendidikan
saraf pada otak mencapai 25 %, Nasional disebutkan bahwa
sampai usia 4 tahun mengalami pendidikan anak usia dini adalah suatu
perkembangan 50 %, dan sampai usia upaya pembinaan yang ditujukan
8 tahun mencapai 80 %, selebihnya kepada anak sejak lahir sampai dengan
berkembang sampai usia 18 tahun usia enam tahun yang dilakukan
(Mulyasa, 2012). Kajian neurosains melalui pemberian rangsangan
tersebut memberikan gambaran bahwa pendidikan untuk membantu
perkembangan kecerdasan anak yang pertumbuhan dan perkembangan
paling dominan terjadi pada usia 0 – 8 jasmani dan rohani agar anak memiliki
tahun. Apabila anak diberikan kesiapan dalam memasuki pendidikan
stimulasi secara intensif dari lebih lanjut. Adapun dalam lingkup
lingkungannya, maka anak akan internasional pendidikan anak usia dini
mampu menjalani tugas sering disebut dengan istilah Early
perkembangannya dengan baik (Laura, Childhood Education, yaitu suatu
2012). Oleh karena itu, pada masa ini pendidikan yang diberikan pada awal
harus dimanfaatkan dan dioptimalkan masa anak (Mulyasa, 2012). Hal ini
sebaik-baiknya dalam mengacu pada asosiasi pendidikan
mengimplementasikan pendidikan anak usia dini di Amerika Serikat yang
anak usia dini. biasa dikenal dengan sebutan The
Implementasi pendidikan anak National Association of Education for
usia dini di Indonesia mulai mendapat Young Children (NAEYC).
perhatian yang cukup serius oleh Kebanyakan pelaksanaan dan
pemerintah. Pemerintah Indonesia pengembangan pendidikan anak usia
202
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

dini di sebagian besar dunia mengacu Pegawai Negeri Sipil (PNS)


pada asosiasi ini (Slamet Suyanto, perempuan yang mencapai 49,31 %
2005). (BPS, 2017). Jumlah PNS perempuan
Implementasi pendidikan anak menurun secara signifikan dari bulan
usia dini di Indonesia bentuknya sudah Desember 2015 sampai Desember
sangat beragam, baik dalam lingkup 2016 berkurang menjadi 2,15 juta
pendidikan formal maupun nonformal. yang 71,71 % berada pada usia
Sebagaimana disebutkan dalam reproduksi (BPS, 2017). Hal ini
Undang-undang No. 20 tahun 2003 mengakibatkan anak tidak
bagian ketujuh Pasal 28 yang memperoleh kebutuhan dasar, baik
menyatakan bahwa bentuk pendidikan kebutuhan fisik, kasih sayang, dan
anak usia dini salah satunya dapat pendidikan yang seharusnya menjadi
berupa Taman Penitipan Anak (TPA). tanggung jawab orang tua (terutama
Adapun menurut NAEYC, salah satu ibu) untuk proses tumbuh kembangnya
jenis layanan pendidikan anak usia tidak terpenuhi secara optimal.
dini adalah Taman Penitipan Anak Melihat permasalahan tersebut,
(TPA) (Siti Aisyah dkk, 2015). dibutuhkan suatu wadah untuk
Pemerintah Indonesia juga perawatan serta pengembangan anak
memberikan kesempatan yang seluas- usia dini baik dari segi pengasuhan,
luasnya kepada masyarakat untuk gizi dan kesehatan yang dapat
berpartisipasi dalam melaksanakan ditempuh melalui pendidikan non
kegiatan-kegiatan pendidikan anak formal sebagai dasar awal pendidikan
usia dini, baik formal, nonformal, anak usia dini berupa Tempat
maupun informal. Melalui upaya- Penitipan Anak (TPA). Dimana
upaya yang telah ditempuh, jumlah PNS perempuan di lingkungan
pemerintah berharap pendidikan anak Kementerian Kesehatan RI sebanyak
usia dini di Indonesia dapat 31.467 orang (61 %) (Biro
berkembang dengan baik, sehingga Kepegawaian Kementerian Kesehatan
tumbuh kembang anak dapat terlayani RI, 2017). Diharapkan dengan adanya
secara optimal. Namun melihat TPA di lingkungan Kementerian
kondisi di lapangan dengan banyaknya Kesehatan RI, anak akan selalu
203
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

mendapat kecukupan kebutuhan dasar pendidikan yang mampu tetapi belum


dan terlindung dari bahaya yang didukung oleh guru yang profesional.
mungkin terjadi (kecelakaan, TPA perlu disiapkan alat permainan
penganiayaan, infeksi, kurang yang banyak jenis ragamnya yang
stimulasi, kurang gizi, dan lain dapat mengembangkan berbagai aspek
sebagainya), sehingga anak akan kepribadian. TPA diharapkan menjadi
mendapatkan perhatian dalam tumbuh tempat yang ideal bagi anak supaya
kembang secara optimal sementara dapat membentuk pribadi anak
orang tua khususnya ibu dapat bekerja (Soegeng, 2011).
di luar rumah dengan tenang. Menurut Soegeng (2011),
Berkaitan dengan implementasi secara umum tujuan TPA adalah
pendidikan anak usia dini khususnya memberi peluang yang seluas-luasnya
TPA di lingkungan Kementerian kepada anak untuk bermain; memberi
Kesehatan RI juga dapat dilihat kesempatan bagi anak
melalui berbagai macam bentuk dan mengembangkan potensinya;
model maupun berbagai inovasi yang mengembangkan psikososial anak
dikembangkan dalam pendidikan anak melalui pergaulan; melatih anak untuk
usia dini. Lantas seperti apa bentuk, bertanggung jawab, penanaman
model, dan inovasi pendidikan anak toleransi, etika, moral, agama, dan
usia dini khususnya di TPA SERAMA kerjasama; melatih keterampilan anak
Kementerian Kesehatan RI? dan sehingga menjadi sehat; memberi
bagaimana implementasinya? suasana yang senang bagi anak;
membantu orangtua dalam pendidikan
KAJIAN TEORITIK dan pembentukan puteranya, dan
Taman Pengasuhan Anak (TPA) melatih kecerdasan (intelektual,
TPA sebagai salah satu bentuk emosional, dan spiritual) anak melalui
pendidikan anak usia dini yang sarana dan alat permainan yang
membantu orangtua dalam tersedia. TPA juga memilki
pembentukan pribadi anak agar dapat keuntungan sebagai berikut seperti
mandiri. TPA lebih banyak dikelola memenuhi persyaratan standar
oleh sebagian orang atau lembaga minimal, sehingga pelaksanaan
204
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

kegiatan berjalan lancar; orangtua lengkap. Fungsi TPA menurut


tidak selalu khawatir, karena ada Direktorat PAUD (Sherly, 2013)
pendidik yang bertanggung jawab; sebagai wahana pendidikan dan
semua aspek kepribadiannya pembinaan kesejahteraan anak yang
berkembang secara wajar; anak selalu berfungsi sebagai pengganti keluarga
senang karena banyak permainan; untuk jangka waktu tertentu. Selama
beban orangtua berkurang; jadwal orangtuanya berhalangan atau tidak
kegiatan lebih fleksibel; pendidikan memiliki waktu yang cukup dalam
anak akan ditangani oleh orang yang mengasuh anaknya karena bekerja atau
profesional; mendapatkan kesempatan sebab lain.
untuk bersosialisasi; memperoleh Bentuk TPA di Indonesia
pengasuhan sesuai dengan lingkungan sangat beragam, karena harus
keluarga; dan risiko anak tertukar menyesuaikan dengan lingkungan
penyakit akan lebih kecil. orangtuanya bekerja. Sekarang ini
Menurut Depdiknas (Yuliani, TPA telah dibuat dan didirikan
2009), TPA adalah wahana pendidikan dibeberapa area, seperti area
dan pembinaan kesejahteraan anak perkantoran, pasar, perkebunan, dan
yang berfungsi sebagai pengganti rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar
keluarga untuk jangka waktu tertentu orangtua yang bekerja dapat langsung
selama orang tuanya berhalangan atau menitipkan anaknya di lingkungan di
tidak memiliki waktu yang cukup mana mereka bekerja. Tujuannya
dalam mengasuh anaknya karena selain lebih aman, orangtua jauh lebih
bekerja atau sebab lain. Pendapat lain efektif dalam mengawasi dan
menyebutkan bahwa TPA adalah mengantarkan buah hatinya.
sarana pengasuhan dalam kelompok, Model dan Inovasi Pendidikan Anak
biasanya dilaksanakan pada jam kerja Usia Dini
dan merupakan upaya terorganisasi Model dan inovasi pendidikan
untuk mengasuh anak-anak di luar anak usia dini di Indonesia sudah
rumah mereka selama beberapa jam mulai menunjukkan suatu kemajuan.
dalam satu hari bilamana asuhan orang Model dan inovasi ini dimaksudkan
tua kurang dapat dilaksanakan secara untuk memberikan pelayanan
205
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

maksimal kepada anak usia dini agar Model Fullday


dapat mengembangkan berbagai Model fullday merupakan
potensi yang dimilikinya. Tentu saja bentuk layanan pendidikan sehari
dengan menyesuaikan dengan penuh yang berlangsung dari pagi
kemampuan anak dan orangtua sampai sore hari. Program PAUD
masing-masing. Karena semakin fullday dimulai dari pukul 07.30
lengkap layanan dan fasilitas yang sampai pukul 16.00 WIB. Kegiatannya
diberikan akan berpengaruh pada pun jauh lebih banyak dan kompleks.
beban biaya yang harus ditanggung Program PAUD fullday diperuntukkan
oleh orangtua ke sekolah atau lembaga bagi anak usia 0-6 tahun. Program ini
PAUD. Terdapat dua model program dimanfaatkan oleh orang tua yang
pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kesibukan yang sangat padat
saat ini yaitu program halfday dan dan tidak ada waktu penuh untuk
fullday (M. Fadillah, 2015). mendampingi anak-anaknya, baik sang
Model Halfday ayah maupun sang ibu. Orang tua
Model halfday adalah model biasanya mengantarkan pada pagi hari
pendidikan setengah hari. Pendidikan sambil berangkat bekerja dan
anak usia dini yang melakukan model menjemputnya pada waktu sore hari
halfday yaitu proses belajar setelah pulang bekerja.
mengajarnya berlangsung hanya paruh PAUD fullday kebanyakan
waktu dalam sehari, mulai dari pukul disukai oleh orang tua. Selain merasa
07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. aman, anak juga mendapatkan
Program PAUD halfday lebih pelayanan pendidikan yang maksimal
sederhana dibandingkan dengan dari sekolah. Kemudian keperluan
program fullday. Secara umum makan dan gizi juga telah disediakan
program PAUD halfday dapat dilihat oleh sekolah. Dibandingkan PAUD
melalui uraian berikut ini: (1) halfday, PAUD fullday jauh lebih
Kelompok Bermain (KB) atau Tempat mahal biaya administrasinya. Hal ini
Penitipan Anak (TPA), (2) Kelompok dikarenakan selama seharian penuh
Taman Kanak-kanak (TK) atau anak mengikuti berbagai kegiatan dan
Raudatul Athfal (RA) fasilitas yang diberikan oleh sekolah.
206
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

Namun demikian, orangtua harus tetap menarik minat anak-anak untuk


meluangkan waktu untuk anaknya, bersekolah di tempat tersebut.
minimal satu atau dua jam setiap hari. Kemudian selain inovasi dalam
Bisa dilakukan sehabis maghrib atau bentuk program, inovasi PAUD juga
setelah isya ketika akan menjelang dapat dilakukan dalam proses
tidur. Hal ini dimaksudkan supaya pembelajaran. Dalam hal ini inovasi
terjalin kedekatan antara orangtua dan dimaksudkan untuk mempermudah
anak, sehingga anak tetap merasa peserta didik dalam memahami
diperhatikan dan disayangi oleh tema/materi pembelajaran. Selain itu,
orangtuanya.Adapun gambaran umum untuk menghilangkan rasa bosan anak
program PAUD fullday sebagai dengan berbagai variasi pembelajaran.
berikut: (1) Kelompok Bermain (KB) Inovasi pembelajaran yang biasa
atau Tempat Penitipan Anak (TPA), diterapkan dalam pendidikan anak usia
(2) Kelompok Taman Kanak-Kanak dini ialah beyond center and circle
(TK) atau Raudatul Athfal (RA) time (BCCT).
Dari dua model program di Beyond Center And Circle Time
atas selanjutnya dikembangkan dengan (BCCT)
berbagai inovasi pembelajaran. Di Model BCCT adalah suatu
antara inovasi-inovasi pendidikan anak metode atau pendekatan dalam
usia dini di Indonesia adalah penyelenggaraan pendidikan anak usia
pendidikan anak usia dini berbasis dini dan merupakan perpaduan antara
alam, agraris, kebudayaan lokal, teori dan pengalaman praktik. BCCT
bencana alam, bilingual, dan merupakan konsep belajar dimana
religiusitas. Semua inovasi ini sangat guru-guru menghadirkan dunia nyata
tergantung pada lokasi atau kondisi dalam kelas dan mendorong siswa
geografis di mana lembaga PAUD itu membuat hubungan antara
berada. Inti dari inovasi pendidikan pengetahuan yang dimiliki dengan
anak usia dini sendiri adalah sebagai penerapannya dalam kehidupan sehari-
upaya memberikan pelayanan yang hari. Hasilnya adalah siswa
terbaik dan berbeda dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan
serta sebagai upaya promosi untuk keterampilan dari konteks yang
207
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

terbatas, sedikit demi sedikit dan dari kognisi, maupun sosial anak.
proses mencoba sendiri sebagai bekal Pembelajaran dengan metode BCCT
untuk memecahkan masalah dalam atau sering diartikan sebagai
kehidupannya (Palupi, 2009). pendekatan sentra dan lingkaran
Tujuan dari Model BCCT yang (Kunarti, 2008), yaitu model
dimaknai sebagai sentra dan saat pembelajaran yang dilakukan di dalam
lingkaran adalah sebagai (Yuliani, lingkaran dan sentra bermain
2013): (1) Model ini ditujukan untuk (Mulyasa, 2012). Lingkaran adalah
merangsang seluruh aspek kecerdasan saat guru duduk bersama anak dengan
anak (kecerdasan jamak) melalui posisi melingkar untuk memberikan
bermain yang terarah. (2) Model ini ini pijakan kepada anak yang dilakukan
menciptakan setting pembelajaran sebelum dan sesudah bermain.
yang merangsang anak untuk aktif, Sedangkan sentra bermain adalah zona
kreatif, dan terus berpikir dengan atau area bermain anak yang
menggali pengalamannya sendiri dilengkapi dengan seperangkat alat
(bukan sekedar mengikuti perintah, bermain, yang berfungsi sebagai
meniru, atau menghafal). (3) pijakan lingkungan yang diperlukan
Dilengkapi dengan standar operasional untuk mengembangkan seluruh
yang baku, yang berpusat di sentra- potensi dasar anak didik dalam
sentra kegiatan dan saat anak berada berbagai aspek perkembangannya
dalam lingkaran bersama pendidik, secara seimbang. Adapun beberapa
sehingga mudah diikuti. sentra yang lazim digunakan di
Pembelajaran BCCT lembaga PAUD, antara lain: sentra
berdasarkan pada asumsi bahwa anak imtaq, sentra bahan alam, sentra seni
belajar melalui bermain dengan benda- dan kreativitas, sentra bermain peran,
benda dan orang-orang di sekitarnya sentra balok, sentra masak dan sentra
(lingkungan). Dalam bermain anak persiapan (Suyadi, 2014).
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam kaitannya dengan
Pengalaman bermain yang tepat dapat model dan inovasi pendidikan anak
mengoptimalkan seluruh aspek usia dini sebagaimana telah disebutkan
perkembangan anak baik fisik, emosi, di atas, lembaga PAUD hendaknya
208
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

memperhatikan rambu-rambu yang maupun berbagai inovasi pendidikan


telah ditentukan. Pengembangan anak usia dini di TPA SERAMA
model maupun inovasi pendidikan Kementerian Kesehatan RI. Subyek
anak usia dini harus senantiasa penelitian yang dipilih dalam
memperhatikan prinsip-prinsip penelitian ini ialah 10 orang siswa dan
pengembangan program pembelajaran tenaga pendidik di TPA SERAMA
PAUD. Hal ini dimaksudkan supaya Kementerian Kesehatan RI. Dengan
program dan inovasi yang teknik bola salju (snowball sampling)
dikembangkan tetap sesuai dengan yang dapat dimintai informasi
rambu-rambu yang telah ditentukan sehubungan dengan penerapan inovasi
oleh pemerintah. Adapun prinsip- pendidikan anak usia dini dalam hal
prinsip yang dimaksud seperti ini model program (halfday dan
memperhatikan karakteristik anak, fullday) dan pembelajaran BCCT di
memperhatikan konsep keahlian yang TPA SERAMA Kementerian
akan dikembangkan di dalam sentra, Kesehatan RI.
merumuskan tujuan dan manfaat Subyek penelitian dipilih
sentra yang akan diajarkan, dengan menggunakan purposive
menentukan tempat sesuai kebutuhan, sampling, yaitu pemilihan sampel
guru menjadi fasilitator, membatasi dengan pertimbangan: (1) subyek
jumlah anak setiap sentra, mengajak penelitian terlibat langsung dlam
anak untuk berpartisipasi aktif, dan proses implementasi model program
menambah alat dan bahan-bahan baru dan pembelajaran dan (2) pihak yang
ke setiap sentra (Luluk 2014). menguasai permasalahan, memiliki
data, dan bersedia memberi informasi
METODE PENELITIAN (Moleong, 2006). Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan penelitian ini dilakukan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan observasi.
rancangan study field research. Analisis data dilakukan dengan
Adapun tujuan yang hendak dicapai menggunakan tiga alur kegiatan, yaitu
yaitu memperoleh gambaran, reduksi data, penyajian data, dan
menjelaskan, dan menganalisis model penarikan kesimpulan atau verifikasi.
209
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

Analisis yang digunakan untuk terstruktur yang meliputi pelatihan


mendeskripsikan secara kualitatif. psikososial dan motorik selama di
TPA SERAMA Kementerian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kesehatan RI. Anak akan dilatih agar
Dari hasil penelitian yang lebih mengembangkan kemampuan
dilakukan diketahui bahwa TPA motorik kasar, motorik halus, kognitif,
SERAMA Kementerian Kesehatan bahasa, emosi dan sosial dalam bentuk
merupakan sarana pengasuhan dan permainan ceria yang dipantau oleh
pendidikan anak karyawan psikolog dan dokter. Program
Kementerian Kesehatan, yang pendidikan yang berlangsung di TPA
memiliki konsep utama sesuai dengan SERAMA Kementerian Kesehatan RI
kurikulum Pedoman Teknis menerapkan pembelajaran sistem
Penyelenggaraan TPA yang sentra, dengan jadwal kegiatan sebagai
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan berikut:
Nasional tahun 2010. Anak atau bayi
akan memperoleh program pendidikan
Tabel.
Jadwal Kegiatan Sentra
TPA SERAMA Kementerian Kesehatan RI
No Jenis Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
1 Sentra Balok V
2 Sentra Seni V
3 Sentra Manipulatif V
4 Sentra Peran V
5 Sentra Persiapan V
6 Sentra Imtaq V
7 Sentra Bahan Alam V

TPA SERAMA Kementerian saat mereka istirahat. Bagi orangtua


Kesehatan RI menjalani model fullday. yang masih memiliki usia 3 bulan
Waktu layanan dimulai pukul 08.00 – masih dapat memberikan ASI
16.00 WIB. Model ini sangat disukai eksklusif sesuai waktunya. Dengan
oleh orangtua karena sangat sesuai kondisi seperti di atas, kebutuhan anak
dengan jam kerja mereka yang dimulai masih terpenuhi walaupun ibu tetap
dari jam 07.30 – 16.00 WIB. Orangtua bekerja. Dalam kegiatan sehari-hari,
masih dapat mengunjungi anak mereka anak menjalani proses pembelajaran
210
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

sentra sesuai dengan tingkatan bentuk dan warna, bermain congklak,


perkembangan atau usia anak. Sentra- memindahkan air ke dalam botol,
sentra yang dilakukan adalah sebagai memindahkan bola ke keranjang. (4)
berikut: (1) Sentra Balok. Sentra ini Sentra Peran. Sentra ini bertujuan
bertujuan mengembangkan untuk meningkatkan perkembangan
kemampuan visuospasial, matematika, kognisi, bahasa, sosioemosional anak.
dan kreativitas anak dengan bermain Kegiatan yang dilakukan anak di
rancang bangun. Kegiatan yang sentra peran seperti berperan
dilakukan anak di sentra balok seperti melakukan aktivitas yang sering
bermain balok membuat masjid, dilakukan dalam kehidupan sehari-
rumah, apartemen kereta api, jalan hari, profesi (dokter, teller BANK,
layang, pembangunan mass rapid customer service, pedagang, security,
transit (MRT). (2) Sentra Seni. Sentra perawat, guru, polisi, dan pemadam
ini bertujuan mengembangkan kebakaran). (5) Sentra Persiapan.
kemampuan seni rupa, bentuk, suara, Sentra ini bertujuan untuk memberikan
musik, gerak, dan kreativitas. Kegiatan kesempatan pada anak dalam
yang dilakukan anak di sentra seni mengembangkan kemampuan
adalah menggambar, melukis, matematika, pra menulis dan membaca
mewarnai, bernyanyi, bermain alat dengan kegiatan antara lain:
musik, menari, membentuk obyek mengurutkan, mengklasifikasikan, dan
dengan slime dan playdough. (3) mengelompokkan berbagai aktivitas
Sentra Manipulatif. Sentra ini lainnya yang mendukung
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Kegiatan

keterampilan motorik halus, yang diberikan di sentra persiapan


untuk membantu anak mempersiapkan
koordinasi mata dan tangan, mental,
diri memasuki sekolah dasar. Kegiatan
bahasa, dan keterampilan sosial.
yang dilakukan anak di sentra
Kegiatan yang dilakukan anak di
persiapan seperti berlatih berhitung
sentra manipulatif seperti melakukan
dengan menggunakan balok-balok,
aktivitas meronce, menjelujur,
mengenal angka dan huruf sambil
menisik, menjepit, mengenal warna,
bermain. (6) Sentra Iman dan taqwa
menyusun balok dan puzzle, mengenal
211
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

(imtaq). Sentra ini bertujuan untuk bukan transfer pengetahuan dari guru
menanamkan nilai-nilai agama, ke siswa sehingga strategi
keimanan, dan ketaqwaan kepada pembelajaran lebih penting daripada
Tuhan YME; mengembangkan hasil. Guru tidak lupa memberikan
kemampuan beragama pada anak sejak reward dalam proses pembelajaran
dini; dan membentuk pribadi yang ketika anak mampu menampilkan
cerdas berperilaku sesuai dengan perilaku/kemampuan yang diharapkan.
norma-norma agama. Kegiatan yang Evaluasi selalu dilakukan
dilakukan anak di sentra imtaq seperti setiap saat menjalankan program
mengenal tuhan, nabi, kitab, belajar pembelajaran. Pencapaian hasil
gerakan sholat, mengaji, menghafal pembelajaran dilakukan pada semua
do’a-do’a pendek, menghafal surat anak sesuai dengan kemampuan dan
pendek, belajar huruf hijaiyah, usia perkembangannya sehingga
mengajarkan anak untuk beramal, evaluasi dilakukan secara individual.
gerakan wudhu, nilai-nilai agama dan Dengan demikian, kegiatan
kebaikan. (7) Sentra Bahan Alam. pembelajaran yang berlangsung akan
Sentra ini bertujuan untuk memberikan semakin lebih baik pada pertemuan
pengalaman pada anak untuk selanjutnya.
bereksplorasi dengan berbagai materi Namun implementasi pada
dan mengembangkan kemampuan proses pembelajaran BCCT tidak
sains dan sensorimotor anak. didukung sepenuhnya oleh pihak
Kegiatan yang dilakukan anak manajemen dalam hal ini adalah
di sentra bahan alam seperti bercocok pimpinan manajemen. Banyak
tanam, mengenal hujan, mengenal masukan yang diberikan oleh orangtua
pantai, berkunjung ke taman obat siswa dan tenaga pendidik TPA
untuk mengenal berbagai jenis SERAMA Kementerian Kesehatan RI
tanaman obat, mengenal flora dan untuk meningkatkan kualitas
fauna. pembelajaran yang diberikan guru ke
Proses pembelajaran yang siswa kurang direspon. Pada akhirnya,
berlangsung secara alamiah di mana kreativitas guru sangat menentukan
siswa mengalami apa yang dipelajari, keberlangsungan proses pembelajaran
212
Implementasi Inovasi Pada…….
Abdul Azis

BCCT secara optimal walaupun dalam saran-saran sebagai berikut: (1)


keterbatasan. Tenaga pendidik TPA SERAMA
Kementerian Kesehatan RI agar selalu
KESIMPULAN mengembangkan diri dalam
Berdasarkan uraian dari menerapkan proses pembelajaran
pembahasan hasil penelitian yang BCCT dengan membaca pengetahuan
ditemukan pada implementasi inovasi dan mengikuti pelatihan mengenai
pendidikan anak usia dini di TPA metode pembelajaran BCCT. (2)
SERAMA Kementerian Kesehatan RI Kepala TPA SERAMA Kementerian
yaitu dengan menggunakan model Kesehatan RI agar berani
program dan proses pembelajaran menyampaikan semua masukan baik
yang berlangsung adalah model yang berasal dari orangtua dan tenaga
program fullday sangat sesuai dengan pendidik terkait dengan perbaikan
TPA SERAMA Kementerian implementasi proses pembelajaran
Kesehatan RI, dimana waktu BCCT. Kepala TPA harus berusaha
operasionalnya sesuai dengan jam keras untuk menyelesaikan
kerja orangtua sehingga ibu masih bisa permasalahan yang dihadapi oleh
memberikan pengasuhan pada tenaga pendidik agar proses
anaknya. Pelaksanaan proses pembelajaran BCCT dapat
pembelajaran BCCTpun dapat berlangsung secara optimal. (3) Pihak
berlangsung secara optimal walau manajemen TPA SERAMA
tidak mendapatkan dukungan Kementerian Kesehatan RI khususnya
sepenuhnya dari pihak manajemen adalah pimpinan manajemen agar
terkait dengan pengembangan program merespon segala masukan yang
yang diusulkan baik dari orangtua diberikan oleh kepala TPA, tenaga
maupun tenaga kependidikan TPA pendidik, dan orangtua secara positif
SERAMA Kementerian Kesehatan RI. sehingga proses pembelajaran BCCT
dapat berlangsung secara optimal dan
REKOMENDASI kualitas pendidikan di TPA SERAMA
Berdasarkan temuan di lapangan Kementerian Kesehatan RI semakin
selanjutnya disampaikan beberapa baik.
213
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

DAFTAR PUSTAKA Morrison. George S. Dasar-Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indeks, 2012.
Aisyah, Siti. Perkembangan dan Mulyasa. Manajemen PAUD.
Konsep Dasar Pengembangan Bandung: Rosdakarya, 2012.
Anak Usia Dini. Jakarta: Permendiknas No. 58 tahun 2009
Universitas Terbuka, 2014. tentang Standar Nasional
Asmawati, Luluk. Perencanaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Pembelajaran PAUD. Bandung: Santoso, Soegeng. Konsep Pendidikan
Rosda, 2014. Anak Usia Dini Menurut
Berk, Laura E. 2012. Development Pendirinya. Jakarta: UNJ, 2011.
Throught the Lifespan. Sujiono, Yuliani N. Konsep Dasar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pendidikan Anak Usia Dini.
Essa, Eva L. Introduction to Early Jakarta: Indeks, 2009.
Childhood Education 7th Ed. Sujiono, Yuliani N. Konsep Dasar
Canada: Thomson Learning Inc, Pendidikan Anak Usia Dini.
2014. Jakarta: Indeks, 2013.
Esti, Palupi. Metode Pembelajaran Suyadi. Implementasi dan Inovasi
BCCT, dalam Kurikulum PAUD 2013. Bandung:
http://jurnaljpi.wordpress.com PT Remaja Rosdakarya, 2014.
diunduh tanggal 5 Januari 2015. Suyanto, Slamet. Konsep Dasar
Fadillah, M. Ragam dan Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2005.
Prosiding Seminar Nasional Undang-Undang Nomor 20 tahun
Pendidikan Inovasi Pembelajaran 2003 tentang Sistem Pendidikan
untuk Pendidikan Berkemajuan, Nasional.
2015.
Kemendiknas. Pedoman
Pengembangan Program
Pembelajaran di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar, 2010.
Kunarti. Penerapan Pendekatan BCCT
dan Kurikulum Sesuai
Perkembangan Anak Usia Dini.
Semarang: UNS, 2008.
Malinton, Sherly. Studi Tentang
Pelayanan Anak di Taman
Penitipan Anak Puspa Wijaya I
Tenggarong. eJournal Sosiatri-
Sosiologi, 2013.
Moleong, Lexy, J. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006.

214

Anda mungkin juga menyukai