Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam 


perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau
kemunduran  ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan
peranan dari kelompok wirausahawan (Rachbini,2002:xiv). Menurut Rachbini
(2002), kelompok wirausahawan selalu mempunyai  peranan krusial, baik sebagai
gap filler (pihak yang mengisi jarak / kesenjangan antara  peluang potensial
dengan kenyataan yang ada) maupun sebagai input completer (pihak yang
melengkapi faktor – faktor produksi dalam menghasilkan output berupa  barang
dan jasa). Peranan itu berarti mendinamisasikan perekonomian atau bahkan 
menjadi penopang yang menahan gerak perekonomian pada masa resesi. Peranan
krusial ini ada pada masa pasang maupun masa surut dari suatu sistem
perekonomian  bangsa. Jadi, peran penting dari para wirausahawan tersebut tidak
terbantahkan.

Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk 


menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau
jasa.  Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai
situasi dan  kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan harus
mengetahui dengan  baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen.
Untuk berhasil, ia harus  mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen
kecakapan manajerial, serta  mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari
pengetahuan tentang produk, ciri  khas produk dan daya saing produk terhadap
produk sejenis.

Membuka usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang membuka
usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri. Ada  orang
yang membuka usaha sendiri karena pendidikan rendah yang membuat dia sulit 
mencari pekerjaan. Ada juga orang yang terpaksa membuka usaha sendiri karena 

1
terkena PHK dari perusahaannya. Sedangkan ada orang yang membuka usaha
sendiri  karena lebih senang memilih usaha sendiri daripada bekerja pada orang
lain. Ada  beberapa alternatif pilihan usaha baru. Pilihan usaha ada tiga macam
yaitu waralaba  (franchise), membeli usaha yang sudah berjalan, atau membuka
usaha mulai dari nol.

Mengingat bahwa menjadi wirausahawan bukanlah perkara mudah, maka


diperlukan pemahaman yang matang mengenai dasar-dasar kewirausahaan. Dasar-
dasar kewirausahaan ini lah yang nantinya menjadi pedoman awal menemukan
bakat-bakat wirausaha. Dan selanjutnya dasar-dasar ini dikembangkan untuk bisa
mencapai tujuan utama dari matakuliah kewirausahaan yaitu menumbuhkan jiwa-
jiwa kewirausahaan.

Setelah mempelajari dasar selanjutnya diperlukan kreativitas dan inovasi


dalam kewirausahaan. Tentu bukan lah hal mudah untuk bisa menumbuhkan
kreativitas dan inovasi. Diperlukan kiat atau cara-cara agar kreativitas dan inovasi
bisa berkembang. Maka dari itu perlu juga dketahui bagaimana cara
menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam kewirausahaan.

B. Objek wawancara

Adapun objek yang kita teliti ialah wirausaha yang digandrungi terutamanya
oleh kaum wanita ataupun kaum pria. Kenapa kita meneliti usaha ini karena
menurut kita usaha ini sangat unik dalam bentuk namanya dan sedang mulai maju.

Usaha yang kita teliti ialah usaha pedagang “ BAKSO GOLI “ beralamat di
jalan kh.ahmad sanusi dekat pom bensin disebelah kampus CBI ( Citra Buana
Indonesia ). Pemilik bakso goli ini bernama Suparyono, lahir di jawa tengah
monogiri pada tahun 1960, beliau mempuyai seorang istri yang bernama Suyati
dan memiliki dua orang anak. Bapak Suparyono ini sering dikenal oleh panggilan
Pak Supar, Berawal dari seorang petani kemudian pak supar ini memiliki inisiatif
untuk menjadi wirausahanwan, Pak supar dan istrinya memutuskan untuk
merantau dari jawa kesukabumi sejak tahun 1976, sesampainya disukabumi

2
kemudian mencari kontrakan untuk tinggal, pak supar pun langsung berfikir dan
mengaplikasikan rencana-rencana yang telah dibuatnya.

kemudian sebelum memulai usahanya pak supar terlebih dahulu melihat


kondisi dan situasi di sekeliling kontrakanya di kota sukabumi. Pak supar pun
tidak lelah untuk berfikir, usaha apa yang sedang digandrungi oleh masyarakat
saat itu dan menghasilkan keuntungan bagi kelurganya, sehingga pak supar bisa
mnyekolahkan anak-ankanya dan menafkahi istri tercintanya.

Terlintaslah difikiran pak supar untuk memulai usahanya dari berjualan es


karena disukabumi saat itu cuacanya sangat panas, namun hasilnya tidak begitu
menguntungkan kemudian pak supar mencoba untuk memulai usaha berjualan
bakso yang bermodal awal Rp 50.000;00 hasil dari berjualan es. Awal berjualan
bakso pak supar tidak langsung dibilang sukses seperti saat ini. Pak supar setiap
hari berjualan bakso pikul berkeliling di sekitar kontrakanya hingga kepusat kota
sukabumi karena kontrakan saat itu tidakah jauh dari pusat kota sukabumi dan
biasa mangkal di depan pom bensin yang bersampingan dengan kampus CBI
( Citra Buana Indonesia ) saat ini.

Kurang lebih 16 tahun pak supar berjualan bakso pikul dan memiliki cerita
susah senangnya berjualan bakso, susahnya disaat berjualan ada beberapa
pelanggan yang nakal yang sering tidak mengembalikan mangkoknya dan ada
pula beberapa pelangganya yang lupa bayar bakso tersebut sehingga bisa
menjadikan kerugian bagi pak supar, senangnya penghasilan bakso ini lebih
menghasilkan dibandingkan menjadi seorang petani dan berjualan es, pada waktu
pak supar seorang petani hanya bisa menerima gajih selama 3 bulan sekali dan
selama pak supar berjualan es tidak begitu menguntungkan sedangkan dengan
berjualan bakso ini pak supar merasakan ada peningkatan ekonomi didalam
keluarganya. Dan tidak lama dari 16 tahun pak supar perjualan bakso dengan cara
dipikul ini pak supar bisa membeli grobak kaki lima untuk berjualan bakso, nah
dari sinilah pak supar menamai baksonya yaitu “ BAKSO GOLI “pak supar.

3
Pada saat kami bertanya kenapa bapak bisa menamai bakso bapak dengan
nama bakso goli kemudian pak supar menjwab gak tau, cuman saat itu bapak
mikir kalo orang sedang memakan bakso pasti lidahnya bergoyang makanya
bapak namai bakso bapak dengan bakso goli ( bakso goyang lidah) hehe, ujar pak
supar. Tidak lama dari berjualan dengan didorong memakai gerobak tenggang
waktu 10 tahun ada seorang pelanggan yang baik hati menawarkan rukonya untuk
dikontrak dengan harga yang sangat murah yaitu didepan pom bensin disebelah
kampus CBI, dengan kesempatan yang ada pak supar pun mengambilnya
kemudian pak supar pindah ketempat itu dan berjualan menetap diruko tersebut
hingga saat ini. Pak supar semasa merantaunya tidak pernah berfikir untuk tinggal
selama-lamanya disukabumi bapak dua orang anak ini bercita-cita untuk tinggal
menetap dikampung halamanya yaitu dijawa tengah diusia tuanya dan pak supar
pun tidak ada rencana untuk lebih mengembangkan kembali usaha yang digeluti
saat ini. Ketika ditanya mengenai hal ini pak supar menjawab tidak perlu
dikembangkan kembali karena anak saya yang kesatu sudah mulai mapan dengan
propesi guru dijawa sedangkan anak saya yang kedua membantu saya dalam
usaha bakso ini dan mungkin usaha ini akan pindah tangan kepada anak saya yang
kedua ini dan entah apa yg direncanaakannya bila sesudah pindah tangan.

C. Kegiatan Wawancara

Dalam kegiatan wawancara ini kami mengajukan beberapa pertanyaan


diantaranya yaitu:

Kami : Siapa nama bapak?

Bapak : nama lengkap saya Suparyono biasa dipanggil pak supar

Kami : tempat lahir bapak dimana?


Bapak : saya lahir dijawa tengah tepatnya dikota monogiri pada tahun 1960

Kami : mengapa bapak memilih usaha ini?

4
Bapak : karena usaha ini cukup menghasilkan dibandingkan usaha bapak yang
dulu sebagai petani yang penghasilannya lebih minim dibandingkan
dengan sekarang.
Kami : dalam usaha ini bapak bisa menghasilkan keuntungan berapa setiap
harinya dan kerugian apa saja yang pernah bapak alami?
Bapak : alhamdulillah dalam usaha ini tiap harinya bapak mendapatkan
keuntungan bersih kira-kira Rp. 150.000 lebih, adapun kerugiannya
seperti mangkok ataupun sendok yang hilang kadang pada suatu hari
ada pembeli yang tidak membayar tiba-tiba langsung pergi tapi itu
udah menjadi hal biasa
Kami : mengapa bapak menamai bakso ini dengan nama bakso “Goli”?
Bapak : karena pada saat itu saya berpikir kalo orang sedang memakan bakso
pasti lidahnya bergoyang maka dari itu saya berinisiatif untuk
menamai bakso ini dengan nama bakso goli ( bakso goyang lidah)
D. Hasil Wawancara dan Kesimpulan

Setelah kami teliti dari hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 15
November 2013 bertepatan pada jum’at hasilnya yaitu usaha sebagai tukang baso
lumayan mengasilkan dan bisa merubah ekonomi keluarga sehingga bisa
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dan ternyata kenapa dinamai dengan baso goli (goyang lidah) karena ketika
makan baso lidah kita pasti bergoyang untuk mengunyahnya sehingga pemiliknya
berinisiatif untuk menamai basonya dengan nama “ Goli” dan rasanya juga tidak
kalah enak.

Anda mungkin juga menyukai