KELOMPOK 1
KELAS AKUNTANSI PAGI C
NAMA KELOMPOK:
DEWA GEDE OKA KURNIAWAN (1702622010089)
I KETUT SUDARSA (1702622010095)
IDA AYU KETUT WIDI ARI (1702622010102)
NI KADEK WINDA LEONITA (1702622010112)
NI MADE WEDA SANTIARI (1702622010120)
SAYU DYAH KOMALA DEWI (1702622010129)
PUTU ESA NUANSA (1702622010127)
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-
undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa:
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
e. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
f. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
g. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
2. JENIS PARIWISATA DAN USAHA PARIWISATA
2.1 JENIS PARIWISATA
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengklasifikasikan
Usaha pariwisata yakni terdiri dari: Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang
mempunyai keunikan, kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
1. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
2. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
3. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha agen
perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan
pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
4. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan minuman
yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat
berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum.
5. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
6. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang ruang lingkup
kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta
kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
7. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan Pameran. Merupakan
usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang, menyelenggarakan
perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta
menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu
barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.
8. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto,
video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan
cetak atau elektronik.
9. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi
mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di
bidang kepariwisataan.
10. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan tenaga
pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro perjalanan
wisata.
11. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
12. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah– rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia.
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan
perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
2. Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa
teralienasi.
3. Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh ketegangan,
rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.
4. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan
perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal.
5. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan.
6. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan.
7. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri.
8. Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup lebih
bahagia.
4. PEMASARAN PARIWISATA
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan wisatawan akan produk wisata desa, yang
diikuti oleh pertumbuhan desa wisata di Indonesia yang kian menjamur, maka para pengelola
desa wisata harus melakukan fungsi pemasaran yang lebih baik lagi agar lebih terkenal dan
banyak dikunjungi, sehingga tujuan mensejahterakan masyarakat melalui kepariwisataan dapat
tercapai. Dalam hal ini saya ingin berbagi mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh
pengelola desa wisata dalam memasarkan desa wisatanya pada era ekonomi berbagi (sharing
economy) dan era digital pada saat ini. Berikut adalah langkah-langkah dari pemasaran desa
wisata:
1. Identifikasi Produk
Produk desa wisata merupakan pengalaman total pengunjung selama melakukan aktivitas
di desa wisata. Pengalaman total tersebut terdiri dari apa yang mereka lihat (something to
see), apa yang mereka lakukan (something to do) dan apa yang mereka beli (something to
buy). Oleh karena itu, langkah pertama dalam pemasaran desa wisata adalah
menemukenali atau mengidentifikasi apa yang bisa dilihat, dilakukan dan dibeli oleh
pengunjung di desa wisata yang kita miliki.
2. Rumuskan USPs
Tahap kedua dalam pemasaran desa wisata adalah merumuskan USPs (Unique Selling
Proposition) atau biasa disebut dengan Unique Selling Point. USPs merupakan keunikan
yang akan kita jual kepada pasar yang merupakan alasan mengapa pengunjung akan
datang ke desa wisata kita, bukan ke desa wisata yang lain, karena biasanya yang banyak
dicari itu yang unik-unik. Selain itu, USPs dapat dijadikan senjata untuk keluar dari
persaingan harga, yang dapat berdampak buruk bagi kelangsungan desa wisata.
3. Tetapkan Target Pasar
Tahap ketiga dalam pemasaran desa wisata adalah mencari segmen pasar yang sesuai
dengan karakteristik produk dan USPs yang sudah ditetapkan. Dalam mencari segmen
pasar sasaran, pengelola desa wisata dapat menggunakan berbagai teknik segmentasi
seperti segmentasi berdasarkan tujuan wisata, geografis, demografis, psikografis,
perilaku atau berbasis produk.
4. Rumuskan Positioning
Setelah pasar ditetapkan, maka tahap selanjutnya dalam pemasaran desa wisata adalah
merumuskan Positioning. Adapun Positioning adalah strategi dalam menanamkan citra
desa wisata dibenak pasar agar dipersepsikan unik dibanding dengan desa wisata yang
lain. Basis penetapan positioning adalah USPs yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Contoh USPs-nya adalah mayoritas masyarakat peternak sapi dan pengrajin olahan dari
susu sapi, maka dapat dirumuskan positioning sebagai sentra/pusat olahan susu sapi
terlengkap di Indonesia.
5. Bangun Identitas (brand)
Langkah selanjutnya dalam pemasaran desa wisata adalah membangun identitas, atau
yang biasanya disebut dengan branding. Identitas biasanya berupa logo, nama, icon,
slogan atau tagline. Desa wisata harus memiliki identitas, agar dapat dibedakan dengan
yang lain dan dapat mudah diingat oleh pasar.
6. Bangun Produk
Tahap ke-6 dalam pemasaran desa wisata adalah membangun dan mengembangkan
produk. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, produk desa wisata pada dasarnya
adalah pengalaman total dari apa yang dilihat, dilakukan dan dibeli oleh pengunjung.
Oleh karena itu, pengelola desa wisata bersama pemangku kepentingan yang lain harus
dapat menyediakan sarana dan prasarana agar pengalaman total dari pengunjung tersebut
terlayani.
7. Tetapkan Harga
Setelah produk dikemas, pengelola harus dapat membuat hitung-hitungan berapa biaya
total (harga pokok) yang harus dikeluarkan dalam menyediakan produk, baik berupa
produk satuan, paket atau event. Setelah itu, pengelola desa wisata dapat menetapkan
harga jual dengan beberapa teknik penetapan harga.
8. Bangun Saluran Pemasaran
Tahap selanjutnya dalam pemasaran desa wisata adalah membangun saluran pemasaran
(chanel). Saluran pemasaran merupakan perantara desa wisata dalam menggapai
pengunjungnya.
9. Lakukan Komunikasi Pemasaran
Langkah terakhir dalam pemasaran desa wisata adalah melakukan komunikasi pemasaran
atau biasa disebut dengan promosi. Langkah-langkah dalam melakukan komunikasi
pemasaran adalah menetapkan tujuan komunikasi, merumuskan pesan dan memilih alat
yang cocok.
Abdurrachmat dan E. Maryani (1998:80) menjelaskan pula dampak-dampak negatif yang timbul
dari pariwisata secara ekonomi, yaitu:
a. Semakin ketatnya persaingan harga antar sektor.
b. Harga lahan yang semakin tinggi.
c. Mendorong timbulnya inflasi.
d. Bahaya terhadap ketergantungan yang tinggi dari negara terhadap pariwisata.
e. Meningkatnya kecenderungan impor.
f. Menciptakan biaya-biaya yang banyak.
g. Perubahan sistem nilai dalam moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan dalam
masyarakat, misalnya mengikis kehidupan bergotong royong, sopan santun dan lain-
lain.
h. Memudahkan kegiatan mata-mata dan penyebaran obat terlarang.
i. Dapat meningkatkan pencemaran lingkungan seperti sampah, vandalisme (corat-
coret), rusaknya habitat flora dan fauna tertentu, polusi air, udara, tanah, dsb.
https://pemasaranpariwisata.com/2017/12/09/9-langkah-pemasaran-desa-wisata/
https://netsolmind.com/pemasaran-pariwisata/
https://taufikzk.wordpress.com/2016/02/01/aspek-aspek-pokok-pariwisata/
https://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Dampak_Pariwisata.pdf
https://www.academia.edu/36008831/AKUNTANSI_HOTEL_SAP_1_PARIWISATA_DAN_B
ERBAGAI_JENIS_INDUSTRI_PARIWISATA