Catatan Tuberkulosis
Catatan Tuberkulosis
Definisi
Faktor Risiko
Dewasa Anak-anak
Batuk berdahak 3
Batuk lebih dari 30 hari
minggu/lebih
Batuk berdarah Demam lama/berulang tanpa sebab
Diagnosis
Klasifikasi
- TB paru
Adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
- TB ekstraparu
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin,
dan lain-lain.
TB Ekstraparu dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu :
o TB ekstraparu ringan, misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis
eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
o TB ekstraparu berat, misalnya : meningitis, milier, perikarditis,
peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB
usus, TB saluran kemih dan alat kelamin.
- TB aktif
Infeksi TBC aktif adalah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dibuktikan dengan kultur konfirmatori, atau, jika
tidak ada kultur, gejala klinis sugestif, termasuk batuk produktif yang
berlangsung >3 minggu, nyeri dada, hemoptisis, demam, keringat
malam, penurunan berat badan, dan mudah lelah. Sifatnya bisa
menular.
- TB laten
TB yang tidak disertai dengan gejala
Proses replikasi Mycobacterium lebih lama dari bakteri lain yaitu sekitar
20 jam
Baru
belum pernah mendapatkan OAT atau mendapatkan OAT < 1 bln
Kambuhan
pernah OAT & sembuh, kembali dengan BTA +
Pindahan
Pasien OAT pindah wilayah pengobatan
Lalai
OAT 1 bulan, stop ≥ 2 bln, datang lg berobat
Gagal
BTA + tetap/kembali BTA + stlah ≥ 5 bln ; BTA - à BTA + pada akhir
bln ke-2 pengobatan
Kronis
BTA + setelah selesai OAT ulang kategori 2
*seseorang yang pernah kena TB yang kemudian terjadi kerusakan pada paru
akan membentuk jaringan parut atau jaringan fibrosa, yang ketika dirontgen
jaringan tersebut tidak dapat hilang*
Terapi
1. Menyembuhkan penderita
Beda dengan HIV/AIDS yang tidak/belum bisa disembuhkan
2. Mencegah kematian
TB jika tidak diobati dapat menyebabkan kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingkat penularan
Prinsip Terapi
Contoh :
- KOMBIPAK
4 rejimen obat diminum satu-satu
- FDC (Fixed Dose Combination)
1 kapsul berisi 4 obat
Mekanisme OAT
• Aminoglikosida
• Polipeptida
• Fluoroquinolon
• Cyclosering
1. Sisi pasien
Adanya kelalaian dalam mengkonsumsi obat
2. Sisi bakteri
Bakteri semakin berkembang kecerdasannya untuk melawan antibiotik
yang diberikan
*terdapat pertanyaan, apakah jika kita sebagai farmasis di rumah sakit
meracik obat TB misalnya puyer, apakah dapat terkena TB?
Yang mungkin terjadi bukanlah terkena TB tapi memacu terjadinya
resistensi obat karena tubuh kita sering terpapar oleh obat TB. Pun juga
yang bekerja di QC di Industri Farmasi ketika menangani obat TB harus
mengikuti SOP yang benar.
MDR TB
MDR TB resisten terhadap 2 dari 4 obat lini pertama untuk TB yaitu
yang sering terjadi adalah ISONIAZID dan RIFAMPISIN/RIFAMPIN
Jika terjadi MDR-TB upaya yang bisa dilakukan adalah penambahan SECOND
LINE, kalau di Indonesia yang sering dipakai adalah fluoroquinolon
XDR TB
▫ Kanamisin
▫ Amikasin
▫ Capreomisin
• Jika seseorang masuk ke dalam kategori XDR-TB sampai saat ini (2013)
belum ada guideline-nya.
*di Indonesia kasus resistensi seperti ini risiko kejadiannya besar sekali
terkait dengan penggunaan antibiotik yang tidak rasional terutama
penggunaan obat-obat golongan fluoroquinolon
2HRZE/4H3R3
Kategori 1 2HRZE/4HR
2HRZE/6HE
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Kategori 2
2HRZES/HRZE/5HRE
2HRZ/4H3R3
Kategori 3 2HRZ/4HR
2HRZ/6HE
2HRZE selama 2 bulan (lama terapi fase awal) diberikan HRZE (Isoniazid,
Rifampin, Pirazinamid, Etambutol) tiap hari 1 kali
Kategori 1 à 2HRZE
Kateogri 2 à 2HRZES
Kategori 3 à 2HRZ
H à Isoniazid
R à Rifampin
Z à Pirazinamide
E à Ethambutol
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
OAT sisipan
- Diberikan setelah fase intensif. Diperiksa setelah 2 bulan kok masih (+)
maka ditambah 1 bulan untuk fase sisipan. Ini untuk penderita dengan
BB 33-50 kg. Untuk BB yang lebih dari 33-50 kg maka dosis bisa
berubah.
- Digunakan untuk Pasien BTA + kategori 1 dan 2 yang pada akhir
pengobatan intensif masih menunjukkan hasil BTA (+)
- Berat badan antara 33 – 50 kg :
o 1 tablet Isoniazid 300 mg,
o 1 kaplet Rifampisin 450 mg,
o 3 tablet Pirazinamid 500 mg,
o 3 tablet Etambutol 250 mg
*Yang ada malah, kalau di awal dapat FDC kemudian di fase lanjutan bisa
diganti dengan KOMBIPAK karena pada fase lanjutan sebelumnya
mengalami gejala efek samping.
*Efek samping yang sering terjadi adalah MUAL dan MUNTAH. Salah satu
upaya untuk meminimalisir efek samping tersebut biasanya obat
dianjurkan untuk dikonsumsi pada malam hari.
*Bagaimana dengan lupa minum obat? Apakah diulang dari awal lagi?
Jika lupa minum obat, dilihat durasi jadwal dengan jadwal minum
berikutnya. Misalnya pasien rutin minum 2 bulan setiap hari pukul 22.00
kemudian pada suatu hari pasien tsb lupa dengan jadwal berikutnya
berdekatan atau tidak? Jika berdekatan, maka jadwalnya saat itu di-skip.
Lalu dilanjutkan jadwal berikutnya.
Kondisi Khusus
Monitoring Efektivitas