Anda di halaman 1dari 7

Bayi membutuhkan persediaan oksigen yang cukup selama proses melahirkan.

Jika tidak, otak


serta semua organ di dalam tubuh bayi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bukan tidak
mungkin, salah satu komplikasi persalinan bisa terjadi pada bayi baru lahir yang dikenal dengan
nama asfiksia. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat berakibat fatal. Untuk lebih
jelasnya, berikut ulasan lengkap mengenai asfiksia pada bayi baru lahir.

Apa itu asfiksia pada bayi baru lahir?

Secara harfiahnya, asfiksia adalah kondisi saat pasokan oksigen menurun atau
terhenti. Sementara perinatal adalah kondisi yang mencakup sebelum, selama, dan setelah
melahirkan.

Mengutip dari Seattle Children’s, asfiksia diartikan sebagai kondisi ketika tubuh kekurangan
oksigen serta aliran darah ke otak. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah sebuah kondisi ketika
bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama proses persalinan berlangsung.

Itulah mengapa asfiksia pada bayi baru lahir juga bisa disebut sebagai asfiksia perinatal. Kondisi
asfiksia pada bayi baru lahir ini membuat otak serta organ tubuh bayi lainnya tidak mendapatkan
asupan oksigen serta nutrisi yang cukup.

Jadi sebenarnya bukan selama melahirkan saja, asfiksia pada bayi baru lahir juga bisa dialami
bayi sebelum maupun setelah kelahiran. Asfiksia pada bayi baru lahir juga bisa disebabkan oleh
meningkatnya kadar karbon dioksida.
Tidak bisa dipandang sebelah mata, karena asfiksia yang terjadi pada bayi baru lahir berisiko
fatal. Ini karena tanpa adanya pasokan oksigen yang memadai untuk bayi, otomatis sel-sel di
dalam tubuhnya tidak dapat bekerja dengan baik.

Alhasil, tidak ada pasokan oksigen untuk bayi menyebabkan banyak produk sisa seperti limbah
asam yang menumpuk di dalam sel. Kondisi inilah yang nantinya mengakibatkan gangguan pada
tubuh.

Apa saja gejala asfiksia pada bayi baru lahir?

Gejala asfiksia pada bayi baru lahir bisa berbeda-beda antara satu dan lainnya. Bahkan kadang,
gejala dari kondisi ini bisa langsung muncul, tapi bisa juga tidak terdeteksi sesaat setelah bayi
dilahirkan.

Salah satu tanda yang biasanya muncul yakni denyut jantung bayi yang terlalu tinggi atau
rendah. Secara umumnya, berikut berbagai gejala asfiksia perinatal sebelum bayi dilahirkan
berdasarkan UCSF Benioff Children’s Hospital:

 Denyut atau irama jantung yang tidak normal.


 Peningkatan kadar asam di dalam aliran darah bayi.

Setelah dilahirkan, gejala asfiksia pada bayi mencakup:


 Kulit tampak pucat atau berwarna agak kebiruan.
 Susah bernapas, hingga menyebabkan bayi bernapas dengan cepat atau terengah-engah,
dan menggunakan perut.
 Detak jantung agak melambat.
 Otot melemah.
 Bayi terlihat lemas.

Lama waktu bayi tidak mendapatkan persediaan oksigen yang cukup dapat memengaruhi ringan
serta parahnya gejala asfiksia.

Artinya, semakin lama bayi tidak memperoleh jumlah oksigen yang cukup, akan semakin besar
pula kemungkinan gejala asfiksia muncul.

Dalam beberapa kasus, gejala asfiksia yang parah pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
kerusakan pada berbagai organ. Kerusakan tersebut meliputi organ jantung, otak, ginjal, dan
paru-paru bayi.

Apa penyebab asfiksia pada bayi baru lahir?


Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab asfiksia pada bayi baru lahir. Itulah mengapa
dokter dan tim medis harus selalu memantau kondisi Anda dan bayi sebelum, selama, bahkan
setelah proses persalinan.

Berikut ini beragam hal penyebab asfiksia pada bayi baru lahir:

 Tekanan darah ibu terlalu tinggi atau rendah selama persalinan.


 Persediaan oksigen dalam darah ibu tidak tercukupi sebelum maupun selama persalinan.
 Ada masalah pada saluran pernapasan bayi.
 Bayi mengalami anemia sehingga sel-sel darah tubuhnya tidak mendapatkan cukup
oksigen.
 Ada penyakit infeksi yang menyerang ibu atau bayi.
 Proses persalinan yang sulit atau memakan waktu lama.
 Ada masalah pada plasenta yang membungkus tubuh bayi.
 Plasenta lepas terlalu cepat saat melahirkan sehingga membuat bayi susah bernapas.
 Prolaps tali pusat atau tali pusat yang terjepit.
 Terjadi sindrom aspirasi mekonium, yaitu mekonium bayi terhirup sebelum, selama,
ataupun setelah persalinan
 Saat kelahiran bayi sebelum 37 minggu (bayi prematur), paru-paru bayi belum
berkembang sehingga tidak dapat bernapas

Persediaan oksigen yang kurang pada bayi sebelum, selama, atau setelah melahirkan bisa terjadi
dalam dua cara. Pertama menyebabkan gangguan secara langsung yang terjadi selama beberapa
menit setelah persalinan.

Kedua, gangguan yang muncul ketika sel-sel tubuh sebenarnya sudah tidak lagi kekurangan
oksigen. Namun, sel-sel tersebut justru melepaskan racun ke dalam tubuh bayi.

Bagaimana cara mendiagnosis asfiksia pada bayi baru


lahir?
Dokter dan tim medis akan melakukan penilaian menggunakan skor Apgar (Apgar score) untuk
mendiagnosis asfiksia pada bayi baru lahir.

Pemeriksaan kondisi asfiksia pada bayi baru lahir ini dilakukan sekitar 1-5 menit, dengan menilai
pernapasan, nadi, otot, respons atau refleks terhadap rangsangan, maupun kondisi fisik bayi.

Skor Apgar untuk menilai asfiksia pada bayi baru lahir bisa berkisar dari 0 sampai dengan 10.
Jika setelah 5 menit diperiksa ternyata skor Apgar bayi di bawah angka 7, kemungkinan besar ia
mengalami asfiksia perinatal.

Apalagi jika hasil pemeriksaan ini berada di angka 3 atau di bawah 3, artinya memang terjadi
asfiksia pada bayi baru lahir.

Apa pengobatan untuk asfiksia pada bayi baru lahir?


Pemberian perawatan pada ibu dan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia biasanya ditentukan
oleh dua hal. Meliputi tingkat keparahan gejala asfiksia pada bayi baru lahir serta waktu ketika
bayi didiagnosis mengalami asfiksia.

Jika asfiksia sudah terdeteksi sebelum kelahiran, ibu mungkin akan diberikan oksigen tambahan
guna meningkatkan pasokan oksigen pada bayi.

Dalam hal ini, dokter biasanya akan menyarankan persalinan melalui operasi caesar untuk
mencegah risiko terjadinya komplikasi selama persalinan.

Setelah baru lahir, pemberian ventilasi pada bayi juga dibutuhkan saat mengalami
asfiksia. Dalam hal ini, pemberian ventilasi untuk mengatasi asfiksia pada bayi baru lahir
merupakan tindakan memasukkan oksigen ke dalam paru-paru bayi guna memudahkan
pernapasannya.

Selain itu, dokter dan tim medis juga akan selalu memantau tekanan darah dan asupan cairan
bayi untuk memastikannya mendapatkan oksigen yang memadai.

Bisakah asfiksia pada bayi baru lahir disembuhkan?


Asfiksia yang terjadi pada bayi baru lahir dalam taraf ringan atau sedang dapat pulih
sepenuhnya. Hanya saja, apabila sel-sel tubuh bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup
dalam waktu lama, mungkin akan membuatnya mengalami cedera.

Lebih parahnya, asfiksia pada bayi baru lahir yang tidak secepatnya ditangani dapat berisiko
memengaruhi kondisi otak, jantung, paru-paru, ginjal, usus, serta organ tubuh lainnya.

Pendinginan tubuh (hipotermia terapeutik) dapat memperbaiki kondisi asfiksia pada bayi baru
lahir di usia cukup bulan. Sayangnya, dalam kasus yang cukup parah, asfiksia pada bayi baru
lahir bisa mengakibatkan kegagalan organ tubuh hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai