Kepemimpinan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Sering sekali baik-buruknya sebuah organisasi sebagian besar tergantung pada faktor
kepemimpinan. Maka sebab itu, segala organisasi pasti membutuhkan yang namanya pemimpin
untuk mempimpin organisasi tersebut agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Termasuk
dalam hal ini adalah organisasi lembaga pendidikan, yang mana pemimpinnya biasa disebut
dengan kepala sekolah.
A. Gaya Kepemimpinan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk mencapai
tujuan mereka. Dari sini dapat kita pahami, bahwa keberhasilan suatu oragnisasi itu banyak
dipengaruhi oleh kinerja para pemimpin.Secara bahasa, makna kepemimpinan itu adalah
kekuatan atau kualitas seorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk
mencapai tujuan. Adapun gaya kepemimpinan sebagai berikut:
c. Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin, maksudnya adalah yang membuat segala
kebijakan-kebijakan yang ada adalah seorang pemimpin.
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya
dilakukan secara ketat, maksudnya adalah seorang pemimpin harus tetap memantau
setiap bawahannya agar tetap bekerja dengan professional.
f. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau
pendapat, maksudnya adalah segala keputusan mutlak diambil dari seorang pemimpin
tanpa mempertimbangkan saran-saran yang masuk dari bawahannya.
g. Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari
bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
d. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan
bawahan maupun sesama bawahan;
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara wajar;
4. Gaya Kepemimpinan Birokratis Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin
berdasarkan peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan
prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada
umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa
adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja
kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari
ketentuan yang ada. Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah
sebagai berikut:
a. Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
c. Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditentukan.
5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk
mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin,
sehingga gaya ini hanya bias berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat
kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi. Dalam gaya
kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali
membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya. Adapun ciri-ciri gaya
kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
c. Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer
bertindak cukup baik;
7. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical) Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya
pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisis, terutama analisis logika pada
setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan menekankan
pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini
sangat mengutamakan logika dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang masuk
akal serta kuantitatif.
8. Gaya kemimpinan asertif (Assertive) Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan
mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik
dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa
sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
10. Gaya Kepemimpinan Visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota
perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan
berdasarkan visi yang jelas. Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu.
Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana
dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
B. Sifat-sifat kepemimpinan
Setiap orang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan atas kelebihan-kelebihan yang
dimilikinya dari pada orang yang dipimpin. Masing-masing orang mempunyai kelebihan
disamping kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Dalam keadaan tertentu dan pada
waktu tertentu kelebihan-kelebihan itu dapat dipergunakannya untuk bertindak sebagai
pemimpin. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan kelebihannya itu untuk
memimpin. Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Dan syarat-
syarat serta sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berbeda-beda menurut golongan dan
fungsi jabatan yang dipegangnya. Untuk menjadi pemimpin perusahaan tidak mungkin sama
dengan syarat dan sifat yang diperlukan bagi pemimpin dalam ketentaraan. Demikian pula
syarat-syarat kepemimpinan yang diperlukan bagi seorang pemimpin industri tidak akan
sama dengan yang diperlukan bagi seorang pemimpin suatu lembaga pendidikan.
Diantara sifat-sifat kepemimpinan yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah sebagai berikut:
merasa lebih mengetahui dari pada yang lain. Ia hendaknya lebih banyak mendengarkan
dan bertanya dari pada berkata dan menyuruh. Kelebihan pengetahuan dan kelebihan
kesanggupan yang dimilikinya hendaknya dipergunakan untuk membantu yang lain atau
sekalipun tanpa dimintai bantuannya. Akan tetapi, bantuan yang diberikan jangan
sampai dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan bantuan itu justru
kesulitan yang disampaikan oleh anggota-anggotanya meskipun dia mungkin tidak akan
dapat menolongnya. Hal ini sangat penting untuk mempertebal kepercayaan anggota-
kesukaran; dan sebaliknya jangan lekas merasa bangga dan sombong jika kelompoknya
berhasil. Sifat ini akan memberikan perasaan aman kepada anggota-anggotanya. Mereka
tidak merasa dipaksa, ditekan atau selalu dikejar-kejar dalam menjalankan tugasnya.
pemimpinnya. Sifat tak sabar dan putus asa pada seorang pemimpin akan
sehingga hal ini tentu akan mengurangi / mempengaruhi daya dan hasil kerja mereka.
dengan sebaik-baiknya. Yang dipiminnya harus merasa pula bahwa mereka mendapat
sindiri; percaya pada kesanggupan sendiri. Karena percaya pada kemampuan dan
apa yang telah diterimanya sebagai tugasnya. Iapun tidak merasa perlu untuk
dan yang dapat nebyatakan hal ini dalam sikap dan tingkah lakunya, akan menimbulkan
pula rasa percaya kepada diri anggota-anggota kelompoknya. Kerja sama yang tidak
didasarkan atas rasa percaya mempercayai tidak akan membawa hasil yang memuaskan.
Dan suasana saling mempercayai hanya dapat diharapkan dari pemimpin yang cukup
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok dapat timbul
rasa patuh dan bertanggung jawab. Untuk menimbulkan rasa patuh yang demikian,
pemimpin harus patuh pula kepada diri sendiri, selalu menepati janji, tidak lekas
melaksanakannya, berani mengakui kesalahan dan kekurangan sendiri. Dengan kata lain
pemimpin hendaknya jujur, adil dan dapat dipercaya. Sebagai pemimpin hendaklah
konsekuen terhadap orang lain, dan terhadap diri hendaklah selalu berusaha agar sikap
dan tindakannya tidak bertentangan dengan perkataan, menjaga satunya kata dengan
perbuatan.
harus pula didasarkan atas keahlian, yakni keahlian dalam bidang pekerjaan yang
tidak mungkin kita dapat memberi bantuan. Dengan demikian keahlian jabatan
merupakan syarat utama pula dalam kepemimpinan. Tanpa keahlian tak mungkin
menjadi pemimpin. Akan tetapi, janganlah pula diartikan bahwa dengan keahlian
jabatan saja sudah tentu kita dapat menjadi pemimpin. Dengan adanya syarat-syarat
Meskipun diantara pemimpin banyak yang memiliki keahlian dan jabatan dalam
pekerjaan yang sama, selalu kita lihat adanya perbedaan-perbedaan dalam perilaku dan sikap
serta gaya kepemimpinannya. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor yang dapat
kepemimpinannya. Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud disini adalah latar belakang
pendidikan atau ijazah yang dimilikinya, sesuai atau tidaknya latar belakang pendidikan
kerja sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang telah dilakukannya itu mendorong dia
untuk berusaha memperbaiki dan mangembangkan kecakapan dan ketrampilannya dalam
yang dilakukannya selama dia menjabat sebagai pemimpin. Seorang pemimpin yang ideal
tidak pernah merasa puas dengan hanya mengandalkan pada latar belakang pendidikan
dan pengalamannya saja, tanpa selalu berusaha mengembangkan diri dengan menambah
pengetahuannya.
2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya.
Perilaku dan sikap seorang yang sedang memimpin anak buah dalam kapal yang sedang
tenggelam, tidak sama dengan perilaku dan sikap seorang guru yang sedang memimpin
diskusi di dalam kelas. Perilaku dan sikap seorang pemimpin perusahaan sudah tentu lain
dengan perilaku dan sikap seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-
masing. Tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis memiliki tujuan yang berbeda,
dan menuntut cara-cara pencapaian tujuan yang tidak sama. Oleh karena itu, tiap jenis
1. Fokus
Seorang pemimpin atau leader harus mampu memutuskan sesuatu dengan cepat
dan tepat. Fokus adalah hal yang harus dimiliki oleh berbagai leader bukan hanya di
sebuah perusahaan, tapi juga seperti komunitas, organisasi dan lain sebagainya. Setiap
pemimpin harus memiliki tingkat fokus yang tinggi. Ia harus mampu memutuskan
sesuatu di saat waktu yang mendesak sekalipun.
2. Keyakinan
Kepercayaan bukan hanya diberikan oleh bawahan kepada leadernya. Ini bukan
sekedar percaya apakah leader yang kita pilih cocok, pas dan sesuai dengan visi dan misi
yang diemban. Tapi keyakinan ini juga harus ditanamkan kepada seorang leader kepada
bawahan mereka. Setiap leader harus memberikan kepercayaan bahwa bawahan mereka
mampu melakukan dan melaksanakan setiap pekerjaan yang memiliki visi dan misi
bersama.
3. Transparansi
Setiap karyawan mengharapkan sebuah transparansi di dalam perusahaannya.
Baik dengan organisasi, rekan kerja maupun dengan leader mereka. Transparansi ini akan
membantu setiap karyawan untuk lebih bersemangat dalam mengabdikan dirinya untuk
perusahaan. Dan membuat mereka konsisten sepenuhnya terhadap apa yang mereka
berikan kepada perusahaan.
4. Integritas
Menjadi seorang pemimpin atau leader dengan integritas yang tinggi terhadap
bawahan ataupun perusahaan memang hal yang sedikit sulit. Dengan perubahan yang
akan selalu ada, setiap pemimpin diharapkan memiliki integritas yang tidak menurun,
bahkan nantinya cenderung meningkat. Tentu saja untuk mendukung perkembangan
baik dari segi perusahaan maupun sumber daya manusia yang dipimpinnya.
5. Inspiratif
Membantu dalam hal bekerja mungkin menjadi kualitas leader yang diharapkan
setiap karyawan. Salah satunya yaitu meningkatkan semangat setiap karyawan. Melalui
motivasi yang menginspirasi setiap karyawan, maka leader akan mendapatkan tempat
yang tinggi di hati bawahannya.
6. Semangat
Membantu dalam banyak hal tentu membutuhkan semangat yang tidak sedikit.
Ya, setiap leader harus memiliki semangat yang luar biasa besar. Bukan untuk diri
bawahan atau karyawan mereka, tapi juga untuk meningkatkan kualitas diri mereka
sendiri. Bersikap positif dan meningkatkan semangat akan membantu setiap leader
berkembang.
7. Inovasi
Tidak bisa dipungkiri, berkembangnya teknologi memberikan keleluasaan untuk
kita mengembangkan kemampuan atau potensi diri kita. Setiap leader diharapkan
mampu berinovasi terhadap setiap perkembangan zaman maupun sumber daya yang
terbatas. Ya, inovasi tetap harus berkembang.
8. Kesabaran
Menjadi sabar untuk seorang leader atau pemimpin bukanlah hal yang mudah.
Tapi mengatur setiap emosi harus selalu diterapkan. Tidak bisa dielakkan lagi, jika akan
ada banyak masalah yang datang, tapi bagaimana menghadapinya dengan hati sabar
adalah kuncinya.
9. Tenang
Selain sabar, kualitas lainnya adalah ketenangan. Sabar dan tenang dalam
menerima, mengahdapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi harus selalu
diterapkan. Tenang akan memberikan banyak kemudahan bagi seorang leader untuk
menghadapi masalah dan melakukan banyak hal.
10. Asli
Setiap manusia memang menggunakan topeng untuk bisa beradaptasi dan
diterima oleh lingkungan, tidak termasuk seorang leder. Dengan sedikit topeng
kewibawaan dan kebijaksanaan, atau bahkan sikap beraninya, ada kalanya seorang
leader pun juga harus menunjukkan diri mereka yang sebenarnya.
11. Keterbukaan berpikir
Membuka pikiran dan memperluas wawasan akan meningkatkan kualitas setiap
leader saat mereka harus memimpin. Pemimpin dengan pemikiran yang terus
berkembang akan membuat mereka mudah beradaptasi dengan perubahan zaman.
Terlebih dengan kebutuhan dan keharusan organisasi mereka berkembang di
masyarakat ataupun pasar.
12. Tegas
Mungkin kualitas yang satu ini akan sangat diingat oleh siapapun. Pemimpin
atau leader harus memiliki sisi tegas di dalam dirinya. Mereka adalah seorang
pemimpin yang memiliki wewenang untuk memutuskan sesuatu hal. Ketegasan
seorang pemimpin juga akan membantunya dalam mengadili setiap kesalahan dan
kebenaran yang ada.
13. Kepribadian yang kuat
Setiap orang unik, setiap orang memiliki perbedaan dari orang lain di sekitar
mereka. Itu sebabnya, menjadi seorang pemimpin atau leader harus memiliki
kepribadian yang kuat. Mereka harus mampu memaksimalkan potensi yang ada di
dalam dirinya. Kepribadian yang kuat ini akan menjadi ciri khas tersendiri bagi
setiap pemimpin.
14. Memiliki kemampuan memberdayakan
Bukan memerintah, namun lebih pada meminta bantuan dalam menyelesaikan
setiap tugas yang harus diselesaikan. Tidak akan memungkinkan jika semua tugas
dikerjakan oleh 1 orang saja. Itu sebabnya seorang leader membutuhkan bawahan
yang siap membantu. Dengan kemampuan memberdayakan inilah setiap pemimpin
akan lebih mudah menyelesaikan dan menggapai goals yang sudah ditetapkan
bersama dengan bawahan mereka.
15. Kemampuan komunikasi
Kemampuan komunikasi ini sangat dibutuhkan oleh leader manapun.
Kemampuan ini akan membantu setiap leader untuk menyampaikan visi, misi dan
goals yang dimiliki kepada setiap karaywan atau bawahan mereka. Tidak ada
batasan bahwa mereka yang pantas menjadi seorang leader adalah mereka yang
berkepribadian ekstrovert. Karena telah dibuktikan beberapa leader di dunia ini
adalah seorang introvert yang dikenal tidak banyak berbicara dan cenderung
pemalu dan juga pendiam. Komunikasi di sini lebih pada kemampuan
menyampaikan maksud dengan pendekatan yang baik agar lebih mudah dipahami
oleh siapapun yang mendengarkan.
E. Peran Pemimpin
1. Sebagai pelaksana (executive)
perencanaan, sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara ngawur saja,
Seorang pemimpin harus bisa menjaga jangan sampai terjadi perselisihan, dan
bekerja kelompok.
punishment)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual
responsibility)
karena itu dia harus pula mau dan berani turut bertanggung jawab tentang
kesalahan orang lain/anggota kelompoknya. Jika kita teliti dari ketiga belas
oleh bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, bahwa pemimpin yang baik
a. Ing ngarso asung tulodho: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang
yang dipimpinnya.
c. Tut wuri handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
tersebut diatas kiranya sangatlah berfaedah bagi para kepala sekolah dan
1. Menguasai persoalan
Dalam memutuskan suatu hal, pemimpin perlu menguasai persoalan terlebih
dahulu. Pemimpin harus mengetahui apa yang akan dihadapi. Setelah itu, lakukan
penyelidikan terhadap persoalan tersebut. Setelah itu, pertimbangkan nilai plus dan minus
dari setiap pilihan.
2. Meminta pendapat
Jika keputusan yang akan diambil melibatkan orang banyak, maka harus meminta
pendapat dari pihak yang bersangkutan. Agar di kemudian hari, keputusan yang diambil
tidak menimbulkan suatu permasalahan atau konflik. Singkatnya, agar keputusan tersebut
bisa diterima oleh semua pihak.
4. Evaluasi keputusan
Ini adalah langkah yang penting. Pemimpin harus melakukan evaluasi secara
berkala, untuk mengetahui apakah keputusan yang telah diambil memiliki hasil seperti
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, Arifin. 1986. Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja.
Jakarta: Bhratara.
Abd. Kadir dkk. Dasar-dasar Pendidikan. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. (Surabaya:
LAPIS-PGMI, 2009)
M. Ngalim Purwanto, MP. Drs. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Karya,
bandung, 1987