Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID

DAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Oleh Kelompok :

1. I Gusti Agung Diana Ratri Astuti (18.321.2832)


2. I Made Agung Surya Dyasa (18.321.2834)
3. Ni Luh Putu Mas Ari Puspa Dewi (18.321.2841)
4. Ni Luh Putu Widi Wulandari (18.321.2843)
5. Ni Made Vina Widya Yanti (18.321.2849)
6. Ni Nyoman Budi Rahayu (18.321.2850)
7. Ni Putu Ari Adnyani (18.321.2852)
8. Putu Ayu Dyah Noviana Dewi (18.321.2861)
9. Putu Diah Wulandari (18.321.2862)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Atas rahmat Ida Sang Hyang Widi Wasa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan Ttugas Asha
Keperawatan Hipertiroid

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan
kritik sangat kami nantikan dari para mahasiswa dan pengajar sehingga akan
semakin memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan
mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami nerharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi para mahasiswa Mahasiswa Perawat dan pembaca.

Denpasar, 12 Maret 2020

Penyusun
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).

B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
(Amin, Hardi, 2013)
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu:
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan
kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
b. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau
biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid
yang berlebihan.
2. Penyebab Lain
a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
b. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
d. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.

C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan
zat di dalam orbit mata
(Amin, Hardi:2013)

D. Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau
kondisis yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau
multi tipe adenoma kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon
tiroid yang berlebihan dapat menyebabakan hipertiroidisme. Bentuk
hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus,
toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2)
pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata
abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh
antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-
sel tiroid. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik,
adinoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti
TH. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Patofisiologi dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi
ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem
saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang
bersirkulasi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi
hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan
meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia dan peningkatan curah jantung, volume secuncup, kepekaan
adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah
pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasilakhir defisiensi
nutrisi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme
hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum
pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis
kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria
dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan
menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo, 1999).
E. WOC

Hipertiroid

Metabolisme meningkat

Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2

Pemakaian glukosa sel System saraf Sistem kardiovaskuler

Pemecahan lemak dan 1. Nerfus 1. Takikardi dan aritmia


protein
2. Kelelahan 2. TD, nadi

3. Mudah terangsang 3. Angina

4. Gagal jantung

Otot dan tulang


MK: Penurunan curah jantung

Kelelahan otot
Kulit

MK: Resiko
Peningkatan
kerusakan intergitas Peningkatan kebutuhan kalori
suhu tubuh
jaringan

MK: Hipertermi MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(Amin, Hardi:2013)

G. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh
obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/
lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroid-
nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk
wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap
obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu setahun.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula
dosisnya bisa 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet
saja sehari. Obat ini cukup baik untuk hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel
darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-ciri
agranulositosis adalah sering terjadi sakit tenggorokan yang tidak
sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi dan demam.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya dipakai
sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk
menghilangkan peradangan dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai untuk
mengatasi gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan yang kaku,
tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid,
obat ini dipakai untuk mengobati tangan bergetar dan denyut jantung
yang meningkat. Namun penggunan obat ini pada pasien dengan
penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak
digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia).
Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120
kali/menit) dan tangan bergetar biasanya diberikan obat lain yaitu
propanolol, antenolol, ataupun verapamil.
c. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah
mengkosumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul
terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan
metabolisme didalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk
mengobati kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi
(hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan pembuluh darah
jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati.
Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan
oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi
jaringan oto jantung.

H. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan
pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon
tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan
hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kematian.
G. DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi
jantung ditandai dengan takikardi
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa
bibir kering

Kasus :
Seorang perempuan usia 30 tahun dirawat di RS dengan diagnose
hipertiroid dan mengeluh cepat lelah dan peningkatan rasa lapar tetapi
berat badan turun. Pasien mengatakan jantungnya sering berdebar-debar
dan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian
didapatkan tangan tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak
menonjol, TB: 160 cm, BB: 45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit, suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL
T4: 14 μg/dL. Pemeriksaan Laboratorium lainnya menunjukkan RBC 3.86
x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT 34,71 % (N
40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144 mg/dl
(N <130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil
foto thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly. Buatlah asuhan
keperawatan pada pasien diatas (data bisa ditambah).

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Anamnese
Pengkajian tanggal : 12 Maret 2020
Tanggal masuk : 12 Maret 2020
Ruang/Kelas : Ruang Merak RSUD Sanjiwani
Jam MRS : 06.30 WITA
Jam Pengkajian : 09.00 WITA
DX Masuk : Hiperteroid

1. Indentitas
Nama : Ny. S No Reg :
Agama : Hindu Umur : 30 tahun
Suku : Indonesia L/P : Perempuan
Bahasa : Indonesia Pendidikan : SD
Alamat : Denpasar timur Pekerjaan :-
Pembiayaan : Status : Kawin
Penanggung Jawab : Tn. P

Keluhan Utama: Pasien mengatakan jantungnya sering berdebar-debar.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan cepat lelah dan


peningkatan rasa lapar tapi berat badan
menurun. Pasien mengatakan jantung sering
berdebar-debar, berat badannya telah
menurun 7kg dalam sebulan.
Penyakit yang pernah dialami :Pasien mengatakan tidak pernah menggalami
riwayat penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan keluarganya tidak


memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
jantung,hipertensi, dan DM

II. Pemeriksaan Fisik


1. Kedaaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : komposmetis
3. Postur Tubuh : Kurus
4. Monitor Vital Sign
a. Tekanan darah : 150/90 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. RR : 26x/menit
d. Suhu : 38,3⸰C
e. BB : 45kg
f. TB : 160 cm

6. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
b. Mata
Inspeksi: Mata nampak menonjol
c. Hidung:
Inspeksi:
Palpasi:
d. Dada :
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi
e. Leher
Inspeksi: tampak pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi:
Perkusi:
f. Jantung
Inspeksi:
Palpasi:
Auskultasi: Jantung berdebar-debar
Perkusi:
g. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
h. Genetalia
Inspeksi:
Palpasi:
i. Pemeriksaaan muskuloskeletal (ekstermitas)
Inspeksi:.
Palpasi:
j. Persyarafan

III. ADL (Activity Daily Living)


1. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan
3x sehari dengan porsi makan 1 piring
b. Saat sakit: Pasien mengatakan bahwa ia merasa cepat lapar
tapi berat badan menurun 7kg sebulan

2. Pola eliminasi
BAB
a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek,warna kuning kecoklatan, bau khas feses
dan tidak adanya darah.
b. Saat sakit : Pasien mengatakan BAB normal dengan konsistensi
lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses dan tidak adanya
darah

BAK
a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAK normal bisa 3 sampai 5
kali perhari. Jumlah urine kurang lebih 2000cc perhari berwarna
kuning jernih, berbau khas urine, dan mampu mengontrol BAK
b. Saat sakit: Pasien mengatakan BAK normal bisa 3 sampai 5 kali
perhari. Jumlah urine kurang lebih 2000cc perhari berwarna kuning
jernih, berbau khas urine, dan mampu mengontrol BAK

3. Pola Istirahat dan Tidur


a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya tidur mulai jam 21.00
dan bangun pada pukul 05.00 wita. dan jarang tidur siang
b. Saat sakit: Pasien mengatakan tidurnya tidak teratur, biasanya ia
tidur pukul 22.00 wita dan terbangun kembali setelah 2 jam yaitu
pukul 00.00 wita, tergantung juga dari sakit yang dirasakan. Pasien
juga lebih sering tidur siang

4. Pola Personal Higiene


a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan masih menstruasi normal
selama 4 hari setiap 1 bulan sekali dan memiliki 1orang anak
perempuan, serta pasien masih memiliki suami
b. Saat sakit : Pasien mengatakan masih menstruasi normal selama 4
hari setiap 1 bulan sekali dan memiliki 1orang anak perempuan,
serta pasien masih memiliki suami
5. Pola aktivitas
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit ia biasanya
bisa mengerjakan tugas rumah seperti menyapu, ngepel, masak,
mencuci dll
b. Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit tidak bisa beraktifitas seperti
biasanya hanya berbaring ditempat tidur saja.
6. Pola Stress-Koping
4. Pasien mengatakan bahwa untuk mengatasi sakitnya ia akan membicarakan
dengan keluarganya dan membawanya kedokter, serta pasien akan bertanya
kepada dokter mengenai informasi sakitnya

IV. Pemeriksaan Penunjang


1. Hasil pemeriksaan EKG: adanya takikardi
2. Hasil pemeriksaan thorak: adanya cardiomegaly
3. Lab Darah:
a. RBC : 3,86 x 106 (N: 4-6 x 106)
b. HGB : 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl)
c. HCT : 34,71% (N: 40-54%)
d. Cholesterol : 253 mg/dl (N: <200 mg/dl)
e. LDL :144 mg/dl (N<130 mg/dl)

B. Analisis Data
NO Symtom Etiologi Problem
1. Ds : pasien mengatakan Hipertiroid Penurunan
jantungnya berdebar- Metabolisme curah jantung
debar, cepat lelah meningkat
Do : Peningkatan
TD: 150/90 mmHg frekuensi dan
S: 38,3⸰C kontraksi jantung

N: 100x/menit Sistem
RR: 26x/menit kardiovaskuler

Hasil EKG: adanya Takikardi dan


takikardi, hasil foto thorak aritmia,TD, nadi
meningkat,Angina
adanya cardiomegaly
Penurunan curah
jantung

2. Ds : - Hipertiroid Hiperteemia
Do: Metabolisme
TD: 150/90 mmHg meningkat
S: 38,3⸰C Peningkatan
N: 100x/menit frekuensi dan
RR: 26x/menit kontraksi jantung
Pasien terlihat berkeringat System saraf

Nerfus, Kelelahan,
Mudah terangsang

Kulit

Peningkatan suhu
tubuh

Hipertemia

3. Ds : pasien mengatakan Hipertiroid Defisit Nutrisi


sering merasa lapar Metabolisme
meningkat
Do: Peningkatan
A: sebelum sakit BB:52 frekuensi dan
kg sesudah sakit 45kg, kontraksi jantung

TB: 160 cm, Peningkatan


B: RBC: 3,86x106 (N: 4- konsumsi O2

6x106), HGB: 11,91 g/dl Pemakaian glukosa


(N: 13-17 g/dl), HCT: sel

34,71% (N: 40-54%), total Pemecahan lemak


Cholesterol 253 mg/dl (N: dan protein
<200mg/dl), LDL: 144 Peningkatan
mg/dl (N:<130mg/dl). kebutuhan kalori
C: mukosa bibir pasien Defisit Nutrisi
kering, mata melotot
D: TKTP

D. DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi
jantung ditandai dengan takikardi
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa
bibir kering

E. Intervensi dan Rasional


NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 1 Setelah dilakukan 1. Monitor adanya 1. Untuk mengetahui
tindakan perubahan tekanan perkembangan status
keperawatan selama darah umum pasien
3x24 jam, 2. Berikan posisi semi 2. Agar pasien merasa
diharapkan fowler nyaman
penurunan curah 3. Tawarkan makanan 3. Agar memudahkan
jantung dapat atau cairan yang dapat pasien dalam menelan
berkurang dengan dibentuk menjadi bolus makanan
Kriteria Hasil: sebelum menelan
1. Tanda-tanda
vital dalam
rentang
normal (TD:
100-120, S:
36,5-37,5⸰C,
RR: 16-20
x/menit, N:
60-
100x/menit)
2. Dapat
mentoleransi
aktivitas,
tidak adanya
kelelahan
3. Tidak ada
penurunan
kesadaran
2. 2 Setelah dilakukan 1. Monitor suhu, 1. Untuk mengetahui
tindakan tekanan darah, perkembangan status
keperawatan selama respirasi dan nadi umum pasien
3x24 jam, 2. Lalukan kompres 2. Agar suhu tubuh pasien
diharapkan hangat pada dahi dapat turun secara
hipertermia dapat dan aksila pasien perlahan
berkurang dengan 3. Ajarkan indikasi 3. Agar pasien dan keluarga
kriteria hasil: hipotermia dan dapat mengetahui cara
1. Suhu tubuh penanganan yang penanganan hipertemia
dalam diperlukan 4. Agar suhu tubuh kembali
rentang 4. Berikan normal
normal (36,5- pengobatan untuk
37,5⸰C) mengatasi
2. Nadi dan penyebab demam
respirasi
dalam
rentang
normal ( N:
60-
100x/menit,
RR: 16-
20x/menit)
3. Tidak ada
perubahan
warna kulit
dan tidak ada
pusing
3 3 Setelah dilakukan 1. monitor 1. Agar mengetahui
tindakan lingkungan selama asupan gizi pasien
keperawatan selama makan terpenuhi
3x24 jam, 2. lakukan pemberian 2. Agar pasien
diharapkan defisit informasi tentang mendapatkan nutrisi
nutrisi dapat kebutuhan nutrisi yang cukup
berkurang dengan 3. ajarkan pasien 3. Agar pasien dapat
kriteria hasil: bagaimana makan secara teratur
membuat catatan 4. Agar pasien
1. Adanya harian mendapat gizi dan
peningkatan 4. kolaborasi dengan kalori yang cukup
berat badan ahli gizi untuk
sesuai menentukan
dengan jumlah kalori dan
tujuan nutrisi
2. Mampu
mengidentifi
kasi
kebutuhan
nutrisi

3. Tidak terjadi
penurunan
berat badan
yang berarti

F. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Dx Tindakan Evaluasi respon Ttd
Jam Keperawatan
Kamis, 12 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
maret 2020 semi fowler posisinya kurang nyaman
11.00 wita DO: pasien tampak lebih
nyaman
11.20 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 150/90mmHg
S: 38,3⸰C
N: 100x/menit
RR: 26x/Menit
- Badan
pasien
teraba
panas

11.50 wita 2 1. Melalukan kompres DS: pasien mengatakan


hangat pada dahi dan badannya terasa hangat
aksila pasien DO: pasien tampak
sudah diberikan kompres
air hangat
12.20 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
14.00 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
14.30 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
14.55 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 140/90mmHg
S: 37,8⸰C
N: 100x/menit
RR: 24x/Menit
- Badan
pasien
teraba
panas

15.25 wita 2 1. Melalukan kompres DS: pasien mengatakan


hangat pada dahi dan badannya terasa hangat
aksila pasien DO: pasien tampak
sudah diberikan kompres
air hangat
15.40 wita 3 1 Memberikan DS: Pasien mengatakan
pengobatan untuk badannya terasa panas
mengatasi penyebab DO: obat tampak sudah
demam di berikan
alergi (-)
badan pasien teraba
hangat
16.20 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
16.30 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
17.00 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
19.00 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 130/90mmHg
S: 37,7⸰C
N: 100x/menit
RR: 22x/Menit
Badan pasien teraba
hangat

19.35 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan


semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
19.55 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
20.00 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan

Hari/Tanggal Dx Tindakan Evaluasi respon Ttd


Jam Keperawatan
Jumat , 13 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
maret 2020 semi fowler posisinya kurang nyaman
09.00 wita DO: pasien tampak lebih
nyaman
10.20 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 150/90mmHg
S: 37,8⸰C
N: 100x/menit
RR: 23x/Menit

11.50 wita 2 1. Melalukan kompres DS: pasien mengatakan


hangat pada dahi dan badannya terasa hangat
aksila pasien DO: pasien tampak
sudah diberikan kompres
air hangat
12.20 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
14.00 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
14.30 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
pasien tampak minum air
1-2 gelas
14.55 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 140/90mmHg
S: 37,7⸰C
N: 100x/menit
RR: 24x/Menit
- Badan
pasien
teraba
hangat

15.25 wita 2 1. Melalukan kompres DS: pasien mengatakan


hangat pada dahi dan badannya terasa hangat
aksila pasien DO: pasien tampak
sudah diberikan kompres
air hangat
15.40 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
17.20 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
18.30 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
18.50 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang belum mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
19.00 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 130/90mmHg
S: 37,6⸰C
N: 100x/menit
RR: 22x/Menit
Badan pasien teraba
hangat

19.35 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan


semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
19.55 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan susah menelan makanan
yang dapat dibentuk atau minuman
menjadi bolus DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
-pasien tampak
menghabiskan makanan
1-2 sendok makan
20.00 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
sabtu, 14 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
maret 2020 semi fowler posisinya kurang nyaman
09.00 wita DO: pasien tampak lebih
nyaman
09.30 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 130/90mmHg
S: 36,6⸰C
N: 100x/menit
RR: 23x/Menit

09.55 wita 2 1. Melalukan kompres DS: pasien mengatakan


hangat pada dahi dan badannya terasa hangat
aksila pasien DO: pasien tampak
sudah diberikan kompres
air hangat
10.30 wita 3 1. mengajarkan pasien DS: Pasien mengatakan
bagaimana membuat sudah mengetahui cara
catatan harian membuat catatan harian
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
12.40 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
12.50 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan sudah bisa minum dan
yang dapat dibentuk makan sedikit demi
menjadi bolus sedikit
DO: Pasien tampak
minum dan makan
sedikit tapi sering
-pasien tampak
menghabiskan makanan
2-3 sendok makan
13.00 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 130/90mmHg
S: 38,0⸰C
N: 89x/menit
RR: 24x/Menit

13.40 wita 3 1 . mengajarkan pasien DS: Pasien mengatakan


bagaimana membuat sudah membuat catatan
catatan harian harian
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
Pasien tampak membuat
catatan harian
17.20 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
18.30 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan sudah bisa menelan
yang dapat dibentuk makanan atau minuman
menjadi bolus sedikit demi sedikit
-pasien tampak
menghabiskan makanan
2-3sendok makan
DO: Pasien tampak
minum sedikit tapi sering
18.50 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi makanan sehat untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan
19.00 wita 2 1.Memonitor suhu, DS: pasien mengatakan
tekanan darah, respirasi badannya terasa hangat
dan nadi DO : TTV:
TD: 130/90mmHg
S: 36,8⸰C
N: 90x/menit
RR: 22x/Menit
Badan pasien teraba
panas
19.35 wita 1 1. Memberikan posisi DS: pasien mengatakan
semi fowler posisinya kurang nyaman
DO: pasien tampak lebih
nyaman
19.55 wita 1 1. Menawarkan DS: Pasien mengatakan
makanan atau cairan sudah bias menelan
yang dapat dibentuk makanan atau
menjadi bolus minumansedikit demi
sedikit
DO: Pasien tampak
minum dan makan
sedikit tapi sering
Pasien tampak
menghabiskan makanan
3 – 4 sendok makan
20.00 wita 3 1. Melakukan pemberian DS: Pasien mengatakan
informasi tentang sudah mengetahui
kebutuhan nutrisi tentang makanan sehat
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
DO: Pasien tampak
mendengarkan informasi
yang di berikan

G. EVALUASI
Hari/tanggal DX Evaluasi Respon Ttd
jam
Kamis, 12 maret 1. S: pasien mengatakan jantungnya tidak
2020 berdebar-debar lagi
20.30 wita O: TTV : TD : 130/90mmHg
S : 36,8ºC
N : 90x/Menit
RR : 22x/menit
A: masalah teratasi
P: pertahankan kondisi kesehatan pasien
20.40 wita 2. S: pasien mengatakan badannya tidak panas
lagi
O: TTV : TD : 130/90mmHg
S : 36,8ºC
N : 90x/Menit
RR : 22x/menit
Badan pasien tidak teraba panas lagi

A: masalah teratasi
P: pertahankan kondisi kesehatan pasien
20.55 wita 3. S: pasien mengatakan sudah bias menelan
makanan dan minuman sedikit demi sedikit
O: pasien tampak menghabiskan makanan 3-
4 sendok makan
-mukosa bibir pasien tampak tidak kering
A: masalah teratasi
P: pertahankan kondisi kesehatan pasien
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan “Asuhan Keperawatan
pada Ny.S dengan hipertiroid di Ruang Merak RSUD Sanjiwani”. Dimana pembahasan
ini akan dimulai dari proses pengkajian hingga evaluasi.
Penyajian dimulai dari konsep teori dan hasil asuhan keperawatan yang sudah
dilakukan pada klien.
Hubungan Konsep Teori dengan Kasus
1. Hasil Pengkajian

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 maret 2020 pukul 09.00
WITA didapatkan hasil Hipertiroid. Hal ini dialami oleh Ny. S didapatkan
benjolan pada leher. Sedangkan keluhan utama saat pengkajian jantungnya
sering berdebar-debar. Pasien mengeluh cepat lelah dan peningkatan rasa
lapar tetapi berat badan turun. Pasien mengatakan jantungnya sering
berdebar-debar dan berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan berat
badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian didapatkan tangan
tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak menonjol, data lain
menunjukan TB: 160 cm, BB: 45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit, suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL T4: 14
μg/dL. Pemeriksaan lainnya Pemeriksaan Laboratorium lainnya menunjukkan
RBC 3.86 x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl), HCT 34,71 %
(N 40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144 mg/dl (N
<130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil foto
thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly.
Kegiatan pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses
keperawatan yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data adalah kegiatan untuk
menghimpun informasi tetang status kesehatan klien. Status kesehatan kelen yang
normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik yang
efektif optimal maupun yang bermasalah (Nikmatur, 2012).
Jadi hasil pengkajian Hipertoroid tidak jauh beda dengan teori yang ada.
Hal itu karena konsep pengkajian sebelum menentukan diagnosa, didahului
dengan pengkajian, manifestasi klinis yang mana pengkajian tersebut nantinya
tidak jauh berbeda dengan konsep teori.
2. Analisa Data

Analisa data adalah aktivitas mengelompokkan data – data klien antara


tempat tertentu klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan
berdasarkan kriteria permasalahannya. Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan
dasar manusia yang dikelompokkan dalam data subjektif dan obyektif (Nikmatur,
2012).

Menurut penulis anatara analisa data di lapangan dengan di teori tidak


jauh berbeda. Hal ini karena sebelum menentukan analisa keperawatan subyektif dan
objektif kita harus ke pasien langsung dan pengkajian kepasien secara langsung
untuk melihat kondisi pasien dan keluhan yang di sampaikan pasien atau keluarga
pasien. Dari data yang disampaikan pasien atau keluarga dan dari data yang kita
temukan pada pasien penulis bisa menemukan dan menentukan diagnosa
keperawatan yang tepat bagi pasien.

3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang


nyata maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan (Nursalam, 2013).

Pada saat pengkajian tanggal 12 maret 2020, didapatkan diagnosa


keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah sebagai berikut :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi


jantung ditandai dengan takikardi
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient ditandai dengan berat badan menurun 7 kg dalam sebulan, mukosa
bibir kering
4 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam
diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat
mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien
(Nikmatur, 2012).
Menurut Nursing Intervention Classificatin / NIC (edisi ke lima), pada diagnosa Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi ditandai dengan pola nafas
tidak abnormal (takipneu) RR: 26 x/mnt, dan pengunaan otot bantu nafas terdapat
rencana keperawatan. Antara lain Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha
nafas ), Posisikan semi Fowler, Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, Kolaborasi
pemberian O2.

5 Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan Ny. P sepenuhnya sudah dilakukan sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Tindakan keperawatan yang kita
lakukan ke pasien harus benar-benar kita sesuaikan dengan rencana keperawatan
yang sudah dibuat dengan tidak mengutamakan waktu dan kondisi pasien. Dalam
melaksanakan implementasi tidak harus semua yang ada diintervensikan,
implementasi dilakukan semua itu tergantung dengan kondisi klien. Begitu juga
sebaliknya terkadang dalam mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan ada
beberapa yang diluar dari intervensi yang telah kita buat. Sehingga tindakan
keperawatan yang telah diberikan pada Ny. P tidak terdapat kesenjangan antara fakta
dilapangan dengan teori yang ada di literatur.
Menurut Nursalam (2016) Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif
dari rencana tindakan untuk tujuan yang spesifik. Pelaksanaan tindakan keperawatan
merupakan aplikasi dari perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.
7 Evaluasi
Hasil evaluasi atau catatan perkembangan setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada hari pertama, di dapatkan belum ada perubahan yang signifikan
pada kondisi pasien. Hal ini didukung dengan adanya pernyataan keluarga pasien
yang diutarakan kepada perawat mengenai keluhan yang dirasakan pasien. Data
objektif Pasien mengatakan sudah dapat bernafas dengan baik, Pasien mengatakan
sudah mengerti tentang informasi yang perawat berikan, Pasien tampak tenang dan
rileks, RR = 20x/ menit , Pasien dapat memahami dan menjelaskan kembali dengan
baik apa yang perawat sampaikan , masalah teratasi, pertahankan dan tingkatkan
kondisi pasien. Evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematis pada sistem kesehatan pasien. Tipe pernyataan evaluasi ada dua yaitu
formatif dan sumatif. Pernyataan formatif merefleksikan observasi perawat dan
analisa terhadap klien, tentang respon langsung dari intervensi keperawatan.
Pernyataan sumatif adalah merefleksi rekapitulasi dan sinopsis observasi dan analisa
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu. Pernyataan ini menguraikan
kemajuan terhadap pencapaian kondisi yang dijelaskan dalam hasil yang diharapkan
(Nursalam, 2010).
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Hipertiroid digambarkan sebagai suatu keadaan terjadinya kelebihan sekresi


hormone tiroid sehingga menimbulkan efek terjadinya peningkatan laju metabolism
didalam tubuh, dimana peningkatan metabolism ini akan mempengaruhi semua
sistem didalam tubuh.misalnya pada jantung, maka akan terjadi peningkatan denyut
jantung.

Berdasarkan hasil pengumpulan pengkajian, analisa data, diagnosa


keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan pembahasan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pengkajian pada Ny. S dengan Hipertiroid dilakukan untuk
mendapatkan informasi dan data yang akurat, berdasarkan data dari hasil
pengkajian telah dapat diinterpretasikan dan ditetapkan diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S dengan diagosa
Hipertiroid diperoleh data saat pengkajian pada tanggal 12 Maret 2020 pukul
09.00 WITA adalah keluhan utama saat jantungnya sering berdebar-debar dan
berat badannya telah turun 7 kg dalam sebulan. Hasil pengkajian didapatkan tangan
tremor, berkeringat, mukosa bibir kering, mata tampak menonjol, TB: 160 cm, BB:
45 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 26 x/menit,
suhu 38,30C, kadar T3: 31 ng/dL T4: 14 μg/dL. Pemeriksaan Laboratorium lainnya
menunjukkan RBC 3.86 x 106 (N: 4-6 x 106 ), HGB 11,91 g/dl (N: 13-17 g/dl),
HCT 34,71 % (N 40-54 %), Total Cholesterol 253 mg/dl (N <200 mg/dl), LDL 144
mg/dl (N <130 mg/dl). Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tachicardia, hasil
foto thorak menunjukkan adanya Cardiomegaly. Hasil identifikasi yang telah
dilakuakan ditemukan ada 3 masalah keperawatan yang muncul yaitu, hipertermi,
deficit nutrisi, penurunan curah jantung. Oleh karena itu klien dan keluarga perlu
diberikan informasi tentang kondisi yang dihadapi klien saat ini.
Asuhan keperawatan yang diberikan dilaksanakan berdasarkan rencana
asuhan keperawatan yang telah dibuat sesuai dengan tingkat kebutuhan klien,
agar asuhan yang diberikan dapat mengatasi masalah yang dialami klien.
Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat dan didokumentasikan pada catatan
keperawatan.

Evaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien sesuai


dengan konsep teori yang ada untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
kondisi pasien. Dari hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang
dialami klien, didapatkan masalah sudah teratasi

Saran

Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan


beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif
antara lain :

1. Diharapkan agar mahasiswa dapat menguasai dan menerapkan Budaya


umum tentang kesehatan. Terus mengembangkan dalam tindakan nyata
pada kehidupan dimasyarakat.
1. Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan
pembelajaran bagi ilmu keperawatan.
2. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan
diperpustakaan
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.

Universitas Sumatra Utara. (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Hipotiroid


[Internet]. Bersumber dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40615/4/Chapter
%20II.pdf > [Diakses tanggal 07 Maret 2015. Jam 09.09]
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC

Nanda. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai