Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
PNEUMONIA
DI SUSUN OLEH:
1. KHOIRUNNISA ( 920173029 )
2. MITA NUR FAIQOTUN NISA ( 920173030 )
3. M. ALFIAN NUR MAJID ( 920173031 )
4. M. RANDI IRMAWAN ( 920173033 )
5. NAIMATUL FARIDA ( 920173034 )
6. NURUN NAJAH AZ ZAHRO ( 920173028 )
7. NAWA EVALATUL HAWA ( 920173036 )
2A – S1 ILMU KEPERAWATAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENYUSUN
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
Berjudul “Asuhan Keperawatan Pneumonia”. Semoga makalah ini dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam dunia psikososial
dan budaya dan dunia kesehatan untuk mengedukasikannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
wawasan serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya. Makalah ini, kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman kami yang masih kurang.Oleh karena itu, kami
berharap para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini dan harap maklum.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI................................................................................................................................
B. ETIOLOGI..............................................................................................................................
C. KLASIFIKASI........................................................................................................................
D. PATOFISIOLOGI ..................................................................................................................
E. PATHWAY.............................................................................................................................
F. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................................................
H. PENATALAKSANAAN .......................................................................................................
I. PENGKAJIAN.........................................................................................................................
J. DIAGNOSA.............................................................................................................................
K. INTERVENSI.........................................................................................................................
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan klien Pneumonia dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
B. Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan pengkajian klien pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan
jalan nafas.
2. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan klien pneumonia dengan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas.
3. Mendiskripsikan intervensi keperawatan klien pneumonia dengan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas.
4. Mendiskripsikan implementasi keperawatan klien pneumonia dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
5. Mendiskripsikan evaluasi klien pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas.
1.4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang
disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat
berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran darah
disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal (Soemantri, 2009)
Pneumonia adalah radang parnkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan radang non infeksi (Astuti dan Angga, 2010).
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut
(ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan aden infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif dan Kusuma, 2013).
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme termasuk bacteria, mikrobakteria, jamur dan virus. Pneumonia
diklasifikasikan sebagai pneumonia didapat di komunitas, pneumonia didapat di
rumah sakit, pneumonia pada pejamu yang mengalami luluh imun, dan pneumonia
aspirasi (Brunner dan Suddarth, 2014).
B. ETIOLOGI
Menurut Nanda Nic Noc (2015), penyebaran infeksi terjadi melalui droplet
dan sering disebabkan oleh streptococcus pneumonia, melalui selang infus oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan
enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotic yang
tidak tepat. Setelah masuk paru-paru organism bermultiplikasi dan jika telah berhasil
mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain di atas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongny yaitu:
1. Bacteria : Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemolyticus,
streptococcus aureus, hemothilus infuinzae, mycobacterium tuberculosis, bacillus
Friedlander.
2. Virus : repiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomagnetik, V. Influenza.
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur : histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans, blasomyces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
6. Pneumonia hipostatik
7. Sindrom loeffet
C. KLASIFIKASI
Dalam buku NANDA NIC NOC (2015), klasifikasi pneumonia dapat dibagi
menjadi :
A. Klasifikasi berdasarkan antaomi. (IKA FKUI)
1. Pneumonisa Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia
bilateral atau “ganda”.
2. Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus,
yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya disebut juga pneumonia
loburalis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses iflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
B. Klasifikasi Pneumonia berdasarkan lingkungan
1. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal
pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya
PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika
spectrum luas.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat bert sakit, adanya resiko untuk
jenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi
bahan tosik, akibat aspirasi cairan insert misalnya cairan makanan atau
lambung edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4. Pneumonia pada Cangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab
infeksi dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang
biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan
cacing.
D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia adalah hasil dari proliferasi pathogen microbial di alveolar dan
respons tubuh terhadap pathogen tersebut. Banyak cara mikroorganisme memasuki
saluran pernapasan bawah. Salah satunya adalah melalui aspirasi orofaring. Aspirasi
dapat terjadi pada kaum geriatric saat tidur atau pada pasien dengan penurunan
kesadaran. Melalui droplet yang teraspirasi banyak pathogen masuk. Pneumonia
sangat jarang tersebar secara hematogen.
Factor mekanis host seperti rambut nares, turbinasi dan arsitektur
trakeobronkial yang bercabang –cabang mencegah mikroorganisme dengan mudah
memasuki saluran pernapasan. Factor lain yang berperan adalah refleks batuk dan
refleks tersedak yang mencegah aspirasi. Flora normal juga mencagah adhesi
mikroorgnisme di orofaring.
Saat mikroorganisme akhirnya berhasil masuk ke alveolus, tubuh masih
memiliki makrofag alveolar. Pneumonia akan muncul saat kemampuan makrofag
membunuh mikroorganisme lebih rendah dari kemampuan mikroorganisme bertahan
hidup. Makrofag lalu akan menginisiasi respons inflamasi host. Pada saat inilah
manifestasi klinis pneumonia akan muncul. Respons inflamasi tubuh akan memicu
pelepasan mediator inflamasi seperi IL (Interleukin) I dan TNF (Tumor Necrosis
Factor) yang akan menghasilkan demam. Neutrophil akan bermigrasi ke paru – paru
dan menyebabkan leukositosis perifer sehingga meningkatkan sekresi purulen.
Mediator inflamasi dan neutrofil akan menyebabkan kebocoran kapiler
alveolar lokal. Bahkan eritrosit dapat keluar akibat kebocoran ini dan menyebabkan
hemoptysis. Kebocoran kapiler ini menyebabkan penampakan infiltrat pada hasil
radiografi dan rales pada auskultasi serta hypoxemia akibat terisinya alveolar.
Pada keadaan tertentu, bakteri pathogen dapat mengganggu vasokonstriksi
hipoksik yang biasanya muncul pada alveoli yang terisi cairan, hal ini akan
menyebabkan hipoksemia berat. Jika proses ini memberat dan menyebabkan
perubahan mekanisme paru dan volume paru dan shunting aliran darah sehingga
berujung pada kematian. ( Nuratif & Kusuma, 2013 )
E. PATHWAY
Radang Bronkial
Pengeluaran energy
Ketidakefektifan bersihan jalan Atelectasis
berlebih
nafas
Kelelahan Hypoxemia
Intoleransi
aktiifitas
Kompensasi frekwensi
Anoreksia
nafas meningkat
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut Nanda Nic – Noc (2015) antara lain :
1. Sinar X: mengidentifikasi distributor struktural (misal: lobar, bronchail); dapat
juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
4. Pemeriksaan gram/kultur, sputum darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
orgaisme yang ada
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-pru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spimetrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak
terlalu berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita
yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin
perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intervena dan alat bantu nafas
mekanik.Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain:
a. Oksigen 1-2L/menit.
b. IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan
kesimbangan asam basa dan elektrolit.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
3. Hipertermi b.d proses penyakit
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia,mual,muntah
5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
Mampu mengidentifikasi
dan mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan
nafas
L. REFERENSI
Ardiansyah, Muhammad. (2012). Medikal Bedah untuk Mahasiswa.
Jogjakarta : DIVA Press.
Bulechek G, et al. (2015). Nursing Interventions Clarification (NIC), Nurjanah
Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa). Yogyakarta: Mocomedia.
Dochterman, Joanne McCloskey et al.20015.Nursing Interventions
Classification (NIC).Missouri : Mosby.
Khasanah Nur Fitri. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pneumonia..
Purwakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan (UMP).
Moorhead, Sue et al. 2010.Nursing Outcome Classification (NOC).Missouri :
Mosby.
Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik.
Jakarta : Salemba Medika.
Natadidjaja, Hendarto. (2012). Anamnesis dan Pemeriksaan Penyakit Dalam.
Tangerang : Karisma Publishing.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda. Nic NocJakarta: penerbit buku kedokteran
EGC