Maklah Fix
Maklah Fix
Disusun Oleh:
Yanto (1703011)
Zaki Muhamad (1703005)
Asep Mulayana (1703010)
Gunawan Sutomo (1703012)
Riswan Juliansyah (1703004)
DOSEN:
Dr. Hilmi Aulawi
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II.................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Latar Belakang Munculnya New Public Service..........................................3
2.2 New Public Service.......................................................................................4
2.3 Prinsip-Prinsip New Public Service..............................................................6
2.4 Dimensi Pengukur Keberhasilan New Pulic Service..................................10
BAB III..............................................................................................................11
PEMBAHASAN...............................................................................................11
3.1 Penerapan New Public Service di Indonesia...............................................11
3.2 Dampak Penerapan New Public Service.....................................................14
BAB IV..............................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.................................................................................................17
4.2 Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Akar dari New Public Service dapat ditelusuri dari berbagai ide tentang
demokrasi yang pernah dikemukakan oleh Dimock, Dahl dan Waldo. New Public
Service berakar dari beberapa teori, yang meliputi (Putria):
Teori New Public Service memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat
dan harus tunduk kepada apapun suara rakyat ,sepanjang suara itu rasioanal dan
legimate secara normatif dan konstitusional. Seorang pimpinan dalam birokrasi
bukanlah semata – mata makhluk ekonomi seperti yang diungkapan dalam teori
4
New Public Management, melainkan juga makhluk yang berdimensi sosial, politik
dan menjalankan tugas sebagai pelayan publik.
Di dalam paradigma ini semua ikut terlibat dan tidak ada lagi yang hanya
menjadi penonton. Gagasan Denhardt & Denhardt tentang Pelayanan Publik Baru
(PPB) menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti
layaknya sebuah perusahaan tetapi melayani masyarakat secara demokratis, adil,
merata, tidak diskriminatif, jujur dan akuntabel. Disini pemerintah harus
menjamin hak-hak warga masyarakat, dan memenuhi tanggungjawabnya kepada
masyarakat dengan mengutamakan kepentingan warga masyarakat. “Citizens
First” harus menjadi pegangan atau semboyan pemerintah (Denhardt & Gray,
1998
5
tentang penentuan dan implementasi dari birokrasi publik, yang berorientasi pada
”aktivitas administrasi dan aktivitas warga negara”.
6
2. Mengutamakan Kepentingan Publik (Seeks the Public Interest)
Ide utama prinsip ini adalah bahwa kebijakan dan program untuk
menjawab kebutuhan publik akan dapat efektif dan responsif apabila dikelola
melalui usaha kolektif dan proses kolaboratif. Prinsip ini berkaitan dengan
7
bagaimana administrasi publik menerjemahkan atau mengimplementasikan
kebijakan publik sebagai manifestasi dari kepentingan publik.
8
Aparatur publik dituntut menerapkan kepemimpinan yang berlandaskan
nilai kebersamaan dalam membantu warga negara mengartikulasikan dan
memenuhi kepentingan bersama bukan sekedar mengendalikan atau
mengarahkan masyarakat menuju arah/tujuan baru.
9
New Public Service tidak melihat manusia sebagai pemalas atau hanya
mementingkan dirinya sendiri. Perilaku manusia juga didorong oleh faktor
martabat manusia (human dignity), rasa memiliki dan dimiliki (belongingness),
perhatian pada orang lain, pelayanan, dan kepentingan publik. Karena itu
ukuran kinerja pegawai tidak semata parameter ekonomi tapi juga nilai-nilai
kejujuran, kesetaraan, responsivitas, pemberdayaan, dan sebagainya. Yang
perlu disadari dalam kinerja pegawai negeri adalah kita tidak dapat
mengharapkan pegawai negeri untuk memperlakukan masyarakat dengan
hormat, jika mereka sendiri sebagai manusia tidak diperlakukan oleh
pimpinannya sesuai dengan harkat kemanusiaannya.
10
8. Access → terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.
9. Communication → kemaun pemberi layanan untuk mendengarkan suara,
keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu
menyampaikan informasi baru kepada masyarakat.
10. Understanding the customer → melakukan segala usaha untuk mengetahui
kebutuhan pelanggan.
11
BAB III
PEMBAHASAN
2. Birokrasi kita tidak pernah menyadari bahwa ada perubahan besar di dunia. Di
mana semua hal harus mengacu kepada pasar, bisnis harus mengacu kepada
permintaan pasar, dan kalau mau berhasil dalam kompetisi ia harus mampu
melayani pasar. Pasar birokrasi adalah seluruh masyarakat, yang dilayani oleh
birokrasi bukannya pejabat pemerintahan atau pimpinan birokrasi itu sendiri,
tetapi rakyat.
12
5. Masih banyaknya tumpang tindih kewenangan antar instansi, aturan yang tidak
sinergis dan tidak relevan dengan perkembangan aktual, dan masalah-masalah
lainya.
6. Birokrasi juga dikenal enggan terhadap perubahan, eksklusif, kaku dan terlalu
dominan, sehingga hampir seluruh urusan masyarakat membutuhkan sentuhan-
sentuhan birokrasi. (birokrasi lama)
7. Tingginya biaya yang dibebankan untuk pengurusan hal tertentu baik yang
berupa legal cost maupun illegal cost, waktu tunggu yang lama, banyaknya
pintu layanan yang harus dilewati dan tidak berperspektif harus dihormati oleh
rakyat.
13
daerah tertentu untuk membantu penderita yang tidak dapat mengunjungi
puskesmas induk atau puskesmas pembantu. Sedangkan menurut Wikimedya
(2011) Pengertian puskesmas keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.dengan fungsi dan
tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil, melakukan
penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, penyuluhan kesehatan dengan
audiovisual. Dengan adanya puskesmas keliling ini diharapkan dapat
memaksimalkan dalam memberi pelayanan kepada semua warga negara.
14
3.2 Dampak Penerapan New Public Service
Penerapan New Public Sevice di Indonesia juga memberikan dampak yaitu
adanya kesadaran dalam peranan negara yang sebenaranya. Tidak lagi otoriter
maupun masih memilih siapa yang berhak mendapatkan pelayanan dari negara.
Dalam konteks kekinian praktek Administrasi Publik di Indonesia telah mengarah
pada prinsip-prinsip paradigma New Public Service. Hal ini dapat kita lihat pada
beberapa kebijakan publik yang berpola bottom up, yaitu Alur pengambilan
keputusan ditetapkan secara berjenjang mulai dari level struktur yang paling
bawah atau masyarakat, yang kemudian menjadi dasar keputusan struktur teratas.
Pola bottom up ini menunjukkan kecenderungan bahwa pada dasarnya pemerintah
menganggap masyarakat sebagai warga Negara atau pemilik sah pemerintahan
bukan sebagai pelanggan atau pembeli.
New Public Service adalah cara pandang baru dalam administrasi negara
yang mencoba menutupi (cover) kelemahan-kelemahan paradigma Old Public
Administration dan New Public Management. Namun New Public Service juga
masih memiliki beberapa kekurangan, berikut beberapa kritikan terhadap
15
dimaknai sebagai pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan warga
negara secara keseluruhan. Warga negara memiliki hak penuh memperoleh
perhatian dari pemerintah dan warga negara berhak terlibat dalam setiap proses
pemerintahan (politik dan pengambilan kebijakan).
Denhardt dan Denhardt berhasil mencari akar mengapa pemerintah harus
melayani (serve) bukan mengarahkan (steer), mengapa pemerintah
memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai warga negara (citizens)
bukan sebagai pelanggan (customers), tetapi mereka lupa bahwa nalar politik
telah masuk dalam upaya pencarian state of the art administrasi negara dalam
pelayanan publik. Lebih jauh, Denhardt dan Denhardt telah terjerembab dalam
pendulum administrasi negara sebagai ilmu politik (paradigma 3). Padahal,
dengan merumuskan New Public Service sebagai antitesa terhadap New Public
Management berarti mereka meyakini bahwa administrasi negara telah
bergerak melewati paradigma 5.
2. Standar ganda dalam mengkritik New Public Management
New Public Service berusaha mengkritik New Public Management, tetapi
tidak tegas karena kritikan terhadap New Public Service hanyalah kritik secara
filosofis-ideologis bukan kritik atas realitas pelaksanaan New Public
Management yang gagal di banyak negara. Kenyataannya, banyak negara
berkembang, termasuk Indonesia dan negara miskin, seperti negara-negara di
kawasan benua Afrika yang gagal menerapkan konsep New Public
Management karena tidak sesuai dengan landasan ideologi, politik, ekonomi
dan sosial-budaya negara yang bersangkutan. Akhirnya, negara tersebut tetap
miskin dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kemajuan.
Denhardt dan Denhardt mengkritik New Public Service sebagai konsep
yang salah dalam memandang masyarakat yang dilayani. New Public
Management memandang masyarakat yang dilayani sebagai customer,
sedangkan New Public Service menganggap masyarakat yang dilayani sebagai
warga negara (citizens). Tidak bisa dipungkiri bahwa New Public Management
adalah anak ideologis neoliberalisme yang mencoba menerapkan mekanisme
pasar dan berupaya secara sistematis mereduksi peran pemerintah, sehingga
16
pemerintah menurut konsep berada di belakang kemudi kapal, sedangkan
kapalnya dijalankan oleh organ-organ di luar pemerintah.
Dalam konsep New Public Service yang diajukan oleh Denhardt dan
Denhardt nilai-nilai neoliberalisme New Public Management tidak hilang
secara otomatis. Ketika pemerintah melayani masyarakat sebagai warga negara
misalnya, aspek privatisasi bisa saja tetap berlangsung asalkan atas nama
melayani kepentingan warga negara bukan pelanggan. Misalnya, sektor
pendidikan dapat diprivatisasi asalkan pelaksana pendidikan tetap melayani
masyarakat sebagai warga negara bukan pelanggan.
3. Aplikasi New Public Service masih diragukan
Prinsip-prinsip New Public Service belum tentu bisa diaplikasikan pada
semua tempat, situasi dan kondisi. Administrasi negara sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan (ideologi, politik, hukum, ekonomi, militer, sosial dan
budaya), sehingga suatu paradigma yang sukses di suatu tempat belum tentu
berhasil diterapkan pada tempat yang lain. Prinsip-prinsip New Public Service
masih terlalu abstrak dan perlu dikonkritkan lagi. Prinsip dasar New Public
Service barangkali bisa diterima semua pihak, namun bagaimana prinsip ini
bisa diimplementasikan sangat bergantung pada aspek lingkungan.
Lagi pula, New Public Service terlalu mensimplifikasikan peran
pemerintah pada aspek pelayanan publik. Padahal, urusan pemerintah tidak
hanya berkaitan dengan bagaimana menyelenggarakan pelayanan publik, tetapi
juga menyangkut bagaimana melakukan pembangunan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat,
Inggris dan Selandia Baru yang tidak lagi berkutat pada upaya percepatan
pembangunan (development acceleration) dan peningkatan pertumbuhan
ekonomi karena negara-negara tersebut relatif sudah stabil, maka pelayanan
publik menjadi program prioritas yang strategis. Namun, bagi negara-negara
berkembang, pelayanan publik bisa jadi belum menjadi agenda prioritas karena
masih berupaya mengejar pertumbuhan dan meningkatkan pembangunan.
17
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
New Public Service adalah cara pandang baru dalam administrasi negara
yang mencoba menutupi (cover) kelemahan-kelemahan paradigma Old Public
Administration dan New Public Management. Paradigma New Public Service
(NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui tulisan Janet V.Dernhart dan
Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service : Serving, not
Steering” terbit tahun 2003. Adapun prinsip-prinsip yang ditawarkan Denhart &
Denhart (2003) adalah sebagai berikut:
4.2 Saran
Dinamisnya kondisi birokrasi di Indonesia membuat penanganan masing-
masing wilayah berbeda, namun pemerintah bisa memaksakan konsep New
Public Service di birokrasi Indonesia melalui peraturan yang mengikat. New
Public Service dirasa sesuai diterapkan di Indonesia karena, dengan beragamnya
kondisi birokrasi di Indonesia maka diperlukan penerapan bersama-sama konsep
18
New Public Service ini. Dengan penerapan New Public Service oleh pemerintah,
maka birokrat Indonesia akan dipaksa merubah pola pikir yang selama ini selalu
ingin dihormati dan sewenang-wenang terhadap warga menjadi sikap yang
melayani masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Islam, Ana Jauharul. 2011. Pelayanan Publik dalam Paradigma Baru “The New
Public Service”. Melalui http://chicha14.blogspot.com/2011/04/pelayanan-publik-
dalam-paradigma-baru.html (19 November 2013)
Namniel. 2013. Perbandingan New Public Management dan New Public Service.
Melalui http://namniel.blogspot.com/2013/05/tugas-perbandingan-new-
public.html (Tanggal 19 November 2013)
20