Ibadah Dalam Islam Makalah Kelompok
Ibadah Dalam Islam Makalah Kelompok
MAKALAH KELOMPOK
Kelompok 5 :
Kelas: PAI 15
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
Salah satu bagian dari syariah adalah ibadah. Ibadah artinya menghambakan
diri kepada Allah. Ibadah merupakan tugas hidup manusia di dunia, karena itu
manusia yang beribadah kepada Allah disebut ‘abdulla’ atau hamba Allah. Hidup
seorang hamba tidak memiliki alternatif lain selain taat, patuh, dan berserah diri
kepada Allah.
Banyak di antara kita yang menganggap ibadah itu hanyalah sekedar
menjalankan rutinitas sebagai kewajiban, seperti sholat dan puasa. Sayangnya, kita
lupa bahwa ibadah tidak mungkin lepas dari pencapaian kepada Tauhid terlebih
dahulu. Keduanya berkaitan erat, karena mustahil kita mencapai tauhid tanpa
memahami konsep ibadah dengan sebenar-benarnya. Dalam syarah Al-Wajibat
dijelaskan bahwa “Ibadah secara bahasa berarti perendahan diri, ketundukan dan
kepatuhan.” (Tanbihaat Mukhtasharah, hal. 28).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “IBADAH adalah
suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya,
baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang
nampak (lahir).
Dari definisi singkat tersebut, maka secara umum ibadah seperti yang kita
ketahui di antaranya yaitu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan
ramadhan (maupun puasa-puasa sunnah lainnya), dan melaksanakan haji. Selain
ibadah pokok tersebut, hal-hal yang sering kita anggap sepele pun sebenarnya bernilai
ibadah dan pahalanya tidak dapat diremehkan begitu saja, misalnya :
Menjaga lisan dari perbuatan dosa, misalnya dengan tidak berdusta dan
mengumbar fitnah, mencaci, menghina atau pun melontarkan perkataan yang
bisa menyakiti hati.
Menjaga kehormatan diri dan keluarga serta sahabat.
Mampu dan bersedia menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya dengan
penuh tanggung jawab.
Berbakti dan hormat kepada kedua orang tua atau orang yang lebih tua dari
kita.
Menyambung tali silaturahim dan kekerabatan.
Menepati janji.
Memerintahkan atau setidaknya menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar.
Menjaga hubungan baik dengan tetangga.
Menyantuni anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal
di perjalanan).
Menyayangi hewan dan tumbuh-tumbuhan di sekitar tempat tinggal kita.
Memanjatkan do’a, berdzikir, mengingat Allah kapan dan dimanapun kita
berada.
Membaca Al Qur’an.
Mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya termasuk bagian dari ibadah.
Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah
(kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya,
bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa
ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih
sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga
termasuk bagian dari ibadah kepada Allah” (Al ‘Ubudiyah, cet. Maktabah Darul
Balagh hal. 6).
Ibadah ( ادةAA ) عبsecara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya abdi,
hamba, budak, atau pelayan. Jadi ‘ibadah berarti, pengabdian, penghambaan,
pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbi
Ash-Shiddieqy mengutip beberapa pendapat, antara lain; Mengesakan Allah,
menta’zimkan-Nya dengan sepenuh-sepenuhnya ta’zim serta menghinakan diri kita
dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Ulama akhlak mengartikan ibadah dengan
mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syariat (hukum).
Ulama fikih mengartikan ibadah dengan segala taat yang dikerjakan untuk mencapai
keridhaan Allah dan meng-harap pahala-Nya di akhirat.
Selanjutnya ulama tafsir, M. Quraish Shihab menyatakan bahwa: Ibadah
adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai
dampak dari rasa pengagungan yang bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap
siapa yang kepadanya ia tunduk. Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri
yang beribadah bahwa obyek yang kepadanya ditujukan ibadah itu memiliki
kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.
Sedangkan. Abd. Muin Salim menyatakan bahwa: Ibadah dalam bahasa
agama merupakan sebuah konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna,
ketaatan dan khawatir. Artinya, dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna
kepada Sang Pencipta disertai kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya
penolakan sang Pencipta terhadapnya.
Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah:
التقرب ألى هلل بامتثال أوامره واجتنا ب نواھیھ والعمل بما أذن بھ الشا رع وھي عامة وخاصة
Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan ibadah
adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu ibadah itu
mengandung arti umum dan arti khusus. Ibadah dalam arti umum adalah segala
perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan
ibadah dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan
tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus
ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Haji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan
Kifarat.
Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah adalah perbuatan manusia yang
menunjukkan ketaatan kepada aturan atau perintah dan pengakuan kerendahan
dirinya di hadapan yang memberi perintah. Adapun yang memberi perintah untuk
beribadah, adalah tiada lain kecuali Allah sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S.
al-Baqarah (2): 21,
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.”
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa sasaran ibadah hanyalah kepada Allah swt.
Dengan kata lain, bahwa manusia beribadah adalah untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah sebagai Tuhan yang telah menciptakan mereka.
Artinya: “Tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
ber’ibadah (mengabdi, menghamba) kepada-Ku”. Arti ‘ibadah di sini adalah bahwa
jin dan manusia dalam hidupnya harus tunduk dan patuh terhadap aturan dan hukum-
hukum Allah. Ini berarti, bahwa tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah
agar mereka:
Pertama, hanya setia kepada Allah saja dan tidak kepada yang lain, karena hanya Dia
Yang Maha Menghidupi dan Maha Memelihara. Kedua, agar mereka hanya
mengikuti perintah-perintah Allah saja dan tidak mendengarkan perintah siapa pun
yang bertentangan dengan perintah-Nya. Ketiga, hanya kepada satu Dzat saja mereka
harus menyembah dan mendekatkan diri (taqarrub), yaitu hanya kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala dan tidak kepada yang lain.
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, perbuatan seorang hamba yang
senantiasa mengikuti aturan dan hukum Allah, serta yang melepaskan diri dari ikatan
dan aturan hukum yang lain yang bertentangan dengan hukum Allah, maka itulah
yang disebut ‘ibadah. Dengan demikian, ‘ibadah adalah perbuatan sepanjang hidup
yang dijalani oleh seorang hamba dengan mengikuti ramburambu atau aturan-aturan
dan hukum Allah Ta ‘ala. Dalam hidup yang demikian ini, maka tidur kita, bangun
kita, makan dan minum kita, bahkan berjalan dan berbicara kita, semuanya adalah
‘ibadah. Setiap perbuatan seorang hamba yang ta’at akan selalu memperhatikan,
mana yang dibolehkan oleh Allah dan mana yang tidak dibolehkan oleh Allah, mana
yang halal dan mana yang haram, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang,
perbuatan apa yang membuat-Nya suka kepada kita dan perbuatan apa yang
membuat-Nya tidak suka kepada kita. Allah memberitahukan, tujuan penciptaan jin
dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah . Dan Allah
Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang
membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah , maka mereka
menyembah-Nya sesuai dengan aturan syari’at-Nya. Maka siapa yang menolak
beribadah kepada Allah , ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi
dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah).
Dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syari’at-Nya, maka dia adalah
mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah ).
"Dan berdo'alah kalian kepada-Nya dengan rasa takut dan rasa tamak" (Al
A'Raf : 56).
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, ...... “ Q.S An-
Nisa ayat36
Artinya:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". Q.S Al-An’am ayat162-163
4. Dilaksanakan dengan penuh keikhlasan.
Firman Allah SWT.
Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus. Q.S Al-Bayyinah: 5
5. Dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan keteguhan hari.
Firman Allah SWT.
Artinya:
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, Maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-
Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang
patut disembah)?. Q.S Maryam; 65
6. Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)
بي ل َعَلھَّ ْ ُم
ِ ُواA ؤمنAُِِْْ لي وْ لی
ِ تجیب ُوا َْ َاِن ف ْلA ِذا دَعAََِ اع إ
َِ A یس ِ َّدA وة الAA َ ِریبٌ أ ُِجیبُ ْد َعA إَنِ ِّي قA ن ِّي فAAا َ ِدي عA ك عب
َ َألA ِذا َسAََِ َوإ
ی َْر ُُشد َون
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
7. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah
8. Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)
َِْْغAِك وال تب َ Aَن هلَُّل إلِ ْیAا أ َْح َسAAن َكمAوأح ْس
Aَِِْْ َ ُّْدنیاAك َمن ال
َ یبAنص
َِ س ِ َّداَرAك هلَُّل ال
َ َ رة وال ت ْنAاآل َخ َ َ اAما آتAَََِوابْت َ ِغ فِی
ُّإِن هلََّل ال ی ُِحب ْ ْالف َسَا َد في
َِّ Aَّ رض
ِ األ ِ
ُْ
ْمفِ ِسدیَنAُاْل
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiaanmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
9. Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31)
ْ یا َ بن َِي آ َدم ُخذوا زینتَ َُْكم ْعنَد ِّكل ْم ِس ٍجد ُوكل ُوا
ََِنAُ ْم ِسرفِیAِ ُْسِْرف ُوا إنِھَّ ال ی ُِحبُّ ا ُْْلA وا َشرب ُوا وال ت
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid,
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
10. Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan Mempersulit (Al-
Baqarah/2:286)
ا َ ربنَّا َ والAAأو أ َْخطَأ ْن ْ لف هلَُّل ن ْفَسًا إاِل وْ َسعھا َ لھَا َ ما ك َس
ْ بتَ َوعل ْیَھا َ ما ْاكت َس
َْ َ َُُؤاِ ْخذنا َ إ ْ ِن ن ِ َسیناAَ َبتَ ربنَّا َ ال ت ُِ ّ َُُكAَ ال ی
ِْصرا َكماAًًِْ ح ْمل عل ْیَنا َ إAَِِْْ ت
َ اAا َ أ ْنَتَ ْموالنAوا َرحْ منْ َ اAَر لنA ْ َُُّح ْملنا َ ما ال طَاقةَ لنَا َ ب ِھAَِّ َح ْملتھَ عل َى ال َِّذیَن ْمن ق ْبَلنِا َ ربنَّا َ وال ت
ْ َّ واعفُ عنا
ِ ْ Aواغف
َْ ْ ُْ فا َ ْن
ِ Aَوم اْلAَِِْْ صرنا َ عل َى الق
كافریَن
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”
2.4 Tujuan Ibadah dalam Islam
1.1 Kesimpulan
1. Pengertian Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya abdi,
hamba, budak, atau pelayan. Jadi ‘ibadah berarti, pengabdian, penghambaan,
pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis
DAFTAR PUSTAKA