Anda di halaman 1dari 15

Kesimpulan : Integrasi Nasional

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan


atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.
Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan
sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut:
1.      Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2.      Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3.      Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4.      Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5.      Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut:
1)      Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-
faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa
daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2)      Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
3)      Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.
4)      Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5)      Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya
suku bangsa lain.

Contoh Wujud Integrasi Nasional, antara lain sebagai berikut:


a)      Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks
Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia
(waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta
aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat
musik khas daerah, dan sebagainya.
b)      Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan
teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
c)      Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan
mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra,
belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain
anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini
Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang
resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama
Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama
Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5
(lima) macam.

Contoh-Contoh Pendorong Integrasi Nasional :


a.       Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju
dan tangguh di masa yang akan datang.
b.      Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
c.       Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari
kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
d.      Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi
pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan
bangsa.
e.       Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
f.       Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara
demi terciptanya kedamaian
Bentuk Integrasi Nasional sebagai berikut :
§  Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri khas kebudayaan
asli.
§  Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa
menghilangkan kebudayaan asli

Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya (saafroedin bahar, 1998). “mengintegrasikan berarti
membuat atau menyempurnakan dengan jalan terpusah-pisah. Menurut howard
wrigins (1996), integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi suatu bangsa. Jadi
menurutnya, integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari banyak
masyarakat kecil menjadi suatu masyarakat yang besar.
Kesimpulan : Demokrasi Pancasila
Indonesia yang sudah kita kenal dengan sebutan negara yang berlandaskan
demokrasi sebenarnya memiliki model demokrasi yaitu demokrasi pancasila. 

Dikemukakan beberapa pengertian demokrasi pancasila. Diantaranya oleh ahli


tata negara di Indonesia, Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H bahwa pengertian
demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti
dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945. 

Prof. Dr. Drs. Notonagoro,S.H. juga mengemukakan pengertian demokrasi


pancasila sebagai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Berdasarkan definisi demokrasi pancasila, setidaknya ada 6 hal yang menjadi


indikator dari demokrasi pancasila yakni: 
1. Norma 

Demokrasi Pancasila merupakan aturan atau norma yang mengatur


penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara,
baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan, bagi setiap warga negara Republik Indonesia. 

2. Kekeluargaan dan Gotong Royong 

Demokrasi Pancasila terkandung unsur-unsur untuk berkesadaran religius,


berdasarkan kebenaran, kecintaan serta budi pekerti luhur, berkepribadian
Indonesia, dan berkesinambungan. 

3. Mengakui Kebebasan Individu 


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui kebebasan individu.
Namun, sifatnya tidak mutlak karena pelaksanaannya harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial dalam masyarakat. 

4. Sistem Pengorganisasian Negara 

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem pengorganisasian negara. Dalam hal


ini dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat. 

5. Cita-Cita Universal 

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki cita-cita universal.


Dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai semangat
kekeluargaan sehingga pelaksanaannya tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas. Ciri-cirinya (Idris Israil, 2005:52-53) yaitu: 

Kedaulatan ada di tangan rakyat.


Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
Menghargai hak asasi manusia.
Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan
pemogokan karena merugikan semua pihak.
Pemilu dilaksanakan secara luber.
Tidak menganut sistem monopartai.
Mengandung sistem mengambang.
Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama

Prinsip demokrasi pancasila ini sendiri tertuang dalam Batang Tubuh UUD 1945
berdasarkan tujuh prinsip atau sendi pokok, yaitu sebagai berikut : 
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum 

Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas


kekuasaan belaka (Machsstaat). Ini berarti baik pemerintah maupun lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi
oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya.
Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin
di dalamnya. 

2. Indonesia menganut sistem konstitusional 

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat


absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini
lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-
ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP
MPR dan Undang-undang. 

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara


yang tertinggi 

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman
terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara
tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. 

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR) 
Kesimpulan : Hukum yang berkeadilan
Ada beberapa hal yang penting dalam mewujudkan sebuah hukum agar berlaku
sesuai dengan semestinya, yaitu :
1) Keadilan
Keadilan merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam menegakkan hukum.
Artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus
bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang tidak adil akan mengakibatkan
keresahan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan aparatnya akan luntur di
masyarakat. Apabila masyarakat tidak peduli terhadap hukum, maka ketertiban
dan ketentraman masyarakat akan terancam yang pada akhirnya akan
mengganggu stabilitas nasional.
2) Kemanfaatan
Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum dalam menjalankan
tugasnya harus mempertimbangkan,  agar proses penegakan hukum dan
pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat. Hukum harus
bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan hukum atau penegakan
hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi manusia.
3) Kepastian hukum
Unsur ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian hukum, artinya penegakan
hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap tindakan
sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan seseorang akan
dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan. Misalnya,
seseorang yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawaban atas
perbuatannya itu melalui proses pengadilan, dan apabila terbukti bersalah akan
dihukum. Oleh karena itu, adanya kepastian hukum sangat penting. Orang tidak
akan mengetahui apa yang harus diperbuat bila tanpa kepastian hukum sehingga
akhirnya akan timbul keresahan. Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur
penegak hukum harus menunaikan tugas sesuai dengan tuntutannya yang ada
dalam hukum material dan hukum formal. Pertama, hukum material adalah
hukum yang
memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
hubungan-hubungan yang berupa perintah-perintah dan larangan- larangan.
Contohnya: untuk Hukum Pidana terdapat dalam Kitab Undang- Undang Hukum
Pidana (KUHP), untuk Hukum Perdata terdapat dalam KitabUndang-Undang
Hukum Perdata (KUHPER).
Dalam hukum material telah ditentukan aturan atau ketentuan hukuman bagi
orang yang melakukan tindakan hukum. Dalam hukum material juga dimuat
tentang jenis-jenis hukuman dan ancaman hukuman terhadap tindakan melawan
hukum. Kedua, hukum formal atau disebut juga hukum acara yaitu peraturan
hukum yang mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan
menjalankan peraturan hukum material. Contohnya: hukum acara pidana yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan hukum
acara Perdata. Melalui hukum acara inilah hukum material dapat dijalankan atau
dimanfaatkan. Tanpa adanya hukum acara, maka hukum material tidak dapat
berfungsi.
Para aparatur penegak hukum dapat memproses siapa pun yang melakukan
perbuatan melawan hukum melalui proses pengadilan serta memberi putusan
(vonis). Dengan kata lain, hukum acara berfungsi untuk memproses dan
menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan hukum material
melalui suatu proses pengadilan dengan berpedoman pada peraturan hukum
acara. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hukum acara berfungsi sebagai
sarana untuk menegakkan hukum material. Hukum acara hanya digunakan
dalam
keadaan tertentu yaitu dalam hal hukum material atau kewenangan yang oleh
hukum material diberikan kepada yang berhak dan perlu dipertahankan. Agar
masyarakat patuh dan menghormati hukum, maka aparat hukum harus
menegakkan hukum dengan jujur tanpa pilih kasih dan demi Keadilan
Berdasarkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, aparat penegak hukum
hendaknya memberikan penyuluhan-penyuluhan hukum secaraintensif dan
persuasif sehingga kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap
hukum semakin meningkat.
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada
Pancasila dan UUD NRI 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi
hukum, tetapi yang lebih penting adalah pembinaan aparatur hukumnya sebagai
pelaksana dan penegak hukum. Di Negara Indonesia, pemerintah bukan hanya
harus tunduk dan menjalankan hukum, tetapi juga harus aktif
memberikan penyuluhan hukum kepada segenap masyarakat, agar masyarakat
semakin sadar hukum. Dengan cara demikian, akan terbentuk perilaku warga
negara yang menjunjung tinggi hukum serta taat pada hukum.
Kesimpulan : Wawasan Kebangsaan
Wawasan berasal dari pangkal kata “wawas” dan akhiran “an”. “wawas”
mempunyai arti pandang, sedangkan “wawasan” berarti cara memandang, cara
meninjau, cara melihat, cara tanggap inderawi.
            Dalam arti luas wawasan adalah cara pandang yang bersumber pada
falsafah hidup suatu bangsa dan merupakan pantulan daripadanya yang berisi
dorongan dan rangsangan di dalam usaha mencapai aspirasi serta tujuan
nasional.
            Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian
kita terhadap lingkungan sekitar, sifatnya adalah subyektif dan bisa kita pandang
sebagai suatu rangkuman dan penerapan praktis dan pemikiran filsafat yang
melatarbelakangi cara pandangan tersebut.
            Bangsa adalah kesatuan tekad dari rakyat untuk hidup bersama, mencapai
cita-cita dan tujuan bersama terlepas dari perbedaan etnis, ras, agama, atau
golongan asalnya. Kesadaran Kebangsaan adalah perekat yang akan memikat
batin seluruh rakyat (Moerdiono,1995).
            Jadi, wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat
kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi perbedaan dan diskriminasi. Dan
wawasan kebangsaan tidak dilandasi oleh asal-usul, kedaerahan, suku,
keturunan, status sosial, agama, dan keyakinan.
            Wawasan kebangsaan pada setiap warga negara juga bisa mengalami
penurunan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
·         Semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi, terutama pada
kalangan generasi muda.
Wawasan Kebangsaan harus ada pada setiap diri warga negara, dan hal itu perlu
dibangun oleh oleh setiap warga negara tersebut,yaitu dengan cara :
a.       Adanya rasa ikatan yang kokoh dalam satu kesatuan dan kebersaman
diantara sesama anggota masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras
maupun golongan.
b.      Saling memebantu antar sesama komponen bangsa demi mencapai tujuan
dan cita-cita bersama.
c.       Tidak membangun primodialisme dan ekslusifisme.
d.      Membangun kebersamaan.
e.       Mengembangkan sifat berfikir dan prilaku positif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
f.       Senantiasa berfikir jauh kedepan, membuat gagasan untuk kemajuan
bangsa dan negaranya menuju kemandirian.
Wawasan kebangsaan yang luas dan tegas, akan membuat masyarakat menjadi
percaya diri atas bangsanya dan akan berusaha untuk membuat harum nama
bangsanya tersebut, jadi untuk memebuat masyarakat bangga loyal atas
bangsanya, wawasan kebangsaan pada masyarakat tersebutharus di kokohkan
terlebih dahulu dan bentuk loyalitas seorang warga negara terhadap bangsanya :
a.       Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa
b.      Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek
kehidupan
c.       Tercapinya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat
indonesia
d.      Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya
e.       Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi
berbagai persoalan
f.       Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Apabila wawasan kebangsaan telah terwujud, maka kita akan mampu menjawab
tantanagn dan peluang yang terbuka dihadapan kita, yaitu seperti tantangan
globalisasi dan modernisasi yang di bawa oleh kaum barat, akibat adanya
wawasan kebangsaan yang kuat, maka seseorang  tidak akan tergerus oleh arus
modrenisasi yang liberal dan bisa sampai melupakan bangsanya sendiri.
Kesimpulan : Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung
ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ketahanan nasional diperlukan dalam
rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang
datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia
harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara
konsisten dan berkelanjutan.
Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional
sebagai berikut:
a. Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya
kesejahteran dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan,
terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan
rakyat untuk mengaktualisasi diri.
b. Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional mempunyai fungsi sebagai:
1. Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, ketahanan
nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi
bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
2. Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
3. Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja
intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya
diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan
dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Perwujudan Ketahanan Nasional
Perwujudan Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia meliputi
(Bahan Penataran, BP7 Pusat, 1996):
a) Ketahanan ideologi, adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang
berdasarkan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung
kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-
nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b) Ketahanan politik, adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang
berlandaskan demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi
Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri
yang bebas aktif.
c) Ketahanan ekonomi, adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung
kemampuan menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat 
dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional
dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil
dan makmur. d) Ketahanan sosial budaya, adalah kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa Indonesia yang menjiwai kepribadian nasional yang berdasarkan
Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan
seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.
d) Ketahanan pertahanan keamanan, adalah kondisi daya tangkal bangsa
Indonesia yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal semua bentuk ancaman.
Kesimpulan :
Pancasila adalah landasan demokrasi dalam penyelenggaraan negara di
Indonesia. demokrasi merupakan gabungan dari kata Yunani: demos (rakyat)
dan kratos (pemerintahan). Secara harfiyah demokrasi berarti ‘pemerintahan
oleh rakyat’
Demokrasi di Indonesia. Dalam pandangan Armartya Sen (Riyanto, dkk.,
2014:109), klaim universal yang terkandung dalam demokrasi mencakup nilai-
nilai intrinsik, instrumental, dan konstruktif. Nilai intrinsik demokrasi melekat
pada kebebasan dan partisipasi. Menggunakan kebebasan, menggunakan hak-
hak sipil dan politik merupakan bagian dari kehidupan bagi individu sebagai
makhluk sosial. Partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik mengandung nilai
intrinsik bagi kehidupan manusia.
Sementara itu, nilai dan peran atau fungsi instrumental demokrasi adalah upaya
dan kemampuan mendengarkan keinginan rakyat. Apa yang diekspresikan dan
didukung untuk memperoleh perhatian politik, termasuk tuntutan memenuhi
kebutuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraaan. Sedangkan nilai dan
peran atau fungsi konstruktif demokrasi dapat dipahami dan disarikan bahwa
praktik berdemokrasi akan memberikan kesempatan kepada warga negara
untuk saling belajar dan membantu masyarakat secara keseluruhan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan bersama.
Demokrasi Era Revolusi
Menjelang kemerdekaan Indonesia 1945 dimana disahkannya Piagam Jakarta
yang Dalam piagam ini Pancasila diterima sebagai dasar negara. Lalu pada sidang
PPKI, ditetapkan UUD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden. Terus
perubahan KNIP menjadi lembaga legislatif.
Demokrasi Era RIS. Perubahan negara Indonesia menjadi RIS dalam Konferensi
Meja Bundar oleh tiga pihak, RI, BFO, dan Belanda. Yang disaksikan oleh UNCI
sebagai perwakilan PBB. Perubahan ini dilakukan secara demokratis. Lalu pada
saat kembalinya Indonesia ke Negara Kesatuan dilakukan dengan demokratis
dengan persetujuan sidang DPRIS.
Demokrasi Terpimpin
Perubahan kabinet pada masa Soekarno, perubahannya dari demokrasi liberal
menjadi terpimpin karena Soekarno tidak mau menjadi Presiden simbol.
Demokrasi inipun hancur seiring politik Soekarno.
Demokrasi Pancasila (Orde Baru )
Yaitu demokrasi yang diberlaku di Indonesia. Penetapannya demokrasi pancasila
dimana mengutamakan musyawarah untuk mufakat tetapi pemimpin tidak
diberi hak untuk mengambil sendiri dalam hal ‘mufakat bulat’ tidak tercapai.
Demokrasi pancasila berarti demokrasi kedaulatan rakyat yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan sila-sila lainnya. Hal ini berarti bahwa dalam
menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai dengan rasa tanggung jawab
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demokrasi Pada Masa Orde Reformasi
Perubahannya penyelenggaraan pemilihan umum yang tidak lagi di tangani oleh
Departemen Dalam Negeri, melainkan harus ditangani oleh Komisi Pemilihan
Umum yang independen. Perubahannya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
yang sebelumnya dipilih oleh MPR diubah menjadi Rakyat demikian juga dengan
pemilihan Gubernur, Bupati, atau Wakil Kota. Militer tidak boleh menduduki
jabatan diluar pertahanan, terutama jabatan politik. Bagi anggota militer yang
menduduki jabatan politik harus mengundurkan diri. Pada masa inilah rakyat
merasakan kedamaian dan kemakmuran karena pemegang hak tertinggi adalah
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai