FAKULTAS HUKUM
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Tindak
Pidana Tertentu dengan berjudul “RELEVANSI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
DENGAN MASALAH PENGGUGURAN ”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun,
2017200158
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara penggunaan alat
kontrasepsi dengan masalah pengguguran.
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui Makalah ini penulis berharap dapat memberikan tambahan
informasi dan penjelasan terhadap pembaca terkait relevansi antara
penggunaan alat kontrasepsi dengan masalah pengguguran.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode
kontrasepsi sederhana dan modern (Hartanto, 1994: 42), salah satunya;
1) Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri
oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini
terdiri dari dua macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
atau obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat.
- Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas.
C. Jenis-jenis Kontrasepsi
1) Kontrasepsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada
wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses
sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan).
Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan
secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2) Kontrasepsi Teknik
1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar
vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme
berulang atau terlambat menarik penis keluar.
2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada
masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri
karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d
48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan
karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid
tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah
melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi,
otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6
jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
3) Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria
maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma.
Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak
permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi
sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
Kekurangan metode ini:
· Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
· Membutuhkan waktu untuk pemasangan
· Mengurangi sensasi seksual
2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma,
berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke
dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya
bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu
sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan
menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan
bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa
gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau
terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan
polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan
dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu
bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di
luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
5. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru
yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara
kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai
plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih
kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan
waktu haid lebih singkat.
4) Kontrasepsi Hormonal
1. Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesterone.
2. Jenis kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral
(Pil), Kontrasepsi Implant.
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena
menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk
mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis
obat yang bersifat hormonal, yaitu:
· Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh
diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh
darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
· Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan
intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi,
pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
· Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai
petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan,
susuk yang ditanam untuk periode tertentu koyo KB atau spiral
berhormon
5) Kontrasepsi Suntikan
· Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
· Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan
strogen.
· Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung
derivate testosteron.
1.2 Pengguguran
Aborsi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut para
pakar kedokteran maupun hukum saat ini, walaupun pada intinya adalah sama,
orang awam masih menganggap bahwa pengertian aborsi adalah pengguguran
kandungan. Di dalam Kamus Besar Indonesia menyebutkan bahwa aborsi
berasal dari kata ‘’abortus” yang dialihkan bahasakan sebagai pengguguran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti aborsi adalah : terpencarnya
embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan ke-4 dari
kehamilan). Menurut aborsi menurut ilmu hukum, adalah lahirnya buah
kandungan sebelum waktunya oleh suatu perbuatan seseorang yang bersifat
sebagai perbuatan pidana kejahatan. Abortus bisa juga diartikan suatu
kehamilan (akibat faktor tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan.
Macam-macam jenis aborsi
1. Abortus Iminens
Pertama dikenal dengan nama abortus iminens, atau disebut juga
ancaman abortus, artinya kehamilan ini masih dapat diselamatkan dan
abortus hanya merupakan ancaman, janin masih hidup di dalam
kandungan ibu.
2. Abortus Insipiens
Sementara abortus iminens yang tidak ditangani segera akan berubah
menjadi tipe yang kedua yaitu abortus insipiens, ketika ini terjadi,
perdarahan akan keluar semakin banyak dan kehamilan tidak dapat
diselamatkan lagi.
3. Abortus Inkompletus
Jenis ketiga adalah abortus inkompletus (incomplete abortion), sesuai
dengan namanya, pada jenis ini janin telah keluar dari kandungan ibu,
namun sebagian masih tertinggal di dalam, sehingga harus
dibersihkan oleh dokter melalui prosedur yang dikenal dengan nama
kuretase (sering disebut sebagai kuret saja).
4. Abortus Kompletus
Berlawanan dengan jenis ini, abortus kompletus adalah abortus yang
telah berhasil mengeluarkan semua bagian janin dari kandungan ibu,
sehingga kuret menjadi tidak perlu dilakukan.
5. Missed Abortion
Tipe yang terakhir adalah missed abortion , yang terjadi pada abortus
jenis ini adalah proses aborsi terjadi di dalam rahim ibu tanpa disadari
olehnya, sehingga prosedur kuret wajib dilakukan. Mungkin Anda
bertanya, bagaimana jika dibiarkan saja? Hal ini akan membahayakan
ibu, salah satu yang mungkin terjadi adalah infeksi.
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah
maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi
alasan yang paling utama adalah alasan-alasan yang non-media
(termasuk jenis aborsi buatan/sengaja).
Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir,
sekolah atau tanggung jawab lainnya
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah
https://kuliahkbidan.blogspot.com/2017/03/makalah-aborsi.html
http://wiliteriani12150104.blogspot.com/2015/05/makalah-macam-
macam-alat-kontrasepsi.html
Asmarawati, Tina.2013. Hukum & Abortus. Yogyakarta:EGC
https://media.neliti.com/media/publications/163150-ID-abortus-
provocatus-karena-kegagalan-alat.pdf
http://id.Wikipedia.org/wiki/Gugur Kandungan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan