Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

RELEVANSI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN MASALAH


PENGGUGURAN

TINDAK PIDANA TERTENTU

NAMA : MICHELLE ARIESTA SANJAYA

NPM : 2017 200 158

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Tindak
Pidana Tertentu dengan berjudul “RELEVANSI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
DENGAN MASALAH PENGGUGURAN ”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Bandung, 13 November 2018

Penyusun,

Michelle Ariesta Sanjaya

2017200158
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh
seorang wanita dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah
untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang
memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengkonsumsi pil KB secara
teratur sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan.
Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu
mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa
dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin
bahwa akseptor pil KB terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan
pengkonsumsian yang tidak teratur emnjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara
optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali
akseptor pil KB tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil
KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka
tentang pil KB. Mereka cenderung menghemat pengkonsumsian dengan
meminum pil KB dibawah ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan
masih mungkin akseptor pil KB mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
(Depkes RI, 2001).
Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita
tidak bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk dibuahi.
Pil KB juga bekerja dengan menebalkan lendir di sekitar leher rahim, yang
membuatnya sulit bagi sperma untuk memasuki rahim dan mencapai setiap
telur yang telah muncul. Hormon-hormon dalam pil KB terkadang juga dapat
mempengaruhi lapisan rahim, sehingga sulit bagi telur untuk menempel ke
dinding rahim.Pada jenis pil yang lain dapat mengubah periode menstruasi
adalah pil progesteron berdosis rendah, atau kadang-kadang disebut juga pil
mini. Jenis pil KB ini berbeda dari pil lain yang hanya berisi satu jenis hormon
progesterone. Pil mini bekerja dengan mengubah lendir serviks dan dinding
rahim, dan terkadang juga mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan Sujiyatini,
2009)
Permasalahan tentang rendahnya pendidikan wanita Indonesia
mengakibatkan rasa tidak ingin tahu tentang penggunaan pil KB sehingga dapat
menyebabkan mayarakat tidak teratur mengkonsumsi pil KB, hal ini
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan tingkat kelahiran yang
cukup tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada relevansinya antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
pengguguran?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara penggunaan alat
kontrasepsi dengan masalah pengguguran.
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui Makalah ini penulis berharap dapat memberikan tambahan
informasi dan penjelasan terhadap pembaca terkait relevansi antara
penggunaan alat kontrasepsi dengan masalah pengguguran.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan,


sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Cara kerja Kontrasepsi Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai


fungsi sbb :
1.      Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
2.      Melumpuhkan sperma.
3.      Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode
kontrasepsi sederhana dan modern (Hartanto, 1994: 42), salah satunya;
1)   Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri
oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini
terdiri dari dua macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
atau obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat.

a)      Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat


- Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
- Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa
subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar
kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus
benar-benar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel
telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan cara ini adalah masa
puasa bersenggama sangat lama sehingga
menimbulkan   kadang-kadang berakibat pasangan tersebut
tidak mentaati.

b)      Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat


- (Kondom)
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang
pada penis saat berhubungan seksual.
Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
diujung selubung karet yang dipasang pasa penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi
perempuan, selain itu kondom juga dapat mencegah penularan
mikroorganisme (HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan
yang lain. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka
kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun (Saifuddin, 2003: 17).

Keuntungan menggunakan kondom adalah :


* Efektif bila digunakan dengan benar
* Tidak mengganggu kesehatan pengguna
* Murah dan dapat dibeli secara umum

- Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas.

Keuntungan menggunakan diafragma adalah :


* Tidak mengganggu reproduksi ASI
* Tidak mengganggu kesehatan pengguna
* Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah
terpasang sampai 6 jam sebelumnya

Kerugian menggunakan diafragma adalah :


* Pemasangannya membutuhkan keterampilan
* Untuk pemakaian¸ perlu instruksi dan cara pemasangan
oleh tenaga klinik yang terlatih
* Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran
uretra
2)      Metode Kontrasepsi Modern
a. Kontrasepsi Hormonal
(1)   Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan
hormon progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon
progesteron saja.
 Keuntungan menggunakan pil KB adalah :
    -  Mudah menggunakan
     -  Mudah dihentikan setiap saat
     - Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan
      - Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
 Kerugian menggunakan pil KB adalah :
     -  Memerlukan disiplin dari pemakai
    -   Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen

- Kembalinya kesuburan agak lambat


(2)   Suntik KB
Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur
wanita, dan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga
spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim.

 Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :


      - Jangka panjang
       - Risiko terhadap kesehatan kecil
      - Aman
 Kerugian menggunakan suntik KB adalah :
- Terjadi perubahan pada pola haid
- Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian
(3)   Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)
AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Dengan
disusupkannya implan dibawah kulit, stiap hari dilepaskan secara tetap
suatu hormon ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul
yang terbuat dari bahan silastik tersebut, sehingga dapat menghambat
terjadinya ovulasi.
 Keuntungan menggunakan susuk KB adalah :
      - Tidak menekan produksi ASI
       - Tidak terdapat faktor lupa
      - Masa pakai jangka panjang (3-5 th)
      - Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon
estrogen
 Kerugian menggunakan susuk KB adalah :
      - Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih
      - Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk
pemasangan dan pengangkatan implant
     - Implant sering mengubah pola haid

b)      Intra Uterine Devices (IUD,AKDR)


IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam
rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik.
 Keuntungan menggunakan IUD adalah :
-  Praktis
- Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi
mengingat-ingat

 Kerugian menggunakan IUD adalah :


     - Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)
     -  Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR
c)      Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan tindakan
pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi.
 Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
 Keuntungan MOP adalah :
     -  Efektif
      - Sederhana
      - Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
      - Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal
saja
     -  Biaya rendah
      - Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana
wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita
 Kerugian MOP adalah :
      - Diperlukan suatu tindakan operatif
      - Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan
atau infeksi
      - Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai
keturunan lagi
 Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas
seorang perempuan secara permanen.
 Keuntungan MOW adalah :
     -  Sangat efektif
     - Permanen
     - Tidak mempengaruhi proses menyusui
     - Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan
yang serius
     - Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
 Kerugian MOW adalah :
     - Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
(tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanalisasi
     -  Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
     - Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan.

C.    Jenis-jenis Kontrasepsi
1)      Kontrasepsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada
wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses
sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan).
Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan
secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2)      Kontrasepsi Teknik
1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar
vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme
berulang atau terlambat menarik penis keluar.
2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada
masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri
karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d
48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan
karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid
tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah
melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi,
otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6
jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

3)      Kontrasepsi Mekanik
1.      Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria
maupun wanita serta  berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma.
Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak
permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi
sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
Kekurangan metode ini:
·         Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
·         Membutuhkan waktu untuk pemasangan
·         Mengurangi sensasi seksual
2.      Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma,
berbentuk cairan, krim atau tisu  vagina yang harus dimasukkan ke
dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya
bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu
sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3.      Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan
menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan
bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa
gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau
terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
4.      IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan
polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan
dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu
bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di
luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
5.      IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru
yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara
kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai
plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih
kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan
waktu haid lebih singkat.

4)      Kontrasepsi Hormonal
1.      Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesterone.
2.  Jenis kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral
(Pil), Kontrasepsi Implant.
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena
menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk
mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis
obat yang bersifat hormonal, yaitu:
·         Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh
diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh
darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
·         Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan
intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi,
pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
·         Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai
petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan,
susuk yang ditanam untuk periode tertentu koyo KB atau spiral
berhormon

5)      Kontrasepsi Suntikan
·   Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
·   Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan
strogen.
·   Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung
derivate testosteron.

1.2 Pengguguran
Aborsi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut para
pakar kedokteran maupun hukum saat ini, walaupun pada intinya adalah sama,
orang awam masih menganggap bahwa pengertian aborsi adalah pengguguran
kandungan. Di dalam Kamus Besar Indonesia menyebutkan bahwa aborsi
berasal dari kata ‘’abortus” yang dialihkan bahasakan sebagai pengguguran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti aborsi adalah : terpencarnya
embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan ke-4 dari
kehamilan). Menurut aborsi menurut ilmu hukum, adalah lahirnya buah
kandungan sebelum waktunya oleh suatu perbuatan seseorang yang bersifat
sebagai perbuatan pidana kejahatan. Abortus bisa juga diartikan suatu
kehamilan (akibat faktor tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan.
 Macam-macam jenis aborsi
1. Abortus Iminens
Pertama dikenal dengan nama abortus iminens, atau disebut juga
ancaman abortus, artinya kehamilan ini masih dapat diselamatkan dan
abortus hanya merupakan ancaman, janin masih hidup di dalam
kandungan ibu.
2. Abortus Insipiens
Sementara abortus iminens yang tidak ditangani segera akan berubah
menjadi tipe yang kedua yaitu abortus insipiens, ketika ini terjadi,
perdarahan akan keluar semakin banyak dan kehamilan tidak dapat
diselamatkan lagi.

3. Abortus Inkompletus
Jenis ketiga adalah abortus inkompletus (incomplete abortion), sesuai
dengan namanya, pada jenis ini janin telah keluar dari kandungan ibu,
namun sebagian masih tertinggal di dalam, sehingga harus
dibersihkan oleh dokter melalui prosedur yang dikenal dengan nama
kuretase (sering disebut sebagai kuret saja).

4. Abortus Kompletus
Berlawanan dengan jenis ini, abortus kompletus adalah abortus yang
telah berhasil mengeluarkan semua bagian janin dari kandungan ibu,
sehingga kuret menjadi tidak perlu dilakukan.

5. Missed Abortion
Tipe yang terakhir adalah missed abortion , yang terjadi pada abortus
jenis ini adalah proses aborsi terjadi di dalam rahim ibu tanpa disadari
olehnya, sehingga prosedur kuret wajib dilakukan. Mungkin Anda
bertanya, bagaimana jika dibiarkan saja? Hal ini akan membahayakan
ibu, salah satu yang mungkin terjadi adalah infeksi.
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah
maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi
alasan yang paling utama adalah alasan-alasan yang non-media
(termasuk jenis aborsi buatan/sengaja).
 Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1.      Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir,
sekolah atau tanggung jawab lainnya
2.      Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak
3.      Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda


(terutama mereka yang hamildiluar nikah), aib keluarga, atau sudah
memiliki banyak anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan
karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan.

Dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia , negara


melarang aborsi dan sanksi hukumnya cukup berat. Bahkan hukumnya
tidak hanya ditunjukan kepada perempuan yang bersangkutan, tetapi
semua orang yang terlibat dalam kejahatan itu dapat dituntut, seperti
dokter, dukun bayi, tukang obat yang mengobati atau yang menyuruh
atau yang membantu atau yang melakukannya sendiri.

Pasal-pasal dalam KUHP yang menerangkan tentang aborsi :


1) KUHP Pasal 299 ancaman yang ditujukan terhadap pihak-pihak yang
memberi harapan untuk melakukan aborsi dengan ancaman 
hukuman 4 tahun penjara.
2) KUHP Pasal 75 setiap orangdilarang melakukan aborsi dengan
ancaman 10 tahun penjara denda 10 juta.

1.3 Relevansi Antara Alat Kontrasepsi Dengan Masalah Pengguguran


Kaitannya antara alat kontrasepsi dengan masalah pengguguran
dikarenakan banyak sekali yang menggugurkan kandungannya karena
gagalnya alat kontrasepsi yang digunakan.
Dalam garis besarnya ada dua macam alasan orang melakukan abortus :
1.    Atas dasar indikasi medis, seperti ;
a.    Untuk menyelamatkan ibu, karena apabila kelanjutan kehamilan
dipertahankan dapat mengancam dan membahayakan jiwa sang ibu.
b.    Untuk menghindarkan kemungkinan terjadi cacat jasmani atau
rohani, apabila janin dilahirkan.

2.    Atas dasar indikasi sosial, seperti :


a.    Karena kegagalan mereka dalam menggunakan alat kontrasepsi atau
dalam usaha mencegah terjadi kehamilan.
b. Karena mereka sudah menemukan dokter yang bersedia membantu
melakukan pengguguran.
c.    Karena kehamilan yang terjadi akibat hubungan gelap dan ingin
menutupi aib, seperti yang dilakukan oleh wanita yang belum
bersuami (gadis atau janda), atau dilakukan oleh wanita yang telah
bersuami dengan laki-laki lain karena terdorong oleh godaan dan
kenikmatan sekejap.
d.    Karena kesulitan ekonomi yang membelit bagi sebagian orang,
sedangkan kehamilan itu tidak diinginkan, yang terjadi diluar dugaan.
e.    Karena kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. Kendatipun itu
diluar kehendaknya dan dia tidak dapat dipersalahkan, tetapi rasa
malu tetap ada apbila terjadi kehamilan.

Usaha dan kebijakan untuk membuat peraturan hukum pidana yang


baik pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari tujuan penanggulangan
kejahatan. Oleh sebab itu, kebijakan atau politik hukum pidana juga
merupakan bagian dari politik kriminal. Dengan kata lain, dilihat dari sudut
politik kriminal, maka politik hukum pidana identik dengan pengertian
“kebijakan penanggulangan kejahatan dengan hukum pidana”. Usaha
penanggulangan kejahatan dengan hukum pidana pada hakikatnya juga
merupakan bagian dari usaha perlindungan masyarakat dan usaha mencapai
kesejahteraan masyarakat. Aborsi adalah suatu perbuatan yang dengan jelas
mengganggu sisi moral dan religious masyarakat Indonesia sebab jika dikaji
dari sudut pandang manapun seperti budaya, sosial, ataupun agama tidak
dibenarkan tindakan pengguguran kandungan. Oleh sebab itu, berpijak pada
salah satu kriteria yang dirinci oleh Soedarto agar diperoleh hasil legislasi
yang optimal efeknya dan tidak terjadi over kriminalisasi bahwasanya aborsi
adalah perbuatan yang tidak dikehendaki, yaitu perbuatan yang
mendatangkan kerugian (material dan atau spiritual) atas warga masyarakat.
KUHP sendiri melarang aborsi tanpa pengecualiaan. Berikut akan diuraikan
abortus provocatus karena kegagalan alat kontrasepsi dalam hukum
nasional saat ini.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang disajikan dalam tesis ini maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut ini:
1. Abortus provocatus karena kegagalan alat kontrasepsi dalam hukum
nasional saat ini masih belum cukup memberikan jaminan kesehatan
masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Hukum positif yang secara tersurat tercantum dalam KUHP, UU No.
36 Tahun 2009 serta PP No.61 Tahun 2014, UU No.29 Tahun 2004.
KUHP tidak merumusakan secara eksplisit tentang pengguguran
kandungan yang bersifat medicinalis atau abortus provocatus
therapeuticus, sedangkan dalam UUK serta PP membolehkan aborsi
dilakukan dengan syarat karena indikasi kedaruratan medis untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil.

2. Abortus provocatus karena kegagalan alat kontrasepsi dalam


perspektif pembaharuan hukum nasional di masa yang akan datang,
dalam pengaturannya dapat memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengertian indikasi kedaruratan medis, selain itu dengan
mempertimbangkan pengaturan penguguran kandungan di beberapa
KUHP asing sebagai bahan untuk melakukan pembaharuan hukum
serta tidak bertentang dengan nilai-nilai Pancasila
REFERENSI

https://kuliahkbidan.blogspot.com/2017/03/makalah-aborsi.html
http://wiliteriani12150104.blogspot.com/2015/05/makalah-macam-
macam-alat-kontrasepsi.html
Asmarawati, Tina.2013. Hukum & Abortus. Yogyakarta:EGC
https://media.neliti.com/media/publications/163150-ID-abortus-
provocatus-karena-kegagalan-alat.pdf
http://id.Wikipedia.org/wiki/Gugur Kandungan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai