PENDAHULUAN
Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan tiap individu harus diringkas
sedemikian rupa agar mudah disajikan dan dianalisis untuk kemudian disimpulkan.
Data tersebut dapat berupa data kualitatif, seperti jenis kelamin laki-laki dan
perempuann atau sembuh dan tidak. Selain data kualitatif terdapat pula data
kuantitatif.
Untuk penataan data kualitatif relatif tidak sulit karena disajikan dalam bentuk
distribusi
2. DISTRIBUSI FREKUENSI
Data kualitatif yang kita peroleh dari hasil pengamatan dapat ditata dan diringkas
dalam bentuk tabel yang dikenal dengan distribusi frekuensi dan bila dihitung
proporsi atau persentasenya dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
relatif.
Contoh :
Kita mengadakan penelitian tentang berat badan 24 orang penderita diabetes
melitus yang dirawat di rumah sakit dengan hasil sebagai berikut.
40, 60, 45, 50, 53, 70, 43, 65, 67, 42, 55, 52, 50, 43, 60, 45, 40, 52, 53, 43, 70, 65, 55,
60. Berat badan dinyatakan dalam kg.
Dari data tersebut hanya diketahui bahwa berat badan penderita tidak sama,
tetapi tidak dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang berat badan tersebut
sehingga sulit untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Untuk mendpatkan gambaran
yang lebih jelas maka data tersebut disusun secara berurutan mulai dari penderita
dengan berat badan terkecil sampai terbesar atau sebaliknya hingga data tersebut
menjadi seperti yang tertera di bawah ini.
40, 40, 42, 43, 43, 45, 50, 50, 52, 52 53, 53, 55, 55, 60, 50, 60, 65, 65, 67, 70, 70.
Dengan susunan data seperti itu, selain dikethui bahwa berat badan penderita
tidak sama diketahui pula berat badan terkecil dan terbesar, tetapi dengan cara
penyusunan ini tidak dapat diketahui berapa orang yang mempunyai berat badan
tertentu dan berat badan dengan jumlah terbanyak.
Untuk mengetahui hal tersebutmaka data disusun sedemikian rupa sehingga
penderita dengan berat badan yang sama disatukan dan jumlahnya dinyatakan dalam
frekuensi (f).
Berat badan Frekuensi (f)
40 2
42 1
43 3
45 2
50 2
52 2
Bila terdapat angka yang terletak antara batas atas dan batas bawah kelompok
berikutnya maka batas kelompok dapat dilebarkan dengan mengurangi 0,5 pada batas
bawah dan menambah 0,5 pada batas atas. Batas kelompok yang telah dilebarkan
disebut tepi kelas dan perbedaan antara tepi kelompok disebut interval kelompok.
Distribusi frekuensi pada contoh di atas dapat dilebarkan menjadi distribusi frekuensi
sebagai berikut.
4.2 Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih besar dari batas
bawah kelompok
Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih
besar dari batas bawah kelompok dilakukan dengan menjumlah
frekuensi kelompok yang bersangkutan ditambah dengan frekuensi
kelompok berikutnya. Misalnya, penderita dengan berat badan 56 kg
atau lebih, diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi kelompok
berikutnya, yaitu 15 + 11 + 8 + 1 + 0 =35. Ini berarti bahwa penderita
dengan berat badan 56 kg ke atas ada sebanyak 35 orang.
Tabel Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih batas bawah
4.3 Distribusi kumulatif kurang dari atau sama dengan batas atas
kelompok
Distribusi kumulatif ini dapat dilihat pada tabel dengan cara
menjumlah frekuensi pada kelompok yang diinginkan dengan semua
frekuensi kelompok sebelumnya. Misalnya, berat badan kurang atau
sama dengan batas atas 55 kg diperoleh dengan menjumlah 13 + 2 + 5
= 20
Dengan ini dapat diketahui jumlah orang dengan berat badan lebih
kecil atau sama dengan 55 kg adalah 20 orang.
Tabel Distribusi frekuensi kumulatif kurang atau sama dengan batas
atas