Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
(BIROKRASI DALAM PEMBANGUNAN DI DESA ANABANNAE)

DISUSUN OLEH :

NAMA : RESKIA

NPM : 43182073

KELAS/SEMESTER : A/III

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Birokrasi Pembangunan Di Desa
Anabannae”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
Administrasi pembangunan di Universitas Muhammadiyah Sidrap.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Anabannae, 23 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desa............................................................................................................3

2.2 Susunan Pemerintahan Desa.........................................................................................3

2.3 Profil Desa Anabannae.................................................................................................5

2.4 Pembangunan di Desa Anabannae................................................................................8

2.5 Birokrasi dalam pembangunan di Desa Anabannae.....................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara historis, penjajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun dan penjajahan
Jepang kurang lebih selama 3,5 tahun, membawa akibat terhadap rusaknya sendi-sendi
kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, pemerintah fokus
pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan masyarakat adalah desa dan kelurahan.
Hal ini didasarkan pemahaman bahwa desa dan kelurahan merupakan lembaga
pemerintah terkecil yang paling bawah sebagai ujung tombak yang langsung berhadapan
dengan masyarakat.

Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat memiliki


peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat desa/kelurahan dan keberhasilan
pembangunan nasional. Karena perannya yang besar, maka perlu adanya Peraturan-
peraturan atau Undang-Undang yang berkaitan dengan pemerintahan desa yang mengatur
tentang pemerintahan desa, sehingga roda pemerintahan berjalan dengan optimal.

Seiring dengan perkembangan pemerintah pada saat ini maka beberapa perombakan
struktur pemerintahan seperti adanya pergantian beberapa desa menjadi kelurahan. Tentu
pergantian ini tidak sekedar formalitas zaman tapi menggunakan beberapa pertimbangan
dan alasan yang masuk akal. Seperti salah satu contohnya adalah dengan adanya Undang-
Undang No, 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu pada jaman sekarang
sudah sulit mencari daerah yang masih memakai nama desa sekarang sudah berganti
menjadi kelurahan. Hal ini seperti yang tertuang di Undang-Undang Republik Indonesia
No. 32/2004 tentang Revisi Undang-Undang No. 22/1999 yang mengatur tentang
pergantian nama dari desa menjadi kelurahan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembangunan di Desa Anabannae?
2. Bagaimana birokrasi dalam pembangunan di Desa Anabannae?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pembangunan Di Desa Anabannae.


2. Untuk mengetahui sejauh mana birokrasi dalam pembangunan di Desa
Anabannae.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desa

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 Tahun 2005 tentang Desa,
yaitu desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Susunan Pemerintahan Desa

Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh perangkat desa. Perangkat
desa tersebut disesuaikan dengan kebutuhan di desa. Perangkat desa umumnya adalah sebagai
berikut.

a) Sekretaris Desa

Salah satu perangkat desa ialah sekretaris desa yang bertugas mengurus
administrasi di desa. Misalnya, membuat surat akta kelahiran atau surat keterangan.
Sekretaris desa merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

b) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi untuk menetapkan peraturan


desa bersama kepala desa, menampung, dan menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat.
Anggota BPD adalah wakil penduduk desa bersangkutan. Mereka ditetapkan menjadi
anggota BPD dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatannya adalah enam tahun
yang dapat dipilih lagi untuk satu kali masa jabatan berikutnya, sama seperti kepala desa.
Perangkat desa merupakan badan yang ada di desa dengan tujuan membantu urusan
dalam pemerintahan desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa, antara
lain sebagai berikut.

1) Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.
Misalnya, mengangkat ketua RW dan RT.

3
2) Urusan tingkat pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, tetapi
urusan tersebut diserahkan pengaturannya ke desa. Misalnya, membuat Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
3) Tugas pembantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan atau
pemerintah kabupaten/kota. Misalnya, membantu mengumpulkan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dari masyarakat desa.
4) Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan ke desa. Misalnya, pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dan LKMD.

Dengan demikian, pemerintahan desa berperan bagi kehidupan masyarakat di


desa.  Desa merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki batas - batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat.
Untuk lebih memahaminya, perhatikanlah susunan pemerintahan desa berikut.

4
2.3 Profil Desa Anabannae

Desa Anabannae adalah hasil pecahan dari Desa Bulucenrana sejak itu menjadi Desa
Persiapan pada tahun 1996 sebagai kepala Desa Persiapan pada waktu itu adalah Andi
Rifai DJago diangkat menjadi kepala Desa Defenitif dan 5 (lima) tahun kemudian hasil
pemilihan rakyat Desa terpilih berikutnya adalah Andi Mappangile setelah meninggal
dunia di jabat oleh Sekretaris Desa Muh.Yunus, sampai pemilihan pada tahun 1999
diangkat sebagai pelaksana tugas Drs.Muh.Bakri, selama 3 tahun dan pada tahun 2002
terpilih sebagai Kepala Desa Definitif selama 5 tahun dan digantikan oleh Suryadi
samapai tahun 2013 dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Muh. Yunus mulai Januari tahun
2014 sampai sekarang dengan masa jabatan sampai tahun 2019.

1. Peta Dan Kondisi

Batas Wilayah Desa

Letak Desa / Desa-Kelurahan / Keterangan

sebelah Utara / Desa Bulucenrana / Kec.Pitu Riawa

Sebelah Selatan / Desa Lasuwala / Kec. Pitu Riawa

Sebelah Barat / Desa Cipo Takari / Kec.Panca Rijang

Sebelah Timur / Desa Otting / Kec, Pitu Riawa

Jarak Dan Waktu Tempu

2. Orbitasi Dan Jarak Tempuk / Keterangan

Jarak ke Ibu Kota Kecamatan / 5 km

Jarak ke Ibu Kota Kabupaten / 20 km

Jarak ke Ibu Kota Provinsi / 200 km

Waktu Tempuh ke Ibukota Kecamatan / 30 menit

Waktu Tempuh ke Ibukota Kabupaten / 45 menit

Waktu Tempuh ke Pusat Fasilitas terdekat (Ekonomi, Kesehatan, Pemerintahan) / 1


Jam

5
3. Jumlah Penduduk

Laki-laki : (∓) 680 jiwa

Perempuan : (∓) 623 jiwa

Total : (∓ ¿1.303 jiw

4. Peta Desa Anabannae

5. Visi dan Misi Desa

Visi dan Desa

Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RPJMD Desa harus selaras


dengan RPJM Daerah kabupaten Sidenreng Rappang, maka disusun dengan
memperhatikan Visi atau cita-cita Desa Anabannae yang tertuang dalam RPJM Desa
Anabannae 6 (enam) tahun periode 2016-2021, sebagai dasar pelaksanaan
pembangunan Desa Anabannae, yaitu :

 Visi

Menjadikan Desa Anabannae sebagai desa Agribisnis.

6
Dalam implementasi visi Desa Anabannae telah tertuang dalam rencana RPJM Desa
sebagai acuan dasar dalam penyusunan rencana pembangunan yang sifatnya skala
tahunan atau program pendanaan lainnya.

 Misi
a. Meningkatkan produksi dibidang perkebunan dan pertanian.
b. Meningkatkan sumber daya manusia.
c. Menata sarana dan prasarana.

Rumusan ini merupakan penjabaran visi desa tentang bagaimana pencapaiannya,


rumusan misi desa telah tertuang dalam rancangan RPJM Desa di beberapa
bidang/sektor pembangunan yaitu: Penyelenggararan pemerintahan dasa,
pembangunan desa, pembinaan kemesyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

6. Program Desa
A. Rencana penyelenggaraan pemerintah desa

Prioritas kegiatan Bidang Penyelenggara Pemerintah Desa adalah;

1). Penetapan Pemerintahan Desa, dengan indikasi kegiatan:

a) Penetapan dan penegasan Batas Desa dan Dusun.


b) Pendataan Desa terkait dengan kependudukan dan domisili
c) Pemetaan potensi Desa
d) Pengembangan sarana pendukung pemerintahan Desa.

2). Pengendalian,Evaluasi,dan Palaporan Pembanguna Desa, dengan indikasi


kegiatan:

a) Penyelenggaran Evaluasi Tingkat Perkembangan Pemerintahan Desa.


b) Penyusunan LPPD dan LKPJ Tahunan.
c) Penyusunan LPPD dan LKPJ Akhir Masa Jabatan Kepala Desa.
d) Optimalisasi perencanaan Desa terkait dengan RPJMDes dan RKPDes.

7
B. Rencana Pelaksanaan Pembangunan Desa

Prioritas kegiatan Bidang Pembangunan Desa adalah:

1. Pelayanan Dasar, dengan indikasi kegiatan:

a) Pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes/Posyandu.


b) Pengembangan tenaga kesehatan Desa .
c) Pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui layanan gizi untuk balita
d) Pengembangan sanitasi lingkungan dan air bersih.
e) Pengembangan layanan pendidikan anak usia dini(PAUD).
f) Pengadaan Jamban Keluarga.

2. Pembanguanan sarana prasarana Desa, Infrastruktur dan Lingkungan Desa, dengan


indikasi kegiatan:

a) Pembangunan jalan Pemukiman dan jalan Dusun.

b) Pembangunan jalan Desa antar pemukiman kewilayah pertanian.

c) Pembangunan dan Perintisan jalan tani.

2.4 Pembangunan di Desa Anabannae

 Layanan Program

Layanan program terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Anabannae dapat


disimpulkan bahwa layanan program pembangunan infrastruktur yang ada di Desa
Anabannae hampir keseluruhan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
direncanakan. Program pembangunan tersebut seperti pembangunan pos kesehatan,
pembangunan jembatan, pembangunan sekretariat bersama, pembangunan parit ,
peningkatan jalan pemukiman pembangunan jalan tani dan lain-lain. Di dalam
perencanaan maupun pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak baik dari aparat
pemerintah desa, Ormas, LPM, serta masyarakat desa setempat walaupun terkadang
di dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur terdapat halangan yang membuat
penundaan kegiatan pembangunan tersebut dilaksanakan.

8
 Pencapaian Target Program

Pencapaian target program pembangunan infrastruktur di Desa Anabannae pada


umumnya bisa dikatakan belum mencapai target yang ditentukan karena tidak semua
masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan tersebut hanya sebagian masyarakat
yang merasa kebutuhannya terpenuhi namun terdapat kemajuan secara perlahan
terutama di akses jalan dalam bidang transportasi dan mobilisasi lebih mudah. Dengan
demikian kita harus bekerjasama untuk lebih meningkatkan lagi pelaksanaan program
pembangunan infrastruktur Desa Anabannae agar dalam mencapai targetnya dapat
lebih optimal dan merata.

2.5 Birokrasi dalam Pembangunan di Desa Anabannae

 Strategi Pelaksanaan Program

strategi pelaksanaan program di Desa Anabannae dapat dikatakan telah berjalan


dengan cukup efisien dan efektif. Dengan menggunakan strategi swakelola desa yaitu
pemerintah desa mengatur sendiri anggaran dana desa yang diberikan oleh pemerintah
desa dengan mempunyai tim pembangunan yang melibatkan LSM bekerja secara
mandiri tanpa adanya ikut campur pihak luar. Semua pelaksanaan progam
pembangunan infrastruktur mengacu pada RAB (rancangan anggaran biaya) dengan
sketsa gambar. Kemudian diakhir dilakukan evaluasi program pembangunan tidak
hanya itu, pengawasan dilakukan secara langsung yang dilakukan pemerintah desa
jika pembangunan infrastruktur berasal dari dana ADD namun jika berasal dari dana
APBD pemerintah desa tidak ikut campur karena itu merupakan urusan PU. Dengan
adanya peningkatan pembangunan infrastuktur di Desa Anabannae, banyak kemajuan
terutama bidang transportasi.

 Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Program Pembangunan Infrastruktur

Kendala-kendala program pembangunan infrastruktur di Desa Anabannae, dapat


dikatakan bahwa pencairan dana ADD yang terkadang sedikit terlambat sehingga
menghambat pelaksanaan pembangunan, kurangnya konsultan dalam pembangunan
infrastruktur dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, pelaksana yang
kurang memahami RAB dan sketsa gambar, adanya tumpang tindih aset
pembangunan desa, kemudian cuaca serta bahan material yang tidak menentu

9
membuat pelaksanaan program pembangunan infrastruktur terhambat. Tidak hanya
itu, kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam bermusyawarah dan
bekerjasama membangun desanya sendiri.

Kendala lain yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa


Anabannae diantaranya masih rendahnya efektivitas kelembagaan dan tata kelola
pemerintahan desa serta pelayanan masyarakat. Selain itu, rendahnya kapasitas dan
kualitas pelayanan aparatur pemerintahan desa, masih terbatasnya akses masyarakat
terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan desa, serta masih lemahnya
koordinasi antar Kementerian/Lembaga dan pemda dalam pembinaan desa.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dilakukan oleh penulis memberikan


kesimpulan sebagai berikut:

Layanan program dalam pembangunan infrastruktur di Desa Anabannae hampir


secara keseluruhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jenis layanan program
pembangunan cukup dikatakan baik dalam bidang infrastruktur, pengelolaan potensi
sumberdaya alam dan ekonomi desa serta peningkatan kualitas aparatur pemerintah desa.

Pencapaian target program dalam pembangunan infrastruktur di Desa Anabannae


pada umumnya belum mencapai target yang ditentukan karena hanya sebagian masyarakat
yang menikmati hasil pembangunan dan merasa kebutuhannya terpenuhi namun terdapat
kemajuan secara perlahan terutama di akses jalan dalam bidang transportasi dan mobilisasi.

Kendala-kendala dalam program pembangunan infrastruktur Desa Anabannae adalah


pencairan dana ADD yang terkadang terlambat, kurangnya konsultan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur, pelaksana yang kurang memahami RAB dan sketsa
gambar, adanya tumpang tindih aset pembangunan desa, keadaan cuaca serta harga bahan
material yang tidak menentu serta kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
bermusyawarah dan bekerjasama membangun desanya sendiri.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah agar para aparatur pemerintah di desa semakin meningkakan kinerja serta
pelayanan kepada masyarakat serta memberikan sosialisasi yang jelas kepada masyarakatnya.
Agar masyarakat juga tidak merasa dibingungkan dengan pemberitahuan yang tidak sampai
ke telinga mereka. Memperbanyak sosialisasi dan penyuluhan pada RW disekitar kelurahan
tersebut sangat diperlukan. Selain itu, penyediaan fasilitas pelayanan yang menunjang pun
sangat perlu utuk ditingkatkan demi tercapainya pelayanan yang lebih maksimal.

11

Anda mungkin juga menyukai