Disusun Oleh :
M. Jamaludin R. (0115101445)
Kelas B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
dan Perhitungan PPh Pasal 23”. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini , yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan II.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki banyak
kekurangan, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, waktu, dan biaya, namun penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik dalan penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu segala saran dan kritik sangat penulis harapkan demi pengembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan makalah ini, sehingga dapat berguna bagi pembaca maupun
penulis sendiri.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan beberapa jenis pajak yang dibebankan negara kepada rakyatnya, pajak
penghasilan merupakan pajak yang paling diperhatikan oleh masyarakat karena pajak ini
terbagi pula menjadi beberapa bagian, yaitu PPh Pasal 21,22,23,24,25 dan 26.
Maka dari itu, makalah ini akan membahas segala hal terkait PPh 23, termasuk tarif dan
perhitungannya.
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang
diteriMa atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak
Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayaranya oleh badan pemerintah, subyek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PPh Pasal 23 terutang pasa akhir bulan dilakukan pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya pengasilan yang bersangkutan.
2. PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-lambatnya tanggal 10
bulan takwim berikutnya setelah bulan saar terutangnya pajak ke bank presepsi atau
kantor pos Indonesia.
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya 20
hari setelah masa pajak berakhir.
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotongan kepada orang
pribadi atau badan yang dibebani PPh yang dipotong.
2
5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan secara
desentralisasi artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya
penghasilan yang merupakan Objek PPh Pasal 23, hal ini dimaksutkan untuk
mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan pemotongan PPh PAsal 23 tersebut.
Transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh pasal 23 yang
pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan
dilaporkan oleh kantor pusat, sedangkan objek PPh Pasal 23 yang pembayarannya
dilakukan oleh kantor cabang misalnya sewa kantor cabang, PPh Pasal 23 dipotong,
disetor dan dilaporkan oleh kantor cabang yang bersangkutan.
3
b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang.
c. Royalty.
d. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh yang
dimaksut dalam Pasal 21 ayat 1 huruf e.
2. Sebesar 2% dari jumlah bruto atas :
a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan oenggunaan harta yang telah dikenai PPh Pasal
4 ayat (2).
b. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa managemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh pasal 21
jasa penilai (appraisal)
jasa aktuaris
jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
jasa perancang
jasa pengeboran dibidang penambangan minyak dan migas, kecuali yang
dilakukan oleh BUT
jasa penunjang dibidang pembangunan migas dan panas bumi
jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan selain migas
jasa penunjang dibidang penerbangan dan Bandar udara
jasa penebangan hutan
jasa ppengolaan limbah
jasa penyedia tenaga kerja
jasa perantara dan keagenan
jasa dibidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh
bursa efek, KSEI dan KPEI
jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
jasa pengisian suara/ sulih suara
4
jasa mixing film
jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemelihraan dan perbaikan
jasa instalasi/pemasangan mesin, pealatan, listrik, telepon, air, gas, AC atau
televisi kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya
dibidang konstruksi dan mempunyai izin atau sertifikat sebagai pengusaha
kontribusi
jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC atau televisi kabel, alat transportasi/kendaraan atau bangunan,
selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya dibidang
konstruksi dan mempunyai izin atau sertifikat sebagai pengusaha kontribusi
jasa maklon
jasa penyelidikan dan keamanan
jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
jasa pengepakan
jasa penyelidikan tempat dan waktu dalam media masa, media luar ruang
atau media lain untuk pem]nyimpanan informasi
jasa pembasmian hama
jasa kebersihan atau cleaning service
jasa catering atau tata boga
dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tersebut tidak
memiliki nomer NPWP besarnya tariff pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada
tarif yang sebenarnya.
5
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak
opsi.
3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai wajin pajak dalam
negeri, koperasi, BUMN, BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan betempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan
b. bagi PT, BUMN dan BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham pada
badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor.
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak kolektif.
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang
berfungsi sebagai penyalur pinjaman atau pembiayaan yang diatur dengan PMK.
Saat Terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010.
Saat Penyetoran: paling lambat 10 Juni 2010
Saat Pelaporan: paling lambat 20 Juni 2010
6
Contoh Kasus 2:
Pada tanggal 20 agustus 2010, PT. Tukang Utang membayar bunga atas pinjaman
membayarkan bunga kepada PT. Lintah Darat sebesar Rp 90.000.000,-.
Jawaban:
PPh pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Tukang Utang adalah:
=>15% x Rp 90.000.000 = Rp 13.500.000,-
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus
2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 September 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 September 2010
Contoh Kasus 3:
CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes membayar Royalti kepada Tuan.
Doan Wiro Pasaribu atas pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Doan” sebesar Rp
1.000.000.000,- pada tanggal 2 Maret 2010.
Jawaban:
PPh pasal 23 yang harus dipotong CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat
Lemes:
=> 15% x Rp 1.000.000.000,- = Rp 150.000.000,-
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 April 2010
Contoh Kasus 4:
Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian
tabungan yang diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20 Januari 2010.
Jawaban:
PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah:
=> 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-
7
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari
2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Februari 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari 2010
Contoh Kasus 5:
PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp
20.000.000,- milik Budi.
Jawaban:
PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Susah:
=> 2% x Rp. 20.000.000,- = Rp 400.000,-
Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Selalu
susah adalah Rp 800.000,-.
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21. Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23 terdapat pemotong
pajak yang telah ditentukan oleh peraturan uu PPh pasal 23 begitu pula dengan tarif dan
penghasilan apasaja yang tergolong dapat dipotong PPh Pasal 23 ataupun yang
dikecualikan. Makalah diatas juga menunjukan kapan saat terutang, pelaporan dan
penyetoran PPh pasal 23 yang telah ditentukan oleh UU.
9
DAFTAR PUSTAKA
Informasi Umum Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23), (online), http://www.online-
pajak.com/id/berita-dan-tips/pph-pajak-penghasilan-pasal-23
Pajak Penghasilan Pasal 23, (online), http://www.pajak.net/info/PPh23.htm
Seri pajak – pajak penghasilan pasal 23, (online), http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-
pajak-penghasilan-pasal-23
10