Anda di halaman 1dari 8

Paradigma king tentang keperawatan

1.    Konsep manusia


King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan benda,energi,dan informasi dengan leluasa memepengaruhinya. Dalam
kerangka konsepnya meliputi tiga system interaksiyang dinamis sebagai individu
disebut sebagai system personal,ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut
system interpersonal.
2.    Konsep lingkungan
Lingkungan adalah system sosial yang ada dalam masyarakat yang salig
berinteraksi dengan system lainnya secara terbuka.
3.    Konsep sehat
Sehat adalah sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor intetnal dan eksternal
melewati rentang sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimilki
oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang
maksimal.
4.    Konsep keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatan adalah proses interaksi klien dan
perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,reaksi, dan jika
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan
membuat transaksi.

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :

"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care
dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak
mampu.

Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1. Self Care

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan

Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan
dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan
persyaratan kesehatan.

Penekanan teori self care secara umum :

1. Pemeliharaan intake udara


2. Pemeliharaan intake air
3. Pemeliharaan intake makanan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.

2. Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan.

Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif

Teori self care deficit diterapkan bila :

1. Anak belum dewasa


2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

3. Nursing system

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya.

Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan


kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

1. The Wholly compensatory system


Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol
dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena
sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2. Mengajarkan klien
3. Mengarahkan klien
4. Mensupport klien

Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self
care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.

Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga / komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :

1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga


2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris


denganestetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985).Sebagai pengetahuan tentang human
care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yangmenjadi inti keperawatan, seperti
dinyatakan oleh Watson (1985)" human care is the heart of nursing".Pandangan tentang
keperawatan sebagai sains tentang human care adalah komprehensif.Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area-area :1. Pengkajian terhadap kondisi
manusia2. Eksplikasi dari pengalaman manusia dengan, dan responnya terhadap berbagai
kondisisehat-sakit3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya4.
Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship5. Studi tentang sistem untuk bagaimana
human care mesti diwujudkanDalam eksplikasi sains tentang human care pencarian harus
termasuk beragam metoda untuk memperoleh pemahaman utuh dari human
phenomena.Pencarian ini harus memfasilitasi integrasi pengetahuan dari biomedical,
perilaku,sosiokultural, seni dan humaniora untuk menemukan pengetahuan keperawatan
baru.Melalui strategi integrasi dan analisis, dunia objektifitas dapat dihubungkan dengan
duniasubjektif dari pengalaman manusia untuk mencapai linkage ini.Perspektif tentang
human science memberi kesempatan bagi pemikir/peneliti keperawatanuntuk melakukan
telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna meletakkandasar-dasar subject
matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui perspektif ini,kajian terhadap
makna,nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan dapatdilakukan.Dalam
pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fullyfunctional
integrated self.Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh,
….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts ….
(Watson,1985:14)yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang
manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan
keutuhannya.Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain.
 
Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi
denganmanusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua
pentinguntuk perkembangan personalnya.Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam
paradigma keperawatan merupakan fokussentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi
tentang human science , human responses(to health and illness) dan human care serta
menuntun perawat untuk memahami danmemperlakukan manusia lain (klien) secara utuh,
unik dan manusiawi.SEHAT/KESEHATAN
• Watson (1985:48) menyatakan
 " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also associated with
thedegree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, Such
aviewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or
her  physical,social.esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human
behavior and physiology."Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi
yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat
kesesuaian antara diri yangdipersepsikan dan diri yang diwujudkan.Pandangan tentang
kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis
dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku danfisiologi manusia
semata.Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal
prinsipantara lain :
• Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
• Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi•
 . Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasiterhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
• Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi
 berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
• Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang
dapatmengganggu (agent,environment).
• Carative factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
 perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat

2.2 Konsep Utama Peplau


Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian
dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif,
personal, dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak
mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "

2.3 Model Teori Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter dalam
mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
     1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam
situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
        2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.

         3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis
dan sintesis dari pengalaman peserta didik.

         4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
.
        5.Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.

        
6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

         7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.

 
B.
 
Teori dan konsep keperawatan menurut Martha E. Rogers
 
1.1
 
Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan
praktis.Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan  perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang
didasari prinsip
 – 
 prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan
aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan  bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi
pengkajian, intervensi, dan  pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep
pemahaman manusia atau individu seutuhnya.
1.2
 
Asumsi Dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada  proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. Berdasarkan pada
kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang
manusia, yaitu: 1.
 
 Manusia adalah satu kesatuan
  proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari
jumlah  bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap
dari  pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah
pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika
semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak
efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia
akan terlihat saat  bagiannya tidak dijumpai

2.1 TEORI ADAPTASI MENURUT CALISTA ROY


Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969).
Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di
bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-
perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan
baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai
kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan
keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai
“Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. System
adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk
beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.

2.2 Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and


Universality)
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,
atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger
memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia
menemukan teori cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari
kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda.
Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah
diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan
kesehatan berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat
keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,
serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
Untuk membantu perawat dalam menvisualisasikan Teori Leininger, maka
Leininger menjalaskan teorinya dengan model sunrise. Model ini adalah sebuah peta
kognitif yang bergerak dari yang paling abstrak, ke yang sederhana dalam menyajikan
faktor penting teorinya secara holistik.

2.3 Tujuan Teori Madeleine Leininger


Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan
pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan
yang spesifik dan universal (Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam
hal ini, kebudayaan yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh
kelompok tertentu. Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang.
Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh
masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan merupakan
perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme
ketika makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang
oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai