teknologi dan struktur demografis. Dengan jalan dan unit gawat darurat. Dari ketiga unit
alasan demikian maka rumah sakit tidak dapat layanan yang dimiliki, maka unit rawat inap
dikelola dengan manajemen yang sederhana, merupakan unit bisnis unggulan RS ”X” yang
tetapi harus dikelola secara profesional sehingga perlu dilakukan pengembangan kedepan.
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang Kotler (2000) berpendapat bahwa
muncul akibat perubahan tersebut. Untuk faktor penentu keberhasilan didalam menjalan-
menjawab tantangan persaingan rumah sakit kan usaha adalah produk/pelayanan, harga,
dimasa yang akan datang, disamping organisasi promosi dan tempat. Adapun produk yang
harus menciptakan jasa dan produk baru dengan diberikan kepada klien oleh rumah sakit adalah
menggunakan teknologi terkini, inovatif dan berupa produk jasa (Lestari, 2004). Sementara
kreatif, organisasi yang fleksibel dan mudah itu harga menjadi pertimbangan orang untuk
beradaptasi (Ayuningtyas et al., 2005). memilih rumah sakit, karena harga merupakan
Laporan Dinas Kesehatan RI pada tahun jumlah uang yang dibutuhkan untuk men-
2009 mengungkapkan bahwa di Sumatera Barat dapatkan sejumlah kombinasi dari produk
berjumlah 44 buah, dengan rincian 17 unit RSU pelayanan (Kotler, 2000). Dengan demikian
milik Pemerintah, 24 unit merupakan RS Swasta dapat dinyatakan bahwa antara harga dan
serta 3 unit RS TNI/POLRI. Sementara untuk pelayanan memiliki hubungan yang kuat.
wilayah Kota Padang, sebagai ibukota propinsi Berdasarkan hal tersebut para pelaku pelayanan
dan dengan jumlah penduduk terbanyak, jumlah dengan produk jasa dituntut untuk mening-
Rumah Sakit sebanyak 24 buah (3 unit RSU katkan mutu pelayanannya secara prima, jika
milik pemerintah, 19 unit RS Swasta, dan 2 unit ingin mendapatkan tempat dalam pasar yang
RS TNI/POLRI). Terkonsentrasinya rumah sakit makin dewasa (Permana, 2002).
di Kota Padang membawa konsekuensi semakin Berdasarkan hasil strategic mapping
tajamnya persaingan di lingkungan industri yang dilakukan (lihat gambar 1), maka pene-
rumah sakit daerah tersebut, namun dengan litian ini mengambil dua rumah sakit pesaing
kondisi tersebut konsumen mempunyai pilihan sebagai benchmark dalam mengidentifikasi
yang semakin banyak untuk jasa rumah sakit lingkungan industri dan rekomendasi strategi,
yang mereka inginkan. karena dianggap sebagai pesaing terdekat bagi
Rumah Sakit X (selanjutnya disingkat RS ”X”. Alasan selanjutnya adalah bahwa
RS ”X”) adalah salah satu rumah sakit swasta kedua pesaing tersebut memiliki tipe yang
yang berlokasi di Kota Padang dan berada diatas sama dengan RS ”X” yaitu rumah sakit swasta
tanah 2500 m2. RS ”X” memiliki gedung seluas dan setara rumah sakit tipe D sesuai dengan
5.000 m2, yang terdiri dari Gedung Perawatan ketetapan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Blok A berlantai 3 dan Blok B berlantai 5 untuk Departemen Kesehatan RI. Untuk keperluan
menunjang 52 tempat tidur pelayanan medis, penentuan posisi RS ”X” dalam strategic map-
serta penunjang medis dan Gedung Blok C ping digunakan faktor harga dan pelayanan
Instalasi Rawat Jalan. Dari segi unit pelayanan, untuk unit rawat inap dalam, sebagaimana
RS ”X” memiliki unit rawat inap, unit rawat dapat dilihat pada gambar 1.
Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan oleh para pelanggan dimasa depan.
bahwa RS ”X” dari segi pelayanan dan harga Manajemen strategi didefinisikan se-
berada pada posisi paling tinggi dibanding bagai suatu seni dan ilmu untuk memformulasi,
dengan pesaing terdekatnya RS “SLS” dan pe- implementasi dan evaluasi keputusan-kepu-
saing lainnya RS “IBS”. Dari segi fasilitas unit tusan fungsional yang memungkinkan organi-
rawat inap RS ”X” adalah rumah sakit yang sasi mencapai tujuannya (David, 2005).
terbaik dibanding dengan dua rumah sakit Definisi dari manajemen strategis bermakna
pesaingnya. Dengan dasar demikian maka RS sebagai suatu usaha memfokuskan manajemen
”X” selayaknya mempersiapkan strategi pe- untuk saling terintegrasi antara unit yang ter-
ngembangan strategi yang sesuai dengan karak- libat dalam organisasi, seperti pemasaran, keu-
teristik organisasi tersebut, untuk menghadapi angan/akuntansi, produk/operasi, penelitian
persaingan industri rumah sakit khususnya unit pengembangan, serta sistem informasi untuk
rawat inap. Berdasarkan hal tersebut maka RS mencapai kesuksesan dan tujuan organisasi.
”X” harus memilih dan mempunyai rencana Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
strategi bisnis untuk menghadapi persaingan Pearce and Robinson (2007) bahwa manajemen
dalam jangka panjang serta menjaga keber- strategi adalah sekumpulan keputusan dan
langsungan hidup institusi tersebut. tindakan yang dapat menghasilkan suatu peru-
Berdasarkan uraian dari latar belakang musan dan pelaksanaan rencana yang dirancang
sebagaimana dijelaskan di atas maka tulisan ini untuk mencapai sasarn organisasi. Dengan
akan mengevaluasi dan merekomendasikan demikian maka manajemen strategi sangat
strategi bisnis yang dapat digunakan oleh Unit menentukan keberhasilan suatu bisnis atau
Rawat Inap Rumah Sakit X untuk menghadapi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
persaingan dalam jangka panjang. Dengan Berkaitan dengan hal tersebut Soejitno
demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk (2000) berpendapat bahwa pengembangan
(a) mengidentifikasi berbagi faktor lingkungan rumah sakit, perlu mengacu kepada: 1) Filosofi
internal dan eksternal Unit Rawat Inap RS ”X” rumah sakit mengacu pada adagium lama
dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini, bahwa pasien dan keluarganya adalah pelang-
(b) mengidentifikasi strategi bisnis yang telah gan yang wajib dipuaskan. 2) Dalam menggali
dijalankan saat ini oleh Unit Rawat Inap RS dana kemanusiaan, rumah sakit perlu untuk
”X”, dan (c) merumuskan strategi terpilih bagi merencanakan suatu program public relation
Unit Rawat Inap RS ”X” untuk menghadapi dan pemasaran sosial yang sistematis. 3)
persaingan dalam jangka panjang. Pembahasan Budaya atau citra rumah sakit perlu dijaga agar
difokuskan terhadap berbagai faktor yang menjadi suatu institusi yang sosial dan masih
mempengaruhi penentuan alternatif strategi harus dibantu. 4) Pelatihan staf harus dilakukan
yang dapat diterapkan sesuai dengan karakter- secara sistematis dalam mengantisipasi ter-
istik organisasi tersebut. Alternatif strategi ter- hadap berbagai kemungkinan adanya per-
pilih dan strategi yang direkomendasikan di- ubahan. 5) Apabila diversikasi mampu dilaku-
harapkan dapat digunakan untuk mencapai visi kan rumah sakit diluar bisnisnya intinya.
dan misi RS ”X” Berdasarkan uraian di atas dapat di-
simpulkan bahwa institusi rumah sakit tidak
KAJIAN PUSTAKA bisa terlepas sebagai institusi yang bersifat
Definisi Strategi sosial yang membutuhkan peningkatan kom-
Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang petensi karyawan, kegiatan pemasaran dan
berarti “seni berperang”. Secara umum strategi diversifikasi bisnis harus dilakukan dalam
dapat diartikan sebagai rencana yang berskala rangka peningkatan kualitas dan kepuasan
besar dan berorientasi dengan lingkungan pelanggan.
persaingan dalam mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan Industri
Sementara itu Rangkuti (2002) menyatakan
bahwa strategi merupakan tindakan yang Lingkungan yang mempengaruhi proses bisnis
bersifat incremental (senantiasa meningkat) rumah sakit seperti yang dinyatakan Soejitno
dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan (2000) dapat diilustrasikan melalui gambar 2.
sudut pandang tentang apa yang diharapkan Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat disimpul-
4 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12
kan bahwa lingkungan organisasi rumah sakit 1984), serta kemampuan dalam mengatur kem-
dipengaruhi oleh lingkungan langsung dan bali sumber daya organisasi menjadi sumber
lingkungan tak langsung. Lingkungan langsung daya yang strategis dan bernilai (Eisenhardt
terdiri dari mitra dalam dan mitra luar, mitra and Martin, 2000; Teece, Pisano and Shuen,
dalam merupakan lingkungan internal organi- 1997). Sementara pandangan baru tentang kon-
sasi sendiri yang terlibat langsung dalam sep keunggulan bersaing seperti yang diung-
kegiatan operasional rumah sakit. Sedangkan kapkan oleh Bettis and Hitt (1995) menunjuk-
mitra luar terdiri dari kelompok masyarakat kan bahwa bentuk kompetisi yang terjadi pada
maupun lembaga-lembaga yang mendukung berbagai macam industri saat ini menekankan
kegiatan operasional organisasi rumah sakit, kepada fleksibilitas, kecepatan dan inovasi
tetapi mereka berada diluar lingkungan organi- dalam merespon perubahan lingkungan yang
sasi rumah sakit. Sementara yang dimaksudkan cukup dinamis. Namun demikian, yang perlu
dengan lingkungan tidak langsung adalah ling- menjadi perhatian adalah bahwa dalam upaya
kungan sosial, teknologi, ekonomi dan politik membangun keunggulan kompetitif, sebuah
(Pearce and Robinson, 1997). Semua variabel organisasi tidak terlepas dari kekuatan kunci
tersebut tidak dapat dikontrol perubahannya lingkungan eksternal dan internal.
oleh organisasi rumah sakit. Dalam kaitannya Kekuatan kunci eksternal dapat dibagi
dengan penyusunan strategi, organisasi hanya menjadi lima kategori (David, 1997) yaitu
bisa memprediksi atau meramalkan kondisi kekuatan ekonomi; kekuatan sosial, budaya,
semua variabel tersebut dimasa yang akan datang. demografi; kekuatan politik, peraturan peme-
rintah dan hukum; teknologi, serta kekuatan
Keunggulan Kompetitif pesaing. Sementara kekuatan kunci internal
Keunggulan bersaing merupakan suatu kondisi dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu
yang menggambarkan kinerja sebuah perusa- manajemen, pemasaran, produksi dan operasi,
haan relatif terhadap pesaing dalam hal product penelitian dan pengembangan, keuangan/akun-
marketing (Peteraf and Bearney, 2003). Peneli- ting, serta sistem informasi. Dalam perspektif
tian tentang keunggulan kompetitif merupakan yang sama, Duncan (1995) menambahkan
salah satu penelitian inti dalam manajemen faktor budaya dan citra organisasi sebagai
strategik. Dalam beberapa dekade, berbagai faktor kunci internal sebuah organisasi.
penelitian dengan perspektif teori yang berbeda Menurut David (2005) terdapat tiga
terus dikembangkan untuk menjelaskan bagai- tahapan yang harus dilalui dalam menentukan
mana sebuah perusahaan mampu mengem- alternatif strategi pilihan tersebut. Adapun
bangkan strategi bersaing dibandingkan pe- tahapan tersebut adalah tahap diagnosis/input
saingnya. Cara pandang tersebut antara lain; stage, tahap penggabungan/matching stage dan
pencapaian posisi keunggulan bersaing superior tahap penerapan strategi/decision stage. Lebih
(Bain, 1956, 1959; Porter, 1980; 1985; 1998), lanjut, Duncan (1995) memberikan penekanan
membangun dan mencapai sumber daya stra- perlunya analisis terhadap visi dan misi organi-
tegik superior (Amit and Schoemaker, 1993; sasi dalam rencana pengembangan sebuah
Barney, 1986, 1991; Peteraf, 1993; Wernerfelt, organisasi.
$ %
$
! "
Kerangka Berpikir
" #
%&
$
dan pengembangan pasar merupakan dua analisa dan kebijakan intuisi. Pada analisa
strategi yang terbanyak dilakukan untuk divisi penyesuaian atau pencocokan (matching) hanya
ini. menyatakan alternatif strategi yang layak saja
tetapi belum dilakukan prioritas pilihan
Tahap Pengambilan Keputusan (Decision strategi. Beberapa strategi tambahan yang
Stage) dihasilkan dari analisa penyesuaian (matching)
Pada tahapan pengambilan keputusan (decision hanya menyatakan alternatif strategi yang
stage) digunakan matrix QSPM (Quantitative layak. Tabel 1 berikut menunjukkan contoh
Strategic Planning Matrix). Dalam pembuatan format QSPM.
keputusan formulasi strategi ini didasari oleh
Hasil perhitungan pada tabel 3 di atas Strategi untuk organisasi yang berada pada sel
menunjukkan bahwa hasil analisis lingkungan V IE Matrix adalah posisi hold and maintain,
internal menunjukkan bahwa faktor kelemahan strategi terbanyak yang dilakukan oleh
perusahaan (nilai 1,70) perusahaan lebih besar organisasi pada posisi ini menurut David
dibandingkan dengan faktor kekuatan (nilai (2005) adalah melakukan dua alternatif strategi
1,11). yaitu penetrasi pasar (market penetration) dan
pengembangan produk (product development).
PEMBAHASAN Apabila dilakukan pencocokkan dengan
Analisis Tahap Pencocokan matriks TOWS maka kondisi tersebut berada
Matrix TOWS pada strategi WO atau Internal Fix-it Quadrant
yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan
Hasil penilaian terhadap yang dirangkum dalam kelemahan dan memanfaatkan peluang yang
bentuk TOWS matrix dapat dilihat pada ada.
gambar 6 pada halaman berikut. Pada tahapan
matching antara pengaruh faktor lingkungan Tahap Pengambilan Keputusan (Decision
eksternal dan internal dilakukan penilaian Stage)
dengan Internal External Matrix. Berdasarkan Berdasarkan matriks Internal Eksernal diatas
penilaian EFE (2,90) dan IFE (2,81) maka maka didapatkan alternatif strategi terpilih
bagian rawat inap RS “X” berada pada sel V yaitu penetrasi pasar dan pengembangan
(hold and maintain) pada IE Matrix, seperti produk. Dari dua alternatif strategi tersebut
dapat dilihat pada gambar 7. selanjutnya dilakukan pemilihan prioritas
Berdasarkan analisis yang tergambar strategi dengan melakukan tabulasi prioritas
melalui Internal External Matrix diatas dapat strategi seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.
dilihat bahwa RS “X” berada pada sel V.
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Visi dan misi 1. SDM
IFAS 2. Citra dan nama baik 2. Keuangan
EFAS 3. Fasilitas Fisik 3. Struktur Organisasi
4. Produk Pelayanan 4. Penelitian dan Pengembangan
5. Sistem Informasi Manajemen 5. Pemasaran
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Jumlah penduduk angkatan kerja daerah Padang dan 1. Mempertajam visi dan misi 1. Memberdayakan divisi
Kerja 2. Mempertahankan dan penelitan dan
2. Kelompok umur dan pendidikan pasien rawat inap meningkatkan citra dan nama baik pengembangan
RSU “XYZ” 3. Meningkatkan kinerja pelayanan 2. Melakukan analisa
3. Cara pembayaran pasien rawat inap RSU “XYZ” keuangan dan biaya
4. Kinerja pelayanan rawat inap RSU “XYZ” terhadap unit rawat inap
dibandingkan dengan rumah sakit pesaing 3. Meningkatkan kompetensi
5. Dukungan pemasok SDM
TREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. RKU penduduk Sumbar dan Padang tinggi. 1. Menyempurnakan Sistem 1. Melakukan pembenahan
2. Pendapatan perkapita regional Sumbar dan Padang Informasi Manajemen dibidang internal khusunya
masih rendah 2. Melakukan perencanan SDM
3. Pengeluaran biaya rumah tangga dan kesehatan keuangan kedepan 2. Menyediakan pelayanan
penduduk Sumbar dan Padang masih rendah 3. Memilih produk pelayanan sesuai dengan kemampuan
4. Kebijakan pemerintah mengenai otoda unggulan masyarakat
5. Kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM dan
impor bahan baku obat-obatan serta kenaikan TDL
Gambar 6: TOWS Matrix
I II III
IV V VI
RSU “X” (hold and maintain)
VII VIII IX
Gambar 7: Internal External Matrix
Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 9
hasil analisisi melalui QSPM Prioritas strategi dibandingkan dengan RS ”X”. Oleh sebab itu
yang menghasilkan nilai TAS (Total Attrac- RS ”X” harus melakukan strategi pengem-
tiveness Score) untuk alternatif strategi bangan produk untuk memenuhi keinginan
pengembangan produk (7,27) lebih besar dari pelanggan saat ini agar dapat mengantisipasi
TAS untuk alternatif strategi penetrasi pasar pesaing terdekatnya tersebut. Hal ini juga
(7,18). sesuai dengan tujuan khusus dari organisasi
Kelima, Untuk tindak lanjut strategi di- yaitu meningkatkan mutu pelayanan RS ”X”
rekomendasikan kepada manajemen RS ”X” dengan berorientasi kepada keinginan dan
untuk melakukan strategi pengembangan pro- kepuasan pelanggan.
duk (product development) dengan melakukan Sementara itu faktor yang kurang
pembenahan internal berdasarkan hasil analisa mendukung strategi ini adalah kondisi internal
matriks TOWS yang menunjukkan RS ”X” organisasi, karena berdasarkan analisa
berada pada posisi WO. Jadi pada tahap tindak lingkungan internal yang dilakukan terdapat
lanjut strategi penulis merekomendasikan per- indikasi bahwa organisasi lemah dalam riset
usahaan untuk menjalankan strategi pengem- dan pengembangan. Hal ini dapat disebabkan
bangan produk (product development) dan karena faktor Sumber Daya Manusia yang
melakukan pembenahan internal dengan jalan kurang mendukung, sedangkan tujuan khusus
memberdayakan divisi penelitian dan pengem- keempat RS ”X” adalah meningkatkan mutu
bangan, melakukan analisa keuangan dan biaya dan kinerja SDM di lingkungan RS ”X”.
terhadap unit rawat inap dan meningkatkan Berdasarkan dua kondisi tersebut terdapat
kompetensi SDM. kontradiksi antara rencana strategi yang
dijalankan perusahaan saat ini dengan rencana
Implikasi Praktikal strategi bisnis yang direkomendasikan.
Pemilihan strategi pengembangan produk Hasil matriks TOWS mempelihatkan
sangat sesuai dengan kondisi organisasi saat ini bahwa organisasi berada pada strategi WO atau
dengan beberapa alasan berikut: Pertama, internal fix-it quadrant yaitu strategi yang
Organisasi mempunyai produk yang menjadi meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan
unggulan dan dalam tahap pematangan dalam peluang yang ada. Berdasarkan hasil tersebut
menarik pelanggan seperti tergambar dari maka strategi terpilih product development
tujuan khusus RS ”X” yaitu; menjadikan RS pada RS “X” dapat dilakukan melalui strategi
”X” sebagai Rumah Sakit Swasta rujukan, WO hasil dari TOWS matriks yaitu; (a)
khususnya bidang kebidanan dan penyakit memberdayakan divisi atau bagian penelitian
kandungan di Sumatera Tengah. Dari tujuan dan pengembangan, dan (b) melakukan analisa
khusus tersebut dapat disimpulkan bahwa RSU keungan dan biaya terhadap unit rawat inap dan
”X” fokus dengan produk unggulannya dalam ketiga, meningkatkan kompetensi SDM.
bidang kebidanan dan penyakit kandungan. Untuk memberdayakan divisi atau
Kedua, Organisasi bersaing dalam bagian penelitian dan pengembangan dapat
industri dengan pertumbuhan yang tinggi. ditindaklanjuti dengan dengan cara: 1) me-
Berdasarkan analisa lingkungan eksternal yang masukkan divisi atau bagian penelitian dan
dilakukan maka ancaman dari organisasi adalah pengembangan pada struktur organisasi. 2)
semakin tumbuhnya bisnis sejenis di Kota menyusun program dan melakukan rekruitmen
Padang khususnya dan didukung oleh pelaksana divisi atau bagian penelitan dan
kebijaksanaan pemerintah yang memberikan pengembangan serta melibatkan seluruh unsur
kemudahan prosedur pendirian Rumah Sakit dari tiap bagian dalam kelompok kerja pene-
dan klinik dalam rangka menuju “Indonesia litian dan pengembangan. 3) melakukan pene-
Sehat ”. litian dan pengembangan dengan meman-
Ketiga, pesaing utama menawarkan faatkan data internal dan eksternal dalam
produk dengan harga yang bersaing. Berdasar- rangka meningkatkan pelayanan kepada
kan stategic mapping tergambar bahwa pesaing pelanggan serta melibatkan seluruh sumber
terdekat RS ”X” yaitu RS “SLG” mememilliki daya yang ada. 4) menindaklanjuti setiap hasil
penawaran harga yang lebih kompetitif dengan penelitian yang dilakukan apabila hasil tersebut
tingkat pelayanan yang sedikit lebih rendah bermanfaat terhadap kemajuan perusahaan. 5)
membina kerjasama dengan pihak universitas
Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 11
Bain, JS. 1959. Industrial Organization. New Permana, HS. 2002. Konsep Modal Rumah
York. Wiley. Sakit Era Otonomi Pelayanan
Bettis, RA. and MA. Hitt. 1995. The New Kesehatan. Artikel Marsi. Jakarta. UI.
Competitive Landscape. Strategic Peteraf, MA. 1993. The Cornerstones of Com-
Management Journal. 16 (Special petitive Advantage: a Resource-Based
Issue). 7-19 View. Strategic Management Journal.
Boekitwetan P. 1997. Pemahaman rekam 14. 179-191.
medik rumah sakit. Majalah Ilmiah FK Porter, ME. 1980. Competitive Strategy New
Universitas Trisakti. 16 (7). 1675-1685 York. Free Press
David, FR. 2005. Strategic Management: Porter, ME. 1985. Competitive Advantage. New
Concept and Cases. Tenth Edition. York. Free Press
Prentice Hall Porter, ME. 1998. Keunggulan Bersaing:
Duncan, JW. 1996. Strategic Management of Menciptakan dan Mempertahankan
Health Care Organizations, Second Kinerja Unggul. Edisi Bahasa
Edition. Blackwell Business Publishers Indonesia, Binarupa Aksara Jakarta.
Inc. Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik
Eisenhardt, KM. and JA. Martin. 2000. Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Dynamic capabilities: What are they? Pustaka Utama.
Strategic Management Journal. 21. Sekaran, U. 2000. Research Methods For
1105-1121. Business, Third Edition, John Wiley
Kotler, P. 2000. Marketing Millenium: Analisis, and Sons, Inc.
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Soejitno, S. 2000. Reformasi Perumahsakitan
Jilid Satu. PT Prenhallindo. Indonesia. Jakarta. Hastarimasta.
Lestari, TRP. 2004. Pemasaran Pelayanan Teece, DJ., G. Pisano. and A. Shuen. 1997.
Kesehatan di Rumah Sakit Sebagai Dynamic Capabilities and Strategic
Upaya Menciptakan Image Positif Management. Strategic Management
Masyarakat. Jurnal Manajemen Journal. 18. 509-533.
Administrasi Rumah Saki. Jakarta. UI.
Pearce, JA. and RB. Robinson. 2007. Strategic Wernerfelt, B. 1984. A resource-based view of
Management: Formulation, Imple-
the firm. Strategic Management
mentation, and Control. Tenth Edition. Journal. 5. 171-180.
McGraw Hill.