Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI DAN FORMULASI STRATEGI:

STUDI PENGEMBANGAN INSTITUSI RUMAH SAKIT


Dudi Permana
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang
e-mail: dudipermana.77@gmail.com
Niki Lukviarman
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang
e-mail: Lukviarman@yahoo.com
The study aimed at analyzing the industry environment and its relationship to strategy
formulation within the strategic management process in hospital strategic development process. As
such the study identifies various factors related organizational environment from the view that
hospital as the provider of public health services as well as providing facilities for educational and
research for medical students. It may be argued that understanding of the hospital environment is
of critical in formulating organizational strategy and determined the success of strategy
implementation Both primary and secondary data were used to identify critical organizational
environment as the foundation for strategy formulation process. The study recommends policy
recommendation for hospital X as follows; (a) enhancing research and development activities, (b)
efficient use of financial resources, (c) defined programs on human resources development.
Furthermore, it is recommended that the hospital X to utilized market penetration and product
development strategies in its strategy.
Keywords: Organizational environment, Strategy formulation, Competitive advantage, Product
Development, Market Penetration
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan industri dalam hubungannya dengan
formulasi strategi sebagai bagian dari proses manajemen stratejik, di dalam pengembangan institusi
rumah sakit. Identifikasi dilakukan terhadap berbagai faktor lingkungan industri rumah sakit,
dengan karakteristik sebagai sektor publik yang tidak hanya melaksanakan fungsi pelayanan
kesehatan masyarakat, namun juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. Dengan
menggunakan data sekunder maupun primer terhadap Rumah Sakit X, dapat diidentifikasi berbagai
hal terkait dengan lingkungan spesifik industri rumah sakit untuk penyusunan formulasi strategi.
Studi ini merekomendasikan tiga hal terkait penguatan strategi Rumah Sakit X; (a) optimalisasi
fungsi penelitian dan pengembangan, (b) efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan, serta (c)
program terstruktur terhadap pengembangan sumber daya manusia. Selanjutnya, direkomendasikan
agar organisasi memilih strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Keywords; Lingkungan Industri, Formulasi Strategi, Keunggulan Kompetitif, Penetrasi Pasar
PENDAHULUAN pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik juga mempunyai fungsi pendidikan dan
dan kompleks karena merupakan institusi yang penelitian (Boekitwetan, 1997).
padat karya, mempunyai sifat dan ciri serta Peran institusi rumah sakit dewasa ini
fungsi khusus dalam pelayanan penderita. semakin dituntut untuk memberikan pelayanan
Andaleeb (1998) berpendapat bahwa salah satu yang lebih bermutu dan sanggup memenuhi
industri sektor publik yang tumbuh dengan berbagai kebutuhan yang diakibatkan oleh ber-
cepat adalah industri perawatan kesehatan atau bagai perubahan epidemiologi penyakit, struktur
rumah sakit. Disamping melaksanakan fungsi sosial dan ekonomi, perkembangan ilmu dan
2 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

teknologi dan struktur demografis. Dengan jalan dan unit gawat darurat. Dari ketiga unit
alasan demikian maka rumah sakit tidak dapat layanan yang dimiliki, maka unit rawat inap
dikelola dengan manajemen yang sederhana, merupakan unit bisnis unggulan RS ”X” yang
tetapi harus dikelola secara profesional sehingga perlu dilakukan pengembangan kedepan.
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang Kotler (2000) berpendapat bahwa
muncul akibat perubahan tersebut. Untuk faktor penentu keberhasilan didalam menjalan-
menjawab tantangan persaingan rumah sakit kan usaha adalah produk/pelayanan, harga,
dimasa yang akan datang, disamping organisasi promosi dan tempat. Adapun produk yang
harus menciptakan jasa dan produk baru dengan diberikan kepada klien oleh rumah sakit adalah
menggunakan teknologi terkini, inovatif dan berupa produk jasa (Lestari, 2004). Sementara
kreatif, organisasi yang fleksibel dan mudah itu harga menjadi pertimbangan orang untuk
beradaptasi (Ayuningtyas et al., 2005). memilih rumah sakit, karena harga merupakan
Laporan Dinas Kesehatan RI pada tahun jumlah uang yang dibutuhkan untuk men-
2009 mengungkapkan bahwa di Sumatera Barat dapatkan sejumlah kombinasi dari produk
berjumlah 44 buah, dengan rincian 17 unit RSU pelayanan (Kotler, 2000). Dengan demikian
milik Pemerintah, 24 unit merupakan RS Swasta dapat dinyatakan bahwa antara harga dan
serta 3 unit RS TNI/POLRI. Sementara untuk pelayanan memiliki hubungan yang kuat.
wilayah Kota Padang, sebagai ibukota propinsi Berdasarkan hal tersebut para pelaku pelayanan
dan dengan jumlah penduduk terbanyak, jumlah dengan produk jasa dituntut untuk mening-
Rumah Sakit sebanyak 24 buah (3 unit RSU katkan mutu pelayanannya secara prima, jika
milik pemerintah, 19 unit RS Swasta, dan 2 unit ingin mendapatkan tempat dalam pasar yang
RS TNI/POLRI). Terkonsentrasinya rumah sakit makin dewasa (Permana, 2002).
di Kota Padang membawa konsekuensi semakin Berdasarkan hasil strategic mapping
tajamnya persaingan di lingkungan industri yang dilakukan (lihat gambar 1), maka pene-
rumah sakit daerah tersebut, namun dengan litian ini mengambil dua rumah sakit pesaing
kondisi tersebut konsumen mempunyai pilihan sebagai benchmark dalam mengidentifikasi
yang semakin banyak untuk jasa rumah sakit lingkungan industri dan rekomendasi strategi,
yang mereka inginkan. karena dianggap sebagai pesaing terdekat bagi
Rumah Sakit X (selanjutnya disingkat RS ”X”. Alasan selanjutnya adalah bahwa
RS ”X”) adalah salah satu rumah sakit swasta kedua pesaing tersebut memiliki tipe yang
yang berlokasi di Kota Padang dan berada diatas sama dengan RS ”X” yaitu rumah sakit swasta
tanah 2500 m2. RS ”X” memiliki gedung seluas dan setara rumah sakit tipe D sesuai dengan
5.000 m2, yang terdiri dari Gedung Perawatan ketetapan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Blok A berlantai 3 dan Blok B berlantai 5 untuk Departemen Kesehatan RI. Untuk keperluan
menunjang 52 tempat tidur pelayanan medis, penentuan posisi RS ”X” dalam strategic map-
serta penunjang medis dan Gedung Blok C ping digunakan faktor harga dan pelayanan
Instalasi Rawat Jalan. Dari segi unit pelayanan, untuk unit rawat inap dalam, sebagaimana
RS ”X” memiliki unit rawat inap, unit rawat dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1: Strategic Mapping Unit Rawat Inap RS “X”


Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 3

Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan oleh para pelanggan dimasa depan.
bahwa RS ”X” dari segi pelayanan dan harga Manajemen strategi didefinisikan se-
berada pada posisi paling tinggi dibanding bagai suatu seni dan ilmu untuk memformulasi,
dengan pesaing terdekatnya RS “SLS” dan pe- implementasi dan evaluasi keputusan-kepu-
saing lainnya RS “IBS”. Dari segi fasilitas unit tusan fungsional yang memungkinkan organi-
rawat inap RS ”X” adalah rumah sakit yang sasi mencapai tujuannya (David, 2005).
terbaik dibanding dengan dua rumah sakit Definisi dari manajemen strategis bermakna
pesaingnya. Dengan dasar demikian maka RS sebagai suatu usaha memfokuskan manajemen
”X” selayaknya mempersiapkan strategi pe- untuk saling terintegrasi antara unit yang ter-
ngembangan strategi yang sesuai dengan karak- libat dalam organisasi, seperti pemasaran, keu-
teristik organisasi tersebut, untuk menghadapi angan/akuntansi, produk/operasi, penelitian
persaingan industri rumah sakit khususnya unit pengembangan, serta sistem informasi untuk
rawat inap. Berdasarkan hal tersebut maka RS mencapai kesuksesan dan tujuan organisasi.
”X” harus memilih dan mempunyai rencana Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
strategi bisnis untuk menghadapi persaingan Pearce and Robinson (2007) bahwa manajemen
dalam jangka panjang serta menjaga keber- strategi adalah sekumpulan keputusan dan
langsungan hidup institusi tersebut. tindakan yang dapat menghasilkan suatu peru-
Berdasarkan uraian dari latar belakang musan dan pelaksanaan rencana yang dirancang
sebagaimana dijelaskan di atas maka tulisan ini untuk mencapai sasarn organisasi. Dengan
akan mengevaluasi dan merekomendasikan demikian maka manajemen strategi sangat
strategi bisnis yang dapat digunakan oleh Unit menentukan keberhasilan suatu bisnis atau
Rawat Inap Rumah Sakit X untuk menghadapi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
persaingan dalam jangka panjang. Dengan Berkaitan dengan hal tersebut Soejitno
demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk (2000) berpendapat bahwa pengembangan
(a) mengidentifikasi berbagi faktor lingkungan rumah sakit, perlu mengacu kepada: 1) Filosofi
internal dan eksternal Unit Rawat Inap RS ”X” rumah sakit mengacu pada adagium lama
dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini, bahwa pasien dan keluarganya adalah pelang-
(b) mengidentifikasi strategi bisnis yang telah gan yang wajib dipuaskan. 2) Dalam menggali
dijalankan saat ini oleh Unit Rawat Inap RS dana kemanusiaan, rumah sakit perlu untuk
”X”, dan (c) merumuskan strategi terpilih bagi merencanakan suatu program public relation
Unit Rawat Inap RS ”X” untuk menghadapi dan pemasaran sosial yang sistematis. 3)
persaingan dalam jangka panjang. Pembahasan Budaya atau citra rumah sakit perlu dijaga agar
difokuskan terhadap berbagai faktor yang menjadi suatu institusi yang sosial dan masih
mempengaruhi penentuan alternatif strategi harus dibantu. 4) Pelatihan staf harus dilakukan
yang dapat diterapkan sesuai dengan karakter- secara sistematis dalam mengantisipasi ter-
istik organisasi tersebut. Alternatif strategi ter- hadap berbagai kemungkinan adanya per-
pilih dan strategi yang direkomendasikan di- ubahan. 5) Apabila diversikasi mampu dilaku-
harapkan dapat digunakan untuk mencapai visi kan rumah sakit diluar bisnisnya intinya.
dan misi RS ”X” Berdasarkan uraian di atas dapat di-
simpulkan bahwa institusi rumah sakit tidak
KAJIAN PUSTAKA bisa terlepas sebagai institusi yang bersifat
Definisi Strategi sosial yang membutuhkan peningkatan kom-
Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang petensi karyawan, kegiatan pemasaran dan
berarti “seni berperang”. Secara umum strategi diversifikasi bisnis harus dilakukan dalam
dapat diartikan sebagai rencana yang berskala rangka peningkatan kualitas dan kepuasan
besar dan berorientasi dengan lingkungan pelanggan.
persaingan dalam mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan Industri
Sementara itu Rangkuti (2002) menyatakan
bahwa strategi merupakan tindakan yang Lingkungan yang mempengaruhi proses bisnis
bersifat incremental (senantiasa meningkat) rumah sakit seperti yang dinyatakan Soejitno
dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan (2000) dapat diilustrasikan melalui gambar 2.
sudut pandang tentang apa yang diharapkan Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat disimpul-
4 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

kan bahwa lingkungan organisasi rumah sakit 1984), serta kemampuan dalam mengatur kem-
dipengaruhi oleh lingkungan langsung dan bali sumber daya organisasi menjadi sumber
lingkungan tak langsung. Lingkungan langsung daya yang strategis dan bernilai (Eisenhardt
terdiri dari mitra dalam dan mitra luar, mitra and Martin, 2000; Teece, Pisano and Shuen,
dalam merupakan lingkungan internal organi- 1997). Sementara pandangan baru tentang kon-
sasi sendiri yang terlibat langsung dalam sep keunggulan bersaing seperti yang diung-
kegiatan operasional rumah sakit. Sedangkan kapkan oleh Bettis and Hitt (1995) menunjuk-
mitra luar terdiri dari kelompok masyarakat kan bahwa bentuk kompetisi yang terjadi pada
maupun lembaga-lembaga yang mendukung berbagai macam industri saat ini menekankan
kegiatan operasional organisasi rumah sakit, kepada fleksibilitas, kecepatan dan inovasi
tetapi mereka berada diluar lingkungan organi- dalam merespon perubahan lingkungan yang
sasi rumah sakit. Sementara yang dimaksudkan cukup dinamis. Namun demikian, yang perlu
dengan lingkungan tidak langsung adalah ling- menjadi perhatian adalah bahwa dalam upaya
kungan sosial, teknologi, ekonomi dan politik membangun keunggulan kompetitif, sebuah
(Pearce and Robinson, 1997). Semua variabel organisasi tidak terlepas dari kekuatan kunci
tersebut tidak dapat dikontrol perubahannya lingkungan eksternal dan internal.
oleh organisasi rumah sakit. Dalam kaitannya Kekuatan kunci eksternal dapat dibagi
dengan penyusunan strategi, organisasi hanya menjadi lima kategori (David, 1997) yaitu
bisa memprediksi atau meramalkan kondisi kekuatan ekonomi; kekuatan sosial, budaya,
semua variabel tersebut dimasa yang akan datang. demografi; kekuatan politik, peraturan peme-
rintah dan hukum; teknologi, serta kekuatan
Keunggulan Kompetitif pesaing. Sementara kekuatan kunci internal
Keunggulan bersaing merupakan suatu kondisi dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu
yang menggambarkan kinerja sebuah perusa- manajemen, pemasaran, produksi dan operasi,
haan relatif terhadap pesaing dalam hal product penelitian dan pengembangan, keuangan/akun-
marketing (Peteraf and Bearney, 2003). Peneli- ting, serta sistem informasi. Dalam perspektif
tian tentang keunggulan kompetitif merupakan yang sama, Duncan (1995) menambahkan
salah satu penelitian inti dalam manajemen faktor budaya dan citra organisasi sebagai
strategik. Dalam beberapa dekade, berbagai faktor kunci internal sebuah organisasi.
penelitian dengan perspektif teori yang berbeda Menurut David (2005) terdapat tiga
terus dikembangkan untuk menjelaskan bagai- tahapan yang harus dilalui dalam menentukan
mana sebuah perusahaan mampu mengem- alternatif strategi pilihan tersebut. Adapun
bangkan strategi bersaing dibandingkan pe- tahapan tersebut adalah tahap diagnosis/input
saingnya. Cara pandang tersebut antara lain; stage, tahap penggabungan/matching stage dan
pencapaian posisi keunggulan bersaing superior tahap penerapan strategi/decision stage. Lebih
(Bain, 1956, 1959; Porter, 1980; 1985; 1998), lanjut, Duncan (1995) memberikan penekanan
membangun dan mencapai sumber daya stra- perlunya analisis terhadap visi dan misi organi-
tegik superior (Amit and Schoemaker, 1993; sasi dalam rencana pengembangan sebuah
Barney, 1986, 1991; Peteraf, 1993; Wernerfelt, organisasi.

$ %
$

! "

Gambar 2: Lingkungan Organisasi Rumah Sakit (Soejitno, 2000)


Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 5

Kerangka Berpikir

" #

%&
$

Gambar 3: Kerangka Berfikir


METODE PENELITIAN menyangkut kepentingan relatif dari berbagai
Tulisan ini dilakukan berdasarkan penelitian faktor eksternal dan internal, sehingga dapat
yang bersifat penelitian eksploratif (exploratory dihasilkan dan dievaluasi strategi secara lebih
research), meliputi penelitian deskriptif efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu
(descriptive research) namun ditambahkan diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan
dengan memberikan rekomendasi (Sekaran, penilaian yang tepat. Dalam kaitan ini tahap
2000). Dalam penelitian ini digunakan dua input terdiri dari: 1) Analisis Lingkungan
jenis data yaitu data sekunder dan data data Usaha Internal (IFE), yaitu alat perumusan
primer. Data Sekunder diperoleh dari Bagian strategi yang berguna untuk mengevaluasi
Rekam Medik dan Bagian Keuangan RS X dan kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai
Badan Pusat Statistik, dan Dinas Kesehatan bidang fungsional dari suatu usaha. 2) Analisis
Tingkat I Sumatera Barat, Tingkat II Kodya Lingkungan Usaha Eksternal (EFE), yaitu alat
Padang. Sedangkan Data Primer diperoleh perumusan strategi untuk meringkas dan
melalui hasil wawancara mendalam (indepth mengevaluasi informasi ekonomi, sosial,
interview) dengan Direktur Utama RS X dan budaya, demografi, politik, pemerintah, hukum,
hasil wawancara dengan Direktur SDM, Kepala teknologi dan persaingan.
Rumah Sakit, manajer keuangan dan materi RS Tahap Pencocokan (Matching Stage)
”X” yang selanjutnya disebut Concencus
Decision Making (CDM). Pada tahapan pencocokan digunakan matrik
Analisis terhadap data yang relevan Threat-Opportunity-Weakness-Strength
dengan keperluan analisis lingkungan eksternal (TOWS matrix) dan matrik Internal External
dan internal diharapkan menemukan peluang (I-E matrix), sebagaimana tampak pada
dan ancaman terhadap lingkungan eksternal, Gambar 4. Matrik IE dibagi menjadi tiga
serta kekuatan dan kelemahan faktor bagian utama yang mempunyai strategi yang
lingkungan internal RS “X”. Menurut David berbeda (David, 1997). Pertama, divisi atau
(2005) terdapat tiga tahapan yang harus dilalui unit bisnis yang termasuk ke dalam sel I, II, IV,
untuk menentukan alternatif strategi pilihan dinamakan pada posisi Growth and Build dan
tersebut; (a) tahap diagnosis/input stage, (b) strategi yang tepat untuk dilakukan pada divisi
tahap penggabungan/matching stage, dan (c) atau unit bisnis ini adalah strategi intensif atau
tahap penerapan strategi/decision stage. integratif. Strategi intensif dapat dilakukan
dengan penetrasi pasar, pengembangan produk
Tahap Input (Input Stage) dan pengembangan pasar, sedangkan strategi
Pada tahap input dilakukan perhitungan secara integratif dapat dilakukan dengan integrasi
subjektif sebagai tahap awal dari perumusan kedepan, integrasi kebelakang dan integrasi
strategi. Hasil perhitungan adalah berupa horizontal. Kedua, divisi atau unit bisnis yang
pembuatan keputusan kecil dalam matriks input termasuk ke dalam sel III, V, VII, dinamakan
pada posisi hold and maintain, penetrasi pasar
6 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

dan pengembangan pasar merupakan dua analisa dan kebijakan intuisi. Pada analisa
strategi yang terbanyak dilakukan untuk divisi penyesuaian atau pencocokan (matching) hanya
ini. menyatakan alternatif strategi yang layak saja
tetapi belum dilakukan prioritas pilihan
Tahap Pengambilan Keputusan (Decision strategi. Beberapa strategi tambahan yang
Stage) dihasilkan dari analisa penyesuaian (matching)
Pada tahapan pengambilan keputusan (decision hanya menyatakan alternatif strategi yang
stage) digunakan matrix QSPM (Quantitative layak. Tabel 1 berikut menunjukkan contoh
Strategic Planning Matrix). Dalam pembuatan format QSPM.
keputusan formulasi strategi ini didasari oleh

IFAS Kekuatan- S Kelemahan-W


EFAS
Peluang-O STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Future Quadrant Internal Fix-it Quadrant
Ancaman-T STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
External Fix-it Quadran Survival Quadrant
Gambar 4: Matrik TOWS (David, 2005)
300 200 100
400
I II III
EFAS 300 IV V VI IFA
200 VII VIII IX
100
Gambar 5. Matrik Internal-Eksternal (David, 2005)
Tabel 1: Contoh Format QSPM (Daved, 2005)
Alternatif Strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Faktor Eksternal
1. Ekonomi
2. Politik/Peraturan
Pemerintahan
3. Sosial/Budaya/Demografi/
Lingkungan
4. Teknologi
5. Kompetisi
Faktor Internal
1. Manajemen
2. Pemasaran
3. Keuangan/Akuntansi
4. Penelitian Pengembangan
5. Sistem Informasi
Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 7

HASIL ANALISIS perusahaan lebih besar dibandingkan dengan


Analisis Tahap Input faktor ancaman. Hal ini berdasarkan nilai yang
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal nilai sub total dari faktor peluang (nilai 1,80)
perusahaan, selanjutnya faktor peluang dan lebih besar dari nilai sub total faktor ancaman
ancaman dimasukkan kedalam matriks (nilai 1,10). Sementara itu hasil analisis
External Factor Evaluation (EFE Matrix) lingkungan internal dimasukkan kedalam
tampak pada tabel 2. Hasil pada tabel 2 Internal Factor Evaluation Matrix tampak pada
menunjukkan bahwa bahwa faktor peluang tabel 3.

Tabel 2: External Factor Evaluation Matrix


Faktor-faktor Bobot
Strategi Ekternal Kode Bobot Rating x
Rating
Peluang 0,09 3 0,27
1. Jumlah penduduk dan angkatan kerja Sumbar dan Padang
2. Kelompok umur dan pendidikan pasien rawat inap RS ”X” B 0,10 3 0,30
3. Cara pembayaran pasien rawat inap RS ”X” C 0,12 3 0,36
4. Kinerja pelayanan rawat inap RS ”X” dibanding rumah sakit D 0,12 4 0,48
pesaing
5. Dukungan pemasok E 0,13 3 0,39
Sub Total 1,80
Ancaman
1. RKU penduduk Sumbar dan Kodya Padang tinggi F 0,10 3 0,30
2. Pendapatan perkapita regional Sumbar dan Padang masih rendah G 0,07 3 0,21
3. Pengeluaran biaya rumah tangga dan kesehatan penduduk Sumbar H 0,09 3 0,27
dan Padang Masih rendah
4. Kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah I 0,08 2 0,16
5. Kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM dan impor bahan J 0,08 2 0,16
baku obat, kenaikan TDL
Sub Total 1,10
Total 2,90
Tabel 3: Internal Factor Evaluation Matrix
Faktor –faktor Strategi Internal Kode Bobot Rating Bobot
Rating
x
Kekuatan
1. Telah memiliki visi dan misi A 0,09 2 0,18
2. Citra dan nama baik telah terbina dengan baik dan diakui B 0,09 3 0,27
pemerintah.
3. Fasilitas fisik berdasarkan lokasi, bangunan serta prasarana C 0,09 3 0,27
relatif baru
4. Produk pelayanan memilki kinerja cendurung meningkat D 0,10 2 0,20
5. Sistem informasi pelayanan pasien sudah terintegrasi dengan E 0,09 2 0,18
LAN
Sub Total 1,11
Kelemahan
1. SDM, secara kualitas masih rendah, turn over cukup tinggi. F 0,11 3 0,33
2. Keuangan jangka pendek kurang baik G 0,10 2 0,18
3. Struktur organisasi masih terkotak kotak H 0,10 3 0,30
4. Belum jalannya penelitian dan pengembangan I 0,12 4 0,48
5. Pemasaran belum tertata dengan baik J 0,14 3 0,42
Sub Total 1,70
Total 2,81
8 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

Hasil perhitungan pada tabel 3 di atas Strategi untuk organisasi yang berada pada sel
menunjukkan bahwa hasil analisis lingkungan V IE Matrix adalah posisi hold and maintain,
internal menunjukkan bahwa faktor kelemahan strategi terbanyak yang dilakukan oleh
perusahaan (nilai 1,70) perusahaan lebih besar organisasi pada posisi ini menurut David
dibandingkan dengan faktor kekuatan (nilai (2005) adalah melakukan dua alternatif strategi
1,11). yaitu penetrasi pasar (market penetration) dan
pengembangan produk (product development).
PEMBAHASAN Apabila dilakukan pencocokkan dengan
Analisis Tahap Pencocokan matriks TOWS maka kondisi tersebut berada
Matrix TOWS pada strategi WO atau Internal Fix-it Quadrant
yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan
Hasil penilaian terhadap yang dirangkum dalam kelemahan dan memanfaatkan peluang yang
bentuk TOWS matrix dapat dilihat pada ada.
gambar 6 pada halaman berikut. Pada tahapan
matching antara pengaruh faktor lingkungan Tahap Pengambilan Keputusan (Decision
eksternal dan internal dilakukan penilaian Stage)
dengan Internal External Matrix. Berdasarkan Berdasarkan matriks Internal Eksernal diatas
penilaian EFE (2,90) dan IFE (2,81) maka maka didapatkan alternatif strategi terpilih
bagian rawat inap RS “X” berada pada sel V yaitu penetrasi pasar dan pengembangan
(hold and maintain) pada IE Matrix, seperti produk. Dari dua alternatif strategi tersebut
dapat dilihat pada gambar 7. selanjutnya dilakukan pemilihan prioritas
Berdasarkan analisis yang tergambar strategi dengan melakukan tabulasi prioritas
melalui Internal External Matrix diatas dapat strategi seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.
dilihat bahwa RS “X” berada pada sel V.
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Visi dan misi 1. SDM
IFAS 2. Citra dan nama baik 2. Keuangan
EFAS 3. Fasilitas Fisik 3. Struktur Organisasi
4. Produk Pelayanan 4. Penelitian dan Pengembangan
5. Sistem Informasi Manajemen 5. Pemasaran
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Jumlah penduduk angkatan kerja daerah Padang dan 1. Mempertajam visi dan misi 1. Memberdayakan divisi
Kerja 2. Mempertahankan dan penelitan dan
2. Kelompok umur dan pendidikan pasien rawat inap meningkatkan citra dan nama baik pengembangan
RSU “XYZ” 3. Meningkatkan kinerja pelayanan 2. Melakukan analisa
3. Cara pembayaran pasien rawat inap RSU “XYZ” keuangan dan biaya
4. Kinerja pelayanan rawat inap RSU “XYZ” terhadap unit rawat inap
dibandingkan dengan rumah sakit pesaing 3. Meningkatkan kompetensi
5. Dukungan pemasok SDM
TREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. RKU penduduk Sumbar dan Padang tinggi. 1. Menyempurnakan Sistem 1. Melakukan pembenahan
2. Pendapatan perkapita regional Sumbar dan Padang Informasi Manajemen dibidang internal khusunya
masih rendah 2. Melakukan perencanan SDM
3. Pengeluaran biaya rumah tangga dan kesehatan keuangan kedepan 2. Menyediakan pelayanan
penduduk Sumbar dan Padang masih rendah 3. Memilih produk pelayanan sesuai dengan kemampuan
4. Kebijakan pemerintah mengenai otoda unggulan masyarakat
5. Kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM dan
impor bahan baku obat-obatan serta kenaikan TDL
Gambar 6: TOWS Matrix

I II III
IV V VI
RSU “X” (hold and maintain)
VII VIII IX
Gambar 7: Internal External Matrix
Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 9

Tabel 4: QSPM Prioritas Strategi


Faktor Kunci Alternatif Strategi
Bobot Market Penetration Product Development
AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Visi dan misi 0,09 4 0,36 4 0,36
2. Citra dan nama baik 0,09 4 0,36 4 0,36
3. Fasilitas fisik 0,09 3 0,27 4 0,36
4. Produk pelayanan 0,10 4 0,40 4 0,40
5. Sistem Informasi Manajemen 0,09 4 0,36 3 0,27
Kelemahan
1. SDM 0,11 4 0,44 4 0,44
2. Keuangan 0,10 3 0,30 4 0,40
3. Struktur Organisasi 0,10 3 0,30 3 0,30
4. Penelitian dan pengembangan 0,12 4 0,48 4 0,48
5. Pemasaran 0,14 4 0,56 4 0,56
Peluang
1. Jumlah penduduk dan angkatan kerja 0,09 4 0,36 3 0,27
2. Umur dan pendidikan pasien 0,10 4 0,40 4 0,40
3. Cara pembayaran Rawat Inap 0,12 3 0,36 3 0,36
4. Kinerja pelayanan 0,12 4 0,48 4 0,48
5. Dukungan pemasok 0,13 3 0,39 3 0,39
Ancaman
1. RKU penduduk 0,10 4 0,40 4 0,40
2. Pendapatan perkapita penduduk 0,07 4 0,28 4 0,28
3. Pengeluaran RT dan kesehatan 0,09 4 0,36 4 0,36
4. Otonomi daerah 0,08 2 0,16 2 0,16
5. Pencabutan subsidi BBM, Impor, TDL 0,08 2 0,16 3 0,24
Jumlah 7,18 7,27
Berdasarkan hasil QSPM, maka prioritas stra- inap, dan (c) meningkatkan kompetensi SDM.
tegi terpilih dengan Total Attractiveness Score Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil
(TAS) 7,27 adalah pengembangan produk atau perolehan nilai EFE dan IFE memperlihatkan
product developmnet. Dalam kaitan ini, bahwa faktor kelemahan (1,70) lebih besar dari
pengembangan produk merupakan strategi kekuatan (1,11) dan faktor peluang (1,80) lebih
untuk meningkatkan penjualan dengan jalan besar dari ancaman (1,10). Apabila dilakukan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau pencocokkan dengan matriks TOWS maka
jasa yang ada. kondisi tersebut berada pada strategi WO atau
Berdasarkan analisis yang telah Internal Fix-it Quadrant yaitu menciptakan
dilakukan untuk memperoleh rekomendasi strategi yang meminimalkan kelemahan dan
strategi bisnis pada Unit Rawat Inap RS “X” memanfaatkan peluang yang ada (David,
maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1997).
Pertama, berdasarkan hasil analisis pada tahap Ketiga, pada tahap pencocokan
input (input stage) dengan menggunakan (matching stage) dengan menggunakan matriks
matriks EFE dan IFE maka diperoleh hasil Internal-Eksternal maka unit rawat inap RS
analisis dengan nilai EFE (2,90) dan nilai IFE “X” berada pada sel V (hold and maintain).
(2,81). Posisi tersebut merekomendasikan alternatif
Kedua, ada tahap pencocokan (match- strategi penetrasi pasar (market penetration)
ing stage) dengan menggunakan matrik TOWS, dan pengembangan produk (product develop-
hasil analisis mengindikasikan bahwa RS “X” ment).
berada pada posisi WO (Internal-Fix It Qua- Keempat, pada tahap keputusan (deci-
drant). Posisi ini merekomendasikan 3 (tiga) sion stage) melalui QSPM Prioritas Strategi
strategi yaitu; (a) memberdayakan divisi pene- menghasilkan rekomendasi strategi bisnis
litian dan pengembangan, (b) melakukan ana- untuk RS “X” adalah pengembangan produk
lisa keuangan dan biaya terhadap unit rawat (product development), hal ini berdasarkan
10 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

hasil analisisi melalui QSPM Prioritas strategi dibandingkan dengan RS ”X”. Oleh sebab itu
yang menghasilkan nilai TAS (Total Attrac- RS ”X” harus melakukan strategi pengem-
tiveness Score) untuk alternatif strategi bangan produk untuk memenuhi keinginan
pengembangan produk (7,27) lebih besar dari pelanggan saat ini agar dapat mengantisipasi
TAS untuk alternatif strategi penetrasi pasar pesaing terdekatnya tersebut. Hal ini juga
(7,18). sesuai dengan tujuan khusus dari organisasi
Kelima, Untuk tindak lanjut strategi di- yaitu meningkatkan mutu pelayanan RS ”X”
rekomendasikan kepada manajemen RS ”X” dengan berorientasi kepada keinginan dan
untuk melakukan strategi pengembangan pro- kepuasan pelanggan.
duk (product development) dengan melakukan Sementara itu faktor yang kurang
pembenahan internal berdasarkan hasil analisa mendukung strategi ini adalah kondisi internal
matriks TOWS yang menunjukkan RS ”X” organisasi, karena berdasarkan analisa
berada pada posisi WO. Jadi pada tahap tindak lingkungan internal yang dilakukan terdapat
lanjut strategi penulis merekomendasikan per- indikasi bahwa organisasi lemah dalam riset
usahaan untuk menjalankan strategi pengem- dan pengembangan. Hal ini dapat disebabkan
bangan produk (product development) dan karena faktor Sumber Daya Manusia yang
melakukan pembenahan internal dengan jalan kurang mendukung, sedangkan tujuan khusus
memberdayakan divisi penelitian dan pengem- keempat RS ”X” adalah meningkatkan mutu
bangan, melakukan analisa keuangan dan biaya dan kinerja SDM di lingkungan RS ”X”.
terhadap unit rawat inap dan meningkatkan Berdasarkan dua kondisi tersebut terdapat
kompetensi SDM. kontradiksi antara rencana strategi yang
dijalankan perusahaan saat ini dengan rencana
Implikasi Praktikal strategi bisnis yang direkomendasikan.
Pemilihan strategi pengembangan produk Hasil matriks TOWS mempelihatkan
sangat sesuai dengan kondisi organisasi saat ini bahwa organisasi berada pada strategi WO atau
dengan beberapa alasan berikut: Pertama, internal fix-it quadrant yaitu strategi yang
Organisasi mempunyai produk yang menjadi meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan
unggulan dan dalam tahap pematangan dalam peluang yang ada. Berdasarkan hasil tersebut
menarik pelanggan seperti tergambar dari maka strategi terpilih product development
tujuan khusus RS ”X” yaitu; menjadikan RS pada RS “X” dapat dilakukan melalui strategi
”X” sebagai Rumah Sakit Swasta rujukan, WO hasil dari TOWS matriks yaitu; (a)
khususnya bidang kebidanan dan penyakit memberdayakan divisi atau bagian penelitian
kandungan di Sumatera Tengah. Dari tujuan dan pengembangan, dan (b) melakukan analisa
khusus tersebut dapat disimpulkan bahwa RSU keungan dan biaya terhadap unit rawat inap dan
”X” fokus dengan produk unggulannya dalam ketiga, meningkatkan kompetensi SDM.
bidang kebidanan dan penyakit kandungan. Untuk memberdayakan divisi atau
Kedua, Organisasi bersaing dalam bagian penelitian dan pengembangan dapat
industri dengan pertumbuhan yang tinggi. ditindaklanjuti dengan dengan cara: 1) me-
Berdasarkan analisa lingkungan eksternal yang masukkan divisi atau bagian penelitian dan
dilakukan maka ancaman dari organisasi adalah pengembangan pada struktur organisasi. 2)
semakin tumbuhnya bisnis sejenis di Kota menyusun program dan melakukan rekruitmen
Padang khususnya dan didukung oleh pelaksana divisi atau bagian penelitan dan
kebijaksanaan pemerintah yang memberikan pengembangan serta melibatkan seluruh unsur
kemudahan prosedur pendirian Rumah Sakit dari tiap bagian dalam kelompok kerja pene-
dan klinik dalam rangka menuju “Indonesia litian dan pengembangan. 3) melakukan pene-
Sehat ”. litian dan pengembangan dengan meman-
Ketiga, pesaing utama menawarkan faatkan data internal dan eksternal dalam
produk dengan harga yang bersaing. Berdasar- rangka meningkatkan pelayanan kepada
kan stategic mapping tergambar bahwa pesaing pelanggan serta melibatkan seluruh sumber
terdekat RS ”X” yaitu RS “SLG” mememilliki daya yang ada. 4) menindaklanjuti setiap hasil
penawaran harga yang lebih kompetitif dengan penelitian yang dilakukan apabila hasil tersebut
tingkat pelayanan yang sedikit lebih rendah bermanfaat terhadap kemajuan perusahaan. 5)
membina kerjasama dengan pihak universitas
Analisis Lingkungan Industri … (Dudi Permana dan Niki Lukviarman) 11

dalam bidang penelitian dan pengembangan PENUTUP


tersebut. Penelitian ini berkontribusi dalam pengem-
Selanjutnya perlu dilakukan analisa bangan studi bidang manajemen stratejik pada
keuangan dan biaya terhadap unit rawat inap institusi rumah sakit, namun masih memiliki 3
dapat dilakukan dengan cara: 1) menghitung (tiga) keterbatasan. Pertama, penelitian ini ber-
dan menetapkan biaya jasa pelayanan yang ada sifat penelitian studi kasus pada satu rumah
saat ini atau akan ditawarkan serta menyesuai- sakit. Sehingga hasil penelitian ini tidak bisa
kan biaya tersebut dengan kemampuan pelang- digeneralisir seluruhnya untuk institusi rumah
gan untuk membayar. 2) melakukan penelitian sakit lainnya.Kedua, analisis pada penelitian ini
dan perencanaan anggaran keuangan secara menggunakan matriks IFE, EFE dan TOWS
tepat. 3) menggalang komitmen dan supervisi yang dominan menggunakan perspektif para
terhadap pelaksanaan rencana anggaran. pengambil keputusan strategis, sehingga unsur
4)meningkatkan kemampuan dan keterampilan subjektifitas cukup dominan. Hal ini merupa-
pelaksana manajemen keuangan. kan salah satu keterbatasan dalam mengguna-
Sementara itu dalam hal meningkatkan kan matriks tersebut dalam melakukan analisis
kompetensi SDM dapat ditindaklanjuti dengan strategi. Ketiga, implikasi praktikal penelitian
cara: 1) Menyempurnakan struktur organisasi ini baru berada pada tatanan formulasi strategi
sehingga semua komponen organisasi dapat dan belum mendetailkan dalam bentuk program
menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas dan kegiatan.
tanggung jawabnya. 2) Menganalisa dan Untuk penelitian selanjutnya diharap-
menyempurnakan job description terutama kan mampu memberikan implikasi praktikal
untuk level manajer dan staf. 3) Menyusun yang lebih detail sampai dengan tatanan pro-
program kerja bagian SDM. 4) Melakukan gram kegiatan.
survey untuk mengetahui harapan dan
keinginan SDM baik yang berhubungan dengan DAFTAR PUSTAKA
motivasi, kompensasi dan pengembangan karir
mereka. 5) Meningkatkan kompetensi SDM Amit, R. and PJH. Schoemaker. 1993. Strategic
melalui pendidikan dan pelatihan melalui Assets and Organizational Rent. Stra-
lembaga pendidikan formal atau informal. tegic Management Journal. 14. 33-46.
Dengan menjalankan strategi product Andaleeb, SS. (1998). Determinants of cus-
development pada RS ”X” diharapkan mampu tomer satisfaction with hospitals: a
memberikan pelayanan yang lebih baik dengan managerial model. Internatioanl Jour-
harga atau biaya yang lebih bersaing khususnya nal of Health Care Quality Assuranec.
untuk unit rawat inap RS ”X” dengan terus 181-187.
melakukan pembenahan terhadap internal
organisasi. Selanjutnya disarankan untuk di- Ayuningtyas, D. dan S. Tambunan. 2005.
lakukan evaluasi terhadap implementasi stra- Penilaian Mutu Rumah Sakit Tugu Ibu
tegi pengembangan terhadap unit rawat inap dengan the Malcolm Balbridge
ini, dengan jalan melakukan survey terhadap National Quality Award Tahun 2005.
para staf dan karyawan RS ”X” terutama yang Jurnal Manajemen Pelayanan Ke-
pekerjaannya berhubungan langsung dengan sehatan.Universitas Indonesia. 8 (4).
unit rawat inap. Sementara itu untuk mening- Barney, J.B. 1986. Strategic Factor markets:
katkan kualitas pelayanan perlu dilakukan Expectations, Luck and Business
survey dan analisa kepuasan pelanggan khu- Strategy. Management Science. 32.
susnya terhadap unit rawat inap RS ”X”. 1231-1241.
Dengan demikian, maka manajemen RS ”X”
akan mengetahui bentuk pelayanan yang Barney, JB. 1991. Firm Resources and
dinginkan oleh pelanggan, sehingga hal ter- Sustained Competitive advantage.
sebut akan menjadi catatan dan koreksi bagi Journal of Management. 17. 99-120.
manajemen untuk melakukan penataan ter- Bain, JS. 1956. Barrier to New Competition.
hadap kualitas pelayanan khususnya untuk unit Harvard University Press.
rawat inap.
12 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 1, Januari 2012 1-12

Bain, JS. 1959. Industrial Organization. New Permana, HS. 2002. Konsep Modal Rumah
York. Wiley. Sakit Era Otonomi Pelayanan
Bettis, RA. and MA. Hitt. 1995. The New Kesehatan. Artikel Marsi. Jakarta. UI.
Competitive Landscape. Strategic Peteraf, MA. 1993. The Cornerstones of Com-
Management Journal. 16 (Special petitive Advantage: a Resource-Based
Issue). 7-19 View. Strategic Management Journal.
Boekitwetan P. 1997. Pemahaman rekam 14. 179-191.
medik rumah sakit. Majalah Ilmiah FK Porter, ME. 1980. Competitive Strategy New
Universitas Trisakti. 16 (7). 1675-1685 York. Free Press
David, FR. 2005. Strategic Management: Porter, ME. 1985. Competitive Advantage. New
Concept and Cases. Tenth Edition. York. Free Press
Prentice Hall Porter, ME. 1998. Keunggulan Bersaing:
Duncan, JW. 1996. Strategic Management of Menciptakan dan Mempertahankan
Health Care Organizations, Second Kinerja Unggul. Edisi Bahasa
Edition. Blackwell Business Publishers Indonesia, Binarupa Aksara Jakarta.
Inc. Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik
Eisenhardt, KM. and JA. Martin. 2000. Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Dynamic capabilities: What are they? Pustaka Utama.
Strategic Management Journal. 21. Sekaran, U. 2000. Research Methods For
1105-1121. Business, Third Edition, John Wiley
Kotler, P. 2000. Marketing Millenium: Analisis, and Sons, Inc.
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Soejitno, S. 2000. Reformasi Perumahsakitan
Jilid Satu. PT Prenhallindo. Indonesia. Jakarta. Hastarimasta.
Lestari, TRP. 2004. Pemasaran Pelayanan Teece, DJ., G. Pisano. and A. Shuen. 1997.
Kesehatan di Rumah Sakit Sebagai Dynamic Capabilities and Strategic
Upaya Menciptakan Image Positif Management. Strategic Management
Masyarakat. Jurnal Manajemen Journal. 18. 509-533.
Administrasi Rumah Saki. Jakarta. UI.
Pearce, JA. and RB. Robinson. 2007. Strategic Wernerfelt, B. 1984. A resource-based view of
Management: Formulation, Imple-
the firm. Strategic Management
mentation, and Control. Tenth Edition. Journal. 5. 171-180.
McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai