Tesis Yofie
Tesis Yofie
Kayu bakar merupakan sumber energi yang paling tua yang digunakan
manusia. Kayu bakar masih dikonsumsi oleh masyarakat desa Gambut jaya,
Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi yang jauh dari kota Jambi karena
bahan bakar ini lebih mudah didapatkan daripada minyak tanah dan gas. Kayu
permudaan dan teknik budidaya. Karakteristrik energi kayu bakar ini dapat
biomassa adalah pembuatan briket yang berbahan dasar dari bonggol sawit
Batang bersatu dengan akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar
berada di atas permukaan tanah. Ada tiga jenis batang tumbuhan yang
terdapat disekitar, yaitu batang berkayu, batang berair (batang basah) dan
1
batang rumput (berongga). Pada umumnya pada batang terdapat bermacam-
yang sama dengan akar, yaitu Epidermis, Orteks dan Silinder pusat (Stele).
Bonggol sawit merupakan batang pohon sawit yang sudah tua atau
pohon sawit yang sudah berumur selama kurang lebih 25 tahun. Pada umur
diatas umur ekonomis tanaman sudah tinggi sehingga sulit untuk di panen,
Bonggol sawit yang sudah tua tersebut akan di musnahkan karena tidak akan
berfungsi lagi, setelah itu akan diganti pohon sawit yang baru dan yang masih
berumur 1-2 tahun sehingga pohon tersebut akan mengasilkan buah lagi dan
Bonggol sawit yang sudah tidak produktif tersebut kalau untuk petani
dan setelah itu ditimbun kedalam tanah, sehingga bonggol sawit yang
kandungan nilai kalori yang tinggi. Salah satu bagian tersebut pelepah kelapa
Upaya pemanfaatan limbah atau biomassa batang kayu atau pelepah kelapa
sawit ini perlu dilakukan untuk menghindari efek negatif bagi lingkungan dan
2
proses reduce, reuse, recycle and recover untuk meningkatkan nilai ekonomi
dari limbah industri sawit. Bonggol sawit dapat diolah menjadi beberapa
produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, fenol, asap cair,
tepung tempurung dan arang. Bonggol sawit memiliki banyak kegunaan serta
manfaat bagi industri, usaha dan rumah tangga. Beberapa diantaranya adalah
produk bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, asap cair, fenol, briket
Briket arang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang
dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa misalnya kayu, ranting,
yang harus terdapat dalam bahan baku adalah selulosa, semakin tinggi
kandungan selulosa semakin baik kualitas briket, briket yang mengandung zat
terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap dan bau tidak sedap.
Menurut (Iriany, Carnella, & Sari, 2016) nilai kalori terbaik yang
didapat dengan perbandingan 1:8 dan waktu karbonisasi 120 menit yaitu
memiliki karakteristik yang bagus, struktur yang kuat dan tidak mudah
hancur.
3
Pembuatan briket bonggol sawit maka biobriket merupakan salah satu
pertanian. Untuk itu perlu dibuat sumber energi alternatif untuk bahan bakar
dari bahan-bahan limbah organik disekitar kita. Salah satu sumber energi
alternatif itu briket arang, yang mana bahan-bahan penyusunnya berasal dari
limbah padat dari bonggol kelapa sawit. Bahan tersebut memang tidak
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, namun jika diabaikan dan dibiarkan
Maka dari itu bonggol sawit dan pelepah sawit dimanfaatkan sebagai
bahan bakar kayu bakar bagi masyarakat yang dimana kayu bakar di zaman
hemiselulosa, lignin, abu, serta bahan ekstraktif lain. Berbagai riset sudah
dilakukan terkait pemanfaatan batang kelapa sawit, mulai dari sebagai energi
dengan cara sederhana, yaitu sebagai kayu bakar sampai sebagai bahan baku
untuk industri kimia dengan proses yang panjang dan rumit. Kandungan
senyawa kimia penyusun pada pelepah kelapa sawit terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin secara berurutan yaitu 31,7%, 33,9%, dan 17,4%.
karbon aktif karena sangat efektif mengadsorbsi limbah cair. Selain itu lignin
dan selulosa sebagian besar tersusun dari unsur karbon yang pada umumnya
4
dapat dijadikan karbon. Pelepah kelapa sawit termasuk bahan dengan
kandungan selulosa yang cukup tinggi dan memiliki massa jenis lebih
daripada kayu yaitu sebesar 1,16 g/cm3, dimana semakin besar massa jenis
bahan baku maka daya serap karbon aktif yang dihasilkan akan semakin besar
bonggol sawit?
3. Berapa nilai ekonomi dalam pembuatan briket arang dari bonggol sawit?
1. Bahan perekat yang dipilih tepung kanji, lem fox, bahan natural
2. Kadar air, kadar abu, kadar volatile matter dan nilai kalor
5
1.4. Tujuan Penelitian
2. Mencari perbandingan kadar air, kadar abu, kadar volatile matter dan nilai
sawit.
sawit. Secara umum, metode yang digunakan penelitian ini dengan penelitian
6
Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Nama, Judul,
N
dan Tahun Tujuan Penelitian Metode Hasil Perbedaan
o
Penelitian
1 Widya Nanda Mendapatkan Metode penelitian ini briket arang dibuat dari Pada penelitian yang
(2016), pengaruh Variasi akan dilakukan di limbah padat sisa/tidak akan diteliti berlokasi
Pemanfaatan suhu karbonisasi dan laboratorium dengan terpakai yaitu Plepah di Sumatera Selatan
Plepah Kelapa komposisi jumlah teknik pengumpulan kelapa Sawit, adapun
Sawit Sebagai perekat tepung data dengan penelitian ini bertujuan
Bahan Pembuatan tapioka yang paling menyiapkan bahan- untuk mendapatkan
Briket Arang di baik diantaranya bahan baku briket briket arang dengan
Palembang dalam pembuatan kualitas yang sesuai
Sumatera Selatan briket arang pelepah dengan standar SNI
kelapa sawit. 2) dengan memvariasikan
Mendapatan nilai suhu karbonisasi 300oC –
kadar air, kadar abu 700oC dan konsentrasi
zat terbang, nilai penambahan bahan
fixed carbon serta perekat (Tepung
nilai kalor dari briket Tapioka) dari 10% -
arang pelepah kelapa 50%.
sawit yang
dihasilakan. 3)
Mendapatkan briket
arang dari pelepah
kelapa sawit yang
memiliki
karakteristik yang
sesuai dengan standar
7
SNI
Tujuan penelitian ini Hasil penelian yang
Djoko Purwanto adalah untuk diperoleh kehalusan
(2010) Briket mendapatkan briket Metode yang digunakan serbuk & mesh Penelitian yang akan
Bahan Bakar Dari tempurung kelapa sawit melalui parameter sifat menghasilkan nilai kalori diteliti menggunakan
2
Limbah yang secara teknis kimia, parameter uji lebih besar dan kadar limbah tempurung
Tempurung memenuhi persyaratan kadar kalori abu lebih rendah kelapa sawit
Kelapa Sawit kualitas untuk bahan dibandigkan 16 mesh dan
bakar 25 mesh
Iriany, Cindy
Carnella, Cici
Tujuan untuk mengkaji
Novita Sari
pengaruh variasi
(2016)
komposisi bahan baku
Pembuatan proses karbonisasi
pembuatan briket yang Penelitian yang akan
Biobriket Dari dalam pembuatan briket
dihasilkan. Bahan- diteliti pengaruh
Pelepah Dan Metode penelitian ini dan menambah nilai
bahan yang digunakan variasi komposisi
3 Cangkang Kelapa menggunakan variasi kalor dan mengurangi
adalah plepah kelapa bahan baku dan waktu
Sawit: Pengaruh perbandingan asap yang dihasilkan dari
sawit, cangkang kelapa karbonisasi terhadap
Variasi pembakaran briket.
sawit, tepung kanji, oli kualitas briket
Komposisi Bahan
bekas, H2SO4 dan Tri
Baku Dan Waktu
Ethyl Amine.
Karbonisasi
Terhadap Kualitas
Briket
8
1.6 . Manfaat Penelitian
membeli LP
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor
perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tananam
yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai
perluasan daerah, produksi juga meningkat dengan laju 9,4% per tahun. Pada
awal 2001-2004 luas areal kelapa sawit dan produksi masing-masing tumbuh
dengan laju 3,97% dan 7,25% per tahun, sedangkan ekspor meningkat 13,05%
per tahun. Tahun 2010 produksi crude palm oil (CPO) diperkirakan akan
Gambar 2.1
10
Kelapa sawit merupakan komoditi andalan Indonesia yang
sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah padat
yang berasal dari proses pengolahan berupa tandan kosong kelapa sawit
(TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur sawit
ternakruminansia, hal ini diindikasikan dengan lebih dari 80% bahan kering
Kelapa Sawit
11
Sianipar (2009) menyatakan pemberian pelepah sawit sebesar 45% pada
sapi Peranakan Ongole (PO) memperoleh rataan konsumsi pakan sebesar 6.546
g/ekor/hari. Pelepah sawit dapat diolah menjadi berbagai bahan pakan seperti
pellet, cube dan silase. Sejalan dengan itu, Hassan (1993) melaporkan bahwa
penggunaan silase pelepah sawit sebagai pakan ternak ruminansia sampai level
batang, tanpa disertai bertambah tingginya batang. Hal ini menjadikan batang
berdiri lebih kokoh. Pada batang sawit tersusun pangkal pelepah dengan aturan
duduk daun 3/8 , artinya pada 3 x 360 derajat (melingkar batang) akan didapati
sebanyak 8 pelepah daun atau dengan pengertian lain dalam jarak 3 x 360
derajat atau 1080 derajat terdapat 8 pelepah daun, sehingga jarak antara pelepah
dengan pelepah dalam satu level atau biasa disebut jarak pelepah kepada
kakak/adiknya = 1081/8 derajat = 135 derajat. Kalau dilihat dari bawah pokok
12
sawit, akan dapat ditenggarai/dilihat, putaran duduk daun ini secara genetis ada
yang putar kanan dan ada yang putar kiri. Dikatakan putar kiri, bila duduk daun
dalam satu spiral tersusun dari yang tua ke yang muda arahnya dari kanan
dan memiliki tekstur yang keran oleh sebab itu dalam pengolahan buah kelapa
sawit cangkang ini tidak bisa di olah memnjadi minyak dan hanya menjadi
limbah atau buangan pabrik, dan cangkang kelapa sawit ini juga mempunyai
kandungan yang baik untuk di manfaatkan sebagai bahan bakar dan bisa untuk
lebih efektif yaitu dengan mengolahnya menjadi briket arang sebagai bahan
sumber daya hutan dan pertanian (Widardo dan Suryanta, 1995). (Yaumul Arbi,
n.d.)
Briket adalah bahan bakar yang potensial dan dapat diandalkan untuk
rumah tangga. Briket mampu menyuplai energi dalam jangka panjang. Briket
13
didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat yang berasal dari sisa–
sisa bahan organik, yang telah mengalami proses pemanfaatan dengan daya
Briket termasuk bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
pasar agar dicapai nilai ekonomis, teknis dan lingkungan yang optimal.
yang dapat digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi (Budiman,
2011)(Fitri, 2017).
Briket terbuat dari arang dengan bentuk tertentu yang dibuat dengan
bahan pengeras. Biobriket merupakan bahan bakar briket yang dibuat dari arang
biomassa hasil pertanian (bagian tumbuhan), baik berupa bagian yang memang
sengaja dijadikan bahan baku briket maupun sisa atau limbah proses
bernilai ekonomis, sehingga murah dan bahkan pada tarafter tentu merupakan
14
berdampak positif, baik bagi bisnis maupun bagi kualitas lingkungan secara
halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan, dan
memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan ini diantaranya mudah
menyala, waktu nyala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan
cepat hilang serta nilai kalor yang cukup tinggi (Jamilatun, 2008).
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi,
dan tekanan pada saat dilakukan pencetakan. Selain itu, pencampuran formula
dengan briket juga mempengaruhi sifat briket dan syarat-syarat briket yang baik
adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di
tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi kriteria
pembakaran tidak mengandung racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak
berjamur bila disimpan pada waktu lama, menunjukkan upaya laju pembakaran
(waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik (Sinurat, 2011).
(oval), sarang tawon (honey comb), silinder (cylinder), telur (egg), dan lain-lain.
adalah daya tahan briket, ukuran dan bentuk yang sesuai untuk penggunaannya
bersih terutama untuk sektor rumah tangga, bebas gas-gas berbahaya, sifat
15
pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan (kemudahan dibakar, efisiensi
biayanya amat murah. Alat yang digunakan untuk pembuatan briket bioarang
cukup sederhana dan bahan bakunya pun sangat murah, bahkan tidak perlu
membeli karena berasal dari sampah, daun-daun kering, limbah pertanian yang
berguna lagi. Bahan baku untuk pembuatan arang umumnya telah tersedia
yang relatif kecil dibandingkan dengan tungku yang lainnya (Ndraha, 2009 &
Fitri, 2017).
ukuran fisik dan sifat kimia tertentu. Tujuan dari pembriketan adalah untuk
dan transportasi serta mengurangi kehilangan bahan dalam bentuk debu pada
16
Gambar 2.4 Proses Pembuatan Briket
ukuran butir tertentu. Alat yang digunakan adalah crusher atau blender
Machine.
Umumnya kadar air briket yang telah dicetak masih sangat tinggi sehingga
bersifat basah dan lunak, oleh karena itu briket perlu dikeringkan.
aman dari ganggguan jamur dan benturan fisik. Cara pengeringan dapat
17
e. Pengepakan adalah pengemasan produk briket susai dengan spesifikasi
a. Prinsip Karbonisasi
baku asal menjadi karbon berwarna hitam melalui pembakaran dalam ruang
panas pada suhu lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa
tingkatan proses yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer
adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa
sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap pirolisa
diperhatikan asap yang ditimbulkan selama proses yaitu jika asab tebal dan
putih berarti bahan sedang mengering, jika asap tebal dan kuning berarti
18
jika asap semakin menipis dan berwarna biru berarti pengarangan hampir
2013).
berupa abu berwarna keputihan dan seluruh energi didalam bahan organik
secara tiba-tiba ketika bahan masih membara, bahan tersebut akan menjadi
arang yang berwrna kehitaman. Bahan tersebut masih terdapat sisa energi
(Ndraha, 2009).
b. Metode Karbonisasi
Sribudiani, 2013).
c. Penggilingan Arang
19
Gambar 2.7 Penggilingan Arang
berbentuk bahan aslinya. Oleh karena itu agar bentuk dan ukuran arang
perekat cukup dengan kedua tangan disertai alat pengaduk kayu atau logam.
20
Namun, jika jumlah briket diproduksi cukup besar, kehadiran mesin
dianggap mesin belum memadai, bisa dicoba mesin molen yang sering
bertenaga mesin agar target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat
terkejar.
jualnya. Oleh karena itu bentuk ketahanan briket yang dinginkan tergantung
21
2.3 Bahan Perekat
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memilik kemampuan untuk
mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari
perekat yang memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, paste, dan cement.
Glue merupakan perekat yang terbuat dari protein hewani, seperti kulit, kuku,
urat, otot dan tulang yang secara luas digunakan dalam industri pengerjaan
kayu. Mucilage merupakan perekat yang dipersiapkan dari getah dan air dan
(starch) yang dibuat melalui pemanasan campuran pati dan air dan
perekat yang bahan dasarnya karet dan mengeras melalu pelepasan pelarut
Dengan pemakaian bahan perekat maka tekanan akan jatuh lebih kecil
bila dibandingkan dengan briket tanpa bahan perekat, dengan adanya bahan
perekat maka ikatan antar partikel akan semakin kuat, butir-butiran arang akan
tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan diretakkan. Dengan
adanya bahan perekat maka susunan partikel akan semakin baik, teratur dan
lebih padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekan dan arang
22
1. Perekat Nabati seperti Tepung Tapioka (kanji)
Tepung tapioka adalah salah satu hasil olahan dari ubi kayu. Tepung
tapioka umumnya berbentuk butiran pati yang banyak terdapat dalam sel
bagian suatu benda. Material pembentuk lem terbuat dari bahan yang
alami maupun bahan sintetis. Lem yang terbuat dari bahan yang alami
3. Bahan Alami
karena bahan perekat mempunyai sifat thermoplastik serta sulit terbakar dan
2.4 Biomassa
Biomassa adalah salah satu jenis bahan bakar padat selain batubara.
bukan kayu. Mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu
23
pengeringan (drying), devolatilisasi (devolatilization), dan pembakaran arang
beberapa keuntungan yaitu menaikkan nilai kalori per unit volume, mudah
briket seperti kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, dan nilai kalor dari
suatu briket.
a. Kadar Air
Air yang terkandung dalam produk dinyatakan sebagai kadar air. Kadar
air bahan bakar padat ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam
bahan bakar padat dengan berat kering bahan bakar padat tersebut.
24
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Kadar Air b/b % 8
Bagian Yang Hilang Pada
2 % 15
Pemanasan 90o C
3 Kadar Abu % 8
4 Kalori % 5000
Semakin besar kadar air yang terdapat pada bahan bakar padat
kadar air dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan
oven dengan suhu 1000-105oC dalam jangka waktu tertentu (3-24 jam)
hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan menguap atau berat bahan
b. Kadar Abu
sempurna. Zat yang tinggal ini disebut abu. Abu briket berasal dari pasir
Zat terbang terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen,
terdapat juga gas-gas yang tidak terbakar seperti CO2 dan H2O. Volatile
25
matter adalah bagian dari briket dimana akan berubah menjadi volatile
matter (produk) bila briket tersebut dipanaskan tanpa udara pada suhu
lebih kurang 950oC. Untuk kadar volatile matter kurang lebih dari 40%
d. Nilai Kalor
Kalor adalah energi yang dipindahkan melintasi batas suatu sistem yang
bilik yang disebut bom dan dibenamkan di dalam air. Bahan bakar yang
suhu kalorimeter naik. Untuk menjaga agar panas yang dihasilkan dari
maka kalorimeter dilapisi oleh bahan yang bersifat isolator. Nilai kalor
26
oleh suatu gram bahan bakar tersebut dengan meningkatkan temperature 1
gram air dari 3,5oC – 4,5oC dengan satuan kalori, dengan kata lain nilai
jumlah tertentu bahan bakar didalam zat asam, makin tinggi berat jenis
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan dan
diukur sebagai nilai kalor kotor (gross calarific value) dan dinyatakan dalam
satuan Btu/lb atau kJ/kg. Salah satu parameter untuk menentukan kualitas briket
nilai panas pembakaran briket. Semakin tinggi nilai kalori, maka semakin baik
a. Bom Kalorimeter
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat
27
sehingga sampel tersebut terbakar habis dan menghasilkan panas (Teguh,
2008).(Fitri, 2017)
stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah
air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang
28
terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan (Daud, 2013)(Fitri,
2017).
b. Moisture Meter
Proses penentuan mutu briket dapat dilakukan dengan mengukur kadar air yang
29
2.7 Alat Pembuatan Briket
Mesin pres hidrolik adalah suatu mesin industri yang mempunyai system
yang terletak terpisah untuk setiap mesin. Dalam hal ini mesin ini
digunakan untuk melakukan pengepresan biji. Mesin pres hidrolik ini dapat
30
sawit mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya jika
dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak atau lemak lainnya. Selain itu
kelapa sawit juga memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar
alternative biodiesel, bahan pupuk kompos, bahan dasar industri lainnya seperti
industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai obat. Prospek pasar bagi
biaya pada saat yang berbeda, maka cara pandang tentang Keberadaan nilai
uang menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menentukan kelayakan suatu
variabel manfaat dan biaya dari suatu proyek selama usia proyek yang
terhadap dampak lingkungan dan seluruh dampak lingkungan yang timbul dari
serta dapat juga muncul sebagai dampak yang membebani lingkungan atau
31
Berdasarkan pada uraian diatas maka, nilai ekonomi dalam penelitian ini
PVbenefit
BCR=
PVcosts
Keterangan :
dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Penelitian ini
32
Bonggol Sawit
Dibuang/dipendam Briket
Non Ekonomis
Perekat :
a. Tepung kanji
b. Lem Fox
Uji Parameter di
laboratorium
33
2.10 Hipotesis
seperti hanya dipendam dan dicacah saja. Bonggol sawit yang diteliti seperti
tidak ada nilai ekonomi dimata masyarakat sekitar. Maka sebab itu peneliti
menggunakan bahan perekat tepung kanji dan lem fox untuk mendapatkan
hasil yang terbaik serta memiliki nilai ekonomi yang baik bagi masyarakat
sekitar.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Jaya Kecamatan Sungai Gelang Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki lahan
3.2.2 Sampel
35
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data primer diperoleh dari hasil
wawancara dengan masyarakat yang berprofesi sebagai petani sawit dan tokoh
adat. Selain itu, data juga diperoleh dari pengamatan lapangan dan uji
Cara
Tujuan Data yang Pengolahan
No Pengumpulan
Penelitian Dibutuhkan Data
Data
Mencari
Pemanfaatan Kuisioner/ Deskriptif
1 ketersediaan
bonggol sawit sensus kuantitatif
bonggol sawit
Perbandingan
parameter yang
Penelitian di Deskriptif
2 didapat pada Nilai parameter
laboratorium Kuantitatif
briket bonggol
sawit
Nilai ekonomi Modal yang Pembelian BCR ( Benefit
3
Briket dikeluarkan bahan baku Costs Ratio )
Sumber data sekunder adalah data yang mendukung sumber data primer
36
diteliti. Misalnya, menurut SNI 01-6235-2000 tentang baku mutu Briket
arang.
37
tekanan tertentu
Digunakan sebagai alat untuk
7 Oven
mengeringkan briket yang telah dicetak
Digunakan sebagai alat untuk menghitung
8 Bomb Calorimeter
nilai kalori yang dihasilkan
briket.
b. Tepung kanji
c. Lem Fox
arang. Briket dibuat dengan campuran tepung tapioka sebagai perekat dan arang
pelepah kelapa sawit. Proses pembuatan briket arang dimulai dari penyiapan
38
bahan baku, karbonisasi, pengecilan ukuran, pembuatan adonan briket,
pencetakan briket.
Bahan baku yang disiapkan adalah bonggol kelapa sawit. Bonggol sawit
karbonisasi.
2. Proses Karbonisasi
baku disusun, bahan baku dibakar, ketika semua bahan telah menjadi arang,
3. Pengecilan Ukuran
tumbukan yang terbuat dari batu. Hasil penumbukan dibagi tiga sesuai
Arang pelepah kelapa sawit yang sudah diberikan tiga perlakuan berbeda
39
total bahan baku tiap perlakuan. Berat bahan baku yang digunakan pada
penelitian ini berkisar pada 500 – 1000 g, berat bahan baku mengacu pada
didapatkan hasil cetakan briket yang memiliki kepadatan yang pas, dan
dan warna yang awalnya putih berubah menjadi bening, atau adonan
perekat mengental.
5. Pencetakan Briket
bahan baku memadat dan perekat yang digunakan meresap kedalam pori-
pori briket, sehingga briket tidak mudah pecah dan retak. Pengepresan
6. Pengeringan
Briket yang sudah dicetak lalu dikeringkan menggunakan oven dengan suhu
kandungan air pada briket, sehingga briket cepat menyala dan tidak berasap.
40
3.7 Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis dan
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
ataupun inferensial.
Benefit Cost Ratio untuk mengetahui nilai yang dikeluarkan dan mencari
41
DAFTAR PUSTAKA
42