1441244079-Perda 2 Tahun 2015 Tentang Pencalonan - Pemilihan - Pala Desa PDF
1441244079-Perda 2 Tahun 2015 Tentang Pencalonan - Pemilihan - Pala Desa PDF
TENTANG
BUPATI KUDUS,
dan
BUPATI KUDUS
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
11. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa.
BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 2
Pasal 3
Bagian Kesatu
Tahapan Persiapan
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Bagian Kedua
Tahapan Pencalonan
Paragraf Kesatu
Penetapan Pemilih
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 29
Paragraf Kedua
Pencalonan
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti
sejak ditetapkan sebagai Calon sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan Calon terpilih.
(2) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban
Kepala Desa.
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
(1) Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau ijasah sekolah yang
diakui adalah yang dikeluarkan oleh Sekolah atau Lembaga
Pendidikan lain yang sederajat.
(2) Bagi Bakal Calon yang tidak dapat menunjukkan Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) atau ijasah sekolah yang asli, sebagai
penggantinya dapat dibuktikan dengan Surat Keterangan
pengganti Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau ijasah
sekolah bermaterai cukup dari pejabat yang berwenang.
(3) Bagi Bakal Calon yang Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau
ijasah sekolahnya rusak, harus dilengkapi dengan surat
keterangan bermaterai cukup dari Pejabat yang berwenang.
Pasal 36
Pasal 37
Paragraf Ketiga
Penelitian Calon, Penetapan Calon dan Pengumuman Calon
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
(3) Nomor urut, foto, dan nama Calon yang telah ditetapkan
disusun dalam daftar Calon dan dituangkan dalam berita
acara penetapan Calon.
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Bagian Ketiga
Tahapan Rapat Pemilihan
Pasal 51
Pasal 52
(1) Rapat pemilihan Kepala Desa dipimpin dan dibuka oleh Ketua
Panitia Pemilihan dan dilanjutkan dengan pemungutan suara.
Pasal 53
(1) Dalam hal rapat pemilihan dihadiri kurang dari 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah seluruh pemilih yang telah disahkan dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT), maka Panitia Pemilihan menunda
pelaksanaan rapat penghitungan selama 1 (satu) jam.
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
(3) Jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan.
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
Bagian Keempat
Penetapan, Pengesahan, dan Pengangkatan
Calon Terpilih
Pasal 65
Pasal 66
(2) Calon Terpilih dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan keputusan
pengesahan dan pengangkatan Calon Terpilih.
Pasal 67
Bagian Kelima
Pelantikan Kepala Desa Terpilih
Pasal 68
(1) Kepala Desa Terpilih dilantik menjadi Kepala Desa oleh Bupati
atau Pejabat yang ditunjuk tepat pada akhir masa jabatan
Kepala Desa sebelumnya.
Bagian Keenam
Masa Jabatan Kepala Desa
Pasal 69
Bagian Ketujuh
Biaya Pemilihan
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
Bagian Kedelapan
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah Desa
Pasal 73
BAB III
LAPORAN KEPALA DESA
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80
BAB IV
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Pemberhentian dan Pemberhentian Sementara
Pasal 81
Pasal 82
Pasal 83
Pasal 84
Pasal 85
Pasal 86
Pasal 87
Pasal 88
Pasal 89
Pasal 90
Pasal 91
Pasal 92
(2) Kepala Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil apabila telah
mencapai batas usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan memperoleh hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Kedua
Tindakan Penyidikan
Pasal 93
BAB V
PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA
Pasal 94
(1) Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (4) tidak lebih
dari 1 (satu) tahun, Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil
dari Pemerintah Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa sampai
dengan terpilihnya Kepala Desa.
Pasal 95
(1) Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (4) lebih dari 1
(satu) tahun, Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil dari
Pemerintah Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa.
Pasal 97
Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti tidak lebih
dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 81 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat (2) huruf b,
huruf c, huruf d, huruf f, dan huruf g, Bupati mengangkat Pegawai
Negeri Sipil dari Pemerintah Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa
sampai terpilihnya Kepala Desa yang baru.
Pasal 98
(1) Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti lebih
dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1) huruf a dan huruf b serta
ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf f, dan huruf g, Bupati
mengangkat Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Daerah
sebagai Penjabat Kepala Desa sampai terpilihnya Kepala Desa
yang baru melalui hasil Musyawarah Desa.
Pasal 99
Pasal 100
BAB VI
LARANGAN KEPALA DESA
Pasal 101
Pasal 102
(1) Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 101 dikenai sanksi administratif berupa teguran
lisan dan/atau teguran tertulis.
35
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 103
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 104
Pasal 105
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 106
Pasal 107
Ditetapkan di Kudus
pada tanggal 2 Juli 2015
BUPATI KUDUS,
MUSTHOFA
Diundangkan di Kudus
pada tanggal 3 Juli 2015
NOOR YASIN
ATAS
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
2
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
3
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
huruf a
Cukup jelas.
huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Cukup jelas.
huruf d
Yang dimaksud “sederajat” adalah pendidikan yang sederajat dengan
Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah seperti program
Paket B atau lembaga pendidikan lain yang menyelenggarakan
pendidikan formal.
huruf e
Cukup jelas.
huruf f
Cukup jelas.
huruf g
Cukup jelas.
huruf h
Cukup jelas.
huruf i
Cukup jelas.
huruf j
Cukup jelas.
huruf k
Cukup jelas.
huruf l
Cukup jelas.
huruf m
Cukup jelas.
huruf n
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
4
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
5
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
ayat (1)
Cukup jelas.
6
ayat (2)
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas.
ayat (4)
sanksi administratif yang diberikan berupa tidak dapat mencalonkan diri
menjadi Kepala Desa berlaku bagi setiap pemilihan Kepala Desa
berikutnya.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
ayat (1)
Cukup jelas.
ayat (2)
huruf a
Cukup jelas.
huruf b
Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah:
a. sakit; dan
b. tidak masuk kerja tanpa keterangan.
huruf c
Cukup jelas.
huruf d
Cukup jelas.
huruf e
Cukup jelas.
huruf f
Cukup jelas.
huruf g
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas.
ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.
7
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Cukup jelas.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Cukup jelas.
Pasal 98
Cukup jelas.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Cukup jelas.
Pasal 101
Cukup jelas.
Pasal 102
Cukup jelas.
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
8
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Cukup jelas.