Anda di halaman 1dari 5

STEELFIBER GLASS REINFORCED CONCRETE (SGRC)

Adalah Komposit dengan bahan dasar fiberglass, besi (serbuk atau batangan) dan semen
serta beberapa bahan pendukung lainnya. Keunggulan SGRC terletak pada kekuatannya
yang melebihi GRC (Glassfiber Reinforced cement) karena didalamnya terdapat struktur
penahan berupa besi.

Penambahan fiberglass pada beton (concrete) ini diantaranya :

 Kekuatan baja untuk di bengkokan 3 kali lebih kuat daripada beton biasa
 Hampir 1,5 kali lebih tahan aus dari beton biasa
 Materialnya tidak mudah mengalami keropos/retak
 Penusutan bahan yang diakibatkan retak bisa dihilangkan
 Korosi mungkin saja terjadi tetapi hanya pada area tertentu saja

Meskipun memeiliki banyak kelebihan, ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam
penggunaan SGRC ini :

 Penggunaan SFRC membutuhkan ketepatan konfigurasi dibandingkan dengan beton


biasa
 Meskpun SRFC ditambahkan dalam kuantitas yang mencukupi, perbaikan yang
diinginkan tidak dapat diperoleh.
 Penambahan srfc memengaruhi kinerja dari beton itu sendiri. Bila tidak digunakan
teknik dan proporsi yang sesuai, serat fibernya akan mengalami permasalahan pada
produk akhirnya dan menyebabkan serat keluar dari betonnya.

Adapun bentuk fiberglass yang dapat digunakan ada 2 macam, yang berbentuk lingkaran
dengan ketebalan 0,25-0,75 mm dan berbentuk persegi dengan ketebalan 0,25 meskipun di
india ada yang menggunakkan 0,3-0,5 mm.

Sekilas Info (https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM13_037.html)


Infrastruktur Indonesia dapat mengambil manfaat dari penelitian baru tentang bahan
konstruksi generasi baru, menurut insinyur ternama Australia. Jembatan-jembatan, jalan
layang dan gedung-gedung bertingkat di Jakarta dapat dibangun dengan menggunakan bahan
beton yang lebih kuat dan lebih ramah lingkungan.
Profesor Stephen Foster, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas New
South Wales, menjabarkan dalam garis besar pemanfaatan praktis generasi baru bahan-bahan
bangunan: Beton yang Diperkuat dengan Serat Baja atau Steel Fibre Reinforced Concrete
(SFRC) dan Beton Kinerja Sangat-Tinggi atau Ultra-High Performance Concrete (UHPC).
SFRC adalah shotcrete (beton semprot) dengan ditambahkan serat baja. Di Australia, sedang
dilakukan pengembangan SFRC untuk diterapkan di bangunan.
Sementara itu, UHPC dapat menghadirkan pilihan-pilihan berkelanjutan yang ramah
lingkungan dibandingkan dengan beton biasa dalam bangunan dengan kekuatan lebih dari
150 MPa (Megapascal) dan energi patah lebih dari 2.000 kali beton biasa.
“UHPC telah digunakan di jembatan-jembatan beton yang baru-baru ini dibangun di
Malaysia dan saya yakin ini dapat dan mesti digunakan juga di Indonesia,” ujar Profesor
Foster yang memiliki pengalaman luas dalam penelitian SFRC dan UHPC.
Seminar tersebut diselenggarakan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada 25 September
2013 dan dibuka oleh Symeon Collette, Atase Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Collette
menyambut baik peningkatan tempo kerja sama ilmiah dengan Indonesia.
“Permintaan infrastruktur di Indonesia sedang meningkat seiring dengan perekonomian yang
terus tumbuh,” tutur Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty. “Kami berharap
kepakaran dan penelitian rekayasa Australia dapat digunakan secara praktis untuk memberi
manfaat pada perencanaan dan pembangunan infrastruktur.”
KONSTRUKSI BETON PADA BANGUNAN
Konstruksi beton merupakan konstruksi dengan bahan yang terbuat dari beton yang terdiri
dari semen dan bahan lain sepertifly ash dan semen terak, agregat (agregat kasar umumnya
terbuat dari batu kerikil atau dihancurkan seperti kapur, atau batu granit, ditambah agregat
halus seperti pasir), air, dan kimia pencampuran.
Beton akan mengeras setelah pencampuran semua bahan dengan air. Beton adalah salah satu
bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di dunia. Hal Ini disebabkan karena :

 Bahan-bahan dasar pembuat beton seperti air, semen, pasir dan agregat kasar mudah
didapatkan.
 Beton itu relatif awet atau tahan lama (durable).
 Beton mudah dibentuk keberbagai bentuk yang diinginkan.
 Beton dibuat dengan mencampurkan air, semen, agregat halus (pasir), agregat kasar
dan bahan campuran tambahan lainnya jika diperlukan dengan semen dan komponen
lainnya bersama-sama.
Jika kurang air dalam pasta semen akan menghasilkan beton yang lebih kuat, lebih tahan
lama; sebaliknya jika lebih banyak air akan memberikan kualitas rekat beton kurang baik.
Demikian halnya dengan air kotor digunakan untuk membuat beton dapat menyebabkan
masalah ketika mengatur atau dalam menyebabkan kegagalan prematur struktur.
Beton juga dapat digunakan untuk membuat trotoar, pipa, struktur arsitektur, jalan raya /
jalan , jembatan / jalan layang, parkir struktur, bata / blok dinding dan pondasi untuk pintu
gerbang, pagar, tiang dan sebagainya.
Proses Pencampuran Beton
Pencampuran yang menyeluruh sangat penting untuk produksi beton dengan kualitas tinggi.
Oleh karena itu, peralatan dan metode yang tepat sangat penting dalam pencampuran beton.
Pencampuran semen dan air terlebih daluhu sebelum dicampurkan dengan agregat dapat
meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan. Pada umumnya dicampur dengan kecepatan
tinggi (concrete mixer) kadar air semen dari 0,30-0,45 oleh massa. Sebelum pencampuran
pasta semen mungkin harus dicampur dengan bahan additif seperti akselerator atau retarder,
plastisizer, pigmen , atau silica fume. Pasta premixed kemudian dicampur dengan agregat dan
air yang tersisa batch, dan pencampuran akhir ini selesai pada peralatan pencampuran beton
konvensional.
Beton yang digunakan untuk beton bertulang dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil.air yang digunakan 1/2 dari volume semen. Perbandingan ini merupakan
perbandingan volume. Sebagai penakar dapat menggunakan peralatan yang tidak sukar dicari
seperti ember atau timba. mutu yang diharapkan dapat tercapai dengan perbandingan ini
adalah sekitar 150 kg/cm2
Cetakan Beton
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan cetakan beton adalah:

 Pemasangan bekisting harus kokoh dan kuat sehingga tahan terhadap getaran yang
ditimbulkan pada saat pengecoran.
 Setiap selesai pemasangan harus diteliti ulang baik kekuatan maupun bentuknya.
 Cetakan beton dibuat dari bahan yang baik sehingga mudah pada saat dilepaskan
tanpa mengakibatkan kerusakan pada beton.
 Bekisting harus boleh dibuka setelah 28 hari.selama beton belum mengeras harus
dilakukan perawatan dengan menyiram beton dengan air.
Agregat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
A. Agregat halus atau pasir dan Agregat kasar termasuk batu pecah dan kerikil.
Beberapa karakteristik dari agregat yang perlu diperhatikan adalah:

 Kekuatan dan kekerasan, agregat-agregat yang mempunyai kekuatan dan kekerasan


yang lebih tinggi akan menghasil beton dengan kekuatan yang lebih tinggi juga.
 Ketahanan dalam jika mengalami gerusan dan kelapukan.
 Secara kimia tidak reaktif sehingga tidak akan beraksi dengan larutan semen.
 Bersih sehingga rekatan antara agregat-agregat dengan adukan semen tidak
terganggu.
 Bergradasi, agregat-agregate sebaiknya mempunyai ukuran yang bervariasi sehingga
mereka akan bisa bersatu dengan baik. Sebagai hasilnya, beton yang dihasilkan akan
lebih padat dan kuat.
 Bentuk agregat, agregat yang bundar akan menhasilkan campuran yang mudah
dikerjakan sedangkan agregat yang berbentuk tajam akan sukar untuk dicor,
dikerjakan/diratakan dan dipadatkan akan tetapi menghasilkan beton yang lebih kuat.
B. Ukuran Beton
Untuk rumah sederhana, sebaiknya ukuran beton yang digunakan adalah sebagai berukut :

 Sloof 15×20 cm.


 Kolom utama 15×15 cm
 Kolom praktis 13×13 cm
 Ringbalk 13×15 cm
 Balok kuda2 13×15 cm
C. Dinding bata
Untuk dinding bata, mortar (spesi) yang digunakan sebagai pengikat bata dapat menggunakan
perbandingan 1 semen : 4 pasir, Sedangkan pada bagian yang memerlukan kedap air dapat
digunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir. Untuk menjaga ikatan antara bata dan kolom
ataupun balok, maka setiap jarak 50 cm dipasang angker dengan panjang sekitar 30 cm
menggunakan besi diameter 8 mm. Sebelum dipasang, batu bata tersebut harus terlebih
dahulu direndam dalam air dengan tujuan agar air spesi tidak diserap oleh bata. Setiap
pemasangan bata harus terisi padat dengan spesi minimal 1 cm.
D. Plesteran
Sebelum diplaster seluruh permukaan dinding,kolom dan balok harus dibasahi dulu dengan
air sampai mencapai keadaan jenuh.pembersihan terhadap permukaan juga harus dilakukan
sebelum dilakukan plestera
Keuntungan bahan bangunan beton
Beton dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain mempunyai beberapa keuntungan,
diantarannya :

 Mudah dibentuk sesuai dengan keinginan.


 Tahan lama dan memerlukan sedikit perawatan, jadi lebih ekonomis.
 Mempunyai daya tahan yang bagus terhadap karat dan tidak mudah lapuk.
 Tidak mudah terbakar.
 Ketahanan terhadap angin yang berkecapatan tinggi (kencang).
 Tidak dimakan serangga atau rayap.
Demikian adalah beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan apabila Anda hendak memilih
beton sebagai bahan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai