Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Teori Entitas
Teori entitas memandang memandang bahwa entitas terpisah
dan berbeda dari pemilik modal.1 Entitas sebagai unit bisnis, bukan
pemilik namun bertangguungjawab pada pemilik maupun kreditor.
Unit bisnis memiliki sumber daya serta menjadi pusat kepentingan
akuntansi.
Aset adalah hak perusahaan, ekuitas serta utang sebagai
sumber asset untuk pendanaan perusahaan. Teori entitas disebut
berpusat pada pendapatan yang berarti berorientasi pada laporan
laba rugi. Mengukur kinerja operasi keuangan entitas dilakukan
untuk akuntabilitas kepada pemilik entitas.2
Teori entitas memiliki konsep bahwa kegiatan usaha
perusahaan berdiri sendiri dan terpisah dari identitas pemilik.
Pemilik terdiri dari kreditor dan investor (pemegang saham), unit
bisnis memiliki sumber daya yang diperoleh dari pemilik sehingga
unit bertanggung jawab atas sumber daya tersebut. 3
Keberlangsungan suatu entitas dilihat dari cara manajer mengelola
asset perusahaan dengan baik sesuai akuntansi yang berlaku umum
serta kebijakan akuntansi perusahaan.
2. Definisi Aset
Aset adalah elemen dalam laporan keuangan entitas atau
sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat
usaha di kemudian hari. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan,

1
Harahap. Teori Akuntansi (Edisi Revisi). Jakarta : Rajawali Pers. 2011. Hal.12
2
Suwardjono. Teori Akuntansi : perekayasaan pelaporan keuangan (edisi ke-3). Yogyakarta : BPFE.
2014. Hal.217
3
Riahi dan Belkaoui. Teori Akuntansi (edisi ke-5). Jakarta : Salemba Empat. 2006. Hal.275
aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan akibat
peristiwa masa lalu dan memberikan manfaat di masa depan bagi
perusahaan. Aset diperoleh dari dana yang berasal dari internal dan
eksternal suatu entitas. Karakteristik suatu aset yaitu adanya
manfaat ekonomis di masa datang, dikuasai atau dikendalikan
suatu perusahaan, dan timbul akibat dari peristiwa masa lalu.4
FASB (Financial Accounting Standard Board) Concept No.6
mendefiniskan "Assets are probable future economic benefits or
controlled by a particular entity as a result of past transactions or
evenns" (asset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas
sebagai akibat transaksi kejadian masa lalu).
Aset disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
Penyajian aset berdasarkan tingkat likuidasi dan kemudahannya
berubah menjadi kas atau berdasarkan masa gunanya. 5 Laporan
posisi keuangan disajikan dengan mempertimbangkan penilaian
pada sifat dan likuiditas aset, fungsi aset, jumlah, sifat dan jangka
waktu.
Aset dibagi menjadi dua macam yaitu aset lancar (current
asset) dan aset tidak lancar (nonn current asset) sesuai dengan
PSAK No. 1, 2015 : 18.
Aset lancar merupakan harta yang berupa uang tunai, yang
cepat menjadi uang tunai atau cepat menjadi biaya dalam waktu
kurang dari satu periode. Aset tetap merupakan harta yang dimiliki
oleh perusahaan yang memiliki masa operasi lebih dari satu periode
atau aset yang digunakan untuk kegiatan produksi perusahaan.
Berbeda dengan aset lancar, aset ini memiliki masa penyusutan
serta harus dilakukan revaluasi aset untuk mengetahui apakah

4
Ibid. Suwardjono. Hal. 254
5
Syakur. Intermediate accounting (edisi revisi). Jakarta : AV Publisher. 2015. Hal. 23
terjadi surplus atau rugi penurunan nilai aset. Klasifikasi aset terbagi
menjadi lima yaitu :
a. Aset lancar, aset yang dipekirakan akan direalisasi , dimiliki untuk
dijualdan digunakan dalam siklus operasi normal berupa kas atau
setara kas yeng penggunaannya tidak terbatas.
b. Investasi jangka panjang,penanaman sumber daya berupa aset
yang tidak digunakan sebagia kebutuhan pokok perusahaan lebih
dari satu periode. Seperti investasi surat berharga, property atau
dana.
c. Aset tetap berwujud, aset yang memiliki bentuk fisik, dimiliki
bukan untuk dijual kembali dengan nilai yang relative besar dan
memiliki masa manfaat untuk kegiatan operasi perusahaan.
d. Aset tetap tida berwujud, aset yang tidak memiliki bentuk fisik,
dimiliki bukan untuk dijual kembali dengan nilai yang relatif besar
memiliki masa manfaat untuk kegiatan operasi perusahaan.
e. Aset lain-lain, aset yang tidak dapat terklasifikasi pada poin 1-4.
Seperti dana untuk keperluas khusus, aset tidak lancar yang
digunakan untuk dijual, dll.6
3. Aset Biologis
Aset biologis adalah salah satu aset yang menjadi tranding
hangat dalam dunia akuntansi. Selain bentuknya yang unik yaitu
berupa hewan dan tumbuhan hidup, aset biologis ini juga
mengalami transformasi biologis.
Aset biologis dalam IAS 41 diartikan sebagai tanaman hidup
dan kehidupan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan mampu memberikan manfaat di masa
mendatang. Aset biologis mengalami perubahan dengan seiring
berjalannya waktu, perubahan tersebut disebut dengan
transformasi biologis. Transformasi biologis dalam IAS 41 paragraf 5
dapat berupa pertumbuhan (bertambahnya kualitas atau
6
Syakur. Intermediate accounting (edisi revisi). Jakarta : AV Publisher. 2015. Hal. 24
meningkatnya kuantitas), penurunan kualitas atau kuantitas
(degenerasi), menciptakan tumbuhan baru (prokreasi), dan
menghasilkan produk (produksi).7 Aktivitas agrikultur adalah
manajemen transformasi aset biologis dan panen aset biologis oleh
entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur
atau menjadi aset biologis tambahan.8
Exposure Draft PSAK 69 mengenai agrikultur mendefinisikan
bahwa aset biologis merupakan hewan atau tanaman yang hidup
dan mengalami transformasi biologis. Objek yang dapat disebut
sebagai aset biologis harus mampu memenuhi karakteristik yang
sama dengan karakteristik pengakuan aset. Aset biologis diakui
saat pengakuan awal dan setiap akhir periode pelaporan
berdasarkan nilai wajar, selisih nilai dengan nilai wajar diakui
sebagai laba atau rugi sehingga akan mempengaruhi laporan laba
rugi perusahaan. Korompis (2014) mengelompokkan aset biologis
berdasarkan masa manfaat menjadi dua jenis yaitu :
a. Aset biologis jangka pendek (Short Term Biological Assets)
Aset biologis pada kelompok ini adalah aset biologis yang
memiliki masa manfaat atau masa transformasi kurang dari atau
sampai satu tahun. Aset biologis berupa tanaman yang jangka
waktunya relative kurang dari satu tahun adalah tanaman
musiman, seperti tebu dan padi.
b. Aset biologis jangka panjang (Long Term Biological Assets)
Aset biologis pada kelompok ini adalah aset biologis yang
memiliki masa manfaat atau masa transformasi lebih dari satu
tahun. Aset biologis berupa tanaman yang jangka waktunya
relative kurang dari satu tahun adalah tanaman musiman, seperti
kopi dan karet.

7
Simanjorang dan Supatmi. Praktik perlakuan akuntansi asset biologis pada perusahaan perkebunan
(Persero) di Indonesia. 2014.
8
Simanjorang dan Supatmi, 2014
Aset biologis berdasarkan ciri-ciri yang melekat dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (IAS 41, 2008) :

a. Bearer Biological Asset (BBA) adalah aset biologis yang


menghasilkan produk agrikultur, seperti ternak sapi perah
(Friesian Holstein) untuk untuk memproduksi susu.
b. Consumable Biological Asset (CBA) adalah aset biologis yang
akan dipanen sebagai produksi agrikultur atau untuk dijual,
misalnya ternak sapi pedaging.
Sedangkan berdasarkan fase pertumbuhannya dapat
digolongkan sebagai berikut (IAS 41, 2008) :
a. Asset biologis Dewasa adalah aset biologis yang telah
memenuhi kriteria untuk dipanen atau telah dapat dipanen
secara rutin.
b. Asset Biologis Belum Dewasa adalah aset biologis yang belum
dapat dipanen atau belum menghasilkan.
4. Pengungkapan
Pelaporan keuangan direkayasa digunakan sebagai pemangku
informasi seperti kreditor dan investor dalam pengambilan
keputusan. Pihak tersebut memerlukan informasi yang relevan
sebagai pengambilan keputusan, jenis informasi yang dapat
diperoleh yaitu melalui pelaporan keuangan.
Pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statement keuangan. Secara umum, pengungkapan
merupakan konsep, metode, dan media mengenai bagaimana
informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan.bentuk pengungkapan informasi berupa statement
keuangan dasar (statement keuangan dan catatan atas statement
keuangan) dan penyajian informasi selain statement keuangan.9
9
Suwardjono. Teori Akuntansi : perekayasaan pelaporan keuangan (edisi ke-3). Yogyakarta : BPFE.
2014. Hal.578
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah penyajian
informasi melalui pelaporan keuangan. Informasi yang disajikan
dalam pelaporan keuangan dapat berupa pos statement keuangan,
catatan kaki, penjelasan dalam kurung, istilah teknis, lampiran,
komunikasi manajemen, dan catatan dalam laporan auditor.10
Suatu entitas akan mengungkapkan informasi relevan dan
andal yang dapat memberikan pengaruh dalam pengambilan
keputusan pemangku informasi. Kewajaran, kedamaian,
keterbukaan, dan kepada siapa informasi tersebut akan
disampaikan.11
Pengungkapan dibagi menjadi dua jenia yaitu pengungkapan
wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib merupakan
pengungkapan yang wajib dilakukan oleh perusahaan berdasarkan
standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Sedangkan,
pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang dilakukan
oleh perusahaan di luar yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas.12
Pengungkapan yang dilakukan oleh manajemen terdapat
regulasi yang mengacu pada peraturan IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia). IAI lebih berfokus pada cara mengungkapkan atauformat
pengungkapan terutama dalam pelaporan keuangan eksternal.13
5. Standar Akuntansi Perlakuan Aset Biologis
Standar akuntansi yang telah mengatur secara khusus
mengenai aset biologis adalah International Accounting Standart
(IAS) 41. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya
alam, sehingga tidak dipungkiri perusahaan Indonesia yang
bergerak pada sektor agrikultut cukup potensial. Perusahaan

10
Suwardjono. Teori Akuntansi : perekayasaan pelaporan keuangan (edisi ke-3). Yogyakarta : BPFE.
2014. Hal.615
11
Nurhayati dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. 2008. Hal.105
12
Ibid. Suwardjono. Hal.583
13
Ibid. Suwardjono. Hal.587
agrikultur memiliki aset biologis yang juga harus diukur dan
diungkapkan dalam aktivitas perusahaan untuk memberikan
informasi. Standar akuntansi keuangan yang digunakan sebagain
besar perusahaan agrikultur di Indonesia adalah mengacu pada
PSAK 16 mengenai aset tetap dan PSAK 14 tentang persediaan.
a.IAS 41
IAS 41 diterbitkan oleh International Accounting Standard
Committee (IASC) pada Desember 2000, revisi dilakukan pada
tahun 2009. IAS 41 mengatur perlakuan akuntansi, penyajian
laporan keuangan dan pengungkapan yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian, di mana tidak tercakup dalam standar
lainnya. IAS 41 berlaku untuk aset biologis dengan pengecualian
tanah yang berkaitan dengan aset biologis, aset tidak berwujud
yang berkaitan dengan aktivitas pertanian dan hibah pemerintah
yang berkaitan dengan aset biologis tersebut.14
Aset biologis dalam IAS 41 didefinisikan "Biological Asset is
a Living Animal or Plant". Apabila tanaman atau hewan tersebut
dikaitkan dengan aset perusahaan, maka aset biologis
merupakan aset yang berupa benda hidup (tanaman ataupun
hewan) yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan.15
1) Pengakuan Awal
Perusahaan mengakui aset biologis apabila aset tersebut
merupakan akibat dari peristiwa masa lalu, memiliki manfaat
ekonomik di masa mendatang yang mengalir ke perusahaan,
dan nilai wajar atau biaya aset dapat diukur secara andal (IAS
41 paragraf 10 dalam Simanjorang dan Supatmi, 2014).
Suatu aset biologis disebut sebagai aset biologis belum
dewasa apabila memiliki umur atau masa manfaat aset
14
Simanjoran dan Supatmi. Praktik perlakuan akuntansi asset biologis pada perusahaan perkebunan
(Persero) di Indonesia.2014
15
Ibid. Simanjorang dan Supati. 2014
biologis kurang dari atau sama dengan satu tahun. Sedangkan
aset biologis disebut sebagai aset biologis dewasa apabila
memiliki umur atau masa manfaat aset biologis lebih dari satu
tahun.16
Aset biologis dalam laporan keuangan diklasifikasikan sebagai
aset lancar atau aset tetap berdasarkan jangka waktu
transformasi biologis. Aset biologis dengan masa transformasi
kurang dari satu tahun diakui sebagai aset lancar dan aset
biologis dengan masa manfaat lebih dari satu tahun diakui
sebagai aset tidak lancar.17
2) Pengukuran
Pengukuran aset biologis menurut IAS 41 dilakukan pada
pengakuan awal dan pada tanggal laporan keuangan
didasarkan pada nilai wajar berbasis harga pasar setelah
dikurangi dengan taksiran biaya untuk menjual (IAS 41
paragraf 12). IAS 41 memperkenalkan pendekatan nilai wajar
(fair value) berbasis harga pasar untuk mengukur aset
biologis yaitu aset tanaman dan hewan ternak.
Pendekatan nilai wajar mengasumsikan adanya harga pasar
untuk tanaman dan hewan ternak yang sedang tumbuh.
Walaupun demikian, IASB juga menyimpulkan bahwa, dalam
kasus tertentu, nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal
(IAS 41 paragraf 19). Sehingga sebagai konsekuensinya
diputuskan untuk memasukkan „pengecualian keandalan‟
(reliability
exception) untuk kasus dimana harga yang ditentukan pasar
tidak tersedia, dan alternatif estimasi nilai wajar (alternative

16
Simanjoran dan Supatmi. Praktik perlakuan akuntansi asset biologis pada perusahaan perkebunan
(Persero) di Indonesia.2014
17
Eltanto. Perlakuan akuntansi dan pph atas industry agrikultur. Tax&Accounting Review. Vol.4 No.1
estimates of fair value) dinyatakan secara jelas tidak dapat
diandalkan.18
IAS 41 menyatakan bahwa penentuan nilai wajar untuk aset
biologis atau hasil yang dipanen dapat difasilitasi dengan
mengelompokkan aset biologis atau hasil yang dipanennya
berdasarkan atribut pentingnya, contohnya umur atau
kualitas. Perusahaan memilih atribut ini sesuai dengan atribut
yang digunakan di pasar untuk menentukan harga (IAS 41
paragraf 15 dalam Simanjorang dan Supatmi, 2014).
IAS 41 paragraf 17-24 memberikan aturan dalam menentukan
nilai wajar aset biologis dan hasil yang akan dipanen. Jika
perusahaan agrikultur memiliki akses terhadap berbagai pasar
yang aktif, maka harus dipilih harga pasar yang paling
relevan, dan jika tidak terdapat pasar yang aktif, maka
perusahaan agrikultur harus menggunakan salah satu atau
lebih antara harga pasar transaksi terakhir, harga pasar untuk
aset yang sama dengan memperhitungkan penyesuaian untuk
perbedaan, dan berdasarkan biaya historis dalam
menentukan nilai wajarnya.
3) Penyajian dan Pengungkapan
Perusahaan agrikultur dalam IAS 41 Paragraf 40-50
mengungkapkan:
a)Keuntungan agregat atau kerugian yang timbul selama
periode berjalan.
b)Deskripsi dari setiap kelompok aset biologis, jika tidak
diungkapkan sebagai informasi yang dipublikasikan dengan
laporan keuangan maka perusahaan agrikultur harus
menjelaskan sifat kegiatan yang melibatkan setiap
kelompok aset biologis.

18
Ibid. Simanjorang dan Supatmi. 2014
c) Perusahaan agrikultur harus mengungkapkan metode dan
asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar setiap kelompok hasil pertanian pada titik panen dan
setiap kelompok aset biologis.
d)Perusahaan agrikultur harus mengungkapkan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dari produk agrikultural yang
telah dipanen selama periode tertentu.
e)Perusahaan agrikultur mengungkapkan keberadaan dan
jumlah tercatat dari aset biologis, entitas harus menyajikan
daftar rekonsiliasi perubahan dalam nilai tercatat pada aset
biologis di antara awal dan akhir periode berjalan.19
b. PSAK 69
PSAK 69 mengatur mengenai aset biologis atau produk agrikultur
diakui saat memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan
kriteria pengakuan asset. Asset tersebut diukur pada saat
pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
keuangan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. PSAK
69 mengatur tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan
yang terakit dengan aktivitas agrikultur yang merupakan hasil
panen dari aset biologis milik entitas, pada titik panen. Aktivitas
agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi
biologis dan panen asset biologis oleh enitas untuk dijual atau
untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi asset
biologis tambahan. Selain itu, PSAK 69 mengatur mengenai
transformasi biologis (biological transformation) terdiri dari proses
pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang
mengakibatkan perubahan kualitatif atau kuantitatif asset
biologis. PSAK 69 dapat diaplikasikan untuk akun-akun berikut
yang berakita dengan aktivitas agriultur :

19
Simanjoran dan Supatmi. Praktik perlakuan akuntansi asset biologis pada perusahaan perkebunan
(Persero) di Indonesia.2014
1) Asset biologis, kecuali tanaman produktif
2) Produk agrikultur pada titik panen
3) Hibah pemerintah yang termsuk dalam paragraf 34 dan 35
Akan tetapi PSAK 69 tidak dapat diaplikasikan untuk :
1) Tanah yang terkait dengan aktivitas agrikultur
2) Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur
3) Hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
4) Asset tak berwujud yang terakait dengan aktivitas agrikultur

6. Keuntungan dan Kerugian Aset Biologis


Keuntungan atas kerugian yang timbul pada pengakuan awal
asset biologis atas dasar nilai waja dikurang biaya untukmenjual
dan setiap perubahan nilai wajar dikurangkan dengan biaya untuk
menjual dari asset biologis selama periode pelaporan termasuk di
dalam laporan laba atau rugi untuk periode yang bersangkutan.
Semua biaya yang terkait dengan asset biologis, selain dari hal
tersebut yang terkait dengan pembeliannya harus diukur atas dasar
nilai wajar dan diakui di dlam laba atau rugi pada saat terjadinya.

a.Konsep Nilai Wajar


Konsep nilai wajar (PSAK 68 paragraf 9) adalah harga yang
akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pelaporan. Pengukuran
nilai wajar dilakukan untuk aset atau liabilitas.
Konsep nilai wajar atau dikenal sebagai fair value menurut
Setiawan (2016) memberikan informasi keuangan yang terkini
dan lebih relevan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Konsep biaya perolehan adalah jumlah harga yang
sesungguhnya dibayarkan atas suatu aset sampai siap
digunakan. Biaya perolehan merupakan nilai masukan berdasar
transaksi sesungguhnya yang terjadi di masa lalu. 20 Baridwan
mendefinisikan prinsip biaya perolehan adalah harga pertukaran
yang disetujui oleh kedua belah pihak yang bersangkutan dengan
transaksi.21
b. Konsep Akresi
Akresi merupakan pertambahan nilai yang timbul akibat
adanya pertumbuhan fisik atau proses alamiyah lainnya. Dalam
konsep akresi ini keuntungan diakui sejalan dengan
pertumbuhan asset. Alasan dipakai konsep ini adalah :
1) Asset biologis dapat dijual dalam berbagai fase pertumbuhan
yang bervariasi dalam harga pasar yang jelas. Contoh : sapi
dapat dijual saat sapi berumur berapapun dengan harga pasar
yang cukup jelas.
2) Semakin tua umur asset biologis tertentu, semakin tinggi pula
harganya.22
7. Penyajian Asset Biologis
Penyajian asset biologis di dalam laporan keuangan disajikan
ke dalam kelompok asset tidak lancar. Asset biologis diklasifikasikan
ke dalam dua kelompok yakni Aset Biologis Dewasa dan Aset
Biologis Belum Dewasa. Asset biologis dewasa adalah asset yang
telah mencapai spesifikasi untuk dipanen (untuk asset biologis yang
dapat dikonsumsi) atau maupun menghasilkan panen yang
berkelanjutan untuk asset biologis produktif.
8. Deplesi Aset Biologis
Deplesi adalah penghapusan harga perolehan sumber daya
alam secara sistematis (usuf, 2001 : 2005). Deplesi asset biologis
merupakan penurunan nilai manfaat dari suatu asset yang berupa
hewan atau tumbuhan hidup. Deplesi asset biologis adalah salah

20
Harnanto. Akuntansi keuangan menengah. Yogyakarta : BPFE. 2007. Hal. 40
21
Baridwan. Intermediate accounting (edisi ke-8). Yogyakarta : BPFE. 2010. Hal.10
22
Suwardjono. Teori Akuntansi : perekayasaan pelaporan keuangan (edisi ke-3). Yogyakarta : BPFE.
2014. Hal.272-273
satu komponen penting dalam penyusunan laporan keuangan yang
berlaku (Desti Harum, 2014 : 1). Deplesi menggambarkan proses
alokasi biaya sumber daya selama periode eksploitasi sumber daya
tersebut (Libby, 2008 : 415)

a.Metode Perhitungan Deplesi


Metode deplesi yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah
metode unit produksi (Kieeso, 2002 : 79). Dimana dalam
agrikultut deplesi dihitung dari harga perolehan dikurang dengan
nilia sisa (Desti Harum, 2014 : 6). Berikut adalah rumus untuk
menghitung deplesi asset biologis :
Harga Perolehan−nilai sisa
=¿Tarif Penyusutan per unit Produksi
Estimasi Jumlah Produksi
Kemudian untuk menghitung penyusutan pertahunnya dengan
rumus
estimasi jumlah produksi 1 tahun × tarif penyusutan per unit produksi
9. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian
informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi
dalam nilai moneter (Kieso, 2002 : 2). Pengguna laporan keuangan
meliputi Investor, Karyawan, Kreditor, Pemasok, Pelanggan,
Pemerintah dan Masyarakat (SAK, 2009 : 2). Tujuan dari laporan
keuangan menurut Keiso tujuan dari pelaporan keuangan adalah
untuk menyediakan (1) informasi yang berguna bagi keputusan
investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai arus
kas masa depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahannya (Kieso, 2002 : 5)

Anda mungkin juga menyukai