Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Bismillah…
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yangs enantiasa mencurahkan rahmat, berkah
dan hidayah-Nya kepada seluuh umat manusia dimuka bumi ini . Salam dan Shalawat senantiasa
tercurahkan kpada junjungan Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena
Beliaulah yang telah mengajarkan ajaran tauhid kepada seluruh umat manusia.
Ilmu mengenai konstitusi yang berkembang sangat penting untuk dipelajari. Karena
konstitusi mengatur segala norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini karena
segala perbuatan kita dapat dikenai aturan sesuai hukum yang berlaku.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
baik secara moral maupun material. Namun penyusun menyadari sepenuhnya bahwa banyak
tantangan yang harus dihadapi. Besarnya harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan tidak lupa menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas prhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
banyakterimakasih.

Majene, 21 Maret 2019

Penyusun

Daftar Isi
1
Kata pengantar…………………………………………………………………………………1

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….2

BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………...3

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...3

BAB 2 Pembahasan……………………………………………………………………………4

A. Pengertian konstitusi menurut para ahli………………………………………………..4


B. Materi muatan konstitusi……………………………………………………………….5
C. kedudukan, fungsi, dan tujuan konstitusi……………………………………………….5
D. Pengklasifikasian konstitusi…………………………………………………………….6
E. Supremasi konstitusi…………………………………………………………………….7
F. nilai-nilai dalam konstitusi………………………………………………………………7

BAB 3 Penutup…………………………………………………………………………………9

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………9
B. Saran……………………………………………………………………………………..9
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………....9

BAB 1
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang

Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu
negara. Konstitusi dapat berupa hokum dasar tertulis yang lazm disebut Undang-Undang Dasar,
dan dapat pula tidak tertulis. Tidak semua Negara memiliki konstitusi tertulis atau Undang-
Undang Dasar. Kerajaan Inggris biasa disebut sebagai negara konstitusional, tetapi tidak
memiliki satu naskah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis, disamping karena
adanya Negara yang dikenal sebagai negara konstitusional, tetapi tidak memiliki konstitus
tertulis, nilai dan norma yang hidup dalam praktik penyelenggaraan negara juga diakui sebagai
hokum dasa, dan tercakup pula dalam pengertian konstitusi dalam arti yang luas. Oleh Karena
itu, Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis beserta nilai-nilai dan norma hukum dasar
tidak tertulis yang hidup sebagai konvensi ketatanegaraan alam praktik penyelenggaraan Negara
sehari-hari, termasuk ke dalam pengertian konstitusi atau hukum dasar (droit constitusionnel)
suatu Negara.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian konstitusi menurut para ahli?


b. Apa saja materi muatan konstitusi?
c. Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan konstitusi?
d. Bagaimana pengklasifikasian konstitusi?
e. Supremasi konstitusi
f. Apa saja nilai-nilai dalam konstitusi?

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian konstitusi

3
Banyak pendapat yang mengutarakan tentang pengertian konstitusi. Menurut K. C. Wheare
bahwa konstitusi adalah keseluruhan system ketatanegaraan dari suatu Negara berupa kumpulan
peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah dalam pemerintahan suatu Negara.
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga sebagai berikut:

1. Die olitsche verfassung als gesellschaftlich wirklichkit. Konstitusi mencerminkan


kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi, mengandung
pengertian politis dan sosiologis.
2. Die verselbstandigte rectsvdererfassung. Konstitusi merupakan suatu kesatuan yang
hidup dalam masyarakat. Jadi, mengandung pengertian yuridis
3. Die geshereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-
undang tertinggi yang belaku dalam suatu Negara

F. Lassalle dalam bukunya “Uber Verfassungsween”, membagi konstitusi dalam dua


pengertian sebagai berikut:

1. Pengertian sosiologis atau politis. Konstitusi adalah sintese factor-faktor kekuatan yang
nyata (dereele machtsfactoren) dalam masyarakat. Jadi, konstitusi menggambarkan
hubungan natar kekuasaan-kekuasaan yang terdapat dengan nyata dalam suatu Negara.
Kekuasaan tersebut diantaranya: raja, parlemen, cabinet, pressure group, partai politik
dan lain-lain; itulah yang sesungguhnya konstitusi.
2. Pengertian yuridis (yurisdische begrip). Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat
semua bangunan Negara dan sendi-sendi pemerintahan.

Berangkat dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian konstitusi diatas, dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa pengertian konstitusi meliput konstitusi tertulis dan tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Adapun batasan-batasannya dapat
dirumuskan kedalam pengertian sebagai berikut, yaitu: (1) suatu kumpulan kaidah yang
memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa; (2) suatu dokumen
tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu system politik; (3) suatu deskripsi
dari lembaga-lembaga Negara; (4) suatu deskripsi yang menyangkut masalah hak-hak asasi
manusia.

B. Materi muatan konstitusi


4
Materi muatan konstitusi dapat dipahami dari pendapat Mr.J.G. Steenbeek, sebagaimana
dikutip dari Sri Soemantri dalam desertasinya menggambarkan secara lebih jelas apa yang
seharusnya menjadi isi dari konstitusi . Pada umumnya suatu konstitusi berisi tiga hal pokok
suatu konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu:

1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya;


2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental;
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental

Menurut Mirriam Budiarjo, setiap Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan


mengenai:

1. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaanantara badan legislatif, eksekutif, dan


yudikatif; pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemeintah Negara bagian;
posedur menyelesaikan masalah pelanggaran yuridiksi oleh salah satu badan pemerintah
dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu Undang-Undang Dasar.
C. Kedudukan, Fungsi, Dan Tujuan Konstitusi

Kedudukan, fungsi, dan tujuan konstitusi dalam Negara berubah dari zaman ke zaman. Pada
masa peralihan dari Negara feodal monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak penguasa ke
Negara nasional demokrasi konstitusi berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan
penguasa yang kemudian secara berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat dalam
perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa. Sejak itu setelah perjuangan dimenangkan
oleh rakyat, konstitusi bergeser kedudukan dan perannya dari skedar penjaga keamanan dan
kepentingan hidup rakyat terhadap kezaliman golongan penguasa menjadi senjata pamungkas
rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem monarki dan oligarki
serta untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan kepentingan bersama rakyat
dengan menggunakan beragai ideology seperti individualisme, liberalism, universalisme
demokrasi dan sebagainya.Selanjutnya kedudukan dan fungsi konstitusi ditentukan oleh ideologi
yang melandasi Negara.

5
Fungsi-fungsi konstitusi dapat dirinci sebagai berikut;

1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ Negara;


2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara;
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dan warga Negara;
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan Negara;
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam
sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara;
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity);
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation);
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony);
9. Fungsi sebagai sarana pengendalianmasyarakat (social control), baik dalam arti sempit
maupun luas;
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau
social reform).

Konstitusi mempunyai 2 tujuan, yaitu:

1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik;


2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa, serta menetapkan
bagi para penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka.
D. Klasifikasi Konstitusi

Menurut K. C. wheare klasifikasi konstitusi antara lain sebagai berikut:

1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis;


2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid;
3. Konstitusi derajat tinggi dan tidak derajat tinggi;
4. Konstitusi serikat dan kesatuan;
5. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer.
E. Supremasi Konstitusi

6
Pada umumnya Negara-negara mengakui supremasi undang-undang dasar diatas segala
peraturan perundang-undangan lainnya hal mana terbukti dari cara mengubahnya yang
memerlukan prosedur yang lebih berat daripada pembuatan undang-undang. Lanjut K. C.
whearemengemukakan, dengan menempatkan konstitusi pada kedudukan yang tinggi (supreme)
ada semacam jaminan bahwa konstitusi itu akan diperhatikan dan di taati serta menjamin
secarasembarangan. Perubahan harus dilakukan secara hikmat, penuh kesungguhan dan
pertimbangan yang mendalam. Agar maksud ini dapat dilakukan dengan baik , perubahan pada
umumnya masyarakat adanya suatu proses danh prosedur yang khusus atau istimewa.
Dalam Negara modern penyelenggaraan kekuasaan Negara dilakukan berdasarkan hukum
dasar (droit constitutional). Undang-undang dasar atau verfassung oleh carlschmit dianggap
sebagai keputusan politik yang tertinggi.sehingga konstitusi mempunyai kedudukan atau derajat
supremsi dalam suatu negara.Undang-undang dasar adalah peraturan Negara yang tertinggi
dalam Negara, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salahsatu sumber daripada
peraturan perundangan lainnya yang kemudian di keluarkan oleh Negara itu.

F.Nilai-NIai penting dalam konstitusi

Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi meneepati posisi yang sangat krusial
dalam kehidupn ketata ngaraan suatu Negara.

A.Hamid S.Attamimi, dalam disertasinya berpendapat tengtang pentingnya suatu konstitusi


atau undang-undang dasar adalah suatu pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentan
bagaimana kekuasan Negara yang harus di jalankan.

Sejalan dengan pemahaman diatas, struicken dalm bukuna he staatsrecht van het konininkkrijk
dernelanden menyatakan bhwa undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan
sebuah dokumen formal yang berisi:

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau Tingat-tingtkat tertinggi


perkembangan ketata negaraan bangsa.
2. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik untuk sekarang maupun
masa yang akan datang.

7
3. Suatu keinginan, dengan maana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
di hidupkan.

Djoksutono melihat pentingnya konstitusi (grondwet) dari duaq segi. Pertama dari dua segi .
pertama, Dari segi isi (naar de inhoud) karena konstitusi memuat dasar (grondslagen) dari
struktur (inricthing) dang memuat fungsi (administratie) Negara. Kedua, dari segi bentuk (naar
demaker) oleh karena yang memuat konstitusi bukan sembarang orang atau lembaga .mungkin
bisa oleh seorang raja, raja dengan rakyat, badan konstituante, atau lembaga dektator.
Dari pemikiran tersebut, Kar Loewensten mengadakan suatu penyelidikan mengenai apakah
arti suatu konstitusi tertulis (UUD) dalam suatu lingkungan nasional yang spesifik, terutama
kenyataannya bagi rakyat biasa sehingga membawanya kepada 3 jenis penilaian konstitusi
sebagai berikut:

1. Konstitusi normative
Konstitusi yang telah resmi oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi tersebut bukan
hanya berlaku daam arti hukum, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup
dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif.
2. Konstitusi nominal
Konstitusi ini berlaku secara hukum, walau pada kenyataannya kurang sempurna.
3. Konstitusi semantic
Konstitusi yang secara hukum tetap berlaku namun dalam kenyataannya sekedar
memberikan bentuk dari tempat yang telah ada, dan dipergunakan untuk melaksanakan
kekuasaan politik.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Konstitusi terus menerus dipelajari karena sangat berpran penting dalam kehidupan sehari-
hari. Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu
negara. Konstitusi dapat berupa hokum dasar tertulis yang lazm disebut Undang-Undang Dasar,
dan dapat pula tidak tertulis. Tidak semua Negara memiliki konstitusi tertulis atau Undang-
Undang Dasar. Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis beserta nilai-nilai dan norma
hukum dasar tidak tertulis yang hidup sebagai konvensi ketatanegaraan alam praktik
penyelenggaraan Negara sehari-hari, termasuk ke dalam pengertian konstitusi atau hukum dasar
(droit constitusionnel) suatu Negara.

B. Saran

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaja sekalian yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

C. Daftar Pustaka
Astomo Putera, 2014, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, Yogyakarta: Thafa Media.

Anda mungkin juga menyukai