Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Oleh :
Nama : Dita Febriyanti
NIM : PO.62.20.1.18.008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
Korupsi Pembangunan Taman Hijau Bungo

Efrin Divonis Lebih Ringan


Kamis, 10 Oktober 2019 | 09:21:59 WIB

VONIS RINGAN: Efrin Ipan terdakwa korupsi pembangunan Taman Hijau Bungo ketika
menjalani sidang beragendakan vonis majelis hakim Tipikor Jambi.  Muslimin / Jambi
Independent
Penulis Editor

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI - Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Tipikor Jambi, akhirnya menjatuhkan hukuman penjara,
terhadap Efrin Ipan. Terdakwa kasus korupsi Taman Hijau Bungo (THB),
tahun 2015. Ia divonis selama 1 tahun penjara.

"Menyatakan terdakwa Efrin Ipan terbukti melakukan tindak pidana


korupsi. Menjatuhkan hukuman penjara selama 1 tahun, dikurangi
selama terdakwa dalam tahanan," kata Hakim Dedi Mukhti Nugroho,
Rabu (9/10).

Selain penjara, terdakwa juga dijatuhi hukuman denda, sebesar Rp 50


juta, subsider 3 bulan kurungan. Tak sampai disitu, terdakwa juga
diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 56 juta, dikurangi
sebanyak yang telah dikembalikan terdakwa.

"Atas putusan ini, kami memberikan waktu selama 1 minggu, untuk


terdakwa mengajukan banding, atau terima putusan," ujarnya.

Diketahui hukuman ini lebih ringan dari tuntutan jaksa sebelumnya. Di


mana sebelumnya, jaksa menuntut terdakwa dengan hukuman selama
1 tahun 6 bulan penjara, dengan denda yang sama.

Peran terdakwa dalam kasus ini sebagai pihak pelaksana pekerjaan.


Dari pekerjaan taman hijau tersebut, terdapat kekurangan volume. Di
mana pada pembangunannya, menggunakan dana alokasi khusus
(DAK), yang diturunkan pada kantor lingkungan hidup senilai lebih
kurang rp 1 miliar. Berdasarkan hasil audit BPK dan fakta penyidikan,
munculah kerugian negara yang harus dipertanggunggjawabkan. 
Terbukti Korupsi,
Kontraktor Taman Hijau
Bungo Divonis 1 Tahun
Penjara
Rabu, 9 Oktober 2019 20:43

Tribunjambi/Jaka HB
EI mendengarkan putusan kasus Taman Hijau Bungo, Rabu(9/10). 

Terbukti Korupsi, Kontraktor Taman Hijau Bungo Divonis 1 Tahun Penjara


TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - EI selaku terdakwa kasus dugaan
korupsi Taman Hijau Bungo divonis 1 tahun penjara, pada Rabu (9/10).
“Denda 50 juta rupiah dan apabila tidak dibayarkan akan diganti dengan
hukuman penjara selama dua bulan,” kata Dedi Mucthi Nugroho selaku ketua
mejalis hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jambi.
Efri juga dibebankan uang pengganti karena kerugian negara sebesar 56,502
juta rupiah. “Jika tidak dibayar akan diganti dengan pidana penjara 6 bulan,”
katanya.
Namun terdakwa ternyata sudah menitipkan uang pengembalian kerugian
negara sebesar 65 juta rupiah maka terdapat kelebihan uang Efrin sebesar 8 juta
rupiah. “Yang harus segera dikembalikan oleh JPU pada terdakwa,” kata Dedi.
Dedi Muchti mengatakan terdakwa EI tidak terbukti pada dakwaan primair.
Namun, terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi
secara bersama dan berlanjut sebagaimana dakwaan subsidair Jaksa Penuntut
Umum.
"Atas putusan ini, kami memberikan waktu selama 1 minggu, untuk terdakwa
mengajukan banding, atau terima putusan," ujar hakim.
Vonis hakim diketahui lebih ringan dari tuntutan jaksa 1 tahun 6 bulan penjara,
dengan denda yang sama.
Peran EI dalam kasus ini sebagai pihak pelaksana pekerjaan. Dari
pekerjaan Taman Hijau tersebut, terdapat kekurangan volume. Dimana pada
pembangunannya, menggunakan dana alokasi khusus (DAK), yang diturunkan
pada kantor lingkungan hidup senilai lebih kurang Rp 1 miliar. Berdasarkan hasil
audit BPK dan fakta penyidikan, munculah kerugian negara yang harus
dipertanggunggjawabkan.
Dalam dakwaan primer perbuatan Efrin diancam pidana pasal 3 Jo Pasal 18 ayat
(1) UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
sebagaimana telah diubah menjadi UU RI nomor 20 tahun 2001 tentang
perubahan atas UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang pemerantasan tindak
pidana korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
(Jaka HB)
Pembahasan

Erfin Ipan selaku tenaga ahli Arsitektur CV Dinamika Teknik, baik secara sendiri sebagai orang
yang melakukan, maupun bersama-sama sebagai turut serta, melakukan dengan saksi Darma Suardi
(almarhum) melakukan tindak pidana korupsi pembangunan Taman Hijau Bungo.

Dalam perspektif budaya, korupsi menjadi sesuatu yang dianggap biasa karena telah dilakukan,
baik secara sadar maupun tidak sadar dalam sikap hidup sehari-hari. Jika dikategorikan secara
berjenjang perilaku seseorang terhadap praktik korupsi dimulai dari sangat permisif, permisif,
antikorupsi dan sangat antikorupsi. Dalam hal ini pelaku sadar bahwa tindakannya akan merugikan suatu
pihak dan akan ada konsekuensi yang dihadapinya apabila kecurangan itu diketahui.

Korupsi dalam perspektif agama, agama sebagai dasar dari segala kepercayaan dan keyakinan
tiap individu berperan penting. Dalam semua ajaran agama, tidak ada agama yang mengajarkan
umatnya untuk berlaku atau melakukan tindak pidana korupsi. Dalam hal ini Erfin Ipan selaku pelaku
tindak pidana korupsi tidak benar benar menerapkan Ilmu agama yang didapatnya, sehingga iman nya
lemah dan tergiur dengan uang yang banyak, sehingga ia berani melakukan hal yang salah.

Korupsi dalam perspektif hukum dipahami sebagai tindakan melawan hukum dan ada
pandangan sebagai tindakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Sebagai pelaku tindak pidana
korupsi Erfin Ipan telah melawan hukum dan melakukan kejahatan luar biasa menimbulkan dampak
kerugian dari banyak pihak, dengan itu pelaku divonis penjara 1 tahun.

Dampak dari Perilaku korupsi pembangunan Taman Hijau Bungo adalah sebagai berikut:

1. Dampak ekonomi, Transparansi Internasional Indonesia (TII) mencatat kalau uang rakyat dalam
praktek APBN dan APBD menguap oleh perilaku korupsi. Sekitar 30-40 persen dana menguap
karena dikorupsi, dan korupsi terjadi 70 persennya pada pengadaan barang dan jasa oleh
pemerintah.
2. Dampak korupsi terhadap social dan kemiskinan, Praktek korupsi menciptakan ekonomi biaya
tinggi yang membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimbas pada
mahalnya harga jasa dan pelayanan publik karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi
kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang
mengarah ke tindak korupsi.
3. Dampak Korupsi terhadap Birokrasi Pemerintahan, Aparat hukum yang semestinya
menyelesaikan masalah dengan adil dan tanpa adanya unsur [emihakan, seringkali harus
mengalahkan integritasnya dengan menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau apapun untuk
memberikan kemenangan.
4. Dampak Korupsi terhadap Politik dan Demokrasi, Konstituen didapatkan dan berjalan karena
adanya suap yang diberikan pleh calon-calon pemimpin partai, bukan karena simpati atau
percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya. korupsi yang menyandera pemeirntahan
akan menghasilkan konsekuensi menguatnya plutokrasi (sistem politik yang dikuasai pemilik
modal/kapitalis).
5. Dampak Korupsi terhadap Penegakan Hukum, Dampak korupsi yang menghambat berjalannya
fungsi pemerintahan sebagai pengampu kebijakan negara diantaranya menghambat peran
negara dalam pengaturan alokasi dan menghambat negara melakukan pemerataan akses dan
asset.
6. Dampak Korupsi terhadap Pertahanan dan Keamanan, Dampak korupsi terhadap pertahanan
dan keamanan diantaranya melemahkan alutsista dan SDM karena anggaran hankam menguap
sia-sia. Seringkali kita mendapatkan berita dari berbagai media tentang bagaimana negara lain
begitu mudahnya menerobos batas wilayah negara Indonesia.
7. Dampak Korupsi terhadap Kerusakan Lingkungan, Dampak korupsi terhadap lingkungan
diantaranya menurunnya kualitas lingkungan. Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini
sangat merugikan khususnya bagi kualitas lingkungan itu sendiri. Dari kasus ilegal loging saja
disinyalir kerugian negara yang terjadi sampai 30-42 triliun rupiah per tahun.

Anda mungkin juga menyukai