SISTEM PERSARAFAN
NAMA KELOMPOK 1 :
KELAS : 1A
JURUSAN KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat-Nya makalah yang
berjudul sistem persyarafan ini dapat tersusun. Makalah ini disusun sebagai bahan acuan
perkuliahan Anatomi Fisiologi. Penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan
tugas mata kuliah Pengantar Anatomi Fisiologi. Dalam penulisan makalah ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang khususnya : membantu proses
penyelesaian makalah ini.
1. Bapak Sumy Dwi Antono, S.Kep.Ners.SH, M.Kes. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar Anatomi Fisiologi yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul ..........................................................................................................................................i
ii
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II Pembahasan.................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Saraf............................................................................................2
2.2 Sistem Saraf Pusat....................................................................................................2
2.3 Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat...........................................................................4
2.4 Reflek-Reflek Sederhana Dan Kompleks...............................................................16
BAB III Penutup.....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan............................................................................................................20
3.2 Saran…………………………………………………………………………….20
Daftar Pustaka........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.1 LATAR BELAKANG
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem
organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan
kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh
yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas
banyak alat itu berajalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem
pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sistem koordinasi.
Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem endokrin.
Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan
diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh,
susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-
pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
2. Untuk mengetahui sistem saraf pusat
3. Untuk mengetahui bagian-bagian anatomi sistem syaraf pusat.
4. Untuk mengetahui bagaimana reflek-reflek sedarhana dan kompleks.
BAB II
PEMBAHASAN
MEMBRAN MENINGES
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti membran meninges yang melindungi
struktur saraf yang halus, membawa pembuluh darah ke otak, memperkecil benturan atau
goncangan. Membran ini terdiri dari 3 lapis, antara lain:
v
1) Piameter adalah lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak. Membran yang melekat di otak dan berada di
dalam lapisan paling dalam.
2) Arachnoidea mater adalah selaput halus yang memisahkan piameter dengan
durameter.
3) Durameter memiliki dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai durameter yang mudah dilepaskan dari tulang
kepala. Di antara tulang kepala dengan durameter terdapat rongga epidural.
(Antono, Dwi Sumy, “Modul : Anatomi Fisiologi “, Kediri, Poltekkes Kemenkes Malang,
2016)
A. OTAK
vi
Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal, menjadi
hemisferkiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikel lateral. Di otak bagian
dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan (serat saraf) yang disebut korpus
kalosum (corpus callosum). Bagian superfisial cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau
substansi grisea, yang membentuk korteks serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat
syaraf atau substansi albikan.
Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan
orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan
artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
(Di kutip dari E-book ‘ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT’, pada :
file:///C:/Users/User1/Downloads/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SARAF_PUSAT.pdf
,di askes pada 24 September 2019 pukul 20:10 )
Cerebrum mempunyai fungsi dalam semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, pertimbangan, tingkah laku,
kemauan, dan beberapa perasaan khusus.
vii
(Antono, Dwi Sumy, “Modul : Anatomi Fisiologi “, Kediri, Poltekkes Kemenkes Malang,
2016 )
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol
disebut girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Lobus Temporal
viii
.
gambar.
(Di kutip dari E-book ‘ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT’, pada :
file:///C:/Users/User1/Downloads/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SARAF_PUSAT.pdf
,di askes pada 24 September 2019 pukul 20:10 )
Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagian superiornya
ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak belakang dan
terletak posterior dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata. Cerebellum
berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua
hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis.
ix
Cerebellum berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut
saraf yang simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior.
a) Lobus anterior (fungsi: regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan),
Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan
dari lobus medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf “V”, disebut fissura
prima ( Gambar 2.2 dan 2.3).
b) Lobus medius/ lobus posterior (fungsi: koordinasi berbagai gerakan lincah), Lobus
medius (kadang-kadang disebut lobus posterior), yang merupakan bain cerebellum
yang paling besar, terletak di antara fissura prima dan fissura uvulonodularis.
(Gambar 2.2)
x
(Gambar 2.3)
(Gambar 2.4)
xi
Struktur Cerebellum (Otak Kecil)
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan
lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat
tiga masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli.
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-
lipat dan terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari
substanpia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median
membagi folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk potongan
permukaan yang bercabang-cabang disebut arbor vitae.
2. Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron Golgi tipe I yang besar.
Berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis
Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta penelitian dengan
menggunakan PET scan menunjukkan bahwa cortex cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area
berdasarkan fungsinya.
Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan
dari otot, tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari
nervus vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris.
Semua informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli.
(Di kutip dari E-book ‘ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT’, pada :
file:///C:/Users/User1/Downloads/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SARAF_PUSAT.pdf
,di askes pada 24 September 2019 pukul 20:10 )
Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh,
mengontrol keseimbangan, koordinasi gerakan otot dan gerakan tubuh. Otak kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu .
Jika terjadi cidera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
(Antono, Dwi Sumy, “Modul : Anatomi Fisiologi “, Kediri, Poltekkes Kemenkes Malang,
2016 )
Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior(belakang) otak. Pada gerak
volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai
cerebrum. Impuls rangsang diantarkan oleh traktus ascendentes ( serat-serat saraf yang
menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu impuls respons dihantarakan oleh
traktus descendentes. Pada perbatasan antara batang otak dan sumsum tulang belakang
medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) seratserat kortikospinal (serat-serat saraf
descendentes) dari cerebrum ke modulla spinalis. Serat-serat kortokospinal dari otak kiri
xiii
menyilang kebagian kanan medula spinalis dan serat dari otak kanan menyilang kebagian
kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan
bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan.
Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali syaraf I dan
II yang menempel pada cerebrum (otak besar).
4. Fungsi Brainstem
5. Struktur Brainstem
Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga stuktur yaitu medulla
oblongata, pons dan mesencephalon(otak tangah), yang menempati fossa cranii posterior
tengkorak.
Mesecephalon membentuk wilayah tengah otak dan merupakan bagian penting dari
system syaraf pusat. mesecephalon melakukan sejumlah tugas individu sangat penting yaitu
bangun atau tidur, kecemasan, kontrol motor, pendengaran, penglihatan, pengaturan suhu.
xiv
pada ujung anterior, terhubung dengan otak depan dan diujung posterior melekat
metencephalon (pons),sehingga di tempatkan didekat pusat otak.
b) Medulla oblongata
Medulla oblongata menghubungkan pons yang teretak di superior dengan medulla
spinalis yang terletak diinferior. pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak
ditempat pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang
kira-kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung
yang lebar mengarah ke superior. Medulla oblongata terletak di bagian bawah batang otak.
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak tepat dibawah kranium diatas foramen magnum.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis
otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pada tiap-tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis, terdiri
dari berkas serabut saraf, serabut dulla corticospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf yang
besar di dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di
tempat ini, sebagian besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral
membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores merupakan
sebagian kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio
pyramidum dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum.
Posterolateral terhadap pyramis adalah oliva, merupakan peninggian ber bentuk oval yang
disebabkan oleh nuclei olivares inferiores yang terletak di bawahnya. Posterior terhadap
oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medulla oblongata
dengan cerebellum. Di dalam sulcus, di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior
keluar radix nervi glossopharyngeus.
xv
Fungsi medulla oblongata : mengatur denyut jantung, menyempitkan pembuluh
darah, melakukan gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa, muntah, serta membatu
pernafasan.
c. Pons
Struktur utama di bagian atas dari batang otak yang disebut pons. Pons berada didepan
sereblum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf yang membentuk jembatan
antara dua hemisfer sereblum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih tinggi dan
medula spinalis. . Pons bertugas untuk menghubungkan jalur sensoris dari medula spinalis ke
talamus dan otak kecil (serebelum).
Pons memiliki dua peran. Yang pertama adalah regulasi pernapasan . Di pons, ada
struktur yang disebut pusat pneumotaxic . Pons mengontrol jumlah udara napas dan napas
per menit , yang dikenal sebagai tingkat pernapasan . Selain itu, pons terlibat dalam
transmisi sinyal ke dan dari struktur lain di otak , seperti otak atau otak kecil. Pons
merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formasi reticular Pons juga terlibat dalam sensasi seperti pendengaran, rasa, dan
keseimbangan . Akhirnya, pons juga terlibat dalam regulasi tidur nyenyak maupun terjaga.
Fungsi pons : koordinasi kegiatan lokomosi (otot), orientasi dan keseimbangan tubuh.
Ciri-ciri pons :
xvi
1. Mengandung berkas serabut myelin
(Di kutip dari E-book ‘ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT’, pada :
file:///C:/Users/User1/Downloads/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SARAF_PUSAT.pdf
,di askes pada 24 September 2019 pukul 20:10 )
xvii
2. Sebagai pusat koordinasi sendiri untuk respon sederhana.
(Antono, Dwi Sumy, “Modul : Anatomi Fisiologi “, Kediri, Poltekkes Kemenkes Malang,
2016 )
Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi diluar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik
dalam maupun luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan
jembatan ( respons ) terhadap rangsangan.
Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kagiatan, misalnya kontraksi
atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks,
tubuh mampu mengandakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar dan
didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tertentu. Dengan demikian seberapa besar
peran sistem saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.
(Syaifuddin H, Drs, AMK “Anatomi Fisiologi : Edisi 4” Penerbit Buku //Kedokteran EGC,
Jakarta, 2012)
xviii
Gerak Biasa
Gerak biasa adalah gerakan yang kita sadari. Pada gerak biasa impuls dari indra
(reseptor) diterima oleh saraf sensorik dan langsung disampaikan ke otak. Kemudian otak
mengolah impuls tersebut dengan memberi respons. Selanjutnya respons tersebut dibawa
oleh saraf motorik menuju otot (efektor).
Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di bawah kesadaran kita.
Karena sesuatu dan lain hal, sering terjadi impuls yang melalui saraf sensorik tidak sampai
diolah di otak, akan tetapi melalui jalan terpendek untuk segera sampai ke efektor. Peristiwa
ini disebut refleks. Refleks pada dasarnya merupakan suatu mekanisme respons dalam rangka
mengelak dari suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau mecelakakan.
Respons yang terjadi pada refleks berlangsung cepat dan tidak disadari. Refleks
seperti ini disebut refleks bawaan. Refleks bawaan berpusat di sumsum tulang belakang.
Gerak Refleks
xix
Berdasarkan reaksi yang terjadi dari suatu refleks, refleks dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Refleks kompleks, apabila refleksi ini menyertakan banyak efektor. Misalnya
seseorang yang sedang menonton bola voli akan coba mengangkis bola volis tersebut
dan menggeser posisi tubuhnya untuk menghindari terkena bola voli tersebut apabila
secara tiba-tiba volinya mengarah ke tubuhnya.
2. Refleks tunggal, apabila refleks ini hanya menyertakan satu efektor. Misalnya apabila
seseorang sedang menonton bola voli dan tiba-tiba bola voli tersebut mengarah ke
tubuhnya maka ia akan mencoba menangkis bola tersebut dengan tanganya.
(Omegawati Hadi Wigati, “Biologi : Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam”, Intan
Pariwara, Klaten, 2017)
Jenis-jenis refleks
Refleks dapat dikelompokkan dalam berbagai tujuan. Refleks dikelompokkan berdasarkan :
Letak reseptor yang menerima rangsangan :
a) Refleks eksteroseptif,timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh
b) Refleks interoreseptif (viseroreseptif) timbul karena rangsangan pada alat dalam
atau pembuluh darah (mis.,dinding kandung kemih dan lambung)
c) Refleks proreseptif, timbul karena rangsangan pada reseptor otot rangka, tendo
dan sendi untuk keseimbangan sikap
bagian saraf pusat yang terlibat :
a) refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis
b) refleks bulbar, melibtakan neuron di medulla oblongata
c) refleks kortikal, melibatkan neuron kortes serebri.
Sering terjadi refleks yang melibatkan berbabgai bagian pada saraf pusat. Dengan demikian
pembagian diatas tidak dapat digunakan.
Jenis atau ciri jawaban
a) Refleks motorik, efektornya berpa otot dengan jawaban berupa relaksasi atau
kontraksi otot.
b) Refleks sekretorik, efektornya berupa kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan
atau penurunan sekresi kelenjar.
xx
c) Refleks fasemotor, efektornya berupa pembuluh darah dengan jawaban berupa
vasodilatasi/vasokontruksi.
Timbulnya refleks.
Refleks telah timbul sejak lahir. Ada juga dapat diperlihatkan setelah memenuhi
persyaratan yang diperlukan dan refleksi yang terakhir didapat selama makhluk berkembang
berupa pengalaman hidup.
Berdasarkan hal tersebut refleks dibagi dalam ;
a) Refleks tak-bersyarat, refleks yang dibawa sejak lahir, bersifat mantap tidak pernah
berubah dan dapat ditimbulkan bila ada rangsangan yang cocok mis., bayi mengisap
jari.
a) Refleks monosinaps, melalui satu sinaps dan dua neuron (satu neuron aferen, satu
neuron aferen) yang langsung berhubungan pada syaraf pusat. Contohnya, refleks
regang.
(Syaifuddin H, Drs, AMK “Anatomi Fisiologi : Edisi 4” Penerbit Buku //Kedokteran EGC,
Jakarta, 2012
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xxi
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem
saraf. Secara umum sistem saraf mengendalikan aktivitas tubuh yang cepat
seperti kontraksi otot. Prinsip kegiatan sistem saraf ditampilkan dalam bentuk
kegiatan refleks.
Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap rangsangan yang
terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan rekasi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik dalam maupun luar organisme yang melibatkan
sistem saraf pusat dalam memberikan respons terhadap rangsang.
3.2 Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharap kepada semua pembaca agar
dapat memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini. Sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga
mengharapakan saran dan kritik dari para pembaca, sehingga kami bisa
berorientasi lebih baik pada makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
xxii
Di kutip dari E-book ‘ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT’, pada :
file:///C:/Users/User1/Downloads/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SARAF_PUS
AT.pdf ,di askes pada 24 September 2019 pukul 20:10
xxiii