6. Menghancurkan Iman
Paham sekularisme yang mereka agungkan telah membawa dampak sangat luas.
Konsep ekonomi yang melepaskan campur tangan agama telah mendorong
munculnya berbagai pelanggaran bisnis seperti korupsi dan kolusi. Unsur keimanan
yang sangat kurang mengakibatkan mereka merasa hidup tidak diawasi oleh Allah
Subhaanahu Wata’ala. Bahkan secara terbuka mereka menolak terhadap ajaran agama
yang menurut mereka irasional.
John Perkins, membuat sebuah gebrakan yang cukup berani untuk mengakui pengalamannya
bekerja sebagai seorang pelayan kepentingan korporatokrasi (koalisi pemerintah, bank dan
korporasi) Amerika Serikat dan memberikan andil yang cukup besar penyebab terjadinya
beberapa peristiwa dramatis dalam sejarah, seperti kejatuhan Shah Iran, kematian presiden
Panama Omar Torrijos dan invasi Amerika ke Panama & Irak atas dasar keinginan
memonopoli ekonomi-politik global. John Perkins sendiri adalah seorang pria keturunan
inggris yang berpaham calvinis yang sudah mulai direkrut sebagai seorang Economic Hit
Man (singkat; EHM) sejak dia berkuliah jurusan ekonomi bisnis di akhir tahun 1960-an. Pada
dasarnya, hanya orang-orang terbaik lah yang dipilih secara acak oleh Badan Keamanan
Nasional (National Security Agency, NSA), institusi terbesar Amerika dan jarang dipahami
sebagai organisasi mata-mata.
Pada dasarnya apa yang dilatih dan EHM kerjakan adalah untuk membangun
imperium Amerika. Membawa, merekayasa situasi dimana berbagai sumberdaya (dunia)
sebisa mungkin keluar dan mengalir deras menuju negara Amerika melalui manipulasi
ekonomi, pencurangan,penipuan, bujukan agar Negara yang dibidik bersedia mengambil
hutang raksasa yang ditawarkan sehingga hal tersebut dikemudian hari menjadi instrument
politis untuk mengintervensi dan mengintimidasi Negara itu.
Proses awal keterlibatan John Perkins dalam kegiatan korporatokrasi dimulai pada tahun
1971 saat ia menjalani proses perekrutan terselubung oleh United States National Security
Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari perusahaan konsultan international untuk
kemudian berkelana ke berbagai pelosok dunia (Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia,
Saudi Arabia, Iran dan negara strategis lainnya). Lebih spesifik mengenai pekerjaannya,
seorang Economic Hit Man akan memprediksi efek menginvestasikan miliaran dolar di suatu
negara, dengan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 20 hingga 25 tahun ke depan dan
mengevaluasi dampak berbagai proyek. Sebagai contoh, jika keputusan telah dibuat untuk
meminjamkan uang USD $1 miliar kepada suatu negara, maka mereka akan membandingkan
manfaat investasi uang tersebut jika diinvestasikan ke dalam proyek pembangkit tenaga
listrik atau jaringan jalan kereta api nasional atau sistem telekomunikasi. Tugas pertama John
Perkins adalah menghitung proyeksi ekonomi investasi sebuah negara berkembang yang
berlokasi di wilayah tropis yang kaya minyak dan menurut pejabat pemerintahan Amerika
Serikat pada waktu itu negara tersebut perlu diselamatkan dari paham komunisme, yaitu
Indonesia.
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia pernah ditinggalinya untuk beberapa waktu dan ia
terkesan dengan hal-hal indah dan tragis yang terekam dalam pengamatannya. Rumah-rumah
besar kolonial Belanda dan bangunan mesjid-mesjid dengan menaranya, sementara itu di
pojokan kota terlihat penderita-penderita kusta yang mengulurkan puntungan daging berdarah
sebagai ganti tangan. Sungai-sungai jaman Belanda telah berubah fungsi menjadi comberan
dengan dikelilingi oleh gubuk-gubuk karton tempat seluruh keluarga tinggal di sepanjang tepi
sungai hitam yang penuh sampah. Tugas pertama melakukan prediksi investasi infrastruktur
di Indonesia telah dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan sehingga John Perkins pun
ditugaskan ke beberapa negara berkembang lainnya.