Anda di halaman 1dari 3

Resume 7 Perangkap Yahudi

1. Merusak Pola Makan (Food)


Bangsa Barat telah menularkan arus globalisasi makanan dan minuman. Berbagai
merk telah merambah ke seluruh penjuru dunia dan sudah menjadi trend masa kini.
Orang-orang merasa keren dengan memakan makanan dan minuman tersebut. Bahkan
sekarang hal tersebut dijadikan ajang update di social media. Padahal telah disebutkan
firman Allah dalam (Q.S. Al-Hijr: 3) yang berbunyi “Biarkan mereka (di dunia ini)
makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Masuknya makanan budaya
barat berhasil mengikis makanan tradisional yang terjamin mutunya. Bahkan, banyak
orang telah melupakan makanan tradisional. Sementara orang barat sendiri mengakui
makanan mereka sangat berbahaya bagi kesehatan.

2. Menguasai Film, TV, dan media cetak


Zaman modern ini telah memberikan wajah baru bagi dunia hiburan dan media
informasi. Media modern menawarkan banyak hal, mulai dari fitur yang bertemakan
percintaan, kekerasan, hingga horror, program tv masa kini kebanyakan yang
menampilkan sesuatu yang merusak dan kurang mendidik yang tanpa disadari semua
kemajuan tersebut diam-diam mengikis nilai-nilai keislaman. Sementara manusia
semakin asyik dengan kesenangan semu yang ada di dunia ini yang justru akan
menenggelamkannya.

3. Fashion (Cara berpakaian)


Seiring berkembangnya zaman, industry pakaian pun ikut maju. Budaya berpakaian
orang barat pun banyak ditiru oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya Islam. Kaum muslimahnya jauh dari tuntunan Islam dalam hal
berpakaian dan bergaul dengan lawan jenisnya. Padahal Allah telah jelas
memerintahkan kaum muslimah untuk menutup auratnya sesuai ajarannya.

4. Mempropagandakan Cara Berpikir Bebas


Orang-orang Yahudi meracuni otak-otak kaum muslimin dengan doktrin-doktrin
kebebasan, karenanya mereka berpendat, manusia tidak akan mencapai taraf
kebebasan berpikir sebelum melepaskan diri dari agama. Hal ini sangat merusak
generasi muda Islam dengan pendangkalan akidah. Mereka dididik oleh dunia barat
untuk berpikir semaunya. Kata mereka “yang penting senang”. Dengan adanya paham
ini muncullah berbagai macam generasi yang kerjanya hanya minum minuman keras,
judi, pil penenang, dan ganja. Kehidupan malam kian menjamur, diskotik, dan pusat-
pusat hiburan malam lainnya yang nyaris menjamur meruntuhkan keagungan masjid-
masjid.

5. Memonopoli Keuangan Dunia


Untuk mewujudkan mimpi menguasai dunia, bangsa barat sudah sejak lama
memikirkan untuk menguasai keuangan dunia. Mereka beranggapan dengan kekuatan
keuanganlah dunia dapat dipermainkan sesukanya. Untuk mengreditkan uang ke
sebuah negara biasanya mereka selalu mengajukan syarat tertentu yang
menguntungkan mereka. Sedangkan Negara berkembang perekonomiannya belum
terlalu kuat sehingga tidak mampu menolak syarat yang mereka berikan. Akibatnya,
tatanan Negara menjadi hancur. Terlebih lagi kehidupan beragama jadi rusak karena
umumnya paham mereka adalah menolak campur tangan agama dalam bisnis.

6. Menghancurkan Iman
Paham sekularisme yang mereka agungkan telah membawa dampak sangat luas.
Konsep ekonomi yang melepaskan campur tangan agama telah mendorong
munculnya berbagai pelanggaran bisnis seperti korupsi dan kolusi. Unsur keimanan
yang sangat kurang mengakibatkan mereka merasa hidup tidak diawasi oleh Allah
Subhaanahu Wata’ala. Bahkan secara terbuka mereka menolak terhadap ajaran agama
yang menurut mereka irasional.

7. Politik Adu Domba


Target yang sangat berbahaya adalah menghancurkan agama dengan adu domba atau
perpecahan antar umat beragama. Berbagai perpecahan antar umat beragama dan
umat seagama adalah impian demi tercapainya kehancuran agama. Mereka selalu
mendoktrin non muslim dengan menjelekkan islam.

Resume Confessions of an Economic Hit Man

John Perkins, membuat sebuah gebrakan yang cukup berani untuk mengakui pengalamannya
bekerja sebagai seorang pelayan kepentingan korporatokrasi (koalisi pemerintah, bank dan
korporasi) Amerika Serikat dan memberikan andil yang cukup besar penyebab terjadinya
beberapa peristiwa dramatis dalam sejarah, seperti kejatuhan Shah Iran, kematian presiden
Panama Omar Torrijos dan invasi Amerika ke Panama & Irak atas dasar keinginan
memonopoli ekonomi-politik global. John Perkins sendiri adalah seorang pria keturunan
inggris yang berpaham calvinis yang sudah mulai direkrut  sebagai seorang Economic Hit
Man (singkat; EHM) sejak dia berkuliah jurusan ekonomi bisnis di akhir tahun 1960-an. Pada
dasarnya, hanya orang-orang terbaik lah yang dipilih secara acak oleh Badan Keamanan
Nasional (National Security Agency, NSA), institusi terbesar Amerika dan jarang dipahami
sebagai organisasi mata-mata.

Economic Hit Man merupakan sekelompok laki-laki dan perempuan elite yang


memanfaatkan organisasi keuangan international untuk menimbulkan kondisi yang
menjadikan bangsa-bangsa lain tunduk pada corporatocacy. Kondisi tersebut diskenariokan
dalam bentuk pinjaman untuk mengembangkan infrastruktur seperti: pembangkit tenaga
listrik, jalan raya, pelabuhan, bandar udara atau kawasan industri. Salah satu syarat
pinjamannya adalah perusahaan kontraktor dari negara Amerika Serikat-lah yang harus
membangun semua proyek itu. Meskipun uang tersebut dikembalikan kepada korporasi,
negara penerima bantuan diharuskan untuk membayar semuanya kembali, pokok pinjaman
beserta bunganya. Jika seorang EHM berhasil sepenuhnya, pinjaman itu akan sedemikian
besarnya sehingga penerima pinjaman terpaksa mengalami gagal bayar hutang sesudah
beberapa tahun dan seperti mafia, para EHM-pun akan menuntut pembayaran penuh.

Pada dasarnya apa yang dilatih dan EHM kerjakan adalah untuk membangun
imperium Amerika. Membawa, merekayasa situasi dimana berbagai sumberdaya (dunia)
sebisa mungkin keluar dan mengalir deras menuju negara Amerika melalui manipulasi
ekonomi, pencurangan,penipuan, bujukan agar Negara yang dibidik bersedia mengambil
hutang raksasa yang ditawarkan sehingga hal tersebut dikemudian hari menjadi instrument
politis untuk mengintervensi dan mengintimidasi Negara itu.

     Proses awal keterlibatan John Perkins dalam kegiatan korporatokrasi dimulai pada tahun
1971 saat ia menjalani proses perekrutan terselubung oleh United States National Security
Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari perusahaan konsultan international untuk
kemudian berkelana ke berbagai pelosok dunia (Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia,
Saudi Arabia, Iran dan negara strategis lainnya). Lebih spesifik mengenai pekerjaannya,
seorang Economic Hit Man akan memprediksi efek menginvestasikan miliaran dolar di suatu
negara, dengan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 20 hingga 25 tahun ke depan dan
mengevaluasi dampak berbagai proyek. Sebagai contoh, jika keputusan telah dibuat untuk
meminjamkan uang USD $1 miliar kepada suatu negara, maka mereka akan membandingkan
manfaat investasi uang tersebut jika diinvestasikan ke dalam proyek pembangkit tenaga
listrik atau jaringan jalan kereta api nasional atau sistem telekomunikasi. Tugas pertama John
Perkins adalah menghitung proyeksi ekonomi investasi sebuah negara berkembang yang
berlokasi di wilayah tropis yang kaya minyak dan menurut pejabat pemerintahan Amerika
Serikat pada waktu itu negara tersebut perlu diselamatkan dari paham komunisme, yaitu
Indonesia.

     Jakarta sebagai ibu kota Indonesia pernah ditinggalinya untuk beberapa waktu dan ia
terkesan dengan hal-hal indah dan tragis yang terekam dalam pengamatannya. Rumah-rumah
besar kolonial Belanda dan bangunan mesjid-mesjid dengan menaranya, sementara itu di
pojokan kota terlihat penderita-penderita kusta yang mengulurkan puntungan daging berdarah
sebagai ganti tangan. Sungai-sungai jaman Belanda telah berubah fungsi menjadi comberan
dengan dikelilingi oleh gubuk-gubuk karton tempat seluruh keluarga tinggal di sepanjang tepi
sungai hitam yang penuh sampah. Tugas pertama melakukan prediksi investasi infrastruktur
di Indonesia telah dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan sehingga John Perkins pun
ditugaskan ke beberapa negara berkembang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai