Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UGM
Geomorfologi
A. Definisi
Geomorfologi ialah cabang ilmu geologi yang mempelajari bentang alam yang merupakan
gambaran kekuatan dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen). Bantang alam
disuatu daerah biasanya diuraikan berupa asal mula bentang alam, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya, pengaruh iklim, proses eksogen yang bekerja.
B. Proses Geomorfik
Proses geomorfik adalah semua perubahan fisika dan kimia yang mempengaruhi variasi bentuk dari
permukaan bumi. Proses ini dibedakan menjadi :
1) Proses endogenik
Proses pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Proses ini
dibagi menjadi :
a. Diastropisme, yaitu proses deformasi (perubahan bentuk) besar-besaran dari bumi (tanpa
disertai aktivitas magma). Proses tersebut dibedakan menjadi :
Epirogenik, yaitu gerakan yang mengakibatkan naik atau turun lapisan kulit bumi dalam
waktu yang lama dan wilayah yang luas (kontinen/subkontinen).
Orogenik, yaitu proses terangkat dan terlipatnya jalur kerak bumi akibat tenaga endogen
sehingga menjadi bentukan struktur antiklin dan sinklin. Proses orogenik terjadi pada
daerah yang relatif sempit dan waktu yang relatif lebih sebentar dibanding proses
orogenik.
b. Vulkanisme, yaitu proses naik dan munculnya magma serta segala aspeknya
dipermukaan bumi.
2) Proses eksogenik
Proses pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dariluar kerak bumi. Agen
geomorfiknya yaitu air, angin, dan es.
Agradasi yaitu proses pembentukan bentuk positif muka bumi, bersifat mengisi
cekungan atau depresi di permukaan bumi. Contoh: pengendapan material di suatu
basin/cekungan.
Progradasi yaitu proses yang membentuk bentuk negatif atau merendahkan
permukaan bumi. Proses ini terdiri atas 3 proses utama, yaitu pelapukan, erosi, dan
gerakan tanah, contoh: terjadinya longsor
3) Proses ekstraterestrial, yaitu proses yang berasal dari luar, misalnya jatuhnya meteorit di
permukaan bumi.
1
a. Proses erosi
Proses terkikisnya batuan dapat berupa pendangkalan, abrasi (penggerusan), scouring
(penggerusan pada dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, contohnya pada di daerah cut-off
slope pada meander), dan solution/pelarutan (suatu reaksi kimia yang dialami batuan, biasanya
terdapat di daerah batugamping di mana batugamping dapat tergerus oleh hujan asam).
b. Proses transportasi
Proses terangkutnya material hasil erosi dapat berupa traksi (traction), menggelinding
(rolling), meloncat (saltation), dan mengendap (suspention), dan dalam bentuk larutan
(solution).
c. Proses pengendapan
Proses yang terjadi bila energi atau tenaga angkut sungai berkurang dan tidak dapat lagi
membawa beban yang berat. Mula-mula yang terendapkan adalah material yang berbutir kasar
kemudian baru terendapkan yang halus serta tergantung dari kekentalan, kepekatan dan
kecepatan aliran.
Kenampakan-kenampakan yang biasa dijumpai akibat proses fluvial diantaranya dataran banjir
(flood plain), tanggul alam (natural levees), point bar deposit, danau tapal kuda (oxbow lake),
sungai teranyam (braided stream), kipas alluvial (alluvial fan), dan lain-lain.
Gambar 1.1. Sungai Gambar 1.2. Oxbow Lake dan Point Bar
b. Pegunungan lipatan
Merupakan pegunungan yang terbentuk ketika suatu daerah mengalami perlipatan atau
folding. Bentang alam ini akan lebih terlihat jika memiliki litologi yang beraneka ragam dengan
kemiringan >10° serta tektonik yang kuat di daerah tersebut. Pegunungan lipatan ini meliputi
lipatan miring atu arah (homoklin), lipatan miring dua arah (antiklin dan sinklin), lipatan miring
tiga arah (antiklin menunjam atau sinklin menunjam) dan lipatan tertutup (dome atau
cekungan).
c. Pegunungan patahan
Merupakan pegunungan yang mengekspresikan patahan atau sesar di suatu daerah.
Bentuk topografi yang sering dijumpai pada bentang alam karst antara lain : Lapies, karst split,
parit karst, speleotherm (stalaktit dan stalagmit), dan lain-lain.
a. Erosi, terbagi menjadi 2 yaitu deflasi dan abrasi. Deflasi adalah proses terlepasnya
tanah/naterial halus dari batuan dan terbawa oleh angin. Abrasi adalah proses penggerusan
suatu batuan/permukaan oleh partikel-partikel yang terbawa oleh angin.
c. Deposisi/Pengendapan, terjadi apabila angin sudah tidak kuat untuk membawa material-
material hasil erosi.
Bentang alam ini umumnya berkembang pada daerah gurun pasir (desert) dan pesisir (coastal).
a. Gurun pasir merupakan daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26
cm/tahun (Emmond, 1960). Terdapat dua jenis gurun pasir, yaitu :
- Gurun pasir subtropics yang terletak pada daerah 35°LU dan 35°LS yang terbentuk
karena sirkulasi udara kering yang dibawa dari ekuator dan subpolar.
- Gurun pasir bayangan hujan, yang terbentuk akibat dari turunnya udara kering di
belakang pegunungan tinggi yang menangkap awan.
b. Pesisir yang merupakan bentukan hasil dari deposisi laut yang dapat menghasilkan gumuk
pesisir (coastal dunes).
Hasil deposisi atau endapan oleh angin ini dapat dibedakan menjadi dua:
a. Gumuk pasir (Sand dunes), yaitu timbunan sedimen lepas yang tingginya beberapa meter dan
tersusun atas butir berukuran pasir dan diendapkan tidak jauh dari area erosi. Umumnya
gerakan partikel bersifat bed load dan dapat bergerak atau berpindah. Bentuknya akan
dipengaruhi oleh bentuk permukaan, arah angin dan rintangan yang ada. Tipe dunes
bermacam-macam : transversal, parabolic, barchan, longitudinal dune, star dune, seif.
b. Loees, adalah daerah yang luas tertutup oleh butiran berukuran lanau dan lempung serta
diendapkan sangat jauh dari area erosi. Terbentuk di tepian gurun, ketika kecepatan angina
sangat kecil.
Gambar 1.7. Bukit pasir di Parangtritis hasil endapan pasir oleh angin
Kenampakan bentang alam didaerah glacial ini biasanya oleh penimbunan material hasil
pengendapan es secara langsung maupun pencairan es. Kenampakan ini disebut drift bila berlapis
dan till bila tidak berlapis
Bentang alam periglasial menunjuk pada area, kondisi, proses yang berbatasan dengan
pengendapan dari bagian tepi suatu glasier. Faktor iklim sangat berpengaruh pada proses ini.
Kondisi beku akan berganti-ganti dan berubah-ubah dalam periode yang relatif pendek, dan
dari perubahan yang sangat cepat antara pembekuan dan pencairan pada bagian atas akan
mengakibatkan terbentuknya kenampakan yang berupa frost cracking, patterned ground, frost
heave, pingos, dsb.
Laporan Sementara Praktikum Geologi Dasar 2020
Geomorfologi
Tanggal Praktikum : ..... /...../........... NIM : ...../.................... /PA/.....................
Diperiksa oleh : ..................................
Kode Tipe Bentang Alam Ciri yang Ditemukan Faktor Pembentuk Keterangan
Peta Topografi
A. Peta Topografi
1. Definisi
Peta merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar
dengan skala tertentu. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan penyebaran bentuk dan
ukuran dari permukaan bumi. Yang dimaksud permukaan bumi disini adalah :
a. Relief, yaitu perbedaan ketinggian suatu tempat dengan tempat lainnya pada suatu daerah
serta informasi curam atau landainya lereng-lereng yang ada. Termasuk didalamnya adalah
bentang- bentang alam meliputi : bukit, lembah, dataran, tebing, gunung, pegunungan dan
lainnya.
b. Drainage, yaitu pola-pola pengaliran, termasuk semua jalan-jalan tempat mengalirnya air,
seperti sungai, danau, rawa-rawa, laut dan sebagainya.
c. Culture, yaitu semua bentukan yang dibuat oleh manusia, seperti : kota, desa, jalan raya, jalan
setapak, perbatasan suatu daerah, dan sebagainya.
2. Komponen
a. Skala
Skala merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Dalam hal ini
jarak yang diperhitungkan adalah jarak horizontal. Untuk mengetahui jarak sebenarnya perlu
diperhitungkan juga kemiringan dari lerengnya. Skala dapat digambarkan dengan 2 cara,
diantaranya :
- Skala Verbal
Skala verbal diungkapkan langsung perbandingan antara ukuran ada peta dengan ukuran
sebenarnya. Contoh: 1cm :1 km, berarti 1 cm pada peta menggambarkan 1 km padajarak
sebenarnya
- Skala Fraksional
Skala digambarkan dengan suatu bilangan pecahan dengan suatu pembanding yang sama.
Contohnya 1 : 50.000, berarti 1 satuan dalam peta itu sama besarnya dengan 50.000
satuan, atau dapat diartikan 1 cm pada peta menggambarkan 50.000 cm atau 0,5 km pada
jarak horizontal sebenarnya di lapangan. Kelebihan dari penggunaan skala ini adalah lebih
mudah untuk dijadikan acuan dalam perhitungan, karena umumnya pada skala fraksional
penyebut skala yang digunakan adalah angka yang mudah, seperti 25.000, 50.000, 100.000,
125.000, dan sebagainya. Kekurangannya adalah, ketika peta diperbesar atau diperkecil,
skala fraksional yang digunakan sudah tidak tepat lagi dan perlu dilakukan koreksi skala
- Skala Grafis, yaitu skala yang digambarkan dengan sepotong garis dilengkapi dengan
perbandingan angkanya. Kelebihan dari penggunaan skala garis adalah dapat
menyesuaikan ketika peta diperbesar maupun diperkecil.
b. Orientasi
Pada setiap peta harus diketahui arah utara sebagai patokan dalam pembacaan peta. Arah
utara pun dapat dibagi menjadi arah utara magnetik, utara sebenarnya atau geografis, dan
utara peta atau grid.
- Arah utara magnetic merupakan arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnet
kompas yang sesuai dengan kutub utara magnet bumi.
- Utara sebenarnya (Geografis) menunjukkan kutub utara bumi.
- Arah utara peta merupakan arah yang ditunjukkan oleh garis tegak lurus/vertical dari
suatu peta.
Arah utara magnetik tidak berimpit dengan arah utara geografis, sehingga selalu
membentuk deklinasi magnetik yang bervariasi sesuai dengan letak geografis tempat yang
bersangkutan dan menurut waktu dan musim yang berlainan. Karena itu koreksi deklinasi di
lapangan harus dilakukan terlebih dahulu saat menggunakan kompas. Misalnya tempat kita
bekerja mempunyai deklinasi magnetik sebesar 2 derajat ke arah barat, maka saat pengukuran
kita harus menggeser indeks pin dari kompas sebesar 2 derajat di sebelah barat titik nol derajat.
c. Legenda, yaitu penjelasan mengenai tanda-tanda atau simbol-simbol yang digunakan dalam
peta.
d. Judul Peta, yaitu nama daerah atau tempat yang menunjukkan daerah mana yang dipaparkan
dalam peta topografi tersebut.
e. Isi peta, yaitu serangkaian informasi yang menggambarkan permukaan bumi padadaerah
tertentu.
f. Grid, yaitu garis-garis pada peta yang menunjukkan koordinat tertentu. Grid digunakan untuk
memudahkan pengguna peta dalam menentukan suatu lokasi dengan koordinat. Terdapat 2
Sistem yang lazim digunakan dalam Peta Topografi
g. Koordinat, merupakan nilai mutlak dari suatu posisi di permukaan bumi. Sistem koordinat
dibuat berdasarkan kesepakatan untuk mempermudah dalam penentuan posisi.
h. Edisi peta, menunjukkan tahun pembuatan peta, diperlukan untuk menjaga ke-valid-an dari
peta tersebut. Terdapat juga indeks peta dimana indeks tersebut biasanya terdapat pada peta
resmi yang dikeluarkan pemerintah, sebagai salah satu penomoran peta.
Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM
Tim Asisten Geologi Dasar 2019 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM
Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika
UGM
3. Penggambaran
Penggambaran relief yang paling baik adalah menggunakan garis kontur, karena mempunyai
penggambaran secara kualitatif dan kuantitatif. Cara ini dapat menentukan perhitungan besar
lereng, jarak sebenarnya dan perhitungan ketinggian suatu tempat.
14
4. Garis Kontur
Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik yang mempunyai ketinggian yang
sama diukur dari suatu bidang pembanding tertentu. Bidang pembanding tersebut biasanya
adalah tinggi muka air laut rata-rata yang juga diambil sebagai titik nol. Dalam suatu peta
topografi, Jarak vertikal antara dua garis kontur disebut sebagai Interval Kontur, dengan
keberadaan garis yang lebih tebal dari garis kontur lain yang biasa disebut Indeks Kontur yang
merupakan acuan dalam pembacaan peta topografi, biasanya pada garis indeks kontur
diberikan angka ketinggian.
ℎ2−ℎ1
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
𝑥
α = kemiringan lereng
h2= ketinggian lereng pada titik 2
h1= ketinggian lereng pada titik 1
x = jarak horizontal antara titik 1 dan 2
iv. Lereng yang curam diperlihatkan oleh garis kontur yang rapat, sebaliknya lereng yang
landai diperlihatkan oleh garis kontur yang renggang.
Gambar 8.6. Gambaran relief dan kontur
5. Membuat Sayatan/Profil
Skala horizontal dibuat sama dengan peta, dengan skala vertikal yang disesuaikan dengan profil
yang akan dibuat. Terdapat 2 jenis profil yaitu :
- Profil normal, profil yang skala vertikalnya sama dengan skala horizontal
- Profil tereksagrasi, profil yang skala vertikalnya lebih besar dari skala horizontal, tujuan
dibuat profil eksagrasi ini agar topografi dapat tergambar dengan baik, karena seringkali
dalam profil normal topografi tidak tergambar dengan jelas relief yang ada.
Gambar 8.7. Profil topografi (A,B) Profil tereksagrasi (C) Profil normal
21
Tim Asisten Geologi Dasar 2019 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM
22