Anda di halaman 1dari 22

Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika

UGM

Acara I : Geomorfologi & Peta Topografi

Geomorfologi

A. Definisi
Geomorfologi ialah cabang ilmu geologi yang mempelajari bentang alam yang merupakan
gambaran kekuatan dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen). Bantang alam
disuatu daerah biasanya diuraikan berupa asal mula bentang alam, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya, pengaruh iklim, proses eksogen yang bekerja.

B. Proses Geomorfik
Proses geomorfik adalah semua perubahan fisika dan kimia yang mempengaruhi variasi bentuk dari
permukaan bumi. Proses ini dibedakan menjadi :
1) Proses endogenik
Proses pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Proses ini
dibagi menjadi :
a. Diastropisme, yaitu proses deformasi (perubahan bentuk) besar-besaran dari bumi (tanpa
disertai aktivitas magma). Proses tersebut dibedakan menjadi :
 Epirogenik, yaitu gerakan yang mengakibatkan naik atau turun lapisan kulit bumi dalam
waktu yang lama dan wilayah yang luas (kontinen/subkontinen).
 Orogenik, yaitu proses terangkat dan terlipatnya jalur kerak bumi akibat tenaga endogen
sehingga menjadi bentukan struktur antiklin dan sinklin. Proses orogenik terjadi pada
daerah yang relatif sempit dan waktu yang relatif lebih sebentar dibanding proses
orogenik.
b. Vulkanisme, yaitu proses naik dan munculnya magma serta segala aspeknya
dipermukaan bumi.

2) Proses eksogenik
Proses pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dariluar kerak bumi. Agen
geomorfiknya yaitu air, angin, dan es.
 Agradasi yaitu proses pembentukan bentuk positif muka bumi, bersifat mengisi
cekungan atau depresi di permukaan bumi. Contoh: pengendapan material di suatu
basin/cekungan.
 Progradasi yaitu proses yang membentuk bentuk negatif atau merendahkan
permukaan bumi. Proses ini terdiri atas 3 proses utama, yaitu pelapukan, erosi, dan
gerakan tanah, contoh: terjadinya longsor

3) Proses ekstraterestrial, yaitu proses yang berasal dari luar, misalnya jatuhnya meteorit di
permukaan bumi.

C. Klasifikasi Bentang Alam


Berdasarkan genesanya bentang alam dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yaitu :
1) Bentang Alam Fluvial
Bentang alam hasil dari proses fluvial yaitu proses baik fisika maupun kimia yang
menyebabkan perubahan-perubahan bentuk permukaan bumi oleh adanya air permukaan, baik
yang mengalir secara terpadu (sungai) maupun air yang tidak terkonsentrasi (sheetwash). Pada
peta dicirikan dengan garis atau aliran berwarna biru dengan pola tertentu. Proses fluvial dapat
dibedakan menjadi:

1
a. Proses erosi
Proses terkikisnya batuan dapat berupa pendangkalan, abrasi (penggerusan), scouring
(penggerusan pada dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, contohnya pada di daerah cut-off
slope pada meander), dan solution/pelarutan (suatu reaksi kimia yang dialami batuan, biasanya
terdapat di daerah batugamping di mana batugamping dapat tergerus oleh hujan asam).

b. Proses transportasi
Proses terangkutnya material hasil erosi dapat berupa traksi (traction), menggelinding
(rolling), meloncat (saltation), dan mengendap (suspention), dan dalam bentuk larutan
(solution).

c. Proses pengendapan
Proses yang terjadi bila energi atau tenaga angkut sungai berkurang dan tidak dapat lagi
membawa beban yang berat. Mula-mula yang terendapkan adalah material yang berbutir kasar
kemudian baru terendapkan yang halus serta tergantung dari kekentalan, kepekatan dan
kecepatan aliran.

Kenampakan-kenampakan yang biasa dijumpai akibat proses fluvial diantaranya dataran banjir
(flood plain), tanggul alam (natural levees), point bar deposit, danau tapal kuda (oxbow lake),
sungai teranyam (braided stream), kipas alluvial (alluvial fan), dan lain-lain.

Gambar 1.1. Sungai Gambar 1.2. Oxbow Lake dan Point Bar

2) Bentang Alam Struktural


Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur
geologi (proses tektonik sehingga mengakibatkan patahan, lipatan, retakan pada tubuh batuan),
termasuk didalamnya :
a. Dataran
Merupakan suatu kenampakan morfologi yang terbentuk oleh struktur batuan. Dibedakan
menjadi 2 yaitu dataran rendah (plain) bila ketinggiannya <250 m dan dataran tinggi (plateau)
apabila ketinggiannya >250 m diatas permukaan laut.

b. Pegunungan lipatan
Merupakan pegunungan yang terbentuk ketika suatu daerah mengalami perlipatan atau
folding. Bentang alam ini akan lebih terlihat jika memiliki litologi yang beraneka ragam dengan
kemiringan >10° serta tektonik yang kuat di daerah tersebut. Pegunungan lipatan ini meliputi
lipatan miring atu arah (homoklin), lipatan miring dua arah (antiklin dan sinklin), lipatan miring
tiga arah (antiklin menunjam atau sinklin menunjam) dan lipatan tertutup (dome atau
cekungan).
c. Pegunungan patahan
Merupakan pegunungan yang mengekspresikan patahan atau sesar di suatu daerah.

Gambar 1.3. Bentang Alam Struktural

3) Bentang Alam Karst


Bentang Alam yang terbentuk dari proses karstifikasi pada daerah dengan litologi batuan
karbonat. Proses karstifikasi adalah, proses dimana air permukaan memasuki rekahan pada
batuan yang kemudian rekahannya semakin besar, dan dari rekahan itu kemudian terbentuk
morfologi karst. Syarat terbentuknya morfologi karst (Thornbury, 1969):

 Adanya batuan yang tersingkap dan mudah larut


 Batuannya masif dan terkekarkan
 Arus air tanah rendah
 Pada daerah curah hujan tinggi

Bentuk topografi yang sering dijumpai pada bentang alam karst antara lain : Lapies, karst split,
parit karst, speleotherm (stalaktit dan stalagmit), dan lain-lain.

Gambar 1.4. Jenis-Jenis Bentang Alam Karst


4) Bentang Alam Eolian
Bentang alam yang terbentuk karena angin sebagai agen. Proses ini efektif terbentuk
didaerah gurun dan tidak ada vegetasi penghalang dan tidak adanya tenaga pengikat oleh
material- material lepas. Selain oleh pengikisan angin, bentuk topografi yang sering dijumpai juga
akibat adanya pengendapan oleh angin.Proses yang terjadi akibat angin:

a. Erosi, terbagi menjadi 2 yaitu deflasi dan abrasi. Deflasi adalah proses terlepasnya
tanah/naterial halus dari batuan dan terbawa oleh angin. Abrasi adalah proses penggerusan
suatu batuan/permukaan oleh partikel-partikel yang terbawa oleh angin.

b. Transportasi, material yang terbawa oleh angin bisa tertransportasi secara


melayang (suspension), meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).

c. Deposisi/Pengendapan, terjadi apabila angin sudah tidak kuat untuk membawa material-
material hasil erosi.

Gambar 1.5. Proses Eolian

Bentang alam ini umumnya berkembang pada daerah gurun pasir (desert) dan pesisir (coastal).
a. Gurun pasir merupakan daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26
cm/tahun (Emmond, 1960). Terdapat dua jenis gurun pasir, yaitu :
- Gurun pasir subtropics yang terletak pada daerah 35°LU dan 35°LS yang terbentuk
karena sirkulasi udara kering yang dibawa dari ekuator dan subpolar.
- Gurun pasir bayangan hujan, yang terbentuk akibat dari turunnya udara kering di
belakang pegunungan tinggi yang menangkap awan.

b. Pesisir yang merupakan bentukan hasil dari deposisi laut yang dapat menghasilkan gumuk
pesisir (coastal dunes).

Hasil deposisi atau endapan oleh angin ini dapat dibedakan menjadi dua:
a. Gumuk pasir (Sand dunes), yaitu timbunan sedimen lepas yang tingginya beberapa meter dan
tersusun atas butir berukuran pasir dan diendapkan tidak jauh dari area erosi. Umumnya
gerakan partikel bersifat bed load dan dapat bergerak atau berpindah. Bentuknya akan
dipengaruhi oleh bentuk permukaan, arah angin dan rintangan yang ada. Tipe dunes
bermacam-macam : transversal, parabolic, barchan, longitudinal dune, star dune, seif.
b. Loees, adalah daerah yang luas tertutup oleh butiran berukuran lanau dan lempung serta
diendapkan sangat jauh dari area erosi. Terbentuk di tepian gurun, ketika kecepatan angina
sangat kecil.

Gambar 1.5 Dunes Gambar 1.6. Loess

Gambar 1.7. Bukit pasir di Parangtritis hasil endapan pasir oleh angin

5) Bentang Alam Laut Dan Pantai


Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh
pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969). Bentang
alam laut secara morfogenesa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu laut tenang (laut lepas)
yang merupakan morfologi laut yang tampak jelas tanpa adanya gelombang yang tinggi secara
meluas dan yang kedua adalah laut beriak yaitu morfologi yang dijumpai sebagai pembatas antara
laut tenang dan pantai. Pantai merupakan morfogenesa yang tidak dapat dipisahkan dari laut dan
daratan karena berfungsi sebagai pembatasnya. Berdasarkan konfigurasi garis pantai dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pantai lurus dan pantai berliku.
Pantai lurus disebabkan oleh pertumbuhan pantai kearah laut, hasil sedimentasi atau
dataran pantai naik. Pantai berliku disebabkan oleh tenggelamnya pantai, atau seolah-olah
mundur, biasanya dicirikan dengan munculnya daratan kearah laut (tanjung) yang cukup banyak.
Gambar 1.8. Bentang alam laut dan pantai

6) Bentang Alam Vulkanik


Bentang alam vulkanik yaitu semua bentuk bentang alam yang terbentuk oleh proses
vulkanisme atau aktivitas gunungapi. Berdasarkan erupsinya gunung api dapat dibedakan
menjadi lima tipe, yaitu:
a. Tipe Hawaii, yaitu apabila tipe erupsinya berupa aliran, gas, dan sedikit bahan piroklastik,
ledakan kecil, morfologi bentuk kubah dengan sudut relative landai, seringkali dijumpai
kaldera dengan magma basaltik (sangat encer).
b. Tipe Pelee, magma bersifat asam dan kental, tekanan gasnya sangat besar dan menghasilkan
letusan yang kuat, letusannya arah lateral.
c. Tipe Plinian, tekanan gasnya sangat kuat dan lavanya cair, sifat letusannya merusak
d. Tipe Stromboli, tipe erupsi yang memiliki letusan ritmis, tekanan gasnya sedang, dapur
magma dangkal, dan letusannya mengeluarkan bom, lapilli, abu
e. Tipe Merapi, lavanya kental, dapur magma dangkal, tekanan gas rendah, dicirikan adanya
awan panas.

Bentuk gunung api dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


a. Perisai/Prisma
Memiliki lereng agak landau berbentuk perisai. Gunung api ini hanya terdiri dari
lapisan lava.
b. Strato
Memiliki bentuk seperti kerucut. Terbentuk dari lapisan-lapisan lava dan bercampur
dengan hasil-hasil vulkanis, seperti debu, pasir, kerikil, dan bom.
c. Maar
Terjadi karena adanya oeletusan gunung api tersebut hanya terjadi sekali saja dan
menghasilkan lubang besar berbentuk corong, yang dikelilingi oleh tebing yang
terombak ketika terjadi letusan.

Bentuk depresi dari gunung api :


 Kawah, bila diameter maksimum < 1 kilometer. Terbentuk karena runtuhan tubuh gunung
yang terbentuk ketika magma naik keatas sambil memakan dinding gunung.
 Kaldera, kawah dengan diameter setidaknya sebesar 1 kilometer.
Gambar 1.9. Bentang alam vulkanik

7) Bentang Alam Glacial Dan Periglasial


Bentang alam glacial merupakan bentang alam yang terbentuk oleh adanya massa es yang
bergerak (gletser) dan melakukan proses terhadap bentang alam yang dilaluinya misal dengan
pengikisan dan penimbunan. Gletser tersebut mempunyai densitas yang tinggi. Hal itu
menyebabkan gletser akan masuk ke dalam celah batuan dan menggerus permukaan yang
dilewatinya. Endapan hasil proses glasiasi mempunyai sifat yang sejenis dengan lahar hasil
endapan fluvio-volkanik, yaitu tekstur berukuran butir lempung – bongkah, kemas terbuka, dan
bongkah di atas (floating mass).

Kenampakan massa es ini bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu :


a. Tipe alpin, yaitu tipedari massa es yang dijumpai pada daerah ketinggiannya > 6000 m dari
muka laut, digunung-gunung tinggi yang dibatasi lembah.
b. Tipe kontinen, yaitu tipe es yang menutupi daerah yang luas secara terus menerus,
misalnya didaerah kutub.

Kenampakan bentang alam didaerah glacial ini biasanya oleh penimbunan material hasil
pengendapan es secara langsung maupun pencairan es. Kenampakan ini disebut drift bila berlapis
dan till bila tidak berlapis

Gambar 1.10. Bentang alam glasial

Bentang alam periglasial menunjuk pada area, kondisi, proses yang berbatasan dengan
pengendapan dari bagian tepi suatu glasier. Faktor iklim sangat berpengaruh pada proses ini.
Kondisi beku akan berganti-ganti dan berubah-ubah dalam periode yang relatif pendek, dan
dari perubahan yang sangat cepat antara pembekuan dan pencairan pada bagian atas akan
mengakibatkan terbentuknya kenampakan yang berupa frost cracking, patterned ground, frost
heave, pingos, dsb.
Laporan Sementara Praktikum Geologi Dasar 2020
Geomorfologi
Tanggal Praktikum : ..... /...../........... NIM : ...../.................... /PA/.....................
Diperiksa oleh : ..................................
Kode Tipe Bentang Alam Ciri yang Ditemukan Faktor Pembentuk Keterangan
Peta Topografi

A. Peta Topografi
1. Definisi

Peta merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar
dengan skala tertentu. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan penyebaran bentuk dan
ukuran dari permukaan bumi. Yang dimaksud permukaan bumi disini adalah :
a. Relief, yaitu perbedaan ketinggian suatu tempat dengan tempat lainnya pada suatu daerah
serta informasi curam atau landainya lereng-lereng yang ada. Termasuk didalamnya adalah
bentang- bentang alam meliputi : bukit, lembah, dataran, tebing, gunung, pegunungan dan
lainnya.
b. Drainage, yaitu pola-pola pengaliran, termasuk semua jalan-jalan tempat mengalirnya air,
seperti sungai, danau, rawa-rawa, laut dan sebagainya.
c. Culture, yaitu semua bentukan yang dibuat oleh manusia, seperti : kota, desa, jalan raya, jalan
setapak, perbatasan suatu daerah, dan sebagainya.

2. Komponen

a. Skala
Skala merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Dalam hal ini
jarak yang diperhitungkan adalah jarak horizontal. Untuk mengetahui jarak sebenarnya perlu
diperhitungkan juga kemiringan dari lerengnya. Skala dapat digambarkan dengan 2 cara,
diantaranya :
- Skala Verbal
Skala verbal diungkapkan langsung perbandingan antara ukuran ada peta dengan ukuran
sebenarnya. Contoh: 1cm :1 km, berarti 1 cm pada peta menggambarkan 1 km padajarak
sebenarnya
- Skala Fraksional
Skala digambarkan dengan suatu bilangan pecahan dengan suatu pembanding yang sama.
Contohnya 1 : 50.000, berarti 1 satuan dalam peta itu sama besarnya dengan 50.000
satuan, atau dapat diartikan 1 cm pada peta menggambarkan 50.000 cm atau 0,5 km pada
jarak horizontal sebenarnya di lapangan. Kelebihan dari penggunaan skala ini adalah lebih
mudah untuk dijadikan acuan dalam perhitungan, karena umumnya pada skala fraksional
penyebut skala yang digunakan adalah angka yang mudah, seperti 25.000, 50.000, 100.000,
125.000, dan sebagainya. Kekurangannya adalah, ketika peta diperbesar atau diperkecil,
skala fraksional yang digunakan sudah tidak tepat lagi dan perlu dilakukan koreksi skala
- Skala Grafis, yaitu skala yang digambarkan dengan sepotong garis dilengkapi dengan
perbandingan angkanya. Kelebihan dari penggunaan skala garis adalah dapat
menyesuaikan ketika peta diperbesar maupun diperkecil.
b. Orientasi
Pada setiap peta harus diketahui arah utara sebagai patokan dalam pembacaan peta. Arah
utara pun dapat dibagi menjadi arah utara magnetik, utara sebenarnya atau geografis, dan
utara peta atau grid.
- Arah utara magnetic merupakan arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnet
kompas yang sesuai dengan kutub utara magnet bumi.
- Utara sebenarnya (Geografis) menunjukkan kutub utara bumi.
- Arah utara peta merupakan arah yang ditunjukkan oleh garis tegak lurus/vertical dari
suatu peta.

Arah utara magnetik tidak berimpit dengan arah utara geografis, sehingga selalu
membentuk deklinasi magnetik yang bervariasi sesuai dengan letak geografis tempat yang
bersangkutan dan menurut waktu dan musim yang berlainan. Karena itu koreksi deklinasi di
lapangan harus dilakukan terlebih dahulu saat menggunakan kompas. Misalnya tempat kita
bekerja mempunyai deklinasi magnetik sebesar 2 derajat ke arah barat, maka saat pengukuran
kita harus menggeser indeks pin dari kompas sebesar 2 derajat di sebelah barat titik nol derajat.

c. Legenda, yaitu penjelasan mengenai tanda-tanda atau simbol-simbol yang digunakan dalam
peta.

d. Judul Peta, yaitu nama daerah atau tempat yang menunjukkan daerah mana yang dipaparkan
dalam peta topografi tersebut.

e. Isi peta, yaitu serangkaian informasi yang menggambarkan permukaan bumi padadaerah
tertentu.

f. Grid, yaitu garis-garis pada peta yang menunjukkan koordinat tertentu. Grid digunakan untuk
memudahkan pengguna peta dalam menentukan suatu lokasi dengan koordinat. Terdapat 2
Sistem yang lazim digunakan dalam Peta Topografi

- Geographic Coordinate System


Sistem koordinat ini berdasarkan garis lintang (Latitude) dan bujur (longitude).
Penulisan pada system koordinat geografi menggunakan satuan derajat ( 0), menit (‘),
dan detik (‘’). Tiap 10 menggambarkan 111 km dengan pusat meridian berada di
Greenwich.
- Universal Transverse Mercator (UTM)
Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian UTM zone. Tiap tiap bagian dibatasi
oleh 2 meridian sebesar 60. Sistem proyeksi UTM di Indonesia dibagi menjadi 9 zona
UTM. Tiap-tiap zona dibagi menjadi dua, yaitu south (s) untuk wilayah di selatan
ekuator dan north (n) untuk wilayah di utara ekuator.
Gambar 8.1 Pembagian zona UTM di Indonesia

g. Koordinat, merupakan nilai mutlak dari suatu posisi di permukaan bumi. Sistem koordinat
dibuat berdasarkan kesepakatan untuk mempermudah dalam penentuan posisi.

h. Edisi peta, menunjukkan tahun pembuatan peta, diperlukan untuk menjaga ke-valid-an dari
peta tersebut. Terdapat juga indeks peta dimana indeks tersebut biasanya terdapat pada peta
resmi yang dikeluarkan pemerintah, sebagai salah satu penomoran peta.
Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM
Tim Asisten Geologi Dasar 2019 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM
Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika
UGM

3. Penggambaran

Penggambaran peta topografi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :


a. Garis-garis kontur, penggambaran dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai
nilai ketinggian yang sama.
b. Garis-garis Hachures, penggambaran dengan cara menghubungkan titik-titik yang tinggi ke
titik yang lebih rendah disekitarnya, dan ditarik searah dengan lereng.
c. Pewarnaan, yaitu memberikan warna sesuai dengan nilai ketinggian.

Gambar 8.2. Metode Penggambaran relief

(1) Garis Kontur


(2) Garis Hachures
(3) Pewarnaan/Layering

Penggambaran relief yang paling baik adalah menggunakan garis kontur, karena mempunyai
penggambaran secara kualitatif dan kuantitatif. Cara ini dapat menentukan perhitungan besar
lereng, jarak sebenarnya dan perhitungan ketinggian suatu tempat.

14
4. Garis Kontur

Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik yang mempunyai ketinggian yang
sama diukur dari suatu bidang pembanding tertentu. Bidang pembanding tersebut biasanya
adalah tinggi muka air laut rata-rata yang juga diambil sebagai titik nol. Dalam suatu peta
topografi, Jarak vertikal antara dua garis kontur disebut sebagai Interval Kontur, dengan
keberadaan garis yang lebih tebal dari garis kontur lain yang biasa disebut Indeks Kontur yang
merupakan acuan dalam pembacaan peta topografi, biasanya pada garis indeks kontur
diberikan angka ketinggian.

a. Sifat Garis Kontur :


- Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
- Garis kontur tidak akan pernah bertemu atau menyambung dengan garis kontur lain.
- Garis kontur akan merenggang saat topografi landai dan merapat saat curam.
- Pada suatu lereng, garis kontur akan membentuk huruf u, dan pada suatu lembat,
garis kontur akan membntuk huruf n. jika terdapat suatu lereng, maka garis kontur
akan meruncing ke arah hulu

Gambar 8.3. Garis kontur pada suatu bukit


Gambar 8.4. Kontur pada bukit dan lembah
b. Penentuan Besarnya Kontur
- Nilai dari ketinggian garis kontur ditentukan dengan diukur dengan suatu bidang
pembanding, dalam hal ini adalah ketinggian rata rata permukaan air laut.
- Skala Peta, semakin besar skala peta, maka interval kontur akan semakin kecil.
- Variasi relief, semakin banyak variasi relief, semakin kecil lintervalnya.
- Pada umumnya interval kontur adalah 1/2000 dari skala petanya, missal peta
berskala 1:25000, maka interval kontur mempunyai besar 12.500 centimeter (12,5
m). Terkecuali dalam keadan khusus dimana pemilihan interval kontur serapat
mungkin untuk kedetailan data.

c. Peraturan Garis Kontur


- Garis kontur selalu dibuat tertutup atau harus berakhir pada tepi peta.
- Kontur tertutup yang menunjukkan depresi (cekungan) harus dibedakan dengan
kontur tertutup yang menunjukkan bukit. Yaitu dengan menambahkan gerigi yang
mengarah ke depresi.

Gambar 8.5. Pola kontur pada bukit dan depresi

d. Beberapa Interpretasi dari Garis Kontur


i. Menentukan Arah Naik dan Arah Turun
- Melihat ketinggian indeks kontur. Pada indeks kontur terdapat nilai ketinggian yang
dimuat di dalam peta. Indeks kontur dibuat lebih tebal dari garis kontur lainnya dan
berada pada tiap interval lima garis kontur.
- Bila ada garis kontur yang konsentris (berpola dan berpusat pada satu titik), maka
kearah pusat adalah naik atau turun, tergantung dari ketinggian yang ditunjukkan
oleh kontur.
- Bila garis kontur memotong sungai atau lembah, maka garis kontur akan meruncing
ke arah hulu atau ke arah naik.
- Pada hidung bukit (lereng bagian bawah), arah turun adalah ke arah luar dengan
kontur yang meruncing.
ii. Menentukan Ketinggian dari Suatu Titik
- Membaca dari garis kontur dengan memperhitungkan indeks kontur.
- Jika berada di antara 2 garis kontur maka dilakukan interpolasi

iii. Menentukan kemiringan lereng


Dengan menggunakan rumus cosinus, jika diketahui dua titik ketinggian yang berbeda
dan dapat diketahui jaraknya, maka kemiringan lereng dapat ditentukan.

ℎ2−ℎ1
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛
𝑥
α = kemiringan lereng
h2= ketinggian lereng pada titik 2
h1= ketinggian lereng pada titik 1
x = jarak horizontal antara titik 1 dan 2

iv. Lereng yang curam diperlihatkan oleh garis kontur yang rapat, sebaliknya lereng yang
landai diperlihatkan oleh garis kontur yang renggang.
Gambar 8.6. Gambaran relief dan kontur

5. Membuat Sayatan/Profil

Pada pembuatan profil topografi harus terdapat :


- Section Line, garis yang menunjukkan arah profil tersebut, arah ini harus ada dalam peta.
- End Line, garis vertikal yang membatasi sisi kiri dan kanan dari suatu profil yang
mencantumkan angka-angka ketinggian.
- Base Line, garis batas bawah dari suatu profil. - Scale, baik skala vertikal maupun
horizontal.
Gambar 8.7. Contoh profil topografi

Skala horizontal dibuat sama dengan peta, dengan skala vertikal yang disesuaikan dengan profil
yang akan dibuat. Terdapat 2 jenis profil yaitu :
- Profil normal, profil yang skala vertikalnya sama dengan skala horizontal
- Profil tereksagrasi, profil yang skala vertikalnya lebih besar dari skala horizontal, tujuan
dibuat profil eksagrasi ini agar topografi dapat tergambar dengan baik, karena seringkali
dalam profil normal topografi tidak tergambar dengan jelas relief yang ada.

Cara Pembuatan Profil :


a. Buat section line pada peta yang akan dibuat sayatannya.
b. Pada kertas lain (umumnya milimeter-block), buat end line dan base line. Panjang base line
dibuat sama dengan panjang section line. Panjang end line disesuaikan dengan tinggi
maksimum relief, diperhitungkan juga apakah akan menggunakan profil normal atau
tereksagrasi, pada garis tersebut dicantumkan angka-angka skala sesuai dengan peta.
Dengan skala minimum yang disesuaikan dengan dengan angka terendah dari skala peta
dan dibuat sedikit di atas base line.
c. Peta dilipat menjadi 2 bagian sesuai dengan section line dan diletakkan di bawah base line
(berimpit) pada kertas grafik.
d. Pada base line, tandai titik-titik yang berpotongan dengan garis kontur.
e. Titik tersebut diproyeksikan ke atas sesuai dengan ketinggian kontur dan jenis profil yang
dibuat.
f. Hubungkan titik hasil proyeksi tersebut.
g. Diberi keterangan saat profil tersebut melewati puncak bukit atau sungai.
Tim Asisten Geologi Dasar 2020 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM

Gambar 8.7. Profil topografi (A,B) Profil tereksagrasi (C) Profil normal

21
Tim Asisten Geologi Dasar 2019 – Modul Praktikum – Laboratorium Geofisika UGM

22

Anda mungkin juga menyukai