Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zoologi merupakan salah satu dari cabang ilmu biologi yang menempati
urutan ke-19 setelah cabang ilmu biologi sitologi (cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang sel) dan virologi (cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang virus). Adapun zoologi itu sendiri dalam cabang ilmu biologi sendiri
dikhususkan untuk mempelajari tentang hewan dan perkembangannya.
Dalam arti lain zoologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang hewan secara lebih detail.
Dalam cabang ilmu zoologi kali ini, akan membahas mengenai zoologi
avertebrata. Zoologi avertebrata merupakan ilmu yang mempelajari hewan
yang tidak memiliki tulang belakang. Dimana dalam zoologi avertebrata
terdapat 9 Phyllum antara lain Phylum Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata dan
Arthropoda.
Namun dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai Phyllum
Annelida. Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya
bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Phylum Annelida terdiri
dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Dalam Phyllum Annelida
dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak),
Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas lebih detail lagi
mengenai Phyllum Annelida dan kelas yang terdapat dalam Phyllum
Annelida yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing
berambut sedikit), dan Hirudinea yang meliputi pengertian, ciri-ciri umum,
klasifikasi, reproduksi, habitat, siklus hidup, peranan dan kaitan Annelida
dengan Islam.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari materi Annelida adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Phyllum Annelida?
2. Bagaimana ciri-ciri umum Phyllum Annelida?
3. Bagaimana klasifikasi Phyllum Annelida?
4. Bagaimana Phyllum Annelida bereproduksi?
5. Bagaimana habitat Phyllum Annelida?
6. Bagaimana siklus hidup Phyllum Annelida?
7. Apa saja peranan Phyllum Annelida?
8. Bagaimana kaitan antara Phyllum Annelida dengan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari materi Annelida adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Phyllum Annelida.
2. Mengetahui ciri-ciri umum Phyllum Annelida.
3. Mengetahui klasifikasi Phyllum Annelida.
4. Mengetahui reproduksi Phyllum Annelida.
5. Mengetahui habitat Phyllum Annelida.
6. Mengetahui siklus hidup Phyllum Annelida.
7. Mengetahui peranan Phyllum Annelida.
8. Mengetahui kaitan antara Phyllum Annelida dengan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Annelida
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin, “Annulus” yang berarti gelang
dan “oidos” yang berarti bentuk. Jadi secara etimologisnya, Annelida berarti
cacing yang memiliki  tubuh yang  terdiri atas satuan yang  berulang-ulang.
Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Meskipun
beberapa struktur, seperti saluran pencernaan, terdapat di sepanjang tubuh
cacing tersebut, tetapi yang lain seperti sistem ekskresi terulang pada setiap
segmen.
Annelida yang sering juga di sebut Annulata adalah cacing yang
bersigmen, hidup dalam air tawar, air laut, dan di darat. Beberapa di
antaranya hidup sebagai parasit. Pada annelida terdapat selom, yang oleh
septum-septum transversal di bagi menjadi kopartemen-
kompartemen. Hewan-hewan itu mempunyai sistem digesti, saraf, eksresi,
dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat mata
merik baik seluruhnya atau sebagian.
Sistem perototan biasanya diataur segmental. Sebagian besar annelida
mempunyai sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat darah yang
bersikulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit, walaupun
pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan annelida
menghasilkan larva yang bersilia dan disebut larva trokofor.

3
B. Ciri-ciri Umum Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota Phyllum Annelida antara lain:
1. Ciri Morfologi
Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari
hewan yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya:
a. Memiliki tubuh yang bersegmen
b. Tubuh berbentuk tubular memanjang atau gilig
c. Memiliki tubuh yang simetri bilateral
d. Memiliki septa yang memisahkan setiap ruas segmen
e. Tubuhnya licin
f. Mengandung rambut-rambut kaku (setae)
g. Memiliki alat untuk berenang (parapodia)
2. Ciri Anatomi
Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum
annelid, yaitu:
a. Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm,
meksoderm dan endoderm.
b. Berkutikula sehingga licin tubuhnya
c. Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia
d. Hemafrodit
C. Klasifikasi Annelida
Phyllum Annelida dibedakan dalam tiga kelas yang didasarkan pada
jumlah seta yang dimiliki oleh spesies-spesies. Kelas yang dimiliki oleh
phylum Annelida antara lain: Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinae. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai ketiga kelas tersebut:
1. Kelas Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut
kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan
menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus.Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi

4
parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah
halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap
parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari
kitin.
Ciri utama yang dimiliki oleh  Polychaeta adalah sebagai berikut:
a) Kepala memiliki tentakel, mata dan mulut.
b) Panjang tubuh berkisar antara 5-10 cm dan diameter 2-10 mm.
c) Setiap somit dengan sepasang parapodia.
d) Kelamin terpisah (gonad tidak permanen).
e) Memiliki larva trokofor.
Anggota cacing ini memiliki sistem peredaran darah yang tertutup dan
sistem syaraf tanggatali. Sistem reproduksi cacing ini bersifat gonokoris
atau berupa kelamin yang terpisah. Pada tingkat perkembangannya
memiliki larva yang di sebut trokofor. Pada polychaeta tidak terdapat
klitelum. Pada ujung anteriornya terdapat kepala yang dilengkapi oleh
sensoris. Polychaeta bereproduksi secara kawin. Pembuahaannya terjadi di
luar tubuh, setelah pembuahan, telur akan menetas menghasilkan larva
trofokor. Selanjutnya, larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Masing-masing segmen hewan polychaeta memiliki sepasang struktur
yang mirip dayung atau mirip bukit yang disebut parapodia (hampir seperti
kaki) yang berfungsi dalam lokomosi. Masing-masing parapodia memiliki
beberapa setae yang terbuat dari polisakarida kitin. Pada banyak hewan
polychaeta, parapodia sangat kaya dengan pembuluh darah dan berfungsi
sebagai insang.
Sebagian besar cacing polychaeta adalah hewan laut. Beberapa
diantaranya bergerak dengan berenang di antara plankton, banyak di
antaranya merangkak pada atau membuat lubang di dasar laut dan banyak
juga yang hidup dalam tabung, yang di buat oleh cacing dengan
mencampur mukus dengan sedikit pasir danm cangkang yang pecah.
Polychaeta yang tinggal dalam tabung meliputi cacing kipasa yang

5
berwarna cerah, yang menjerat partikel mikroskopik dalam tentakel
berbulu yang menjulur dari pembukaan atau lubang tabung.
Beberapa contoh polychaeta antara lain adalah Eunice viridis, Licydice
oele, Nereis virens, dan Arenicola. Eunice viridis atau cacing palolo
banyak di temukan di laut kepulauan fiji dan samoa, sedangkan Lysidice
oele atau cacing wawo di laut maluku. Kedua macam cacing tersebut
mudah di tangkap dan dapat di konsumsi.
Anatomi Polychaeta

Reproduksi polychaeta
 Polychaeta memiliki kelamin terpisa
 Perkembangbiakannya dilakukan secara seksual.

Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan terutama di dalam air. Telur yang
telah dibuahi akan menjadi larva yang disebut trakofora. Beberapa spesies
mengembangkan segmen khusus yang berisi gamet dan melakukan
epitoksi. Segmen itu dilepaskan dan gamet meledak lalu membentuk
individu baru.

6
 Aseksual reproduksi polychaeta



Pada reproduksi  aseksual, tubuh melakukan epitoksi (pembentukan individu
reproduktif) dan hewan menjadi tampak 2 bagian yang akhirnya akan membentuk
individu baru.
Contoh Jenis PolyChaeta 
1. Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
2. Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung
protein tinggi) 
3. Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut). 
4. Arenicola sp, 

7
Contoh Spesies :  Nereis virens
a. Habitat
Nereis virens hidup dalam liang yang biasanya berupa liang pasir.
Hewan ini membenamkan diri dalam pasir dan hanya kepalanya yang
ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan
berenang-renang dalam air laut.
b. Ciri Morfologi
Tubuh Nereis virens terdiri atas somit-somit eksternal dan interla
serta berbentuk pipih. Caput terlihat jelas serta memiliki badan yang
tertutup oleh kutikula dan memiliki sejumlah besar seta. Pada bagian
lateral dari hewan ini terdapat parapodium yang digunakan dalam
respirasi dan sebagai alat gerak.  Tiap-tiap parapodium mempunyai
dua tonjolan, yakni notopodium di bagian doral dan neuropodium di
bagian ventral.
c. Anatomi
1) Sistem Muscular dan Gerak
Sistem muscular Nereis  virens terletak di bawah epidermis
dan terdiri dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di bagian luar
dan stratum longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga
memiliki lapisan otot pada dinding intestinum.  Hewan ini
bergerak dengan menggunakan parapodia
2) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan  pada Nereis virens terdiri atas rongga
mulut yang memiliki rahang yang bersifat kitin dan pharynx yang
bersifat muskuler, esophagus, ventriculus, intestinum dan
anus. Nereis virens berrsifat carnivore.
3) Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan
pembulkuh darah ventral. Pembuluh darah ini dihubungkan
dengan pembuluh darah transversal pada tiap segmen. Darah
mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.

8
4) Sistem Respiratorium
Nereis virens bernapas dengan kulitnya.  Pertukaran gas
berlangsung melalui kulitnya yang tipis dan menganding banyak
pembuluh-pembuluh kapiler. Respirasi terjadi secara difusi, diman
oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari tubuh. Pertukaran
ini dipacu oleh perbedaa konsentrasi kedua gas tersebut di dalam
dan di luar tubuh.
5) Sistem  Ekskretorium
Sistem eskresi  berupa sepasang nefridium pada tiap segmen.
Setiap nefridiuum terdiri ats sinsitium dariprotoplasma yang
mengandung tubulus nefridium yang panjangberkelok-kelok dan
mengandung silium. Tubulus ini menembus septum yangt
berhubungan dengan nefrostom pada sisi anterior septum dan
nefridospor pada sisi posterior septum.
6) Sistem Saraf
System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf
ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan
sepasang saraf lateral.
7) Sistem Reproduksi
Nereis virens bersifat diesius, dimana  alat kelamin jantan
dan betina terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim
perkawinan. Gonad terdapat pada semua segmen,kecuali pada
bagian ujung anterior badan. Ova dan spermatozoa terdapat di
bagian tepi selom.
8) Klasifikasi
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Annelida
Classis           : Polychaeta
Ordo              : Ophistophora
Familia          : Nereisidae
Genus            : Nereis

9
Species          : Nereis virens  
2. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae =
rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta
tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing
tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah
(Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing
ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara
menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam
menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan
untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi
hewan ternak.
Ciri-ciri umum dari kelas Oligochaeta adalah sebagai berikut:
a. Badan panjang, silindris dengan ujung memipih.
b. Terdapat prostomium pada ujung anterior.
c. Memiliki segmen-segmen.
d. Memiliki klitelium pada segmen 31 sampai 37.
e. Tubuh ditutupi oleh kutikula.
f. Hidup di tanah lemba atau air tawar.
g. Memiliki sedikit seta.
Anatomi Oligochaeta

10
Reproduksi Oligochaeta

Reproduksi
Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacingini tidak melakukan pembuahan
sendiri, melainkan secara silang . Dua cacing yangmelakukan kawin silang
menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Alatkelamin jantan
mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya.Pada saat
bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon.Sperma
bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovumyang
dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telahdibuahi
masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing danmenjadi
individu yang baru.
Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya
bersegmen dan memiliki sedikit seta. Semua anggota cacing tanah tidak
memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan otot longitudinal dan otot
sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200 segmen. Pada segmen
(somit) ke 32 hingga 37 (pada lumbricus) dan somit ke 10 hinnga ke 11
(pada pheretima) terdapat penebalan kulit yang biasa di sebut klitelum atau
sadel yang mentgandung kelenjar.
Cacing tanah bereproduksi secara seksual. Pada umumnya cacing
tanah bersifat hemafrodit, akan tetapi fetilisasi tidak dilakukan sendiri,
melainkan secara silang dengan melibatkan cacing lainnya. Dua cacing
yang kawin secara silang menempel tubuhnya dengan ujung kepala yang

11
berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan di terima oleh
klitelum cacing pasangannya.
Pada saat bersamaan, klitelum mengeluarkan mukosa (kelenjar)
kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reprodukasi betina
dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovariu
akan di buahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah di buahi masuk
ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan lepas dari tubuh cacing dan
menetas menjadi individu baru.
Cacing tanah memiliki kepala berukuran kecil, tetapi tidak memiliki
rahang, mata, atau alat peraba. Binatang ini hidup sebagai saprozoik,
pernapasan dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh secara difusi. Cacing
tanah memiliki sistem peredaran darah yang tertutup, dan permukaan
tubuh tertutup oleh kutikul. Cacing tanah dikenal memiliki daya regenerasi
yang tinggal. Contoh anggota oligochaeta lainnya adalah Aelosoma, Nais,
dan Tubifex. 
Kelas cacing ini meliputi cacing tanah dan berbagai spesies ekuatik.
Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah,
dan mengekresikan nutrien sementara tanah di lewati melalui saluran
pencernaan. Bahan-bahan yang tidak tercerna, tercampur dengan mukus
yang di ekresikan ke dalam saluran pencernaan, dikeluarkan sebagai
kotoran melalui anus.
Petani menghargai cacing tanah karena hewan tersebut mengolah
tanah, dan kotorannya memperbaiki tekstur tanaha. Dan darwin menaksir
bahwa 1 are tanah pertanian inggris memiliki sekitar 50.000 cacing tanah
yang menghasilkan 18 ton kotoran pertahun.
Contoh Jenis OligoChaeta
1. Moniligaster houtenil (Cacing tanah sumatra) 
2. Tubifex sp (Cacing air tawar/sutra), berperan sebagai indikator
pencemaran air. 
3. Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah), berperan
membantu aerasi tanah sehingga menyuburkan tanah

12
4. Perichaeta musica (C.Hutan)

Contoh Spesies : Lumbricus terrestris


a. Habitat
Lumbricus terrestris hidup pada tanah yang lembab dengan
membuat liang dalam tanah. Hewan ini biasanya hidup di tempat-
tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Pada keadaan normal, mereka akan keluar di permukaan tanah pada
malam hari. Namun, mereka juga dapat keluar ke permukaan pada
siang hari terutama pada waktu setelah hujan.
b. Ciri Morfologi
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang, silindris dan pada ±2/3
bagian posteriornya memipih secara dorsoventral, Tubuh bersegmen-
segmen. Secara morfologis, hewan ini berwarna merah sampai biru
kehijauan pada sisi dorsal. Pada sisi ventral berwarna lebih pucat,
umumnya merah jambu atau atau kadang-kadang putih. Mulut terletak
pada bagian ujung anterior. Pada segmen 32 sampai 37 terdapat
penebalan kulit yang dikenal sebagai klitelium.
Pada setiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali pada  segmen
pertama dan terakhir. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat
lubang-lubang muara yang keluar dari berbagai organ tubuh, yakni

13
mulut, anus, lubang dari duktus spermatikus, lubang muara dari
oviduk, lubang muara dari reseptakulum seminis, pori dorsales, dan
sepasang nefridiofor pada tiap segmen.
c. Anatomi
1) Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan pada cacing tanah terdiri atas
rongga mulut, faring berotot, esoffagus, tembolok, lambung otot
usus dan anus.
2) Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari pembuluh darh dorsal yang
mengalirkan darah kea rah anterior dan pembuluh darah median
yang tak berkontraksi mengalirkan darah kea rah posterior.  Di
daerah esophagus terdapat lima pasang cabang-cabang aorta
dorsalisyang membesar yang berfungsi sebagai cor pada hewan
tingkat tinggi. Cor ini mengelilingi esophagus dan berhubungan
dengan aorta ventralis. Selain pembuluh darah dorsal dan ventral,
juga terdapat 2 pembuluh darah lateral truncus nervosus
dan1 pembuluh darah di sebelah ventral dari truncus nervosus.
3) Sistem Nervosum
Sistem saraf pada cacing tanah terdiri atas ganglion
cerebrale, tersusun dari dua kelompok sel saraf dengan
commisuranya dan berkas saraf sentralis dengan cabang-
cabangnya.
4) Sistem  Ekskresi
Sistem eskresi pada cacing tanah berupa nefridium. Pada
tiap segmen terda[at sepasang nefridia, kecuali tiga segmen
pertama dan terakhir. Tiap nefridium terdiri atas nefrostoma dan
nefridiosphore.
5) Sistem Respirasi

14
Cacing tanah berpas dengan kulitnya karena kulit pada
hewan ini tipis, selalu lembab dan banyak mengandung kapiler
pembuluh darah.
6) Sistem Reproduksi
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) bersifat hermafrodit.
Sepasang ovarium menghasilkan ovum dan terletak pada segmen
ke-13. Testis terdapat pada rongga yang dibentuk oleh dinding-
dinding vesicular seminalis.Duktus spermaticus keluar dari sisi
caudal testis dan keluar pada segmen ke-15. Walaupun cacing
tanah bersifat hermafrodit, namun tidak dapat melakukan
perkawinan sendiri karena tidak adanya saluran yang
menghubungkan organ reproduksi jantan dan betina.
7) Klasifikasi
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Annelida
Classis           : Oligochaeta
Ordo              : Ophistophora
Familia           : Ophistophoridae
Genus            : Lumbricus
Species          : Lumbricus terrestris
3. Kelas Hirudinae
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini
tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang
Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan
posterior yang meruncing.Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap
yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea
adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah
vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap
darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa
invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa
(pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah

15
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan
menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat
anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap
darah sebanyak mungkin.

Ciri-ciri umum dari  kelas ini adalah sebagai berikut:


a. Tidak memiliki seta (bulu-bulu kaku).
b. Habitat perairan maupun daratan.
c. Hidup sebagai predator atau parasit.
d. Memiliki tali saraf sentral dengan ganglion segmental.
e. Nefridium dan gonad terdapat segmental.
f. Tidak melewati tahap larva.
g. Memiliki organ kopulatori dan lubang di daerah medioventral.
Nama kelas hirudinea berasal dari kata hirudo yang berarti lintah.
Hewan ini hidup di air tawar, laut, dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal
ventral dan permikaan tertutup oleh kutikula yang di sekresikan oleh
epidermis. Lintah tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki
dua alat isap : satu bagian ujung anterior dan satu di ujung posterior
(berukuran). Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu hidup menepel
sementara pada manusia atau mamalia lainnya untuk mengisap darah. Cairan
tubuh atau darah yang diisap disimpan di dalam tembolok. Lintah bersifat
hermafrodit.

16
Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat atau
tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Banyak lintah memakan
invertebrata lainnya, tetapi beberapa jenis lintah adalah parasit penyedot
darah yang makan secara menempel ke hewan lain secara temporer, dan
termasuk manusia.
Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. beberapa spesies parasit
menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengirirs kulit inang,
sementara yang lain mengekskresikan enzim yang mencerna suatu lubang
melalui kulit. Inang umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah
mengekresikan suatu anestesia, setelah membuat sayatan, lintah
mensekresikan bahan kimia lainnya, yaitu hirudin, yang fungsinya
mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Parasit itu
kemudian menyedot darah sebanyak yang ia dapat tampung, sering kali lebih
seribu berat tubuhnya.
Setelah minum sebanyak itu, lintah itu bisa bertahan selama berbulan-
bulan tanpa makan, sampai abad lalu, lintah sering kali digunakan oleh
dikter untuk mengambil darah. Lintah masih tetap di gunakan untuk
mengobati jaringan yang memar dan untuk merangsang sirkulasi darah ke
jari tangan atau kaki yang telah dijahit kembali setelah kecelakaan.
Anggota kelompok hewan ini meliputi lintah dan pacet. Hirudo
medicinalis (lintah) dapat menghasilkan zat hirudin dan banyak di Eropa dan
Amerika. Haemadispa zeylanica (pacet), banyak hidup di asia tenggara.
Hirudinaria javanica disebut juga lintah kuning.
Contoh Jenis Hirudenia
 Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan
menempel pada daun
 Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa). 
 Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India) 
 Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar. 

17
Contoh Spesies : Hirudo medicinalis
a. Habitat
Hirudo medicinalis  memiliki habitat di tanah lembab di daratan.
Hewan ini umumnya aktif pada malam hari. Namun, ia dapat pula aktif
pada siang hari terutama jika ada rangsangan mangsa.
b. Ciri Morfologi
Badan dari Hirudo medicinalis ketika istirahat berbentuk
memanjang atau oval, dan biasanya pipih dorsoventral. Tubuh hewan
ini bersifat sangat fleksibel dan dapat mengendur,  berkerut
ataupun  melebar. Tubuh terdiri atas 34 somit. Dari luar tampak adanya
alur-alur transversal yang membagi segmen menjadi banyak annulus.
Pada bagian ujung posterior terdapat alat pengisap, bulat yang terbentuk
dari tujuh somit. Dinding tubuh diselimuti oleh kutikula otot dan otot
diagonal yang sangat halus. Di bawah kutikula  terdapat epitel yang
diantarai oleh kelenjar lendir.
c. Anatomi
1) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring otot dengan
kelenjar uniseluler dan biasanya mengandung belalai  atau rahang
tanduk, esophagus yang pendek, tembolok yang panjang dengan 20
pasang kantung lateral atau sekum, usus, rectum yang pendek, dan
anus yang bermuara di bagian dorsal di muka alat pengisap
posterion.
2) Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran terdiri atas sinus dorsal, ventral dan dua
sinus lateral yang dihubungkan secara  menyilang. Sinus dorsal

18
terdapat pada sisi dorsal saluran pencernaan. Sinus lateral terdapat
di daerah lateral saluran pencernaan dan sinus ventral terletak di8
bawah saluran pencernaan. Cairan homoecoel dalam sinus lateral
dan dorsal mengalir dari bagian posterior kea rah depan, sedangkan
pada sinus ventral darah mengalir dari depan ke posterior.
3) Sistem Respirasi
Pernapasan dilakukan secara difusi dengan menggunakan
anyaman kapiler di bawah epidermis.
4) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berupa 17 pasang nefridium dengan
cabang-cabang, atau mempunyai nefrostom tertutup. Enam pasang
nefridium terletak dalam segmen proteskel, sedangkan lainnya
terdapat segmen testikal. Limbah berupa ammonia dan sedikit urea.
5) Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion dorsal, sepasang
konektif yang berhubungan dengan tali saraf ventral yang
mempunyai ganglion segmen. Empat ganglion di bagian depan dan
tujuh pasang ganglion di bagian posterior menyatu.
6) Sistem Reproduksi
Lintah bersifat monoesius. Sistem reproduksi jantan
meliputi 4-12 pasang testis di bawah tembolok.  Setiap testis
berhubungan dengan vas deferns yang menujuu anterior, yang
bermuara di penis medial yang berhubungan dengan kelenjar
aksesori. Alat kelamin betina terdiri atas dua ovary, oviduk yang
berhubungan dengan sebuah kelenjar albumin, dan vagina medial
bermuara  di belakang porus jantan.
7) Klasifikasi
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Annelida
Classis           : Hirudinea
Ordo              : Rhynchobdellida

19
Familia          : Rhynchobdellidae
Genus            : Hirudo
Species          : Hirudo medicinalis

D. Reproduksi Annelida
Annelida pada umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembentukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi,
yang kemudian beregenerasi. Sebagian besar Annelida memiliki alat kelamin
ganda (hermafrodit), sebagian yang lain memiliki satu jenis alat kelamin
(gonokoris). Beberapa hewan Annelida aquatik berenang untuk mencari
makan, tetapi sebagian tinggal di dasar dan bersarang di dalam pasir dan
endapan lumpur.  
E. Habitat Annelida
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida
umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian
hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat
dengan membuat liang sendiri.
Habitat yang lain yaitu hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab,
subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya
pada saat tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan
tanah, kecuali pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat
kering mereka masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan
dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-
sama, dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan
lendirnya.
F. Siklus Hidup Annelida
Annelida adalah hewan hemafrodit. Setiap individunya memiliki
organ reproduksi jantan dan betina. Namun, annnelida tidak dapat

20
bereproduksi tanpa kontribusi dari pasangan. Berikut ini siklus hidup
annelida, yaitu:
1. Telur Peletakan
Dari seluruh spesies Annelida paling akrab adalah cacing tanah,
sebelum bertelur dua cacing mengikatkan diri satu sama lain,
sementara cacing setiap melewati paket sperma yang lain. Setelah
kawin, itu luas pelana seperti band pada cacing (disebut clitellum)
mengeluarkan selubung lendir yang mulai bergerak ke arah kepala dari
worm. Ketika bergerak maju, cacing mengeluarkan sperma dan telur
ke dalam sarungnya, yang akhirnya membentuk kepompong telur.
Annelida Terestrial bertelur di dalam tanah, sedangkan annelida
akuatik deposit atau melampirkan kokon telur mereka untuk tanaman
atau pada substrat tanah. Polychaetes laut berubah menjadi tahap
reproduksi disebut epitoke sebelum kawin. Epitokes Para polychaete
jantan dan betina melepaskan sperma dan telur ke dalam air.
2. Tahap Larva
Polychaetes laut memiliki tahap larva yang hidup bebas, yang
disebut "trokofor”. Trokofor akhirnya berubah menjadi bentuk dewasa.
3. Tahap dewasa habitat
Larva baru menetas atau bermetamorfosis akan menjadi habitat
dewasa. Annelida dewasa Sebagian besar hidup dalam tanah.
Polychaetes laut hidup di substrat tanah dari habitat perairan mereka.
Beberapa polychaetes laut membuat tabung di lumpur, dan tabung ini
agak kaku memberikan perlindungan. Annelida parasit lainnya adalah
hidup bebas.
4. Tahap dewasa sesungguhnya
Annelida paling dewasa menelan tanah, mencerna nutrisi organik
dan mengeluarkan sisa makanan anorganik, misalnya pasir. Beberapa
spesies parasit seperti lintah, bagaimanapun, memakan organisme lain.
Beberapa spesies bahkan memangsa invertebrata lainnya.
G. Peranan Annelida

21
1. Menguntungkan
a. Beberapa jenis Annelida dapat dimakan yaitu: Eunice viridis
(cacing palolo) dan Lysidice (cacing wawo) sebagai sumber protein
hewani bagi manusia.
b. Selain itu cacing tanah dapat menggemburkan tanah dan membuat
lubang-lubang di tanah sehingga terjadi aerasi. Dengan demikian
oksigen dapat masuk ke dalam tanah.
c. Cacing tanah dapat pula menghancurkan sampah sehingga dapat
membantu pengembalian mineral dalam ekosistem tanah.
d. Selain itu cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan.
e. Bahkan sekarang cacing tanah digunakan sebagai obat dan untuk
meningkatkan vitalitas tubuh.
f. Hirudinea medicinalis (lintah) dapat menghasilkan zat hirudin yang
berguna untuk zat anti koagulasi (anti pembekuan darah).
g. Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang
telah terinfeksi.
h. Hirudinea medicinalis (lintah) bermanfaat dalam penyimpanan
darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.
2. Merugikan
a. Kelompok Annelida yang merugikan yaitu pacet yang dapat
menghisap darah manusia atau vertebrata lainnya.
b. Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati,
cacing perut, cacing kremi, cacing tambang, cacing filaria. 
c. Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet,
dan lintah.
H. Kaitan Annelida dengan Islam
Phyllum Annelida merupakan salah satu dari materi mengenai zoologi.
Sedangkan pengertian zoologi itu sendiri adalah cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang hewan. Untuk itu, Phyllum Annelida merupakan
Phyllum yang didalamnya dijelaskan mengenai hewan, terutama Annelida
itu sendiri merupakan hewan yang dikenal sebagai cacing gelang.

22
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan mengenai hewan baik
berupa penciptaannya, manfaatnya maupun kategori hewan itu sendiri.
Walaupun di dalamnya tidak dijelaskan spesifik mengenai Phyllum
Annelida, akan tetapi banyak Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai
hewan secara keseluruhan. Berikut ini adalah Ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan mengenai hewan antara lain:
1. Q.S. Al-Faathir Ayat 28:
Artinya :
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-
hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi
Maha Pengampun.”
2. Q.S. Al-Baqarah Ayat 164:
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)
-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.”
3. Q.S. An-Nur Ayat 45:
Artinya:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
4. Q.S. Al-Jaatsiyah Ayat 4:

23
Artinya:
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang
melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk kaum yang meyakini”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang materi Annelida dapat disimpulkan bahwa:
a. Kata Annelida berasal dari bahasa Latin, “Annulus” yang berarti gelang
dan “oidos” yang berarti bentuk. Jadi secara etimologisnya, Annelida
berarti cacing yang memiliki  tubuh yang  terdiri atas satuan
yang  berulang-ulang atau cacaing gelang.
b. Salah satu dari ciri-ciri umum Annelida adalah simetri tubuhnya bilateral
simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan sisi perut (ventral).
c. Kelas yang dimiliki oleh phylum Annelida antara lain: Polychaeta,
Oligochaeta dan Hirudinae.
d. Contoh kelas polychaeta antara lain adalah Eunice viridis, Licydice oele,
Nereis virens, dan Arenicola.
e. Contoh kelas oligochaeta adalah Lumbricus terrestris, Aelosoma, Nais,
dan Tubifex. 
f. Contoh kelas hirudinea antara kain Hirudo medicinalis (lintah),
Haemadispa zeylanica (pacet) dan Hirudinaria javanica (lintah kuning).
g. Annelida pada umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembentukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Habitat Annelida hidup di
dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah.
h. Salah satu peranan Annelida antara lain dapat dimakan seperti Eunice
viridis (cacing palolo) dan Lysidice (cacing wawo) sebagai sumber
protein hewani bagi manusia.

24
i. Ayat Al-Quran yang mengarah kepada Phyllum Annelida antara lain Al-
Faathir: 28, Al-Baqarah: 164, An-Nur: 45, Al-Jaatsiyah: 4, Lukman: 10,
dan Hud: 6.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami berisikan tentang Annelida. Makalah ini
pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Adapun kiranya terdapat kritik,
saran maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada makalah ini.
Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

25
DAFTAR PUSTAKA
Alvy. 2012. Phyllum Annelida. http://alvyanto.blogspot.com/2012/11/phylum-
annelida.html Diakses tanggal : 20 September 2014 pukul 19.19 WIB
Brotowidjoyo. 2001.  Zoologi Dasar.  Erlangga: Jakarta 
Imam. 2011. Annelida. http://imamfends.blogspot.com/2011/03/bab-i-pendahuluan.html
Diakses tanggal : 20 September 2014 pukul 19.19 WIB
Kastawi dkk, Yusuf. 2005. Zoologi Averterbrata. Malang: Um Press
Mulyo. 2014. Annelida. http://mulyo46.mywapblog.com/annelida.xhtml Diakses
tanggal : 20 September 2014 pukul 19.19 WIB
Nursaja. 2012. Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan Dengan Ilmu. http://nursajadi-
nanu.blogspot.com/2012/10/ayat-alquran-yang-berkaitan-engan-ilmu_23.html
Diakses tanggal : 20 September 2014 pukul 19.19 WIB
Sugiri, N. 1989.  Zoologi Avertebrata II. Bogor: IPB

26

Anda mungkin juga menyukai