Respirasi Ahay
Respirasi Ahay
Disusun oleh:
Kelompok 1
Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehatnya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah 1I.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak trdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
maklaah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
yang terlibat mendukung dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................3
2.1 Definisi ROM.....................................................................................................3
2.2 Tujuan ROM.......................................................................................................3
2.3 Indikasi Latihan ROM Aktif..............................................................................3
2.4 Kontra Indikasi Latihan ROM Aktif..................................................................4
2.5 Prosedur ROM Aktif..........................................................................................4
2.6 Langkah Kerja....................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia (WHO 2007) yang menyerang semua tingkat usia.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering didapatkan
pada anak-anak. ISPA merupakan penyakit mematikan tertinggi pada anak-anak
dinegara berkembang. Biasanya ISPA ditularkan melalui droplet (Riskesdas 2007),
namun sebagian patogen penyebab ISPA lainnya kemungkinan ditularkan melalui
kontak dengan tangan atau permukaan yang telah terkontaminasi. ISPA tergolong
penyakit yang sangat mudah menular terutama pada lingkungan yang padat hunian
(Depkes 2001) seperti perkam-pungan kumuh, rumah susun atau perumahan padat
penduduk, dan pondok pesantren. Data Riskesdas 2013 menunjukkan period prevalence
ISPA berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk di Indonesia yaitu
25% (rentang: 17,0-41,7%). Faktor risiko kejadian ISPA menurut Depkes RI (2001)
dalam Deniati (2012) ada 3: lingkungan rumah/hunian, individu, dan perilaku. Faktor
lingkungan meliputi kepadatan hunian, ventilasi kamar, pencemaran udara dalam
hunian, suhu, kelembapan udara dan pencahayaan alami. Faktor Individu meliputi usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan berikut masa bekerja, dan sistem
ketahanan fisik. Faktor perilaku meliputi kebiasaan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD), kebiasaan merokok, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
1.2 Tujuan
1.1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Pengkajiam Pernafasan
pada anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mempelajari konsep Respirasi
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang ISPA
3. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari Pengkajian Respirasi pada anak
4. Mahasiswa mampu mengetahui Format Pengkajian pada anak
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Sistem Respirasi
2. Apa yang dimaksud dengan ISPA
3. Apa tujuan dari dilakukanya Pengkajian Respirasi pada anak
2.1 Definisi
Pernafasan atau Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Peristiwa menghirup udara ini disebut
inspirasi dan menghembuskannya disebut ekspirasi ( Syaifudin, 2006). Respirasi
eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi
internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan ( Molenaar,
2014).
Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun secara tidak sadar.
Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas,
misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian menahannya
beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar yaitu pernapasan
yang dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf diotak, misalmnya
pernapasan yang terjadi pada saat kita tidur.
Dalam pernapasan selalu terjadi 2 siklus, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan
ekspirasi (menghembuskan udara). Berdasarkan cara inspirasi dan ekspirasi serta tempat
terjadinya, manusia dapat melakukan 2 mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada
dan perut.
1. Pernapasan Dada
A. Inspirasi
Proses ini diawali dengan berkontriksinya muskulus interkotalis (otot antar tulang rusuk)
sehingga menyebabkan terangkatnya tulang rusuk. Keadaan ini menyebabkan rongga
dada membesar dan paru-paru mengembang. Paru-paru yang mengembang menyebabkan
tekananrongga paru-paru menjadi lebih rendah dari tekanan udara. Dengan demikan,
udara keluar masuk kedalam paru-paru.
B. Proses Ekspirasi
Pada saat muskulus interkotalis berelaksasi sehingga tulang rusuk turun kembali.
Keadaan ini menyebabkan rongga dada menyempit dan paru-paru mengecil. Paru-paru
yang mengecil menyebabkan tekanan udara dalam rongga paru-paru menjadi lebih tinggi
dari tekanan luar, sehingga udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
A. Inspirasi
Diawali dengan kontriksi otot diafragma, sehinggan diafragma yang semula melengkung
berubah menjadi datar. Keadaan diafragma mengakibatkan rongga dada dan paru-paru
mengembang tekanan udara yang rendah dalam paru-paru menyebabkan udara dari luar
masuk ke paru-paru.
B. Ekspirasi
Terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehingga diafragma kembali melengkung.
Keadaan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengecil,
tekanan udara dalam paru-paru menaik, sehingga udara keluar dari paru-paru.
BAB III
HASIL ANALISA
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak,
penyebab kematian ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang
diperlihatkan penderita, penatalaksanaa dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerja
sama semua pihak, yaitu peran serta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis, dan
kader kesehatan untuk menunjang keberasilan menurunkan angka , kematian dan angka
kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.
3.2 Saran
Karena terbanyak penyebab kematian dari ISPA ,maka diharapkan penyakit saluran
pernapasan penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-
ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan sekarang ini, diharapan
lebih ditingkatkan lagi.
Daftar Pustaka
Karimah, D. N., Kurniawati, N. D., & Hidayati, L. (2019). Pendidikan Kesehatan Dengan
Metode Syndicate Group Meningkatkan Pengetahuan Tentang Pencegahan Ispa Pada Remaja
Putri Di Pondok Pesantren. Critical, Medical and Surgical Nursing Journal, 3(1).