36
36
konsentrasi fenitoin yang tidak terikat di dalam plasma (C bebas) pada keadaan
tunak akan sama pada pengidap uremia dan bukan pengidap uremia yang
menerima dosis harian yang sama dan memiliki kapabilitas metabolik yang sama.
Akan tetapi, karena ikatan protein berkurang, konsentrasi obat terikat (C terikat)
dan akibatnya juga C total menjadi lebih rendah pada pasien uremia dibandingkan
(S )( F)(Dosis/t)
Cl¿
Css rerata
(S )( F)(Dosis/t)
Pasien non-uremia Cl¿
Css rerata
(1)(1)(300/hari)
¿
10 mg/L
¿ 30 L/hari
(S )( F)(Dosis/t)
Pasien uremia Cl¿
Css rerata
(1)(1)(300 mg/t)
¿
5 mg/L
¿ 60 L/hari
Walaupun klirens terhitung pasien uremia lebih tinggi daripada klirens
terhitung pasien non-uremia (60 L/hari vs. 30 L/hari), jumlah obat yang
dibersihkan per hari sama (300 mg) karena laju pemberian obat (RA) pada keadaan
tunak sama dengan laju eliminasi obat (RE), baik pada pasien uremia maupun
pasien non-uremia.
RA=RE
yang akan menghasilkan kadar obat tidak terikat (obat bebas) dalam plasma dan
Rasio Ekstraksi
(fu) tidak berlaku untuk obat obat yang dimetabolisme atau diekskresi dengan
sangat efisien sehingga sejumlah obat (mungkin seluruh obat) yang terikat pada
protein plasma berperan sebagai "sistem transport" untuk obat tersebut, yang
aliran darah atau aliran plasma ke organ eliminasi. Untuk menentukan apakah
klirens suatu obat yang memiliki ikatan plasma yang signifikan dipengaruhi
terutama oleh aliran darah atau ikatan protein plasma, rasio ekstraksi obat itu
Rasio ekstraksi adalah fraksi obat yang masuk ke dalam organ eliminasi
yang dibersihkan setelah melewati organ tersebut satu kali. Rasio ekstraksi dapat
diestimasi dengan membagi klirens obat dalam darah atau dalam plasma dengan
aliran darah atau aliran plasma ke organ eliminasi. Jika rasio ekstraksi melebihi
fraksi bebas (fu), protein plasma bekerja sebagai sistem transport dan klirens tidak
akan berubah sebanding dengan fu. Namun, apabila rasio ekstraksi kurang dari fu,
klirens, seperti ikatan pada sel darah merah, eliminasi dari sel darah merah, atau
Obat dapat dieliminasi atau dibersihkan sebagai obat yang bentuknya tidak
berubah (obat utuh) melalui ginjal (klirens ginjal) dan melalui metabolisme di
dalam hati (klirens metabolik). Dua rute klirens ini diasumsikan tidak saling
Clt adalah klirens total, Clm adalah klirens metabolik atau fraksi yang dibersihkan
oleh metabolisme dan Clr adalah klirens ginjal atau fraksi yang dibersihkan lewat
rute ginjal. Karena fungsi ginjal dan hati tidak saling bergantung, diasumsikan
bahwa perubahan pada salah satu organ tidak mempengaruhi organ lainnya. Jadi,
Clr dapat diestimasi dalam kondisi gagal ginjal atau gagal hati atau keduanya.
Karena fungsi metabolit sulit dihitung, Clt sering kali disesuaikan ketika fungsi
ginjal menurun :