Anda di halaman 1dari 13

Kalimat Efektif

(Makalah Bahasa Indonesia)

Disusun Oleh:
1. Antirodesti 1914071001
2. Arghea Agni Syafitri 1914071013
3. Dimas Sihanjaya 1914071019
4. Erwin Gutama Putra 1914071015
5. Fahri Andrian Akbar 1914071047
6. Komang Muliandre Utama 1914071059
7. Muhammad Kholis 1954071017
8. Tri Wahyu Listia Ningrum 1914071053
9. Yulita Andina Andriyani 1954071005

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
BAB I

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Selain alat untuk
berkomunikasi, bahasa itu berisi ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili
diri seseorang. Hal tersebut pada prakteknya harus dituangkan dalam bentuk
kalimat dengan kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat harus
dipilih dengan tepat, sehingga makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar
dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang mencapai
sasarannya disebut kalimat efektif.

Sebuah kalimat efektif haruslah tepat agar dapat mewakili keinginan penulis, oleh
karena itu harus disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang
diinginkan oleh penulis terhadap pembacanya. Melalui kalimat efektif dapat
disampaikan gagasan pikiran, ide dan pendapat dengan tepat . Sehingga orang lain
akan dapat menerima seperti yang diharapkan. Sebuah kalimat dikatakan efektif
apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi.

Realitanya mayoritas masyarakat Indonesia tidak mampu berbahasa Indonesia


dengan baik dan benar. Secara kebahasaan, kesulitan tersebut merupakan akibat
dari ketidakmampuan pembicara atau penulis untuk mengungkapkan kalimat-
kalimat yang benar sebagai media penyampaian ide-idenya. Seringkali ditemukan
orang yang mempunyai konsep ide yang cemerlang, namun kurang berhasil dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Keterampilan menggunakan kalimat
dalam menulis merupakan keterampilan pokok yang harus dimiliki.

1.2 Tujuan Penulisan


1.Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi baik dan benar.
2.Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa.
3.Menjaga kemurnian bahasa Indonesia.
BAB II
II. PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

II.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas dan memperlihatkan kesatuan gagasan
yang mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan disini jangan
diartikan bahwa kalimat itu hanya mempuyai suatu ide yang tunggal. Bisa jadi
kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan atau lebih. Secara
praktis, sebuah kalimat itu dikatakan memiliki kesatuan gagasan itu apabila
kalimat itu terdiri dari subjek, predikat dan objek. Kesatuan itu bermcam-macam
antara lain kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, dan kesatuan yang mengandung
pertentangan.
Contoh kesatuan gagasan adalah sebagai berikut:
a.)    Kesatuan Tunggal
Semua penduduk desa mendapat penjelasan mengenai rencana pembangunan
lima tahun.
b.)    Kesatuan gabungan.
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu.
c.)    Kesatuan pertentangan.
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu.

2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
verba,bentuk kedua juga harus menggunakan verba.
Contoh:
a.)    Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di kertas
khusus.
b.)    Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatantembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pembagian tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditulis dan pencantuman. Kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu, menjadi seperti
ini: Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau dicantumkan di kertas
khusus. Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian,
dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang
nominal, menjadi seperti berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

3. Kelogisan
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal yang
berperan penting agar ide pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik dan
benar. Ada unsur lain yang harus diperhatikan yaitu penalaran atau logika.
Kalimat yang efektif harus logis karena setiap kalimat harus bisa
dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan sesuai dengan penalaran.
Contoh:
Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.
Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini.
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi ada
beberapa bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran
penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.
4. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan
variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau
keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang
a.   Cara Memulai Kalimat
Ada beberapa kemungkinan dalam cara memulai kalimat untuk mencapai
efektivitas, yaitu variasi pada pembukaan kalimat. Pada umumnya kalimat dapat
dimulai dengan subjek, predikat, frasa dan kata modalitas.
1) Subjek pada Awal Kalimat
Kita dapat lihat dari pola dasar kalimat bahasa Indonesia, subjek selalu diletakkan
pada awal kalimat. Dalam sebuah komposisi ataupun sebuah paragraf perlu
dipakai variasi kalimat seperti yang dimaksudkan untuk menghindari suasana
kaku.
2) Predikat pada Awal Kalimat
Kalimat yang diawali subjek biasanya diikuti predikat, kadang-kadang dilengkapi
dengan objek dan keterangan. Susunan kalimat yang demikian ada yang
menyebutkan dengan kalimat susunan biasa, sebuah kalimat dapat dimulai
dengan predikat. Kalimat seperti ini disebut inversi atau kalimatsusunan balik.
3) Kata Modal pada Awal Kalimat
Dalam sebuah kalimat kata modal dapat merubah arti kalimat secara keseluruhan.
Dengan mempergunakan kata modal kita dapat menyatakan bermacam-macam
sikap. Untuk menyatakan kepastian dapat menggunakan kata : pasti, pernah, tentu
dan sebagainnya.
Untuk menyatakan ketidakpastian atau keragu-raguan dapat dipergunakan kata :
mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, dan sebagainnya.
Untuk menyatakan kesungguhan dapat dipergunakan kata-kata : sebenarnya,
sesungguhnya, sebetulnya, benar, sungguh, dan sebagainnya. Modal dapat
diletakkan di awal ataupun di akhir kalimat.
4) Frase pada Awal Kalimat
Untuk keperluan variasi kalimat, frasa-frasa ini tidak selalu diletakkan pada awal
kalimat, tetapi bisa ditempatkan pada posisi tengah maupun akhir.

b.    Panjang Pendek Kalimat


Kalimat pendek tidak selalu mencerminkan kalimat yang baik atau efektif.
Sebaliknya kalimat yang panjang tidak selalu rumit atau tidak efektif.
c.    Jenis Kalimat
Dalam bahasa Indonesia ada tiga macam jenis kailimat. Ketiga macam jenis
kalimat itu adalah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah atau kalimat
pinta.
d.    Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Dari segi struktur kalimat selain pola inversi, panjang pendek kalimat, kalimat
majemuk dan kalimat sederhana dapat dijadikan variasi kalimat, maka pola
kalimat aktif dan pasif pun dapat membuat tulisan kita lebih bervariasi.

e.    Kalimat Langsung dan Tidak Langsung


Dalam kalimat langsung dapat dibangun variasi kalimat. Kadang-kadang pendapat
atau pikiran seseorang akan terasa lebih jelas dan hidup jika dinyatakan dalam
bentuk kalimat langsung daripada kalimat tidak langsung.

5. Ketepatan

Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-


unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan
pasti.

Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam


penggunaan tanda koma:

Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)

Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)

Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf

Contoh kalimat tidak efektif dalam paragraf:


Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak
rumah di daerah Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan
transportasi umum yaitu, Trans Jogja. Selain saya, Banyak para mahasiswa
Gajah Mada yang tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas
Trans Jogja sebagai sarana transportasi.

Contoh kalimat yang sudah dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif:

Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu. Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu,
Trans Jogja. Selain saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun
Tugu menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.

6. Keringkasan
Kalimat efektif menggunakan kata yang ringkas. Tanpa disadari, dalam
pemakaiannya terdapat kata dan kelompok kata yang memiliki makna sama.
Contoh:
a) Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Bandung. (bentuk panjang)
b) Kami meneliti anak jalanan di Bandung. (bentuk ringkas)
agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

d.      Predikat kalimat yang tidak didahului oleh kata ”yang’’


Pemunculan kata “yang” akan menghilangkan predikat dalam sebuah kalimat.
Contoh:
- Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
-Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

7. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri:
a.       Kalimat mempunyai subyek dan predikat yang jelas.
Contoh:
1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(salah)
2) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar)

b. Tidak terdapat subyek yang ganda


Contoh:    
1) Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
2) Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

c. Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


Contoh :
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Perbaikan kalimat ini dapat dilakukan 2 cara. Pertama, ubahlah kalimat itu
menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung kalimat
menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai berikut :
Kami  datang agak terlambat. Oleh karena itu , kami tidak dapat mengikuti acara
pertama
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang".
Contoh:
1) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu. (salah)
2) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. (benar)
e. Kata depan tidak berada di depan subjek
Contoh:
1) Bagi semua mahasiswa baru harus segera dikonfirmasi
2) Semua mahasiswa baru harus segera dikonfirmasi

8. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan
di sini mempunyai arti penghematan yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa. Penghematan dapat dilakukan dengan cara berikut
ini
a. Menghilangkan pengulangan subjek
Contoh:
 Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Contoh:
 Ia memakai baju warna merah.
 Ia memakai baju merah.
Kata warna dihilangkan karena kata merah sudah mencakup kata warna.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh:
 Sejak dari pagi ia termenung.
 Sejak pagi ia termenung.
Kata dari dihilangkan karena kata dari bersinonim dengan kata sejak.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
 Para hadirin dimohon berdiri
 Hadirin dimohon berdiri
Kata para dihilangkan karena kata hadirin sudah merupakan bentuk jamak.

9. Kecermatan
Maksud dari kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, serta tepat dalam pilihan kata. Bisa dikatakan dalam hal ini tidak pleonastis
maksudnya tidak terdapat kata yang maknanya sama.
Contoh:
Pada hari itu mereka saling bersalaman => kalimat efektif
Pada hari itu mereka saling bersalam-salaman => tidak efektif
Penjelasan: makna kata ulang bersalam-salaman sudah berarti saling bersalaman,
sehingga tidak perlu ditambahkan kata "saling".

10. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
1) Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
2) Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
.Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Seperti partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh:
Saudaralah yang bertanggungjawab.

2.3 Pemilihan Kata


Pilihan kata atau yang lebih sering disebut diksi, dalam arti aslinya
da pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembica
ra Arti kedua, arti diksi : yang lebih umum digambarkan denganenunsiasi kata atau
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan d i p a h a m i
A r t i   k e d u a   i n i m e m b i c a r a k a n   m e n g e n a i   p e n g u c a p a n   d a n   i n t o n a s i , dar
ipada pemilihan kata dan gaya.
• Pilihan kata yang terbaik harus memenuhi syarat :
1. Tepat
2. Benar
3. Lazim Pemakaian

2.4 Perangkaian Kalimat

• Seseorang harus dapat merangkai kalimat secara bervariasi agar tulisan


yang dihasilkan tidak monoton saat dibaca.

Contoh :

Sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun pemodal besar tidak boleh
menggusur pedagang kecil.

Kalimat diatas dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

A. Sesuai dengan etika berdagang,

B. Dengan alasan apa pun,

C. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil.

Variasi kalimat yang mungkin :

A. Dengan alasan apa pun, pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang
kecil sesuai dengan etika berdagang

B. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil, sesuai dengan etika
berdagang dengan alasan apa pun.

2.5 Penataan Kalimat

Kalimat-kalimat yang dirangkai menjadi suatu paragraf harus memiliki tatanan ide
yang apik, mengalir tanpa lompatan-lompatan ide yang mengejutkan.

Untuk itu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menuangkan gagasan dalam
kalimat, yaitu :

a. Fokus dan latar belakang

b. Informasi
b.5.1 Fokus dan Latar Belakang
• Sebuah gagasan yang dimaksudkan sebagai fokus diungkapkan dalam
klausa induk.
• Gagasan lain yang merupakan latar belakang diungkapkan dalam klausa
anak.Contoh:
 Ketika pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya, Alex, sedang di
kebun, saya berteriak memanggilnya. Ia tidak menjawab.
 Dari kalimat diatas ketika pulang siang-siang kemarin dan melihat adik
saya, Alex, sedang di kebun adalah latar belakang, sedangkan saya
berteriak memanggilnya adalah fokus.
b.5.2 Informasi

 Dalam hal penataan kalimat, ada dua jenis informasi yaitu, Informasi
Lama (IL) dan Informasi Baru (IB).

 Informasi Lama (IL) adalah gagasan yang (menurut penulis) sudah


diketahui pembaca.

 Informasi baru (IB) adalah gagasan yang (menurut penulis) belum


diketahui oleh pembaca

 Sebelum menyampaikan IB, penulis harus terlebih dahulu memaparkan IL

Contoh:

(a) Rumah ayah ada empat kamar tidurnya dan ada dua kamar tamunya.

(b) Didepan rumah ada sebuah kebun yang luas.

(c) Di kebun itu ayah menanam banyak bunga.

Penataan IL dan IB dari paragraf di atas yaitu :

(a) rumah… (b) rumah….kebun (c) kebun…..bunga

IL IL IB IL IB
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
danketerangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : kesepadanan, keparalelan, kehematan, kecermatan,
kepaduan,ketegasan, kelogisan, kevarasian dan keringkasan.

Anda mungkin juga menyukai