Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INTEGRAL

SERTA
PENERAPANNYA DALAM EKONOMI DAN TEKNIK

Disusun oleh :
Agung Dwi Hermawan (125100302111004)
Kelas : P

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
A. Pengertian Integral
Integral yang biasa disebut juga “hitung integral” atau “kalkulus integral” dapat
digunakan untuk mencari luas suatu daerah. Dalam kalkulus integral dapat diartikan
sebagai operasi invers dari turunan disebut juga anti turunan atau anti diferensial.
Integral dilambangkan oleh “ʃ” yang merupakan lambang untuk menyatakan kembali
F(x) dari F’(x).

Suatu fungsi F disebut anti turunan dari suatu fungsi f pada selang I, jika
untuk setiap nilai x di dalam I, berlaku F’(x) = f(fx).

Berdasarkan pengertian bahwa integral adalah invers dari operasi


pendiferensialan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Apabila terdapat fungsi F(x) yang dapat di diferensialkan pada interval I,

dF ( x)
sedemikian sehingga ¿ F' ( x )=f ( x), maka anti turunan dari f(x
dx
adalah F(x) + C dengan C konstanta sembarang.

B. Jenis-Jenis Integral
1. Integral Tak Tentu
Antipendiferensialan adalah operasi untuk mendapatkan himpunan semua
antiturunan dari suatu fungsi yang diberikan. Secara umum, integral tak tentu dari f(x)
didefinisikan sebagai berikut.

ʃ f(x)dx = F(x) + C

Keterangan :

ʃ = operasi antiturunan atau lambang integral

C = konstanta integrasi
f(x) = fungsi integran, fungsi yang akan dicari anti turunannya
F(x) = fungsi hasil integral
 Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar
Rumus-rumus integral tak tentu fungsi Aljabar :
1) ʃ dx = x + c
2) ʃ a dx = ax + c
a
3) ʃ axn dx = xn+1 + C, C ≠ 1
n+1
4) ʃ a f(x) dx = a ʃ f(x) dx
5) ʃ [ f(x) ± g(x) ] dx = ʃ f(x) dx ± g(x) dx

Contoh :
o ʃ 2x dx
2 1+1
ʃ 2x dx = x +c
1+ 1
o ʃ (4x + 6 ) dx
ʃ (4x + 6 ) dx = ʃ 4x dx + ʃ 6x dx
2x2 + 6x + C

 Integral Tak Tentu Fungsi Trigonometri


Rumus-rumus integral tak tentu fungsi trigonometri :
1) ʃ cos x dx = sin x + c
2) ʃ sin x dx = - cos x + c
3) ʃ tan x dx = - ln ǀcos xǀ + c
1
4) ʃ cos (ax + b) dx = sin (ax + b) + c
a
1
5) ʃ sin (ax + b) dx = - cos (ax + b) + c
a

Contoh :
o ʃ (3 sin x) dx
ʃ (3 sin x) dx = - 3 cos x + c
o ʃ (x + tan x) dx
1 2
ʃ (x + tan x) dx = x + ln ǀsec xǀ + c
2
2. Integral Tertentu
Integral tertentu adalah integral yang memiliki batas. Jika f suatu fungsi yang
didefinsikan pad selang tutup (a,b) maka integral tentu (integral Riemann) dari f dari a
sampai b dinyatakan oleh :

n
b
a ʃ f ( x ) dx=lim ∑ f ( x i ) Δ x i
n →∞ i=1

Jika limit itu ada, dengan f(x) disebut integran, a disebut batas bawah, b disebut batas
b
atas, dan a ʃ disebut tanda integral tentu.

Berikut sifat-sifat integral tertentu :


a
1) a ʃ f (x) dx = 0

ʃ f (x) dx = - ab ʃ f (x) dx
b
2) a

b
3) a ʃ k dx = k (b - a)
b
4) a ʃ k f(x) dx = k ba ʃ f (x) dx
b
5) a ʃ [f (x) ± g (x)] dx = ba ʃ f (x) dx ± ba ʃ g (x) dx
c
6) a ʃ f (x) dx = ba ʃ f (x) dx + cb ʃ f (x) dx; a<b<c
b
7) f (x) dx ≥ a ʃ g (x) dx; jika f (x) dx ≥ g (x) dx
b
8) a ʃ f (x) dx ≥ 0, jika f (x) ≥ 0

C. Cara Menghitung Integral


 Cara Subtitusi
Cara subtitusi pada integral dilakukan apabila satu bentuk integral tidak dapat
langsung diselesaikan dengan menggunakan rumus-rumus dasar integral. Integral
bentuk ini terlebih dahulu diubah menjadi bentuk integral yang dapat diselesaikan
dengan rumus integral, yaitu dengan cara mensubtitusikan variabel baru, yaitu dengan
mensubtitusikan u = f (x).

1
ʃ f(x)n d[f(x)] = ʃ un du = un-1 + c, dengan n ≠ 1
n+1
Contoh :
Tentukan integral dari ʃ 6x2 (2x3 - 4)2 dx
Misal u = 2x3 – 4 → du = 6x2 dx
du
dx =
6 x2
du
Sehingga, ʃ 6x2 (2x3 - 4)2 dx = 6x2u4
6 x2
1 5 1
= u2 du = u = (2x3 - 4)5 + c
5 5
 Cara Parsial
Cara parsial digunakan apabila bentuk suatu integral tidak dapat diselesaikan
dengan menggunakan rumus-rumus dasar integral dan dengan cara subtitusi.
Menghitung integral parsial didefinisikan sebagai berikut.

ʃ u dv = uv - ʃ v du

Contoh :
Tentukanlah ʃ x√ 2+ x dx
Misal u = x → du = dx
dv = √ 2+ x → v = ʃ √ 2+ x dx
= ʃ (2 + x)1/2 d(2 + x)
2
= (2 + x)3/2 + c
3

2 2
Sehingga, ʃ x√ 2+ x dx = x • (2 + x)3/2 - ʃ (2 + x)3/2 dx
3 3
2 2
= x (2 + x) - ʃ (2 + x) d(2 + x)
3 3
2 2 2
= x (2 + x) - • (2 + x)5/2 + c
3 3 5
2 4
= x (2 + x) 3/2 - (2 + x)5/2 + c
3 15

D. Aplikasi Integral dalam Kehidupan


→ Aplikasi Integral
Integral dapat diaplikasikan ke dalam banyak hal. Dari yang sederhana, hingga
aplikasi perhitungan yang sangat kompleks. Kegunaan integral dalam kehidupan sehari-hari
banyak sekali, diantaranya menentukan luas suatu bidang, menentukan volume benda putar,
menentukan panjang busur dan sebagainya. Integral tidak hanya dipergunakan di matematika
saja. Banyak bidang lain yang menggunakan integral, seperti ekonomi, fisika, biologi, teknik
dan masih banyak lagi disiplin ilmu yang lain yang mempergunakannya.
Berikut merupakan aplikasi-aplikasi integral yang telah dikelompokkan dalam
beberapa kelompok perhitungan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada keterangan yang
diberikan.

1. Pada bidang teknik


Pada bidang Tekhnik penggunaan turunan dapat membantu programer dalam pembuatan
aplikasi dari mesin – mesin yang handal.
Contohnya : Para Enginer dalam membuat / mendisain mesin – mesin pesawat terbang.

2. Pada bidang matematika


Turunan digunakan untuk pencarian dalam limit, yang bentuk soal limitnya harus di
faktorkan atau di kalikan terlebih dahulu dengan akar sekawan. Selain itu , Aplikasi
turunan juga digunakan untuk menentukan persamaan garis singgung.
Contoh penggunaan Turunan untuk menentukan Garis singgung :
Tentukan persamaan garis singgung dari y = x3 - 2x2 - 5 pada titik (3,2).
Jawab :
Y=f(x)= x3-2x2-5
Y=f(x)=3x2-4x f ’(3) = 3(3)2 - 4(3) = 15 ; m = 15.
Rumus pers. Garis singgung :
y-yo = m (x-xo)
maka garis singgung fungsi diatas adalah :
Y – 2 = 15 (x – 3) atau y = 15x – 43

3. Pada bidang ekonomi


Penerapan Turunan parsial dalam bidang ekonomi antara lain digunakan untuk
menghitung fungsi produksi, konsep elastisitas, angka pengganda, optimisasi tanpa kendala,
dan optimisasi dengan kendala (fungsi lagrange).
Pada bidang ekonomi fungsi turunan dipakai untuk mencari biaya marjinal, yaitu dengan
cara menurunkannya dari persamaan biaya total. Bisa ditulis biaya marjinal = biaya total’.
Para matematikawan mengenal biaya marjinal  sebagai dc/dx, turunan C terhadap x. dengan
demikian dapat didefinisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan marjinal sebagai
dR/dX, dan keuntungan marjinal sebagai dp/dx.
Berikut contoh soal :

Sebuah perusahaan mempunyai biaya 3200 + 3,25x – 0,0003x 2 dengan jumlah persatuan
x=1000. tentukan biaya rata-rata dan biaya marjinal?

Penyelasaian

biaya rata-rata = C(x)/x

= 3200+3,25x-0,0003x2 / X

= 3200+3,25 (1000)-0,0003(1000)2 / 1000

= 6150 / 1000 = 6,15

Maka biaya rata-rata persatuan yaitu 6,15 x 1000 = Rp.6150

biaya marjinal = dc/dx

= 3,25-0,0006x

= 3,25-0.0006 (1000)

= 2,65

maka biaya marjinalnya, 2,65 x 1000 = Rp.2650 Pada x=1000

            Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa dibutuhkan Rp.6150 untuk memproduksi
1000 barang pertama dan membutuhkan Rp. 2,65 untuk membuat 1 barang  setelah barang
yang ke 1000, hanya dibutuhkan Rp. 2650 untuk membuat 1000 barang yang sama.

4. Pada bidang fisika


Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari satu atau lebih besaran pokok yang
ada. Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan dapat dinyatakan dengan angka.
Misalnya adalah luas yang merupakan hasil turunan satuan panjang dengan satuan meter
persegi atau m pangkat 2 (m^2). Luas didapat dari mengalikan panjang dengan panjang.
 Berikut ini adalah berbagai contoh besaran turunan sesuai dengan sistem internasional /
SI yang diturunkan dari sistem MKS (meter - kilogram - sekon/second) :

- Besaran turunan energi satuannya joule dengan lambang J


- Besaran turunan gaya satuannya newton dengan lambang N
- Besaran turunan daya satuannya watt dengan lambang W
- Besaran turunan tekanan satuannya pascal dengan lambang Pa
- Besaran turunan frekuensi satuannya Hertz dengan lambang Hz
- Besaran turunan muatan listrik satuannya coulomb dengan lambang C
- Besaran turunan beda potensial satuannya volt dengan lambang V
- Besaran turunan hambatan listrik satuannya ohm dengan lambang ohm
- Besaran turunan kapasitas kapasitor satuannya farad dengan lambang F
- Besaran turunan fluks magnet satuannya tesla dengan lambang T
- Besaran turunan induktansi satuannya henry dengan lambang H
- Besaran turunan fluks cahaya satuannya lumen dengan lambang ln
- Besaran turunan kuat penerangan satuannya lux dengan lambang lx

 EKONOMI
Operasi hitung integral dapat diterapkan dalam persoalan ekonomi, misalnya
dalam integral tak tentu digunakan menghitung fungsi total, dan dalam integral
tertentu digunakan untuk menghitung surplus konsumen dan surplus produsen.
Jika diketahui fungsi demand dan supply suatu barang, operasi hitung integral
dapat dipakai untuk menghitung surplus konsumen dan surplus produsen pada
saat market equilibriumatau pada tingkat harga tertentu.
1. Surplus Konsumen
Konsumen yang mampu atau bersedia membeli barang lebih tinggi (mahal)
dari harga equilibrium P0 akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk tiap unit
barang yang dibeli dengan harga P0. Pada saat equilibrium, jumlah total
pengeluaran (total expenditure) konsumen = P0.X0 yang dalam gambar ini adalah
luas empat persegi panjang 0ABC, sedangkan konsumen yang tadinya bersedia
membeli barang ini lebih tinggi dari harga P0 akan menyediakan uang yang
banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva demand yang sumbu tegak P, sumbu
mendatar X, dan garis ordinat x = x0 (yakni = luas daerah 0ABF).
 Karena itu, besarnya surplus konsumen yakni selisih antara jumlah uang yang
disediakan dikurangi dengan jumlah pengeluaran nyata konsumen sehingga surplus
konsumen dapat dinyatakan sebagai berikut:

SK = Luas 0ABF – Luas 0ABC = Luas daerah CBF =oʃxof(x).dx – P0.X0

Jika dari fungsi demand p = f(x) maka hasil dari 0ʃaf(x).dx adalah jumlah uang
yang disediakan.
2. Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih antara hasil penjualan barang dengan jumlah
penerimaan yang direncanakan produsen dalam penjualan sejumlah barang. Pada
saat harga terjadi price equilibrium P0 maka penjual barang yang bersedia menjual
barang ini dibawah harga po akan memperoleh kelebihan harga jual untuk tiap unit
barang yang terjual yakni selisih antara po dengan harga kurang dari po.
Sedangkan, pada saat equilibrium, penjual barang ini akan menerima hasil
penjualan barang sejumlah P0 . X0 yang dalam gambar adalah luas empat persegi
panjang 0ABC, sedangkan sebenarnya penjual barang ini bersedia menerima
sejumlah uang yang banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva supply dengan
sumbu P, sumbu X dan garis ordinat x = xo (yakni luas daerah 0ABE), maka
penjual barang ini akan memperoleh surplus produsen (penjual) sebanyak berikut
ini:

SP = Luas 0ABC – Luas daerah 0ABE = P0.X0 -oʃxcg(x).dx

 TEKNOLOGI
- Penggunaan laju tetesan minyak dari tangki untuk menentukan jumlah kebocoran
selama selang waktu tertentu.
- Penggunaan kecepatan pesawat ulang alik Endeavour untuk menentukan
ketinggian maksimum yang dicapai pada waktu tertentu.
- Memecahkan persoaalan yang berkaitan dengan volume, paanjang kurva, perkiraan
populasi, keluaran kardiak, gaya pada bendungan, usaha, surplus konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto, Dini. 2007. Matematika, Kelompok Teknologi, Kesehatan, Dan Pertanian.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Darmawan, Achmad. 2012. Manfaat Integral dalam Kehidupan Sehari-hari.
http://darmawaninnodderz.blogspot.com/2012/09/manfaat-dan-fungsi-
integral-dalam-ekonomi-teknik.html. Diakses pada tanggal 2 Januari 2013
Kanginan, Marthen. 2007. Matematika Integral.  Bandung : PT Grafindo Media
Pratama
Sulasim, Kastolan, Johanes. 2007. Kompetensi Matematika 3. Bandung : Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai