PRAKTIKUM FARMASETIKA II
PULVIS
B. Tinjauan Pustaka
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Anak-anak atau orang dewasa yang
sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk..
Serbuk dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi (Pulvis).
Pada umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. Walaupun begitu
apoteker dapat lebih melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan dengan melapisi tiap
bungkus dengan kertas selofan atau sampul polietilena. (Anonim, 2012)
Keuntungan sediaan bentuk pulvis (serbuk), antara lain :
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.
2. Anak anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam
sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk
serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
Syarat-syarat Serbuk
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut.
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan
(seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres
yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik. (Elmitra,
2017)
R/ Acid Salisylic 2
Bals. Peruv 2
Adipis Lanae 4
Magnesii Oxydi 10
Zinci Oxydi 10
Talc. Venet ad 100
m.f.pulv
S.u.e
did
Pro: Wina
D. Formula Standar
R/ Acid Salisylic 2
Bals. Peruv 2
Adipis Lanae 4
Magnesii Oxydi 10
Zinci Oxydi 10
Talc. Venet ad 100
(Anonim, 1978)
E. Fungsi Bahan
1. Asam Salisilat
a. Pemerian : Hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk
hablur putih halus, rasa agak manis, tajam, dan stabil di
udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari
metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah
jambu dan berbau lemah mirip etanol.
b. Khasiat : Keratolitikum, antifungi
(Anonim, 1979)
2. Balsamum Peruvianum
a. Pemerian : Cairan kental lengket, tidak berserat, coklat tua, dalam lapisan
tipis berwarna coklat. Transparan kemerahan, bau aromatik
khas seperti vanillin.
b. Khasiat : Antiseptik
(Anonim, 1979)
3. Adeps Lanae (lemak bulu domba)
a. Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.
b. Khasiat : Zat tambagan untuk mempertahankan kontak serbuk.
(Anonim, 1979)
4. Magnesii Oxydum
a. Pemerian : Sebagai magnesium oksida ringan, serbuk putih, sangat ruah
dan sebagai magnesium oksida berat, serbuk putih, relatif
padat.
b. Khasiat : Zat tambahan untuk mengabsorbsi keringat dan menambah
efek pendinginan.
(Anonim, 1995)
5. Zinci Oxydum
a. Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak
berbau, menyerap karbondioksida dari udara perlahan.
b. Khasiat : Antiseptik lokal, memudahkan kontak dengan kulit.
(Anonim, 1995)
6. Talcum
a. Pemerian : Serbuk/hablur sangat halus, putih atau putih kelabu berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
b. Khasiat : Menambah free flowing serbuk.
(Anonim, 1995)
F. Khasiat Sediaan
Sebagai antifungi dan antiseptik.
I. Cara Kerja
Magnesii Oxydi dan Zinci Oxydi diayak menggunakan ayakan No. 120 dan
Ditimbang semua bahan dengan seksama (pada penimbangan balsam peru digunakan
kertas timbang yang telah diolesi gliserin)
Dimasukkan adeps lanae dalam mortir hangat dan ditetesi alkohol 70%
Pada mortir yang berbeda dimasukkan balsam peruv., ditetesi alkohol 70%, dan
ditambahkan sebagian talc., diaduk sampai homogen
Dimasukkan magnesii oxydi kedalam mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk
Dimasukkan sisa talc sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
Campuran diayak lalu ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan (Pulvis yang
mengandung lemak diayak dengan ayakan nomor 44)
K. Daftar Pustaka
Anonim, 1978, Formularium Nasional II, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 2012, Farmakope Indonesia Edisi V, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 2014, Dasar-Dasar Farmasi, http://www.repositori.kemdikbud.go.id/,
Kemdikub RI, Jakarta (diakses pada 28 Februari 2020)
Elmitra, 2017, Buku Dasar-dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid, Deepublish,
Yogyakarta