Anda di halaman 1dari 3

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM (HMJ-AFI)


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Sekretariat: Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung 40641. Gedung Study Center (SC) lantai II

TERM OF REFERENCE
PENGENALAN ORIENTASI JURUSAN
“ PENTINGNYA FILSAFAT BAGI MELENIAL, UNTUK MENENTUKAN HALUAN
HIDUP”

A. DASAR PEMIKIRAN

Patut diakui bahwa dinamika berfilsafat tidak selalu bergelut di zona-zona nyaman.
Sebaliknya filsafat selalu menempatkan subyek berpikir pada wilayah berbahaya. Kondisi rentan
bahaya ini adalah konsekuensi logis dari pola pikir dan pola laku filsafat yang garang menantang
berbagai bentuk kemunafikan.
Joseph Ratzinger yang dikenal sebagai Paus Benediktus XVI, dalam Consecrate them in the
truth  (1987) mengedepankan model pencarian kebenaran bernada filosofis. Bahwasannya
keberanian untuk mencari kebenaran memerlukan keutamaan seorang pencari kebenaran yakni
tidak takut ke mana pencarian itu akan membawanya.

Inilah radikalitas berpikir filsafat yang mesti dialami, dimaknai dan dijadikan prinsip hidup
generasi milenial tentu dengan model yang lebih kontekstual. Di atas basis ini, generasi milenial
sebenarnya membentuk militansi personal dalam perjuangan merengkuh kehidupan manusiawi
yang kerap terpasung beragam kepentingan subjektif-parsial semata.
Geliat publik Indonesia khususnya kaum muda dalam berfilsafat di era milenial ini, rupanya
masih jauh panggang dari api. Labelisasi terhadap filsafat sebagai ilmu abstrak dengan tingkat
kesulitan berpikir yang melelahkan acapkali membuat generasi milenial malas  berfilsafat.
Keenganan generasi milenial dalam berfilsafat dengan kekhasan metodologi berpikir keras,
cermat dan tuntas, rupanya dilatari oleh masifnya mentalitas praktis sebagai implikasi langsung
dari modernitas.

Membeludaknya persebaran gawai,  informasi dan komunikasi berbasis daring,  dipandang


sebagai solusi dalam mengatasi ragam persoalan. Pada aras inilah, daya imajinatif-konstruktif
generasi milenial dilumpuhkan. Alhasil, bobot penalaran minim kedalaman.    
Filsafat sebagai sistem ilmu berpikir kritis, sejatinya mesti dicintai oleh generasi era milenial ini.
Dalam dinamika informasi yang seringkali menampilkan lapisan luaran, ambigu dan sarat
irasionalitas, filsafat hadir untuk membuka cakrawala berpikir baru, analitis, logis, kristis,
sistematis dan mendalam.
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM (HMJ-AFI)
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Sekretariat: Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung 40641. Gedung Study Center (SC) lantai II

Berhadapan dengan membeludaknya hoaks, cara berpikir filsafat membantu untuk membedah
dan menentukan mana yang harus diterima dan mana yang harus dihindari. Dengan sistem
berpikir filsafat, kaum milenial setidaknya dimampukan untuk mengamalkan suatu prinsip moral
yang dikatakan oleh salah satu filsuf dan teolog zaman Skolastik Thomas Aquinas, " Bonum est
persequendum et malum evitandum" (Melakukan yang baik dan menghindari yang jahat).

Dewasa ini, ketika generasi milenial dituntut untuk kritis,  inovatif, kreatif dan produktif dalam
menghadapi percaturan global,  filsafat hadir dan  membuka jalan ke arah itu. Dengan berfilsafat
generasi milenial dimampukan untuk melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain dan
mendengar apa yang tidak didengar orang lain. Filsafat  selalu menghadirkan suatu penglihatan
yang melampaui.

Berhadapan dengan era kekinian, ketika kebenaran dijadikan komoditas (Post-truth Era), filsafat
membantu generasi milenial untuk membuat diskresi demi mencapai suatu kebenaran hakiki
yang dapat dijadikan landasan hidup.
Pada tataran ini, generasi milenial sebenarnya mengalami suatu kepenuhan eksistensial dari
perspektif nurani juga ratio.

Di sisi lain, berhadapan dengan percaturan politik yang menuntut keterlibatan aktif-kontibutif
kaum muda, filsafat membantu generasi milenial untuk lebih jeli melihat substansi persoalan
yang sedang digeluti. Ini menjadi kekhasan yang membedakan generasi milenial dengan elit-elit
politik bangsa yang akhir-akhir ini cenderung bermain di ranah aksidental. Bukan tidak mungkin
bahwa filsafat kemudian membuka peluang bagi generasi milenial untuk unjuk teladan berpolitik
yang sehat, rasional dan fair  bagi elit politik tua yang rentan menjadikan “tanah suci” politik
sebatas langgam pertempuran irasionalitas yang memuakkan.

B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama; “Orientasi mahasiswa jurusan atau disingkat OSJUR”

C. TEMA KEGIATAN

“ PENTINGNYA FILSAFAT BAGI MELENIAL, UNTUK MENENTUKAN HALUAN HIDUP”

D. WAKTU PELAKSANAAN

Tangga : 27 s/d 29 April 2019

Tempat : VILLA MERAH


HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM (HMJ-AFI)
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Sekretariat: Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung 40641. Gedung Study Center (SC) lantai II

E. TUJUAN

Dengan dilaksanakanya OSJUR kali ini mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan menguasai
berbagai hal diantaranya :

1. Mengenal jurusan
2. Mengenal masyarakat jurusan
3. Mengenal birokarsi jurusan
4. Menguasai dasar-dasar filsafat
5. Mempu membaca text filsafat
6. Menguasai penuliasan

F. PESERTA

Peserta adalah mahasiswa semester 2 Akidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Angkatan 219

G. PENUTUP

Demikianlah TOR ini kami sampaikan dengan harapan bahwa kita dapat bekerjasama demi suksesnya 
acara ini. Terimakasih kepada pihak - pihak yang membantu dan mensupport kami dengan usaha dan 
doa, semoga Allah SWT berkenan melipahkan rahmat dan karunia-Nya pada kita semua. 

Salam Pencerahan!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai