Adanya variasi genetik yang mempengaruhi tingkat aktivitas enzim akan memberikan
pula variasi dalam kecepatan metabolisme obat. Variasi genetic ini bisa dalam bentuk
variasi enzim yang berperan penting dalam ikatan atau transport obat. Succiniicholine
sebagai contoh, hanya dimetabolisme setengah kali orang normal yang secara genetik
kekurangan enzim pseudocholinesterase. Perbedaan dalam kecepatan metabolisme
juga tampak pada asetilasi dari isoniazid, dimana terjadi perbedaan dalam proses
asetilasi pada orang-orang Jepang, Eskimo, Amerika Latin, dan Amerika Negro.
Penelitian yang dilakukan oleh Branch membuktikan adanya pengaruh genetik dan
lingkungan dalam disposisi obat. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan
bermakna pada waktu paruh eliminasi dan klirens antipirin pada orang Inggris dan
orang Sudan, harga waktu paruh eliminasi antipirin hamper dua kali orang Inggris.
JENIS KELAMIN DAN HORMONAL
Studi efek hormon androgen seperti testeron pada sistem mikrosom hati menunjukkan
bahwa rangsangan enzim oksidasi pada tikus jantan ternyata berhubungan dengan
aktivitas anabolik dan tidak berhubungan dengan efek androgenic. Pada manusia baru
sedikit diketahui tentang adanya pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap proses
metabolit obat. Contoh : nikotin dan asetosal dimetabolisis secara berbeda pada pria
dan wanita.
DIET
Lemak dibutuhkan oleh enzim pemetabolisme obat sebagai komponen membrane dan
interaksi spesifik. Asam linoleate dan asam arakhidonat penting untuk mengendalikan
metabolisme obat. Obat yang memiliki efek griseofulvin dapat meningkat jika ditelan
bersamaan dengan makanan berlemak seperti susu, alpukat, dan kue-kue. Sedangkan
orang yang diet pasti akan menghindari beberapa makanan yang berlemak maka dapat
mempengaruhi proses metabolisme obat.
PENYAKIT
Penyakit-penyakit akut atau kronis yang mempengaruhi fungsi hati akan
mempengaruhi juga metabolisme obat. Penyakit-penyakit seperti hepatitis alkoholik,
cirrhosis alkoholik aktif atau inaktif, hemochromatis, hepatitis akut karena virus dapat
merusak enzim metabolik di hati terutama mikrosomal oksidase, dan karena itu
mempengaruhi juga eliminasi obat.
Sakit jantung juga dilaporkan dapat menghambat metabolisme obat. Hal ini
disebabkan karena aliran darah ke hati terganggu, sehingga untuk obat-obat yang
aliran darah merupakan tahap penentu metabolismenya juga akan terhambat.
Penyakit-penyakit seperti kanker hati, sakit paru-paru, hipotiroid, malaria,
skistosomiasis juga menghambat aktivitas metabolisme obat.