TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
a. Tahu
Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu
yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
b. Paham
Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu
menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke
dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan
membedakan.
e. Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang.
b. Tingkat pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi, akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih
rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang
positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu.
d. Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia
mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengauhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua
sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media.
Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara
wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran,
sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan
lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).
Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri dengan batas-batas
payudara yang tampak dari luar yaitu, bagian superior berbatasan dengan iga II
atau III, inferior berbatasan dengan iga VI atau VII, bagian medial berbatas
dengan bagian pinggir sternum, dan bagian lateral dengan garis aksilaris anterior.
Batas-batas payudara yang sesungguhnya yaitu, bagian superior hamper sampai
klavikula, bagian medial di garis tengah, dan bagian lateral berbatasan dengan m.
Latissimus dorsi (Ramli, 2009).
Payudara terdiri dari berbagai struktur seperti parenkim epithelial, lemak,
pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot dan fasia. Parenkim epithelial
dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus, yang masing-masing mempunyai saluran
tersendiri untuk mengalirkan produknya, dan bermuara pada puting susu. Setiap
lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100
kelompok asini. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula
mamma.
Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan
anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper yang berfungsi
sebagai penyangga.
b. Stadium (staging)
Keputusan klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal
yang telah terjadi, dan derajat penyebarannya ke tempat-tempat yang jauh
pada individu tertentu
2. Pengaruh hormon
Kanker payudara umumnya pada wanita, pada laki-laki
kemungkinan ini sangat rendah.
Pada usia diatas 35 tahun insidennya jauh lebih tinggi.
Ternyata pengobatan hormonal banyak memberikan hasil pada
kanker payudara lanjut.
4. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandung lemak.
Karsinogen: terdapat lebih dari 2000 karsinogen dalam lingkungan
hidup kita.
Menurut Ramli (2009), faktor risiko tinggi bukanlah faktor etiologi. Faktor
risiko tinggi kanker payudara yaitu keadaan-keadaan dimana kemungkinan
seorang wanita mendapat kanker payudara lebih tinggi dari yang tidak
mempunyai faktor tersebut yaitu:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun (2 kali)
3. Tidak kawin (2-4 kali)
4. Menarche kurang dari 12 tahun (1,7-3,4 kali)
5. Menopause terlambat lebih dari 55 tahun (2,5-5 kali)
6. Pernah operasi tumor jinak payudara (3-5 kali)
7. Mendapat terapi hormonal yang lama (2,5 kali)
8. Adanya kanker payudara kontralateral (3-9 kali)
9. Operasi ginekologi (3-4 kali)
10. Radiasi dada (2-3 kali)
11. Riwayat keluarga (2-3 kali)
2.5.5. Diagnosa
Untuk sampai kepada diagnosis kanker payudara diperlukan pemeriksaan
fisik yang baik, pemeriksaan penunjang , dan pemeriksaan histopatologi (Ramli,
2009).
1. Pemeriksaan fisik yang baik
• Anamnesis
• Ultrasonografi
• Foto toraks
3. Pemeriksaan histopatologi
Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf “T” pada TNM System ini juga
mendeskripsikan apakah tumor mengenai dinding dada ataupun kulit.
Tabel 2.1. Klasifikasi ukuran tumor berdasarkan TNM System
Ukuran tumor (T) Interpretasi
T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor
TIS Tumor in situ, ialah tumor sebelum invasi (tanpa
infiltrasi).
T1 Tumor 2cm atau kurang
T1a Tidak ada perlengketan/ infiltrasi ke fasia pektoralis/ otot
pektoralis
T1b Dengan perlengketan/ infiltrasi ke fasia pektoralis
T2 Tumor 2cm – 5cm
T2a Tidak ada perlengketan ke fasia pektoralis atau otot
pektoralis
T2b Dengan perlengketan ke fasia pektoralis atau otot
pektoralis
T3 Tumor lebih besar dari 5cm
T3a Tidak ada perlengketan ke fasia pektoralis
T3b Dengan perlengketan ke fasia pektoralis atau otot
pektoralis
T4 Tumor dengan besarnya berapa saja tetapi dengan
infiltrasi ke dinding toraks atau kulit
T4a Dengan fiksasi ke dinding toraks
T4b Dengan edema, infiltrasi atau ulserasi kulit, atau kulit yang
berbiji-biji
Sumber: Djamaloeddin, 2007.
c. Metastase (M)
2.5.7. Prognosa
Menurut Ramli (2009), prognosis kanker payudara ditentukan oleh:
1. Staging (TNM)
Semakin dini, semakin baik prognosisnya.
2. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan
karsinoma yang sudah invasif.
2.6. SADARI sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara
2.6.1. Deteksi dini secara umum (Skrinning)
Skrining merupakan bagian penting dari epidemiologi yang didefinisikan
sebagai suatu upaya atau strategi untuk mengetahui adanya suatu penyakit pada
seseorang yang tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut. Tujuan dilakukannya
skrining adalah untuk mengidentifikasi kejadian suatu penyakit disuatu populasi
sehingga diharapkan dapat dilakukan intervensi dan penatalaksaan lebih dini
(Tjokroprawiro, 2006).
Deteksi dini kanker, walaupun bukan tindakan pencegahan, dapat
berfungsi menahan atau menghancurkan kanker sebelum bermetastasis ke seluruh
tubuh. Deteksi dini bergantung pada identifikasi faktor risiko untuk pasien
tertentu dan penggunaan teknik pemeriksaan fisik yang tepat. Uji deteksi kanker
dini meliputi pemeriksaan payudara sendiri dan mamografi, pemeriksaan prostat,
pemeriksaan testikular sendiri, pemeriksaan kulit secara regular. Beberapa uji
penapisan, misalnya Pap smear, pemeriksaan polip usus, dan biopsi dari lesi kulit
abnormal memungkinkan intervensi dini sebelum sel-sel displastik (sel yang
memperlihatkan tanda awal ketidaknormalan) berubah menjadi kanker (J.Corwin,
2009).
4. Wanita usia 40-49 tahun seharusnya melakukan mamografi tiap 1-2 tahun.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk
berkonsultasi:
• Kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.