Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dzaky Afif Pratama

Fakultas / Jurusan : FEB Dan Manajemen


Nama Group / No Absen : Suku Sumbawa / 22

Generasi Millenial yang menginspirasi banyak anak muda

Pada abad 21 zaman semakin berkembang, banyak sekali perubahan yang besar benar-benar nyata
terjadi pada kehidupan manusia semenjak teknologi dan internet berkembang. Semakin hari
semakin baik, teknologi dan internet berkembang dengan cepat.
Masyarakat terpacu terus untuk mengejar ketertinggalannya. Perangkat dengan smart system
semakin mudah didapatkan. Masyarakat semakin hari semakin melek internet dan teknologi.
Teknologi dimasa kini berkembang dengan pesat.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin erat di Era Globalisasi saat ini tidak bisa dihindari
lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk
selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan
mutu pendidikan, Terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi
dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pendidikan,komunikasi dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti
telepon, computer,internet,email dan sebagainya. Interaksi antara guru / dosen dan siswa /
mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan
media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini,guru atau dosen dapat
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat seorang anak bangsa
Indonesia membuat suatu ide yang sangat brilian. Tokoh millennial tersebut bernama Adamas Belva
Syah Deva atau yang biasa dipanggil Belva. Dia merupakan CEO sekaligus pendiri dari Ruang
Guru, beliau lah yang menciptakan perusahaan teknologi berbasis pendidikan terbesar di Indonesia
dan beliau juga memiliki banyak sekali prestasi.
Semasa duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Presiden, sosok Belva yang
memang dikenal cerdas, banyak meraih prestasi di kelas. Salah satunya adalah beasiswa penuh yang
membuatnya menempuh studi tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun. Berbekal prestasi akademik
dan ranking yang tinggi, Belva melanjutkan pendidikannya ke Nanyang Technological University
(NTU) di Singapura.
Dikenal sebagai salah satu kampus teknik terbaik di Asia, Belva bahkan mengambil gelar ganda
dalam studinya, yakni program studi Ilmu Komputer dan Manajemen Bisnis. Belva pun
membuktikan dirinya sebagai mahasiswa cerdas dengan raihan tiga penghargaan di kampus
tersebut, yakni Lee Kuan Yew Gold Medal, Infocomm Development Authority of Singapore Gold
Medal, dan Accenture Gold Medal. Berkat prestasinya itu, ia juga mendapat kesempatan menjalani
program pertukaran studi di Inggris.
Namun pada 2013, Belva memilih untuk melanjutkan studinya ke Amerika Serikat. Dilansir
darikinibisa.com, ia tercatat sebagai mahasiswa di tiga universitas berbeda. Semua ditempuhnya
secara bertahap rata-rata selama dua tahun. Pertama adalah Stanford Graduate School of Business,
tempat di mana Belva mengambil gelar Master of Business Administration disana selama dua tahun.
Kedua, Belva mendaftarkan dirinya ke Harvard Kennedy School of Government untuk mengambil
pendidikan pascasarjana di Administrasi Publik, sesaat menjelang setahun masa studinya di
Stanford berakhir. Di Harvard, ia sempat terdaftar sebagai peneliti tamu di Ash Center for
Democratic Governance and Innovation.Terakhir, namanya juga terdaftar sebagai mahasiswa Studi
Perencanaan Kota di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 2015.
Usai menamatkan seluruh pendidikannya, Belva memilih bekerja sebagai konsultan untuk
perusahaan ternama, McKinsey & Co. Di sana, ia menangani beragam klien yang datang dari
berbagai bidang usaha seperti minyak dan gas, pendidikan, kesehatan masyarakat, barang konsumsi
sampai telekomunikasi. Tercatat, Belva bekerja selama dua tahun di McKinsey & Co.
Hingga saat dirinya tengah menghadapi tes untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang
pascasarjana, Belva sempat kesulitan mencari mencari guru privat online yang sesuai dengan
kebutuhannya. Saat itu, ia juga bersama sahabatnya yang bernama Iman Usman. Dari pengalaman
itu, mereka berdua menyadari betapa sulitnya hal tersebut. Dari sinilah, keduanya kemudian
mendirikan Ruang Guru, yang kemudian menjadi sebuah terobosan di Indonesia. Khususnya di
bidang belajar dan mengajar secara digital.

Anda mungkin juga menyukai