Kaolin
Kaolin merupakan bahan seperti lempung (clay) berupa hydrous alumino silikat dan bila
ditambahkan air akan menjadi campuran plastis yang dapat diolah menjadi bentuk yang
sesuai dikehendaki. Bahan ini juga merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan
kepadatan dan kekuatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar. Kaolin ini
Merupakan tanah liat berwarna putih. Jika dibakar tidak berubah warna. Bahan ini
memberi warna tidak bening (opaque) pada porselen. Merupakan bahan pengikat untuk
mempertahankan kepadatan dan kekuatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar.
Makin banyak kaolin maka porselen akan semakin gelap, karena kecenderungan kaolin
adalah memberi warna gelap pada porselen dan hal ini akan mempengaruhi estetik
porselen. Oleh karena itu untuk bidang kedokteran gigi, bahan ini sedikit sekali
digunakan atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Berfungsi sebagai campuran plastik
dengan air, sehingga dapat dibentuk sesuai ukuran dan model yang dikehendaki dan
mempertahankan bentuknya selama pembakaran. Terdiri terutama dari mineral kaolinite,
sebuah hydrous aluminosilicate dari komposisi Al2O3.2SiO2.2H2O.
Bahan lain
Oksida lain dapat ditambahkan contohnya adalah oksida borat (B 2O3) dan Oksida
alumina (Al2O3) yang bersifat sebagai modifier kaca yaitu menurunkan viskositasnya,
menurunkan temperature pelunakan, dan membentuk anyaman-anyaman kaca.
a. Pigmen
Bahan ini berfungsi sebagai pemberi warna pada porselen agar sesuai dengan warna gigi.
Sebagai pigmen digunakan oksida-oksida logam, misalnya indium memberi warna
kuning, chrom memberi warna merah muda, kobalt memberi warna kebiru-biruan dan
titanium membuat bahan menjadi lebih opaque.
Bahan ini ditambahkan untuk memberi warna pada porselen supaya sesuai dengan warna
gigi. Bahan pewarna dalam porselen adalah :
Titanium untuk memberi warna kuning dan dapat digunakan untuk membuat bahan
menjadi lebih opaq.
Kobalt untuk memberi warna kebiru – biruan.
Besi untuk memberi warna kecoklat – coklatan
Timah dan emas untuk memberi warna merah jambu.
Emas metalik untuk memberi warna bayangan merah kecoklatan.
Platina untuk memberi warna keabu – abuan
b. Flux
Penambahan ini dimaksudkan untuk menambah kelelehan atau kecairan, merendahkan
temperatur lebur, serta menyerap bahan-bahan pencemar yang tidak dikehendaki.
Sebagai flux biasanya dipakai karbonat-karbonat kalium dan natrium, borax, gelas atau
oksida timah.Fluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur
yang rendah. Fluks yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium karbonat,
kalsium karbonat, natrium karbonat dan boraks. Bahan – bahan ini merupakan low fusing
material yang berguna untuk memperendah temperatur penyatuan.
% % % % % % %
High
fusing 4 81 15 - - - -
porselen
Medium
fusing 6 61 19 - 1 5 2
porselen
Low fusing
- 60 12 8 11 1 -
porselen
Sifat Porselen
a.Sifat Mekanis
Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan
yang diberikan pada saat digunakan maupun dalam proses pembuatannya.Sifat ini bergantung
pada komposisi dan mikrostruktur.Berikut ini akan dibahas beberapa sifat mekanis keramik
gigi yaitu strength,shrinkage dan hardness.
Strength
Strength ialah stress maksimum yang dapat dikeluarkan benda pada saat benda itu
patah atau rusak total.Keramik gigi memiliki nilai compressive strength yang tinggi (280MN/
m 2) namun tensil strength nya rendah yaitu 70MN/m 2
Shrinkage
Penyebab shrinkage selama pembakaran adalah adanya hambatan pada saat
kondensasi.Makin sedikit air yang tinggal sewaktu pembakaran dimulai,maka makin sedikit
terjadi shrinkage.Selama proses pembakaran keramik gigi akan terjadi penyusutan sebanyak
30%-40% dari volume awal.Oleh karena itu,mahkota keramik harus dibuat lebih besar dari
ukuran selama pembakaran.
Beberapa studi menyatakan tipe low fusing porcelain memiliki ukuran volume
shrinkage antara 32-37%,tipe high fusing porcelain memiliki ukuran volume shrinkage
sebesar 28-34%,medium fusing porcelain memiliki ukuran volume shrinkage diantara kedua
tipe diatas.
Hardness
Hardness atau kekuatan bahan keramik gigi dapat diartikan sebagai suatu karakteristik
yang dihubungkan dengan kemampuan bahan tersebut untuk bertahan terhadap penetrasi
pada permukaan yang dapat menyebabkan retak dan fraktur serta abrasi akibat aliran yang
plastis.Nilai hardness pada permukaan keramik gigi adalah 460KHN.Nilai hardness ini
biasanya berhubungan dengan resistensi terhadap pemakaian yaitu ketahanan terhadap
abrasi.Untuk meminimalkan terjadinya abrasi pada email yang berkontak dengan struktur
keramik gigi maka harus digunakan keramik gigi yang permukaan mikrofraktur dengan
tingkat yang sama dengan gigi asli dalam kondisi beban,struktur antagonis,sifat abrasive dari
substansi makanan,kekuatan yang diberikan dan tingkat kelarutan yang serupa.
b.Sifat Fisis
Sifat fisis keramik gigi merupakan sifat yang berhubungan dengan sifat-sifat material
yang ada di dalam keramik tersebut.
Thermal Ekspansi
Merupakan kemampuan suatu bahan untuk ekspansi atau memuai bila dipanaskan dan
akan menyusut bila didinginkan.Koefisiensi ekspansi thermal keramik gigi adalah rendah
yaitu 7x10−6 /C.Resistensi keramik dapat ditingkatkan dengan menggunakan system
perbedaan thermal ekspansi.Sistem ini memiliki prinsip sebagai berikut,pertama harus
dilakukan penekanan kembali terhadap keramik gigi yang mengalami pemuaian dalam
volumenya pada saat dipanaskan.Kedua,keramik gigi harus ditingkatkan ekspansinya selama
pemanasan dan harus lebih dikontraksikan pada saat didinginkan.
Warna
Pada dasarnya,warna bubuk keramik gigi sebelum pencampuran adalah kuning hingga
oranye.Oleh karena warna gigi asli sangat bervariasi,maka warna keramik gigi dimodifikasi
dengan penambahan zat warna seperti biru,kuning,merah muda,oranye,coklat dan abu-
abu.Keramik gigi diberi zat warna dengan penambahan oksida untuk menghasilkan tingkatan
warna sesuai kebutuhan .
c.Sifat Biologis
Biokompatibilitas
Diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap korosi,perubahan
selama pemakaian serta tidak menimbulkan reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh.
1.1Klasifikasi Porselen
BERDASARKAN TEMPERATURE PEMANASAN
Low fusing porcelain 871°C – 1066°C
Digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.
Medium fusing porcelain 1093°C – 1260°C
Digunakan untuk elemen gigi tiruan.
High fusing porcelain 1288°C – 1371°C
Digunakan untuk elemen gigi tiruan.
Ultra low fusing porcelain à < 850°C
Digunakan untuk logam campur titanium serta untuk pembuatan mahkota dan
jembatan.
Aluminous porcelain
Partnggikel alimina pada porselen jenis ini memiliki keunggulan tersendiri sehingga
dia dijadikan bahan utama. Diantaranya memiliki strength yang lebih tinggi dari
pada gelas dan lebih efektif dalam mencegah keretaka pada bahan keramik. Alumina
memiliki modulus elasticity yang tinggi (350 GPa) dan flexure strength (138 MPa)
Inti porselen alumina disintering diinfiltrasi dg kaca pd suhu 1100 oC selama 4 jam.
In-Ceram ini mempunyai 3 jenis inti keramik yaitu:
kelenturan
(Mpa)
In-Ceram MgO- 350 inlay,onlay,veneer,crown anterior.
Spinel Al2O3
Gelas keramik
Unsur dominan dari jenis ini adala silika sekitar 57-80 %. Cara pembuatannya
dengan teknik casting, setelah gigi dipreparasi dilakukan pencetakan untuk
pembuatan die. Setelah itu,dapat dilakukan pembuatan desain malam pada die.
Kemudian pola malam ini ditanam pada bonded investment. Kemudian pola malam
dilebur dengan suhu 950oC. Setelah itu gelas keramik yang telah melebur pada
temperatur 1350oC dimasukkan kedalam mould. Pada saat ini gelas masih berupa
transparan dengan translusen yang sangat besar. Untuk menguranginya,gelas
dipanaskan kembali dengan suhu 1075oC. Kemudian warna disesuaikan dengan
permukaannya dan dipanaskan kembali. Gelas diindikasikan untuk mahkota, inlay,
dan onlay.
Metal bonding porselen.
Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan K2O
sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara 7000C – 12000C. Meningkatkan
jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada porselen
yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan logam
BERDASARKAN KEGUNAAN
· Porselen Inti: biasanya utk m’buat mahkota jaket → utk lapisan paling dalam. ini
merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik.
· Porselen Dentin: lebih translusen. untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di
atas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.
· Porselen email: translusen maks. , membentuk bagian luar mahkota, dan paling
translusent
· Vakum Wire : Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan
MACAM KERAMIK
1.2Fungsi Porselen
1. Keramik logam
2. Inlay
Porcelain inlay biasanya dipakai pada gigi anterior karena restorasi untuk gigi
anterior harus mempertimbangkan estetis. Bila kavitas sudah cukup besar,
porcelain inlay yang digunakan sebaiknya yang mengandung silikat semen karena
dapat melindungi kontour dari mahkota gigi alami dan sedikit kemungkinan
untuk pecah atau retak dibawah tekanan serta tidak larut dalam saliva. Porcelain
inlay biasanya dipakai pada gigi anterior untuk restorasi bagian sudut dan incisal
edge serta untuk kavitas interproksimal. Inlay digunakan untuk merestorasi labial
dan bukal gingival juga sebagai jendela untuk inlay emas dan mahkota emas.
Kadang-kadang juga penting untuk alasan estetis jika pemakaiannya di
permukaan oklusal. Pada restorasi umum kavitas untuk porcelain inlay sangat
penting untuk membuang semua karies dentin dan mengisi beberapa undercut
pada kavitas dengan semen. Semua kavitas sebaiknya mempunyai kedalaman
yang cukup untuk mendapatkan re
Kekurangan
Mempunyai sifat yang brittle (kerapuhan tinggi)
Porselen sukar diasah sehingga terkadang menyulitkan dalam pembuatan dan
pembentukan yang tepat.
Apabila pembuatan porselen terlalu tipis, misalkan untuk inlay, maka rentan
untuk pecah.
Kesulitan dalam memadu-padankan antara warna dan teksture porselen
dengan gigi pasien karena bahan porselen sangat berbeda dengan enamel
dentin.
Restorasi porselen dikonstruksi diluar mulut dan baru disemenkan dalam
posisi yang tepat di rongga mulut, sehingga pembuatan agak sulit karena harus
rapi dan teliti dimana terbebas dari adanya overhanging dan undercuts.
Pada beberapa kondisi, adanya kavitas antara gigi anterior yang ditambal
dengan porselen membutuhkan pembuangan beberapa bagian/ struktur gigi
tersebut.
Apabila pembuatan kurang rapi akan mengakibatkan kerugian pada gigi
antagonisnya karena porselen dapat mengabrasi gigi antagonis tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Porselen merupakan bahan keramik yang berasal dari campuran kaolin quatz dan
ferdspar yang digunakan untuk gigi yang sudah rusk dan tidak bisa ditambal lagi . Ada bahan
lain yang digunakan untuk campuran porselen yaitu pigmen dan flux .Porselen mempunyai
sifat mekanis , biologis , dan kimia diamana mempunyai kekurangan dan kelebihan dari
setiap sifatnya .
Anusavice, Kenneth J; alih bahasa, Johan Arief Budiman. 2003. Philips : Buku Ajar Ilmu
Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta: EGC
Angkawidjaja, Jonan. Restorasi Mahkota dan Jembatan Cekat dengan Bahan Keramik
(all porcelain Crown & Bridge). www.edentistry.org
Craig RM,Powers JM.Dental Materials Propertis and Manipulation.11th ed.St Louis:The C.V
Mosby Co,2001:552-71
Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Properties amd Manipulation. Ed.7.
St.Louis: Mosby Inc., 2000
Craigh, Robert G. 1997. Restorative Dental Materials. 10th edition. St. Louis Missouri:
Mosby-Year Book, Inc
Ford,T.R.Pitt.Restorasi Gigi.Jakarta:EGC.1993