Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

PENGARUH AROMATERAPI BUNGA LAVENDER (Lavandula angustifolia)


TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID (DISMENORE) PADA
MAHASISWI STIKES MADANI YOGYAKARTA
Yuliana Vivian Maharani1 Ery Fatmawati2 Rahmah Widyaningrum3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
Email: fatmaery@ymail.com, Yuliana.vivian23@gmail.com

ABSTRAK

Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi yang
paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia. Aromaterapi bunga lavender digunakan sebagai
perawatan untuk mengatasi nyeri, mengurangi rasa sakit pasca-operasi caesar, mengurangi depresi dan
kecemasan pada ibu post partum, dan menurunkan dismenore. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
pengaruh aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifiola) terhadap intensitas nyeri dismenore pada
mahasiswi STIKes Madani Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy
eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. Uji statistik menggunakan uji
paired t-test, untuk menguji efektivitas aromaterapi bunga lavender terhadap intensitas nyeri dismenore.
Responden menurut umur yang terbanyak adalah 18-20 tahun yaitu 60 %. Karakteristik nyeri dismenore
terbanyak sebelum dilakukan pemberian aromaterapi bunga lavender dalam skala nyeri sedang yaitu 65 %.
Sedangkan sesudah pemberian aromaterapi bunga lavender intensitas nyeri terbanyak adalah nyeri ringan
yaitu 75 %. Ada pengaruh aromaterapi bunga lavender terhadap penurunan intensitas nyeri haid (dismenore).

Kata kunci: aromaterapi bunga lavender, intensitas nyeri, disminore

ABSTRACT

Dysmenorrhea or painful menstruation is one of the most common gynecological problems


experienced by women of all ages. Lavender fragnance therapy is used for pain treatment, for reducing pain
post-caesarean section, reducing depression and anxiety in postpartum and reducing dysmenorrhea. The
research is to identify effects of lavender fragnance therapy (Lavandula angustifolia) to overcome pain
intensity during mentruation (dysmenorheal) case study the students of STIKes Madani Yogyakarta. This
study is a quantitative research with quasi experimental approach. Purposive sampling technique is used in
this study. The paired t-test is used for statistical test to analyze the effectiveness of lavender fragnance to
overcome dysmenorrhea pain intensity. Most respondents according to the age are between 18-20 years old,
which is 60%. Most characteristic dysmenorrhea pain prior to administration of lavender fragnance therapy
was a moderate pain scale with intensity of 65%. Meanwhile, after giving lavender fragnance therapy the
highest intensity of pain was mild pain scale with intensity of 75%. There were significant effect of lavender
fragnance therapy on reducing the dysmenorrhea pain intensity.

Keywords: lavender fragnance therapy, dysmenorrhea pain intensity

PENDAHULUAN
Menstruasi merupakan perdarahan angka kejadian dismenore sangat besar di
teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat dunia. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di
kandungan telah berfungsi matang (Kusmiran, setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di
2014). Pada saat menstruasi, wanita kadang Amerika angka persentasenya sekitar 60%
mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri dan Swedia sekitar 72 %. Sementara di
bervariasi, mulai dari yang ringan hingga Indonesia angka kejadiannya diperkirakan
yang berat. Kondisi tersebut dinamakan sebesar 55% perempuan mengalami
dysmenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang dismenore. Dismenore terjadi karena uterus
hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari- atau otot rahim yang berkontraksi atau
hari. relaksasi. Pada umumnya, kontraksi otot
Dismenore atau menstruasi yang uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang
menimbulkan nyeri merupakan salah satu hebat sering menyebabkan aliran darah ke
masalah ginekologi yang paling umum uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri
dialami wanita dari berbagai tingkat usia (Sukarni dan Margareth, 2013).
(Bobak, 2004). Menurut Proverawati (2009)
43
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

Angka kejadian dismenore tertinggi pada kayu putih (eucalyptus), kenanga (ylang-
remaja sekitar 20 %-90 %. Sekitar 15 % dari ylang), jahe (ginger), jeruk (citrus lemon),
gadis remaja melaporkan mengalami jeruk bergamot, orange, lavender, chamomil,
dismenore berat. Sebagian besar remaja rose, jasmin, balck pepper, dan valerian
ketergantungan dengan obat, dan minoritas (Konsoemardiyah, 2009). Salah satu aroma
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan untuk aromaterapi yang paling digemari
(French, 2008). Hasil penelitian Mahmudiono adalah bunga lavender. Minyak bunga
pada tahun 2011, angka kejadian dismenore lavender dengan kandungan linool-nya adalah
primer pada remaja wanita yang berusia 14-19 salah satu minyak aromaterapi yang banyak
tahun di Indonesia sekitar 54, 89 %. digunakan saat ini, baik secara inhalasi
Menururt Wiknjosastro (2008) (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan
beberapa penanganan yang diberikan bagi pada kulit. Pada saat kita menghirup suatu
wanita yang mengalami dismenore yaitu aroma, komponen kimianya akan masuk ke
pendidikan kesehatan, pemberian obat bulbus olfactory, kemudian ke sistem limbik
analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat pada otak. Limbik adalah struktur bagian
nonsteroid antiprostaglandin dan dilatasi dalam otak yang berbentuk seperti cincin
kanalis servikalis. Selain itu, menurut Sukarni yang terletak di bawah cortex cerebral
dan Margareth (2013) nyeri haid (dismenore) (Buckle, 2001 dalam Dewi, 2013).
dapat diredakan dengan berendam di air Aromaterapi bunga lavender banyak
hangat dengan cara mencampurkan garam digunakan di bidang klinis kebidanan dan
mandi ataupun minyak aromatik untuk ginekologi psikomatis. Aromaterapi bunga
relaksasi. Beberapa terapi alternatif yang juga lavender digunakan sebagai perawatan untuk
dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi nyeri, mengurangi rasa sakit pasca-
pengobatan dismenore yaitu akupunktur, operasi caesar, mengurangi depresi dan
Transkutaneous Elektronik Stimulasi (TENS), kecemasan pada ibu post partum, dan
biofeedback, terapi herbal, dan obat (Marzouk menurunkan dismenore (Matsumoto et al,
et al, 2013). Salah satu terapi yang juga dapat 2013). Selain itu, penelitian Ramadini, et al
dilakukan adalah dengan aromaterapi. (2010) menunjukkan bahwa terdapat
Aromaterapi digunakan sebagai terapi perbedaan yang signifikan antara intensitas
komplementer dalam praktek keperawatan nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan
dengan menggunakan minyak esensial dari pemberian aromaterapi pada mahasiswi FIK
tanaman wangi untuk meringankan masalah UNPAD selama 30 menit dalam satu kali
kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup tindakan.
secara umum (Marzouk et al, 2013). Berdasarkan studi pedahuluan
Aromaterapi dapat digunakan sebagai menggunakan angket yang dilakukan
alternatif untuk menurunkan tingkat nyeri. terhadap 60 mahasiswi di asrama putri
Ketika minyak esensial terhirup, sel-sel STIKes Madani Yogyakarta didapatkan (26
reseptor penciuman dirangsang dan impuls orang) 43,3 % mengalami dismenore.
ditransmisikan ke pusat emosional otak, atau Sebanyak (6 orang) 18,3 % mengalami nyeri
sistem limbik. Aromaterapi dapat berat, (26 orang) 43,3 % mengalami nyeri
memberikan efek santai, dan menenangkan, sedang dan (23 orang) 38,3 % mengalami
selain itu meningkatkan sirkulasi darah. nyeri ringan. Mayoritas (32 orang) 70 %
Aromaterapi merupakan terapi yang murah mahasiswi mengatasi nyeri dengan dibiarkan
dan aman untuk dismenore (Marzouk et al, saja, (22 orang) 20 % mengatasi dengan
2013). istirahat, dan (6 orang) 10 % menggunakan
Beberapa minyak atsiri yang sering obat analgetik.
digunakan dalam aromaterapi, terutama yang Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tanamannya ada di Indonesia yaitu, adas tertarik untuk meneliti pengaruh aromaterapi
manis (fennel), cengkih (clove bud), cendana bunga lavender terhadap intensitas nyeri haid
(sandalwood), kapulogo sabrang (cardamon), (dismenore) pada mahasiswi di asrama putri
kayu manis (cinnamon), kemangi (basil), STIKes Madani Yogyakarta.

44
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

METODE Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa


Penelitian ini merupakan penelitian distribusi responden menurut umur yang
terbanyak adalah responden yang berumur 18
quasy experiment dengan Rancangan pretest-
sampai 20. Indeks massa tubuh (IMT)
posttest one group, Tempat penelitian sebagian besar normal dan sebagian besar
dilakukan di asrama putri STIKes Madani responden yang mengalami siklus menstruasi
Yogyakarta pada bulan April-Mei 2015. teratur, sedangkan sebagian besar responden
Populasi dalam penelitian adalah seluruh mengalami nyeri haid sela <3 hari sebanyak
mahasiswi di asrama putri STIKes Madani 17 orang (85%).
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel Skala nyeri haid sebelum dan sesudah
pemberian aromatherapi bunga lavender
menggunakan nonprobability sampling yaitu
(lavandula anguitifolia) tersaji dalam tabel 2.
purposive sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh mahasiswi yang mengalami Tabel 2. Distribusi frekuensi skala nyeri haid
dismenorea sedang dengan kriteria inklusi: sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi
1)Bersedia menjadi responden, 2) Siklus haid bunga lavender (n=20)
teratur, 3) Mengalami dismenore sedang, 4) No Skala nyeri Pre Post
Tidak sedang menggunakan obat analgetik. F % F %
1 Tidak nyeri 0 0 1 5
Kriteria eksklusi adalah : 1) Mengalami
2 Nyeri ringan 4 20 15 75
dismenore berat, 2) Mempunyai riwayat 3 Nyeri sedang 13 65 4 20
asma, 3) Menimbulkan efek samping ketika 4 Nyeri berat 3 15 0 0
menghirup aromaterapi seperti alergi, mual, Sumber: data primer (2015)
muntah, pusing, dll.
Analisa data yang digunakan Analisis Berdasarkan tabel 2 sebelum pemberian
univariat dan Analisis bivariat dengan Uji aromaterapi bunga lavender (Lavandula
angustifolia) mayoritas responden mengalami
satistik yaitu uji paired sample t-test.
nyeri haid dengan skala nyeri sedang
Sedangkan sesudah pemberian aromaterapi
HASIL DAN PEMBAHASAN bunga lavender (Lavandula angustifolia),
Gambaran karakteristik responden yang mayoritas responden mengalami nyeri haid
meliputi umur, IMT, siklus menstruasi, lama dengan skala nyeri ringan.
haid, lamanya mengalami nyeri haid, dan usia
menarche dapat dilihat pada tabel berikut. Pengaruh aromaterapi bunga lavender
(Lavandula angustifolia) terhadap intensitas
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
nyeri haid, dapat tersaji dalam tabel 3.
responden berdasarkan usia, IMT,
lama nyeri haid, lama haid, siklus
Tabel 3. Uji pengaruh aromaterapi bunga
menstruasi
lavender terhadap intensitas nyeri
haid pada mahasiswa STIKes
No Karateristik Frek % Madani Yogyakarta
1 Usia (thn)
18-20 14 70 Var Perla N Mean SD T P-
21-23 6 30 ku Va
2 IMT an lue
Underweight 6 30 Intensitas Pre 20 4.7 1.49 5.688 0.0
Normal 14 70 0 0
Nyeri Post 2.6 1.60
Overweight - - 3
3 Siklus mentruasi
Teratur 15 75 Berdasarkan tabel 3 uji pengaruh aromaterapi
Tidak teratur 5 25 bunga lavender terhadap intensitas skala nyeri
4 Lama haid haid (dismenore) dapat diketahui dengan
2-6 hari 18 90 melihat nilai dari p value yang nilainya
7-10 hari 2 10 (0,000) dengan kesimpulan sig (2 tailed) <
5 Lama nyeri haid 0,05 maka dapat dikatakan Ho ditolak. Ada
< 3 hari 17 85 pengaruh pemberian aromaterapi bunga
> 3 hari 3 15 lavender (Lavandula angustifolia) terhadap
Sumber: data primer (2015) intensitas nyeri haid pada mahasiswi.

45
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari sel-sel endometrium uterus.


oleh Dwijayanti (2014) yang menunjukkan Prostaglandin F2 alfa adalah suatu perangsang
bahwa pemberian aromaterapi bunga lavender kuat kontraksi otot polos miometrium dan
dapat menurunkan intensitas nyeri pasca kontraksi pembuluh darah uterus. Hal ini
sectio caesaria. Hasil ini juga diperkuat oleh memperparah hipoksia uterus yang secara
penelitian Olapour A et al (2013) di Iran, normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa
mengenai pengaruh aromaterapi lavender nyeri hebat.
terhadap intensitas nyeri pasca sectio caesar Menurut French (2005) faktor
menyimpulkan bahwa aromaterapi lavender predisposisi terjadinya dismenore primer
dapat dijadikan sebagai manajemen perawatan antara lain faktor psikologis, budaya, persepsi
nyeri, namun tidak direkomendasikan sebagai individu, pengalaman masa lalu, Winkjosastro
satu-satunya penanganan nyeri. (2008) beberapa faktor-faktor yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil memegang peranan sebagai penyebab
penelitian Riniasih (2008) bahwa sebelum dismenore antara lain faktor kejiwaan remaja
dilakukan pemberian aromaterapi, mayoritas yang secara emosional tidak stabil, apalagi
responden mengalami intensitas nyeri haid remaja tidak mendapat penjelasan yang baik
dengan skala sedang sebanyak 52,7 % dan tentang proses menstruasi sehingga hal ini
setelah pemberian aromaterapi, mayoritas dapat memicu dismenore dapat muncul
responden mengalami nyeri intensitas nyeri dengan mudah. Faktor konstitusi seperti
haid dengan skla ringan sebanyak 61,8 %. penyakit menahun dan anemia, dapat
Menurut Pilitteri (2003 cit. Ningsih, 2011) mempengaruhi timbulnya dismenore. Faktor
karakteristik skala nyeri sedang yaitu terasa obstruksi kanalis servikalis, wanita yang
kram pada perut bagian bawah, nyeri uterusnya mengalami hiperantefleksi
menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
sebagian aktivitas dapat terganggu, sulit/susah stenosis kanalis servikalis. Stenosis kanalis
berkonsentrasi. Sedangkan karakteristik skala servikalis bukan penyebab utama munculnya
nyeri ringan yaitu terasa kram pada perut dismenore primer. Faktor endokrin, umumnya
bagian bawah, masih dapat ditahan, masih ada anggapan bahwa kejang yeng terjadi pada
dapat melakukan aktivitas, masih dapat dismenore primer disebabkan oleh kontraksi
berkonsentrasi. uterus yang berlebihan. Faktor endokrin
Menurut teori yang dikemukakan oleh mempunyai hubungan dengan tonus dan
Perry dan Potter (2005) bahwa nyeri kontraktilitas otot tonus. Faktor alergi, teori
merupakan sensasi yang tidak menyenangkan ini dikemukakan setelah memperhatikan
yang terlokalisasi pada bagian tubuh. adanya asosiasi antara urtikaria, migrain, dan
Perbedaan tingkat nyeri yang dirasakan juga asma bronkhiale.
terjadi karena nyeri bersifat subjektif sesuai Smith dalam Winkjosastro (2008),
persepsi dan respon masing-masing individu menduga bahwa sebab toksin adalah toksin
yang merasakan. Derajat dan kualitas nyeri haid. Beberapa faktor yang diduga berperan
yang dipersepsikan seseorang berhubungan dalam timbulnya dismenore menurut Sukarni
dengan makna nyeri yang akan berpengaruh dan Margareth (2013) berkaitan dengan
pada pengalaman nyeri dan cara seseorang sistem saraf (neurologik) bahwa uterus
beradaptasi dengan nyeri. dipersarafi oleh sistem saraf otonom yang
Nyeri haid atau dismenore adalah terdiri dari sistem saraf simpatis dan
kondisi medis yang terjadi sewaktu parasimpatis, Jeffcoate mengemukakan bahwa
haid/menstruasi yang dapat mengganggu dismenore ditimbulkan oleh
aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ketidakseimbangan pengendalian sistem saraf
ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah otonom terhadap mio-metrium. Pada keadaan
perut maupun panggul (Judha dkk, 2012). ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh
Menurut Corwin (2009) dismenore biasanya saraf simpatik sehingga serabut-serabut
terjadi akibat pelepasan berlebihan sirkuler pada istmus dan ostium uteri
prostaglandin tertentu, prostaglandin F2 alfa, internum menjadi hipertonik. Faktor psikis,

46
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

semua nyeri tergantung pada hubungan Ketika menghirup aromaterapi bunga


susunan saraf pusat, khususnya talamus dan lavender (Lavandula angustifolia) yang
korteks. Derajat penderitaan yang dialami diteteskan pada tissue responden merasakan
akibat rangsang nyeri tergantung pada latar nyaman dan tenang. Hal ini sesuai dengan
belakang pendidikan penderita. Nyeri dapat penelitian yang menyatakan bahwa dalam
dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan lavender terkandung senyawa linalyl asetat
psikis penderita. Seringkali segera setelah dan linanolol yang berperan dalam relaksasi,
perkawinan dismenore hilang, dan selain itu inhalasi dengan aromaterapi bunga
jarang masih menetap setelah melahirkan. lavender (Lavandula angustifolia) dapat
Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan mengurangi rasa sakit dan mempunyai khasiat
dan melahirkan) membawa perubahan psikologi menenangkan (Dewi, 2013). Efek
fisiologik pada genetalia maupun perubahan aromaterapi positif karena aroma yang segar
psikis. dan harum merangsang sensory dan akhirnya
Aromaterapi merupakan suatu metode mempengaruhi organ sehingga dapat
yang menggunakan minyak atsiri untuk menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi.
meningkatkan kesehatan fisik seseorang. Aromaterapi ditangkap oleh reseptor di
Minyak atsiri merupakan minyak alami yang hidung, kemudian memberikan informasi
diambil dari tanaman aromatik. Minyak jenis yang lebih jauh ke area di otak yang
ini dapat digunakan sebagai minyak pijat mengontrol emosi dan memori serta
(massage), inhalasi, produk untuk mandi, dan memberikan informasi ke hipotalamus yang
parfum (Koensoemardiyah, 2009). Selain merupakan pengatur sistem internal tubuh,
digunakan sebagai inhalasi, aromaterapi sistem seksualitas, suhu tubuh dan reaksi
bunga lavender juga dapat digunakan melalui terhadap stres (Koensoemardiyah, 2009). Bau
cara massage. Hal ini sesuai dengan yang berasal dari aromaterapi diterima oleh
penelitian Marzouk et al (2013) yang reseptor di hidung kemudian dikirimkan ke
menunjukkan bahwa aromaterapi bunga bagian medulla spinalis di otak, di dalam hal
lavender yang dilakukan dengan massage ini kemudian akan meningkatkan gelombang-
pada mahasiswi yang mengalami nyeri haid gelombang alfa di otak dan gelombang-
memiliki efek yang signifikan dalam gelombang alfa inilah yang membantu untuk
menurunkan nyeri haid. Dalam bidang merasa relaksasi (Amera,2008).
pengobatan, aromaterapi digolongkan dalam Relaksasi sendiri dapat dipercaya
terapi komplementer, yaitu terapi yang menurunkan nyeri dengan merileksasikan
dilakukan untuk melengkapi terapi ketegangan otot yang menunjang nyeri.
konvensional (Koensoemardiyah, 2009). Relaksasi juga dapat menurunkan ketegangan
Kandungan utama bunga lavender (Lavandula fisiologis yang diakibatkan nyeri di abdomen
angustifolia) adalah linalyl asetat dan linalool (Stuart dan Sundeen, 1997 dalam Kumalasari,
(C10H18O). Linalool adalah kandungan aktif 2012).
utama yang berperan pada efek relaksasi pada Relaksasi mempengaruhi bahan
lavender. Menurut penelitian Matsumoto et al transmiter yang ikut terlibat dalam sistem
(2013) aromaterapi lavender dapat analgesia, khususnya enkefalin dan serotonin.
mempengaruhi gejala emosional Serotonin menyebabkan neuron lokal medula
pramenstruasi yang diukur melalui Heart Rate spinalis mensekresi enfekalin. Enfekalin
Variability (HRV) karena meningkatkan dianggap dapat menimbulkan hambatan
aktivitas sistem syaraf parasimpatik. Selain presinaptik pada serabut nyeri tipe C dan tipe
itu, menurut hasil dari beberapa jurnal A. Serabut ini mungkin mencapai inhibisi
penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa presinaptik dengan penghambatan saluran
minyak essensial dari bunga lavender kalsium dalam membran ujung saraf dan
(Lavandula angustifolia) dapat memberikan mengaktifkan sistem analgesia sehingga dapat
manfaat relaksasi (carminative), sedatif, menekan seluruh atau hampir seluruh sinyal
mengurangi tingkat kecemasan, dan mampu yang masuk melewati saraf perifer dan
memperbaiki mood seseorang (Dewi, 2013).

47
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

menurunkan sampai menghilangkan nyeri


(Alexander, 1994 dalam Kumalasari, 2012). DAFTAR PUSTAKA
Amera.2008. Aromaterapi Menimbulkan
SIMPULAN DAN SARAN Kecanduan?
Simpulan (Http://www.tanyadokteranda.com/ar
1. Karakteristik sebagian besar responden tikel/II/aromaterapi.menimbulkan -
berusia 18-20 tahun dengan IMT normal , kecanduan) diakses pada tanggal 5
siklus menstruasi teratur dan nyeri haid Juli 2015.
<3 hari. Andira, D. (2010).Seluk-beluk kesehatan
2. Sebelum pemberian aromaterapi bunga reproduksi wanita. Yogyakarta : A
lavender mayoritas responden plus books.
mengalami nyeri haid dengan skala nyeri Bobak, Lowdemilk, Jansen. (2004). Buku ajar
sedang sebanyak 65 % (13 orang). keperawatan maternitas, Edisi 4.
3. Sesudah pemberian aromaterapi bunga Jakarta : EGC.
lavender, mayoritas responden Dewi. (2013). Aromaterapi lavender sebagai
mengalami nyeri haid dengan skala nyeri media relaksasi. Bagian Farmasi
ringan sebanyak 75 % (15 orang). Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
4. Ada pengaruh yang sangat signifikan Bali. Diakses pada tanggal 8 Januari
pengaruh aromaterapi bunga lavender 2015.
terhadap intensitas nyeri haid dengan Dwijayanti, W, dkk. (2013). Efek aromaterapi
nilai sig<0,05 yaitu sebesar 0,000. lavender inhalasi terhadap intensitas
Saran nyeri pasca sectio caesaria.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya Politeknik Kebidanan KEMENKES
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan RI,Semarang.
penelitian ini diharapkan French, L. (2008). Dysmenorrhea in
variabel-variabel tidak terkontrol dalam adolescents diagnosis and treatment.
penelitian ini, misalnya faktor Departement of Family Medicine,
genetik, faktor psikis, dan riwayat University of Toledo, College of
penyakit diperhatikan. Selain itu, perlu Medicine,
penelitian lanjutan tentang perbedaan Judha M, Sudarti, dan Afroh Fauziah. (2012).
intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah Teori pengukuran nyeri dan nyeri
pemberian aromaterapi bunga lavender persalinan. Yogyakarta : Nuha
secara inhalasi dengan menambahkan Medika.
kelompok kontrol yaitu membandingkan Koensoemardiyah. (2009). A to Z
jenis aromaterapi jenis lain. aromaterapi untuk kesehatan,
2. Bagi Profesi Keperawatan kebugaran, dan kecantikan.
Penatalaksanaan nyeri haid (dismenore) Yogyakarta: ANDI.
dengan aromaterapi bunga lavender dapat Kumalasari, Eri P. (2012). Studi tentang
diterapkan di bidang keperawatan manfaat aromaterapi (aroma
khususnya dalam bidang keperawatan lavender) terhadap penurunan
komplementer. tingkat nyeri ibu pada persalinan
3. Bagi Mahasiswi STIKes Madani kala I fase aktif di bidan praktek
Yogyakarta. swasta wilayah kerja puskesmas
Mahasiswi dapat memilih alternatif ngletih kecamatan pesantren
penggunaan aromaterapi bunga lavender kota kediri. Laporan Penelitian. STIKes Surya
untuk menurunkan nyeri. Cara Mitra Husada Kediri. Diakses pada
penggunaan aromaterapi bukan hanya tanggal 7 Juli 2015.
dilakukan dengan inhalasi melainkan juga Kusmiran, Eny. (2014). Kesehatan reproduksi
dapat mencoba beberapa cara yaitu remaja dan wanita. Jakarta :
melalui massage, dan mandi air hangat Salemba Medika.
dengan aromaterapi.

48
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 7 No 1, Juni 2016 ISSN (P): 2088-2246

Lestari, Jane, dan Diana. (2010). Gambaran Novia, D. (2012). Hubungan dismenore
dismenorea pada remaja putri dengan olahraga pada remaja di
sekolah menengah pertama di SMA St.
manado. Sari Pediatri Volume 12. Thomas 1 medan. Skripsi Fakultas
Diakses pada tanggal 18 Januari Kedokteran Universitas Sumatra
2015. Utara.
Li, L, Liu, X, Herr, K. (2007). Postoperative Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan
pain intensity assesment a metodologi penelitian ilmu
comparationCof four scales in keperawatan. Jakarta : Salemba
chinese adult. Diakses pada tanggal Medika.
12 Februari 2015. Olapour, A et al. (2013). The effect of
Mahmudiono. (2011). Fiber, PUFA and inhalation aromatherapy blend
calcium intake associated with the containing lavender essential oil on
degree of primary dismenorrhea in cesarean postoperative pain.
adolescent girl surabaya, indonesia. Anesthesiology and pain medicine.
Journal of Obsetrectics & Iran. Diakses pada tanggal 10 Juni
Ginekology. 2015
Manuaba, IGB. (2009). Buku ajar ginekologi Paath, Erna Francin. (2004). Gizi dalam
untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta kesehatan reproduksi . Jakarta : EGC
: EGC. .
Marzouk. T, A.M.R El-Nemer, and H. N Pilliteri, A. (2003). Maternal & Child Health
Baraka. (2013). The effect of Nursing, Care of the Childbearing &
aromatherapy abdominal massage Childearing Family 4th Edition.
on alleviating menstrual pain in Lippincott William &Wilkins :
nursing students : A prospective Philadelphia.
randomized cross-over study. Potter and Perry. (2005). Fundamental of
Evidence-Based Complementary and nursing. Volume 2. Philadelpia, AS.
Alternative Medicine Volume 2013. Potter, PA. dan Perry, AG. (2006).
Diakses pada tanggal 8 Januari 2015. Fundamental of nursing: concepts,
Matsumoto, Hiroyuki Asakura, and Tatsuya procces, and
Hayashi. (2013). Does lavender practice. Fourth Editions. USA: Mosby-Year
aromatherapy alleviate premenstrual Book Inc.
emotional symptoms? : A Prawirahoardjo, S. (2005). Ilmu kebidanan.
randomized crossover trial. Edisi Ketiga. Cetakan Keenam.
Biopsychosocial medicine. Diakses Jakarta :
Pada Tanggal 18 Januari 2015 Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Mohamed, Eman M. 2012. Epidemiology Prawirohardjo.
among adolecent Students in Assiut Proverawati, A dan Misaroh, S. (2009).
City, Egypt. Life Science Journal 9 Menarche menstruasi pertama penuh
(1). 348-353 Diakses pada tanggal 10 makna. Yogyakarta : Nuha Medika.
Juni 2015.
Ningsih, R. (2011). Efektifitas paket pereda
terahadap nyeri pada remaja dengan
dismenore di SMAN Kecamatan
Curup. Tesis. Universitas indonesia.
Diakses pada tanggal 12 Februari
2015.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

49

Anda mungkin juga menyukai