Anda di halaman 1dari 25

i

MINERAL

Penulis
Dwi Herliani Susanto (1813022001)
Elin Melinda (1813022027)
Annisya Destryati (1813022039)

Kelompok : III (Tiga)

Mata Kuliah : Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Dosen : Drs. I Wayan Distrik, M.Si.

Jurusan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidyah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Mineral. Karya
tulis ilmiah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki baik dari penulisan
maupun isi dari makalah ini. Untuk itu, penulis mohon kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Penulis berharap makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan dalam dunia pendidikan khususnya mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa.

Bandar Lampung, 26 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Mineral ........................................................................................3
B. Sifat – Sifat Mineral .................................................................................5
C. Sifat Kimiawi Mineral ..............................................................................9
D. Proses Pembentukan Mineral ...................................................................18

III. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya mineral sebagai salah satu sumberdaya
alam, merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang
perekonomian Indonesia. Bahkan beberapa jenis mineral yakni minyak dan
gas bumi pernah menjadi soko guru perekonomian pemerintah. Dalam skala
global, mineral khususnya penghasil energi utama bahkan berperan strategis
dalam menentukan peta perpolitikan dunia.

Dalam perkembangan peradaban umat manusia, mineral telah membuat


manusia selangkah lebih maju melewati peradaban zaman batu. Sejalan
dengan kemajuan teknologi, semakin banyak pula mineral yang dieksploitasi
demi memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Jadi secara singkatnya
dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari
peranan berbagai macam sumberdaya mineral.

Namun sayangnya sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang tidak dapat


diperbaharui lagi, pada suatu saat sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi
dibumi jika terus – menerus digunakan. Selain itu, sumberdaya mineral juga
memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan dipengaruhi oleh
isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam
mengelola sumberdaya mineral dengan cara memahami seutuhnya
karakteristik dan potensi sumberdaya mineral di Indonesia guan kemajuan
dan kemakmuran bangsa.

1
B. Rumusan Masalah
Berikut ini merupakan beberapa rumusan masalah yang terdapat pada
makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi mineral ?
2. Bagaimana sifat-sifat mineral ?
3. Bagaimana sifat kimiawi mineral ?
4. Bagaimana proses pembentukan mineral ?

C. Tujuan
Berikut ini tujuan merupakan tujuan penulisan makalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi mineral
2. Mengetahui sifat-sifat mineral
3. Mengetahui sifat kimiawi mineral
4. Mengetahui proses pembentukan mineral

2
II. PEMBAHASAN

A.   Definisi Mineral
Kulit bumi bagian terluar  atau kerak bumi disusun oleh zat padat yang
sehari-hari kita sebut batuan. Sedangkan batuan meliputi segala macam
materi yang menyusun kerak bumi, baik padat maupun lepas seperti pasir dan
debu. Umumnya batuan merupakan ramuan beberapa jenis mineral.Mineral
adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia) atau persenyawaan (kimia)
yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan
kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal.

Mineral juga didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat


secara alamiah, yang terdiri dari unsur unsur kimiawi dalam  perbandingan
tertentu, dimana atom-atom  di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Mineral dapat kita jumpai di mana-mana di sekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan  pada dasar
sungai Jenis mineral alam yang menyusun kerak bumi ini sudah sangat
banyak sekali bahkan lebih dari 2000 jumlahnya. Golongan silikat merupakan
golongan yang terpenting peranannya dalam kerak bumi.Semua silikat setiap
atom Si dikelilingi oleh empat atom O menurut pola tertentu, yaitu dalam
tetrahedral (SiO4)4-, atom Si terletak di tengah sedangkan atom O selalu di
sudut-sudutnya.

Bagian luar yang padat dari bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput
yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang
berarti batu, dan sphere yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis

3
mineral yang kita ketahui sekarang.Beberapa dari padanya merupakan benda
padat dengan ikatan unsur yang sederhana.Contohnya adalah mineral intan
yang hanya terdiri dari satu jenis saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang
disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur “Natrium” Dan “Clorit”
dengan symbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang
tetap dengan perbandingan tertentu.

Mineral adalah materi penyusun bumi yang merupakan unsur atau senyawa
anorganik, terbentuk secara alami, mempunyai sifat dan komposisi kimia
tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, mempunyai struktur dalam yang
teratur dan berbentuk Kristal. Kristal adalah suatu bangun polyeder(bidang
banyak) yang teratur dan dibatasi oleh bidang-bidang rata yang tertentu
jumlahnya dan mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu. Mineral yang
terdapat di alam ada yang merupakan unsur bebas, ada pula yang merupakan
senyawa.
1.  Mineral sebagai umsur bebas (native elements)
Cu = Cuprum        = copper          = tembaga
Au = Aurum          = gold              = emas
Pt   = Platinum       = platina
S    = Sulphur        = sulfur            = belerang
C   = Carbon         = diamond       = intan
C   = Carbon         = graphite        = grafit
2. Mineral sebagai senyawa (compound)
a.  Sulfida
b.  Halida
c.  Oksida
d.  Hidroksida
e.  Karbonat
f.  Nitrat
g. Pospat
h. Sulfat
i. Silikat

4
a)      Nonferromagnesian silicates= felsis minerals
b)      Ferromagnesian silicates= mafic minerals

Sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi


batuan atau pelapukan batuan (tanah). Berdasarkan jenisnya sumberdaya
mineral dapat dikeompokkan menjadi 2, yaitu:
a Sumberdaya mineral logam, contohnya seperti: tembaga, besi, nikel,
emas, perak, dan timah.
b Sumberdaya mineral nonlogam, contohnya seperti: kuarsa (silika),
muskovit (mika), batu pasir, bentonit, dan lempung.

Sumberdaya mineral telah dimanfaatkan oleh manusia sejak manusia pertama


kali menemukan bahan galian berupa bijih tembaga dan bijih besi.
Pemanfaatan bahan galian ini pada awalnya digunakan untuk keperluan alat
rumah tangga atau alat untuk mempertahankan diri dan berburu, seperti
pedang, tombak, panah dan sebagainya. Kemudian, pada zaman revolusi
industri, kebutuhan bahan galian mineral semakin meningkat karena manfaat
dan berbagai jenis mineral tersebut, misalnya untuk keperluan membuat
mesin-mesin industry, alat transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat rumah
tangga.

B.    Sifat-Sifat Mineral


1.  Sifat Fisik Mineral
a.  Bentuk Kristal (Crystall form)
Mineral dengan  sedikit pengecualian, dimana proses penempatan atom-
atom dalam keadaan padat. Bilamana kondisi memungkinkan, mereka
dapat membentuk permukaan yang halus secara  beraturan. Dan dalam
bentuk geometri dikenal sebagai kristal. Pada saat ini banyak sekali
proses yang telah diketahui dalam terbentuknya kristal. Proses tersebut
terdiri dari proses buatan manusia di laboratorium atau proses alami
seperti proses pendinginan magma, proses evaporit, proses hidrotermal,
dan lain-lainnya. Bentuk kesempurnaan dari kristal dapat dibagi

5
menjadi, bila bentuknya sempurna disebut euhedral, masih terdapat
bidang kristal disebut subhedral dan sudah tidak terdapat sama sekali
jejak bidang kristal disebut anhedral.

Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa


mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang
khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan,
maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan
mempunyai sifat bentuk yang khas, yang merupakan perwujudan
kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya
didalam. Bentuk-bentuk Kristal antara lain adalah triklin, monoklin,
Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dan lain-lain.
Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang
terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi,
kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium
dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion
tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun
begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan
berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan
berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”.
Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin,
kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk  “Halit”
yang padat.

Mineral “Kuarsa”, dapat kita jumpai hampir di semua batuan, namun


umumnya pertumbuhannya terbatas.Meskipun demikian, bentuknya
yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan
in-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu
bentuknya yang berupa prisma berisi enam. Tidak peduli apakah
ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang
sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara
bidang-bidangnya akan tetap dikenali. Kristal mineral intan, dapat

6
dikenali dari bentuknya yang segi delapan atau octahedron dan mineral
grafit dengan segi enamnya yang pipih, meskipun keduanya
mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari
unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk Kristal tersebut terjadi karena
susunan atom karbonnya yang berbeda.
b. Berat Jenis (Specific gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu.Besarnya ditentukan oleh
unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur
tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral
pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat
jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni
umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
c.  Berat belah (fracture)
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang
yang mempunyai arah tertentu.Arah tersebut ditentukan oleh susunan
dalam dari atom-atomnya.Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut
merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral.
d. Warna (color)
Warna Mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya.  Namun paling
tidak ada warna-warna  yang khas yang dapat digunakan untuk
mengenali adanya unsur tertentu di dalamnya. Sebagai contoh warna
gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Di sisi
lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung
aluminium. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya
mineral azurite berwarna biru dan mineral epidot berwarna kuning
hijau.Ada pula mineral-mineral yang mengandung substansi-substansi
lain yang dapat merubah warna aslinya. Misalnya mineral Kuarsa
(SiO2) murni berwarna putih akan tetapi kuarsa yang mengandung zat-
zat asing dapat berwarna abu-abu, ungu dan sebagainya.
e. Kekerasan (hardness)

7
Pada umumnya kekerasan mineral diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan.Kekerasan adalah suatu sifat yang ditentukan oleh
susunan dalam dari atom-atom.Kekerasan adalah ukuran daya tahan
suatu permukaan rata terhadap goresan.Jika suatu mineral dapat digores
oleh mineral lain, maka yang belakangan ini dikatakan lebih keras dari
mineral yang dapat digores tadi.
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral.Kekerasan adalah sifat resistensi dari
suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau
mudah tergores (scratching).Kekerasan suatu mineral bersifat relative,
artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya,
maka mineral yang tergores adalah mineral yang relative lebih lunak
dibandingkan dengan mineral lawannya.Skala kekerasan mineral mulai
dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (Skala 10) diajukan
oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala kekerasan Mohs.
Setiap skala Mohs yang lebih tinggi dapat menggores mineral-mineral
dengan skala Mohs yang lebih rendah.Berdasarkan penentuan kualitatif
dari kekerasan ternyata interval-interval pada skala Mohs hampir
bersamaan, kecuali interval antara 9 dan 10.
Untuk pengukuran kekerasan ini dapat kita gunakan alat-alat yang
sederhana, seperti kuku tangan,  pisau baja, dan lain-lain.Kekerasan
relative telah dipergunakan dalam penentuan mineral sejak masa
permulaan adanya mineralogy sistematik.Mohs (1822), telah
mengadakan suatu penentuan mineral secara kualitatif berdasarkan
kekerasan mineral.Ia menentukan suatu skala relative sebagai berikut:
Skala kekerasan MOHS dari yang paling lunak sampai paling keras
Derajat
Jenis Mineral
Kekerasan
1 Talk
2 Gipsum
3 Klasit
4 Flourit
5 Apatit
6 Ortoklas

8
7 Kuarsa
8 Topas
9 Korundum
10 Intan

f. Goresan pada bidang (Streak)


Beberapa jenis mineral yang mempunyai goresan pada bidangnya,
seperti dalam mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
g. Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya
dari  permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis,
yaitu kilap  Logam dan kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain,
yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kilap resin, dan kilap
tanah.

C. Sifat Kimiawi Mineral


Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi
mineral Silikat dan mineral Non-Silikat. Mineral-mineral tersebut dinamakan
“Mineral pembentuk batuan” , atau “Rock-forming minerals”, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral
pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat:
a. Mineral Silikat
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenywaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak
Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel Bumi
(sampai kedalaman 2900 Km dari Kerak Bumi). Silikat merupakan bagian
utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun
batuan malihan.Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-
ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat:
1.      Kuarsa: (SiO2)
2.      Felspar Alkali: (KAlSi3O8)

9
3.      Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
4.      Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20) (OH,F)2
5.      Mika Biotit: K2(Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,al)Si2O6
6.      Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7.      Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8.      Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
1) Mineral Ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang
besar.
- Olivine dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis
berkisar antara 3.27-3.37, tumbuh sebagai mineral yang
mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
- Augitit warnanya sangat gelap hijau hingga hitam.BD berkisar
antara 3.2-3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir
tegak lurus.Bidang belah ini sangat penting untuk
membedakannya dengan mineral hornblende.
- Hornblende warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan
mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-
kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara
mengenalnya.
- Biotite adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan
mudah dapat dikelupas.Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua
hingga coklat-hitam; BD 2.8-3.2.
2)  Mineral Non-ferromagnesium
Muskovit disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning
muda, coklat, hijau atau merah.BD. Berkisar antara 2.8-3.1.
- Felspar merupakan mineral pembentuk batuan yang paling
banyak.Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini
dijumpai hampir disetiap lapangan.“Feld” dalam bahasa jerman
adalah lapangan.Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir
54%.Nama-nama yang diberikan kepada feldspar adalah
plagioklas dan orthoklas.Plagioklas kemudian juga dapat dibagi

10
dua, “albit” dan “anorthit”.Orthoklas adalah yang mengandung
kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung
Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung
Kalsium.
- Orthoklas mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau
merah jambu.Kuarsa Kadang disebut “silika”. Adalah satu-
satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari
persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan
warna seperti asap atau smoky, disebut juga smoky quartz.
Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung
(violet).Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merrah
massip atau merah muda, kuning hingga coklat.Warna yang
bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lai
yang tidak bersih.

b. Mineral Silikat
a.    Mineral Oksida.
Terbentuk akibat persenyawaan langsung antara ksigen dan unsur
tertentu.Susunannya lebih sederhana disbanding silikat.Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat.Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.Unsur yang paling
utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum  adalah es
(H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
b.    Mineral Sulfida.
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng
dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan
yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3),
“chalcocite” (Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).
c.    Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat.

11
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “Kalsium
Karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”.Mineral ini
merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku,


yaitu Plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite
mica, amphibole, olivine, dan calcite.Mineral-mineral tersebut mudah
dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis bersdasarkan dari
sifat-sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral tersebut
antara lain:
1)   Olivine :olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari
unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau,
dengan kilap gelas, terbentuk pada temperature yang tinggi. Mineral
ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang
keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan
batuan Dunite.
2)    Amphibole/Hornblende :amphibole adalah kelompok mineral silikat
yang berbentuk prismatic atau Kristal yang menyerupai jarum.
Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Aluminium (Al), Silika (Si), dan Oksigen
(O). Hornblende berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
3)   Biotite :semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk Kristal berlembar
menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari
mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau
coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang, mineral
mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
4)    Plagioclase feldspar :Mineral Plagioclase adalah anggota dari
kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium
atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatic, umumnya
berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang

12
mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite.
5)    Potassium feldspar (Orthoclase) :Potassium feldspar adalah anggota
dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium
feldspar adalah mineral silicate yang mengandung unsur kalium dan
bentuk kristalnya prismatik. Umumnya berwarna merah daging hingga
putih.
6)    Mica :  Micas adalah kelompok mineral silicate minerals dengan
komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron
(Fe), Aluminium (Al), Silicon (Si) dan air (H2O)
7)   Quartz :Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak di
jumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari silica dioksida
(SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur
(uneven) concoidal.
8) Calcite :Mineral calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3).
Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan
pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral
yang berhubungan dengan lime dari batugampung.
Sudah banyak sekali jenis batuan yang telah dikenal, dan batuan tersebut
disusun oleh mineral-mineral dari mineral utama, mineral pengiring
sampai ke mineral sekunder.Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan
dalam dua golongan besar yaitu golongan mineral hitam atau mafik
mineral, golongan mineral putih atau felsic mineral.Mineral hitam sebagai
contoh adalah hornblende, piroksin, olivine, dan banyak lagi.Sedangkan
mineral putih seperti kuarsa, golongan feldspar, golongan feldspatoid dan
lain-lainnya.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidal langsung
semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperature secara
perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan temperature ini diseratai
mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang
sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral dalam magma
berdasarkan penurunan temperature telah disusun oleh bowen. Bowen

13
telah membuat table pembentukan mineral dan table tersebut sangat
berguna sekali dalam menginterprestasikan mineral-mineral tersebut.
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral hitam, yang pertama kali terbentuk
dalam temperature sangat tinggi adalah olivine, temperature menurun terus
dan pembentukan mineral berjalan sesuai temperaturnya. Mineral yang
terakhir terbentuk adalah biotit, ia dibentuk dalam temperature yang sangat
rendah. Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat
tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain terutama
mineral yag berada di bawahnya. Sedangkan mineral yang dibentuk pada
temperature yang lebih rendah adalah mineral yang paling stabil.
Reaksi bowen seri dari mineral-mineral utama pembentukan batuan beku:

Mineral-mineral yang sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok


plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar
luas.Anortit adalah mineral yang pertama sekali terbentuk pada suhu tinggi
dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti gabro atau
basal.Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan
beku diorite atau andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada
temperature rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan
asam seperti granit atau riolit.
Mineral-mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral
potassium feldspar dan menerus ke muskovit dan terakhir sekali ke

14
kuarsa.Maka mineral kuarsa adalah mineral yang paling stabil diantara
seluruh mineral baik mineral felsic atau mineral mafik.
Pada skema di atas memperlihatkan penurunan temperature dari atas ke
bawah dan kestabilan mineral bertambah dari atas ke bawah.Sehingga
mineral yang pertama sekali terbentuk seperti olivine atau anortit paling
mudah mengalami pelapukan. Semakin kea rah bawah mineral semakin
tahan terhadap pelapukan, seperti mineral kuarsa adalah mineral paling
tahan terhadap pelapukan.
1)   Mineral Utama
Mineral-mineral utama penyusun kerak bumi disebut mineral
pembentuk batuan, terutama mineral golongan silikat.Golongan
mineral yang berwarna tua disebut mineral mafik karena kaya
magnesium atau besi. Sedangkan yang berwarna muda disebut
mineral felsic yang miskin akan unsur besi dan magnesium. Beberapa
mineral hitam yang sering dijumpa, ialah olivine, augit, hornblende
dan biotit.Sedangkan mineral putih yang sering dijumpai adalah
plagioklas, ortoklas, muskovit, kuarsa dan leusit. Mineral-mineral
mafik: berwarna gelap-hitam antara lain:
(a)   Olivin
(Mg, Fe)2. SiO4kadar Mg-Fe paling tinggi, terdapat pada batuan basa,
ultra basa dan batuan beku dengan kadar silika rendah. Kristal yang
pertama terbentuk, sehingga tidak tahan terhadap pelapukan.
(b)   Piroksin
Suatu seri silikat Fe-Mg. Augit adalah mineral yang paling banyak
tersebar.Berwarna hitam atau hijau hitam, berbentuk prisma pendek
dengan penampang bersegi delapan yang memiliki bayangan belah
yang hampir tegak lurus.Berkilap kaca dan sukar digores dengan
jarum baja.
(c)   Amphibol
Suatu seri silikat Fe-Mg, yang lebih banyak mengandung
silikat.Hornblendeadalah salah satu mineral penting dari kelompok

15
ini.Sistem Kristal monoklin, berwarna hitam, hijau tua atau
coklat.Umumnya terdapat pada batuan asam dan batuan intermedier.
(d)   Biotit
Salah satu mineral dari golongan mika yang tersebar luas.Berwarna
hitam, coklat tua atau hijau tua.Mineral biotit dapat dipergunakan
untuk penentuan umur dengan menggunakan metoda Potasiu-Argon.
Mineral-mineral(felsic)berwarna terang antara lain:[51]
(a)   Plagioklas
Kumpulan sejumlah mineral dengan sistem Kristal triklin.Plagioklas
adalah mineral pembentuk batuan yang paling umum, yang dikenal
dengan enam kombinasi mineral seperti anortit, bitiwnit, labradorit,
andesine, oligoklas, dan albit.

(b)   K-Feldspar:
Erwarna putih atau keputihan, kekerasan 6, sistem Kristal monoklin
atau triklin, mempunyai belahan yang baik dan dua arah.Mineral yang
termasuk ke dalam kelompok ini dan paling banyak tersebar
adalah ortoklas.
(c)   Muskovit
Berwarna muda sampai tidak berwarna, sistem Kristal monoklin
belahan sempurna berlembar, banyak terdapat pada batuan granit,
metamorf dan batu pasir.
(d)  Kuarsa
Sering mineral ini disebut silika.Bial terbentuk pada temperature di
atas 5730C memiliki bentuk setangkap piramida yang 12 buah jumlah
bidangnya. Di bawah temperature tersebut berbentuk prisma yang
enam buah jumlah bidangnya dengan piramida pada salah satu
ujungnya. Bersifat tembus cahaya, tak berwarna atau bila terdapat ion
renik dapat berwarna jingga atau ungu yang digunakan sebagai
permata.
(e)   Feldspatoid

16
Kelompok mineral yang tak jenuh SiO 2.Salah satu contohnya
dalah leusit,berwarna abu-abu, kilap kaca atau lemak, pecahnya tidak
merata dan tidak tergores jarum baja.Penampangnya persegi
delapan.Mineral-mineral tersebut di atas terutama terdapat dalam
batuan beku. Mineral-mineral lain yang terdapat pada batuan sedimen,
seperti:
(f)   Klasit
Suatu karbonat yang terutama menyusun batugamping.Berwarna abu-
abu, mudah tergores jarum baja tetapi tidak tergores oleh kuku.
(g)  Gipsum
Merupakan mineral golongan sulfat yang ditemukan pula di beberapa
tempat di kerak bumi, berwarna putih atau jernihdan mudah digores
oleh kuku.
2)    Mineral tambahan
Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh Kristalisasi magma, terdapat
dalam jumlah yang sedikit sekali, umumnya kurang dari 5%.
Kehadirannya atau ketidakhadirannya tidak menentukan sifat atau nama
dari batuan. Suatu contoh adalah mineral magnetit (Fe3O4), sebuah oksida
besi yang berwarna hitam mempunyai sifat magnetit kuat dan terdapat
dalam jumlah sedikit pada batuan beku. Mineral-mineral tambahan dari
batuan beku antara lain: Zirkon, Sphen, Magnetit, Ilmenit, Hematit,
Apati, Pirit, Rutit, Korundum, Garnet.
3)    Mineral Sekunder
Mineral sekunder adalah mineral-mineral yang dibentuk kemudian dari
mineral-mineral utama oleh proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan
dan metamorfosa. Suatu contoh yang baik ialah mineral klorit yang
biasanya terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan. Mineral ini
terdapat pada batuan-batuan yang telah lapuk dan batuan sedimen juga
batuan metamorf.
Reaksi Bowen terhadap mineral-mineral utama pembentuk batuan,  dalam
reaksi ini mineral yang lebih dahulu terbentuk akan lebih mudah terubah
daripada mineral yang belakangan terbentuk. Suatu contoh dalam mineral

17
mafik mineral yang lebih dahulu terbentuk bila terubah akan menjadi mineral
yang belakangan terbentuk. Misalnya mineral piroksin bila terubah  akan
menjadi amphibol, dan seterusnya. Mineral felsic seperti kelompok mineral
plagioklas dan K-feidspar yang merupakan  penyusun terbanyak dan tersebar
luas dalam batuan.  Kedua kelompok mineral tersebut bila terubah akan
menjadi karbonat, serisit, mineral lempung dan lain-lain.

D. Proses Pembentukan Mineral


1. Cara Terjadinya Mineral

Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks, dimana
Karakteristik, Lingkungan Geologi serta Mineral Asosiasinya merupakan
tanda yang dapat menerangkan kondisi sebenarnya dimana ia terbentuk dan
kemungkinan terbentuknya pada masa yang akan dating.
Secara fase reaksi (kristalisasi), maka proses kristalisasi pembentukan
mineral dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a. Nucleation
Yaitu pembentukan inti dari mineral yang inti tersebut dapat membesar
melalui proses pertumbuhan. Inti terbentuk dari sekumpulan material-
material unsur pokok dalam mineral, yang mana unsur-unsur pokok
tersebut akan saling mengikat menjadi unit-unit sel yang tersebar
merata secara acak.

b. Growth & Enlargement (Pertumbuhan & Pembesaran)


Pertumbuhan dan pembesaran dari mineral hanya akan berjalan jika
kondisinya baik (menguntungkan). Pertumbuhan dimulai melalui
- Bertambahnya atau bertumbuhnya lapisan-lapisan seca
ra berturut-turut dari atom-atom/ion-ion     yang dikandungnya.
- Pertumbuhan secara berturut-turut dari barisan/deretan atom-atom
tersebut dimulai dari keadaan  ketidakteraturan inti permukaan
kristal.

18
2. Proses Pembentukan Mineral

Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara


alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya.

Adapun proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:


a. Proses Magmatik

Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara


pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan
temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh:
Platina, Timah, Intan, Tembaga.
b. Proses Pengendapan dan Pelapukan

Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan
penyusun kerak bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan
hidrosfer. Contoh: Kaolin.

19
c. Proses Hidrotermal

Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui


rekahan pada temperatur yang cukup rendah. Contoh:  Kuarsa, Klorit,
Kalkosit.
d. Pegmatit

Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan


sisa magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur.
Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.
e. Proses Karbonatit

Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun


oleh mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.
f. Skarn

Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan


terjadinya kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.
g. Sublimasi

Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi  akibat


proses pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.

20
III. PENUTUP

A.  Kesimpulan

Mineral adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia) atau persenyawaan
(kimia) yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan
kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Mineral juga didefinisikan
sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari
unsur unsur kimiawi dalam  perbandingan tertentu, dimana atom-atom  di
dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral
adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna,  (5)
kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui
analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X.

Pemanfaatan mineral dalam kehidupan sehari-hari diantaranya yaitu dalam


industri peralatan rumah tangga, perhiasan, infrastruktur, pemukiman,
telekomunikasi, seperti komputer, sains dan teknologi, pesawat terbang

B. Saran  

Mineral adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat bermanfaat untuk
kehidupan manusia untuk itu kita harus tetap menjaga dan memperhatikan
dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Muryani, Endang S. 2009. Mengenal Dunia Batuan dan Mineral. Bandung :


Angkasa.
Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Noor, Djauhari. 2011. Geologi Perencanaan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setia, Doddy G. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: NOVA.
Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta: Ombak .

22

Anda mungkin juga menyukai