Anda di halaman 1dari 7

AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN Syzygium polyanthum TERHADAP Candida

albicans

Destri Ummi Nadziroh, Nur Candra Eka Setiawan


Program Studi D-III Farmasi
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Email : nur.candra.akfarpim@gmail.com

Abstrak

Candida albicans adalah flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia
wanita yang dapat menyebabkan sariawan, vulvovaginitis, infeksi kulit, infeksi kuku, infeksi paru-paru serta
kandidiasis mukokutan menahun. Salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan
sebagai bahan penyedap dalam masakan atau sebagai obat herbal seperti antifungi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui aktivitas antifungi air perasan Syzygium polyanthum terhadap Candida albicans. Penelitian ini
dilakukan di laboratorium farmakognosi dan mikrobiologi Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang dengan
metode penelitian eksperimental. Tahap penelitian ini meliputi pembuatan air perasan Syzygium polyanthum
dengan konsentrasi 100% dan 50%, skrining fitokimia, dan dilakukan uji aktivitas antifungi terhadap Candida
albicans dengan metode difusi sumuran. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa air perasan dari
Syzygium polyanthum tidak memiliki aktivitas antifungi dikarenakan tidak ada zona hambat yang ditandai dengan
tidak adanya zona bening di sekitar lubang sumuran pada cawan petri. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap aktivitas antifungi dengan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut lain.

Kata Kunci : Antifungi, Candida albicans, Syzygium polyanthum, Perasan.

Abstract

Candida albicans is a normal flora of the respiratory tract mucous membranes, gastrointestinal tract, and female
genitalia that it causes oral ulceration, vulvovaginitis, skin infections, nail infections, lung infections and chronic
mucocutaneous candidiasis. Salam (Syzygium polyanthum) is a plant that is widely used as a food seasoning or as
an herbal medicine such as antifungi. The purpose of this study is to know antifungal activity of water juice of bay
leaf (Syzygium polyanthum) on Candida albicans. This study was conducted at laboratory pharmacognosy and
microbiology Academy of Pharmacy of Putra Indonesia Malang using experimental research methods. This study
steps consisted of manufacture water juice of bay leaf with 100% and 50% concentration, phytochemical screening,
and then tested antifungal activity for Candida albicans using method diffusion of pit. The results of this study
can be concluded that water juice of bay leaf has not antifungal activity because no inhibition zone which is
indicated by the absence of clear zone around well in the petri dish. Further research is needed on antifungal
activity using other extract method.

Keywords : Antifungi, Candida albicans, Syzygium polyanthum, Juice.

PENDAHULUAN negara dengan iklim tropis, udara lembab,


Jamur merupakan salah satu penyebab sanitasi yang kurang, lingkungan yang padat
infeksi penyakit terutama di negara-negara dan tingkat sosio-ekonomi yang meningkat
tropis. Penyakit akibat jamur sering muncul di (Sukmawati et al., 2017). Salah satu jamur yang
Indonesia. Penyebab dari infeksi jamur di dapat menyebabkan infeksi adalah jamur
Indonesia ini dikarenakan Indonesia termasuk Candida albicans. Candida albicans adalah
anggota flora normal selaput mukosa saluran albicans sebanyak 9.500.000 kasus per tahun
pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia (Vandeputte et al., 2011).
wanita. Candida albicans dapat menyebabkan Dalam pengobatan antifungi dapat
sariawan, vulvovaginitis, infeksi kulit, infeksi dilakukan terapi non farmakologi dan
kuku, infeksi paru-paru serta kandidiasis farmakologi. Terapi non farmakologi dapat
mukokutan menahun (Jawezt et al., 1996) dilakukan dengan cara menjaga kebersihan
(Soleman dan Setiawan, 2017). Angka kejadian badan dan lingkungan. Sedangkan untuk terapi
infeksi jamur di dunia yang disebabkan Candida farmakologi dapat menggunakan alternatif
pengobatan dengan bahan alam. Salah satu

Nadziroh Dan Setiawan, Aktivitas Antifungi Air Perasan Syzygium Polyanthum Terhadap Candida Albicans
13
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 2, Nomor 2, Desember 2018, e-ISSN 2549-6573

contoh bahan alam yang dapat dimanfaatkan preparat glass dan cover glass, pipet tetes,
sebagai pengobatan antifungi adalah tanaman mikropipet, mikroskop digital (Olympus),
salam. spektrofotometer, kuvet, cawan petri, cork
Salam (Syzygium polyanthum) borer, jangka sorong.
merupakan tanaman yang mudah tumbuh pada Bahan. Daun salam, aquades, serbuk Mg,
daerah tropis dan banyak tumbuh di hutan
HCl(p), pereaksi wagner, pereaksi mayer,
maupun ditanam di pekarangan rumah. Salam
merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara yang HCl 2M, FeCl3 1%, FeCl3 5%, Candida
ditemukan di Burma, Malaysia dan Indonesia. albicans, Sabouraud Dextrose Agar (SDA),
Tanaman salam yang sering digunakan adalah Mueller Hunten Agar (MHA), glukosa,
bagian daun. Daun salam dalam bentuk segar metylen blue.
maupun kering biasanya digunakan sebagai Tahap Penelitian
bahan penyedap dalam masakan Indonesia Tahapan dalam penelitian ini
terutama di Sumatra, Jawa dan paling banyak di sebagai berikut:
Bali (Wartini, 2009). Daun salam selain 1. Pembuatan media untuk peremajaan
dimanfaatkan sebagai bahan penyedap makanan Candida albicans dan uji antifungi,
juga dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti
kemudian dilakukan sterilisasi media dan
kolesterol dan asam urat (Harismah dan
alat yang akan digunakan.
Chusniatun, 2016).
Menurut Silalahi (2017), daun salam 2. Melakukan peremajaan Candida
diketahui mengandung flavonoid, minyak atsiri, albicans dengan media Sabouraud
seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, sitral, Dextrose Agar (SDA).
lakton, saponin, karbohidrat, dan selenium. 3. Identifikasi Candida albicans secara
Menurut Bhaskara (2012), ekstrak etanol daun makroskopis dan mikroskopis dengan
salam mempunyai daya antifungi terhadap metylen blue dan dilihat dimikroskopis.
Candida albicans karena adanya senyawa 4. Pembuatan suspensi Candida albicans
alkaloid, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. dengan media NaCl 0,9% dan diukur
Sedangkan, menurut Fitriani et. al. (2012), kekeruhannya dengan spektrofotometer
adanya aktivitas antifungi dari ekstrak etanol dengan panjang gelombang 530 nm.
daun salam terhadap jamur Candida albicans
5. Pembuatan air perasan daun salam segar
diduga karena mengandung senyawa tanin,
polifenol, flavonoid, terpenoid, alkaloid, dan dengan cara dipotong-potong kecil dan
sterol. Dalam penelitian ini, akan dilakukan ditumbuk, kemudian diblander dengan
pembuatan air perasan dengan menggunakan penambahan aquadest (1:3).
pelarut air karena sangat mudah diaplikasikan 6. Skrining fitokimia air perasan secara
oleh masyarakat, dalam pembuatannya yang kualitatif menggunakan uji reaksi warna
tidak rumit, dan semua bahan yang digunakan dan pengendapan.
terjangkau untuk seluruh masyarakat. 7. Uji aktivitas antifungi menggunakan
teknik pour plate dengan metode
METODE PENELITIAN sumuran. diambil 1 mL suspensi Candida
Penelitian ini termasuk jenis albicans, kemudian dimasukkan dalam
penelitian eksperimental. cawan petri, ditambahkan dengan media
Alat dan Bahan Mueller Hunten Agar (MHA) + glukosa,
Alat. Mortir dan stemper, blender dihomogenkan dan ditunggu sampai
(Philips), peralatan kaca (Pyrex), cawan memadat. Dibuat lubang sumuran dan
porselen, kertas saring, alumunium foil, diberikan larutan uji dari air perasan daun
batang pengaduk, corong, timbangan salam dengan konsentrasi 100% dan
analitik (Ohaus), autoklaf, lampu spiritus, 50%. Diinkubasi dengan suhu 37C
kawat kasa, kaki tiga, oven, kapas, kertas selama 24-72 jam dan diukur zona bening
coklat, label, lemari pendingin, inkubator, sekitar sumuran.
LAF (Laminar Air Flow), jarum ose,

14
Nadziroh Dan Setiawan, Aktivitas Antifungi Albicans Air Perasan Syzygium Polyanthum Terhadap Candida

HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan pelarut akuades dengan


perbandingan 1:1, tetapi daun salam pada
Penelitian ini menggunakan daun penelitian ini saat diblender tidak bisa
salam yang diperoleh dari Materia Medica hancur sehingga dimodifikasi menjadi
Batu. Daun salam segar diekstrak dengan perbandingan 1:3. Hasil ekstrak yang
pelarut air untuk mendapatkan hasil air diperoleh dari air perasan lebih banyak,
perasan. Tahap penelitian ini meliputi sehingga akan mempengaruhi kadar dari
pembuatan air perasan dari daun salam, senyawa daun salam.
kemudian air perasan tersebut dilakukan uji Uji fitokimia dilakukan untuk
identifikasi fitokimia, dan dilakukan uji mengidentifikasi senyawa yang terdapat
aktivitas antifungi dengan metode difusi
sumuran menggunakan jamur Candida dalam air perasan daun salam. Uji fitokimia
albicans. yang dilakukan meliputi uji flavonoid,
Air perasan daun salam diperoleh alkaloid, saponin, tanin, dan fenol. Menurut
dari daun salam segar yang dihaluskan di Silalahi (2017), daun salam diketahui
mortir kemudian diblender dan ditambah mengandung senyawa flavonoid, minyak
dengan aquadest. Hasil organoleptis dari air atsiri, seskuiterpen, triterpenoid, fenol,
perasan diperoleh berwarna hijau bening,
steroid, sitral, lakton, saponin, karbohidrat,
bau khas daun salam, dan bentuknya cair.
Hasil ekstrak yang didapatkan dapat dilihat dan selenium. Ekstrak etanol dari daun
pada Tabel 1. Prosedur penelitian salam menurut Fitriani et.al. (2012) terdapat
pembuatan air perasan menggunakan aktivitas antifungi karena mengandung
literatur Ardelia et al. (2010), air perasan senyawa antifungi yaitu senyawa alkaloid,
daun salam yang diperoleh dari 500 gram flavonoid, tanin, minyak atsiri, polifenol,
tanpa menggunakan pelarut air terpenoid, dan sterol. Hasil pengujian
mendapatkan volume air perasan 60 mL,
skrining fitokimia air perasan daun salam
sedangkan menurut Geovani (2012), air
perasan yang dibuat adalah dengan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Air Perasan Daun Salam


Pelarut Massa Sampel (g) Hasil Ekstrak (mL)
Aquadest 21 53

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Air Perasan Daun Salam


Metabolit
Literatur Hasil
Sekunder
Flavonoid Warna kuning, orange dan merah Warna orange jernih (+)
Endapan warna putih atau Endapan putih (+)
Alkaloid kuning
Endapan warna coklat Endapan orange (-)
Saponin Busa stabil Busa stabil (+)
Warna biru kehitaman atau hijau Warna hitam (+)
Tanin
kehitaman
Warna biru tua atau hijau Warna hijau kehitaman (+)
Fenol
kehitaman

Skrining fitokimia dilakukan secara mudah terlarut atau terikat oleh pelarut
kualitatif menggunakan uji reaksi warna dan sesuai dengan sifat kepolarannya. Sehingga
pengendapan. Dalam proses ekstraksi, larutan air yang bersifat polar akan lebih
senyawa aktif dalam suatu tanaman akan mudah mengesktrak senyawa flavonoid

15
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 2, Nomor 2, Desember 2018, e-ISSN 2549-6573

dalam jaringan tanaman. Hal ini sesuai adanya perubahan warna. Pada uji ini
dengan prinsip “like disolve like” dimana digunakan perekasi FeCl3 untuk
larutan yang bersifat polar akan berikatan mengidentifikasi adanya tanin dan fenol
dengan senyawa polar lainnya begitu pula dalam sampel. Perubahan warna menjadi
sebaliknya, larutan yang bersifat nonpolar hijau kehitaman terjadi akibat pembentukan
akan mengikat senyawa nonpolar (Agustina senyawa kompleks antara tanin dengan
et al., 2016). FeCl3. Tanin merupakan golongan
Uji senyawa alkaloid pada perasan polihidroksi fenol (polifenol) yang dapat
menunjukkan hasil positif dengan pereaksi dibedakan dari fenol lain karena
mayer. Pereaksi mayer mengandung kalium kemampuannya mengendapkan protein
iodida dan merkuri(II) klorida akan bereaksi (Agustina et al., 2016).
membentuk endapan merah merkurium(II) Sebelum dilakukan identifikasi
iodida. Jika kalium iodida yang Candida albicans dilakukan peremajaan
ditambahkan berlebih maka akan terbentuk Candida albicans dengan media Sabouraud
kalium tetraiodomerkurat(II). Pada uji Dextrose Agar karena media Sabouraud
alkaloid dengan pereaksi mayer akan terjadi Dextrose Agar merupakan media yang
reaksi antara nitrogen dengan ion kalium selektif untuk fungi dan yeast, sehingga
(K+) membentuk kompleks kalium alkaloid dapat melihat pertumbuhan dan
yang mengendap (Agustina et al., 2016). mengidentifikasi Candida albicans yang
Uji senyawa saponin dari perasan mempunyai pH asam/pH 5,6 (Mutiawati,
ditandai dengan terbentuknya busa yang 2016).
stabil yaitu busa terbentuk setinggi 1 cm Berdasarkan hasil dari penelitian ini,
dalam waktu 10 menit dan saat ditetesi pertumbuhan Candida albicans pada media
dengan asam klorida (HCl) 2M busa yang Sabouraud Dextrose Agar setelah
terbentuk tidak hilang. Terbentuknya busa diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37C
pada hasil uji ini menunjukkan adanya secara makroskopis menunjukkan koloni
glikosida yang mempunyai kemampuan berwarna putih dan berbentuk krim yang
membentuk buih dalam air (Agustina et al., menonjol diatas media. Menurut Mutiawati
2016). (2016), pertumbuhan
Uji senyawa tanin dan fenol dari
perasan menunjukkan hasil positif dengan
Candida albicans pada media Sabouraud mikroskopik dilakukan dengan cara
Dextrose Agar secara makroskopik terlihat pewarnaan sederhana dengan menggunakan
jamur yang menunjukkan tipikal kumpulan metylen blue (Wijayanti & Susilowati.
mikroorganisme yang tampak seperti krim 2017), berdasarkan hasil pewarnaan, jamur
putih dan licin disertai bau khas/yeast odour. yang diamati di bawah mikroskop berbentuk
Identifikasi secara mikroskopis bulat (yeast) dan panjang (hifa), hal ini
dengan metode pewarnaan sederhana sesuai dengan karakteristik Candida
menggunakan metylen blue menunjukkan albicans yang memiliki 2 bentuk yaitu yeast
jamur yang berbentuk bulat memanjang dan hifa. Maka dapat disimpulkan jamur
dengan menggunakan mikroskop pada yang tumbuh pada media Sabouraud
perbesaran 100X. Menurut Agnita et al. Dextrose Agar positif jamur Candida
(2014), identifikasi Candida albicans secara albicans.

16
Nadziroh Dan Setiawan, Aktivitas Antifungi Albicans Air Perasan Syzygium Polyanthum Terhadap Candida

(a) (b)
Gambar 1. (a) Pertumbuhan Candida albicans pada media Sabouraud Dextrose Agar secara makroskopis
(b) Pertumbuhan Candida albicans pada media Sabouraud Dextrose Agar secara mikroskopis.

Penelitian aktivitas antifungi Mueller Hunten Agar yang dapat berperan


menggunakan media Mueller Hunten Agar sebagai sumber karbon dan energi bagi
karena media Mueller Hunten Agar Candida albicans (Leepel, et al., 2009).
merupakan media yang digunakan untuk Hasil pengujian aktivitas antifungi air
pengujian kerentanan mikroorganisme perasan daun salam yang diinkubasi dan
terhadap antimikroba dengan menggunakan diamati selama 24 sampai 72 jam dapat
metode difusi (HiMedia, 2016), sehingga dilihat pada Tabel 3.
perlu penambahan glukosa pada media
Tabel 3. Hasil Aktivitas Antifungi Air Perasan Daun Salam
Konsentrasi Air Diameter Zona Hambat (mm) Rata-rata
Perasan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
100% 0 0 0 0
50% 0 0 0 0

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2. (a) Kontrol Media (b) Media + Candida albicans (c) Air Perasan 100%
(d) Air Perasan 50%.

Aktivitas antimikroba dipengaruhi Dari Tabel 3. menunjukkan bahwa


oleh beberapa faktor antara lain, konsentrasi air perasan daun salam tidak memiliki
atau intensitas zat antimikroba, jumlah aktivitas antifungi dikarenakan rata-rata
mikroorganisme, keasaman atau kebasaan zona hambat yang diperoleh dari 2
(pH), potensi suatu zat antimikroba dalam konsentrasi tersebuat adalah 0 mm. Hal ini
larutan yang diuji, dan kepekaan suatu karena kemungkinan senyawa antifungi
mikroba terhadap konsentrasi antibakteri seperti senyawa alkaloid, flavonoid, fenol,
(Widyarto, 2009). Parameter yang tanin, dan saponin yang terdapat dalam air
digunakan dalam penelitian uji aktivitas perasan tidak bisa tersari atau terekstrak
antifungi ini adalah diameter zona hambat secara maksimal sehingga kadar senyawa
yang ditandai dengan zona bening di sekitar dari air perasan menurun yang akan
lubang sumuran pada cawan petri. menyebabkan potensi dari senyawa pada air

17
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 2, Nomor 2, Desember 2018, e-ISSN 2549-6573

perasan tidak bisa maksimal untuk polyanthum (Wight) Walp.) terhadap


menghambat Candida albicans. Pertumbuhan Jamur Candida albicans
secara in vitro. Biosfera Vol 29 (2): 71-79.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah Geovani, Vebri. 2012. Pengaruh
dilakukan tentang aktivitas antifungi air Perasan Daun Salam (Eugenia polyantha
perasan daun salam (Syzygium polyanthum) Wight) 80% Sebagai Pembersih Gigi Tiruan
terhadap Candida albicans, dapat Terhadap Kekuatan Tekan Resin Akrilik
disimpulkan bahwa air perasan daun salam Tipe HEAT-CURED Dengan Variasi Lama
tidak memiliki aktivitas antifungi Perendaman. Skripsi. Jember: Universitas
dikarenakan tidak ada zona hambat yang Jember.
ditandai dengan tidak adanya zona bening di
sekitar lubang sumuran pada cawan petri. Harismah, K. dan Chusniatun, 2016.
Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia
polyantha) Sebagai Obat Herbal dan
DAFTAR RUJUKAN Rempah Penyedap Makanan. Warta LPM.
Agnita, Parka, J. Waluyo, D. Vol 19 (2): 110–118.
Wahyuni. 2014. Perbedaan Daya Hambat
Ekstrak Dan Rebusan Daun Jarak Pagar HiMedia. 2016. Technical Data
(Jatropha curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Mueller Hinton Agar.
Candida albicans (Robin) Berkhout. Artikel http://himedialabs.com/TD/M173.pdf.
Ilmiah. Jember: Universitas Jember.
Jawezt, E., J. Melnick, E. Adelberg.
Agustina, Sry, Ruslan, A. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20.
Wiraningtyas. 2016. Skrining Fitokimia Terjemahan oleh Edi Nugroho, R.F.
Tanaman Obat Di Kabupaten Bima. Maulany. 1996. Jakarta: EGC.
CAKRA Kimia Indonesia E-Journal of
Applied Chemistry Vol 4 (1): 71–76. Leepel, L. A., Hidayat, R.,
Puspitawati, R., Bahtiar, B. M. 2009. Efek
Ardelia, P. I., Andrini, F., Hamidy, Penambahan Glukosa Pada Saburoud
M. Y., 2010. Aktivitas Antijamur Air Dextrose Broth Terhadap Pertumbuhan
Perasan Daun Seledri (Apium graveolens Candida albicans (Uji In Vitro). Indonesia
L.) Terhadap Candida albicans Secara In Journal of Dentistry Vol 16 (1): 58-63.
Vitro. JIK Jilid 4 (2): 102-107.
Mutiawati, Vivi Keumala. 2016.
Bhaskara, G. Y., 2012. Uji Daya Pemeriksaan Mikrobiologi pada Candida
Antifungi Ekstrak Etanol Daun Salam albicans. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala
(Syzygium polianthum [Wight] Walp.) Vol 16 (1): 53-63.
terhadap Candida albicans ATCC 10231
secara In Vitro. Skripsi. Surakarta: Candida albicans. Skripsi. Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wijayanti, E. D. & E. Susilowati. Rizki, M. I. dan E. M. Hariandja.


2017. Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa 2015. Aktivitas Farmakologis, Senyawa
Tumbuhan Berpotensi Sebagai Aktif, dan Mekanisme Kerja Daun Salam
Antiketombe. Jurnal Riset Sains dan (Syzygium polyanthum). Prosiding Seminar
Teknologi. Volume 1 (2): 75-81 Nasional & Workshop "Perkembangan
Fitriani, A., Hamdiyati, Y., Terkini Sains Farmasi & Klinik 5", Padang,
Engriyani, R. 2012. Aktivitas Antifungi 6-7 November.
Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium

18
Nadziroh Dan Setiawan, Aktivitas Antifungi Albicans Air Perasan Syzygium Polyanthum Terhadap Candida

Rizki, A. U., Cholid, A. R., M. Candida albicans. Journal Cis-Trans (JC-T)


Amalia. 2016. Perbedaan Efektivitas Volume 1, Nomor 2
Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb.) Dengan Ekstrak Daun Wartini, N. M., 2009. Senyawa
Salam (Eugenia polyantha Wight) Pada Penyusun Ekstrak Flavor Daun Salam
Penurunan Kadar Kolesterol Total Tikus (Eugenia polyantha Wight) Hasil Distilasi
Putih Jantan (Rattus norvegicus). Jurnal Uap Menggunakan Pelarut n-Heksana dan
Profesi Medika Vol 10 (1): 54-69. Tanpa n-Heksana. Jurnal Agrotekno Vol 15
(2): 72-77.
Silalahi, Mariana. 2017. Syzygium
polyanthum (Wight) Walp. (Botani, Widyarto, A. N., 2009. Uji Aktivitas
Metabolit Sekunder dan Pemanfaatan). J D Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Jeruk
P Vol 10 (1): 1-16. Kepok (Citrus nobilis Lour.) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Sukmawati, I. K., D. Purnamaasri, Skripsi. Surakarta: Universitas
Suwendar. 2017. Aktivitas Antijamur Muhammadiyah Surakarta.
Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Kemangi
(Ocimum Sanctum L.) Terhadap Jamur Vandeputte, Patrick., Ferrari,
Candida albicans, Microsporum gypseum, Selene., and Coste,Alix T. 2011. Antifungal
dan Aspergillus flavus. Jurnal Farmasi Resistance and New Strategies to Control
Galenika Vol 3 (1): 30-35. Fungal Infections. International Journal of
Microbiology Volume 2012, Article ID
Soleman, Dahlisa dan Setiawan, 713687, 26 pages
N.C.E. 2017. Aktivitas Antifungi Ekstrak
Metanol Kulit Batang Jambu Mete terhadap

19

Anda mungkin juga menyukai