id
d r. R e s t h i e R a c h m a n t a P u t r i
d r. M a r c e l a Y o l i n a
Jakarta Medan
Jl. Layur Kompleks Perhubungan VIII No.52 RT.001/007 Jl. Setiabudi Kompleks Setiabudi Square No. 15
Kel. Jati, Pulogadung, Jakarta Timur Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang 20132
WA. 081380385694/081314412212 WA/Line 082122727364
• Endokrinologi & Metabolisme
– Hipofisis/pituitari
– Tiroid
– Adrenal
– Pankreas
– Dislipidemia
DIABETES MELLITUS
Klasifikasi DM: Faktor Risiko
• DM tipe 1 ( destruksi sel , umumnya • Usia > 45 tahun
diikuti defisiensi insulin
absolut):Immune-mediated atau
• Berat badan lebih: > 110 % BB
Idiopatik, biasa pada usia muda idaman atau IMT > 23 kg/m2
• DM tipe 2 ( bervariasi mulai dari yang: • Hipertensi ( TD 140/90 mmHg )
predominan resistensi insulin dengan • Riwayat DM dalam garis
defisiensi insulin relatif – predominan
defek sekretorik dengan resistensi
keturunan
insulin): biasa pada usia dewasa • Riwayat abortus berulang,
• Tipe spesifik lain:Defek genetik pada melahirkan bayi cacat, atau BB
fungsi sel ; Defek genetik pada kerja lahir bayi > 4.000 gram
insulin; Penyakit eksokrin pancreas;
Endokrinopati; Diinduksi obat atau zat
• Riwayat DM gestasional
kimia; Infeksi; Bentuk tidak lazim dari • Riwayat TGT atau GDPT
immune mediated DM; Sindrom • Penderita penyakit jantung
genetik lain, yang kadang berkaitan
koroner, tuberkulosis,
dengan DM
• DM gestasional • Hipertiroidisme
• Kolesterol HDL 35 mg/dL dan
atau trigliserida 250 mg/dL
GEJALA DM
• Keluhan klasik DM
– Poliuria
– Polidipsia
– Polifagia
– Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
• Keluhan lain :
– Lemah badan
– Kesemutan
– Pandangan kabur
– Disfungsi ereksi pada pria
– Pruritus vulvae pada wanita
Diabetes Mellitus
• Kriteria diagnosis DM:
1. Glukosa darah puasa ≥126 mg/dL. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam, atau
HbA1c ≥9%
dan obat lain 7%
dengan mekanisme
kerja yang berbeda
Tidak menyebabkan
Berat badan naik, edema,
Menambah hipoglikemia,
Thialozidi gagal jantung, risiko
Pioglitazone sensitivitas meningkatkan HDL,
nedione fraktur meningkat pada
terhadap insulin menurunkan trigliserida,
wanita menopause
menurunkan kejadian CVD
Efektivitas penurunan
Tidak menyebabkan
Penghambat HbA1C sedang, efek
Menghambat hipoglikemia, menurunkan
alfa Acarbose samping gastrointestinal,
absorpsi glukosa gula darah postprandial,
glukosidase penyesuaian dosis harus
menurunkan kejadian CVD
sering dilakukan
Kelas Obat Cara Kerja Keuntungan Kerugian
Angioedema, urtica,
Meningkatkan efek dermatologis lain
Penghamb Sitagliptin, vildagliptin, sekresi insulin, Tidak menyebabkan dimediasi imun,
at DPP-4 saxagliptin, linagliptin menghambat sekresi hipoglikemia, toleransi baik pankreatitis akut,
glukagon hospitalisasi akibat
gagal jantung
Infeksi urogenital,
Menghambat Tidak menyebabkan
Dapaglifozin, poliuria,
Penghamb penyerapan kembali hipoglikemia, BB turun, TD
canaglifozin, hipovolemi/hipotensi,
at SGLT-2 glukosa di tubulus turun, efektif untuk semua
empaglifozin pusing, LDL naik,
distal ginjal fase DM
kreatinin naik
Efek samping GI,
Liraglutide, exanatide, Meningkatkan Tidak menyebabkan
Agonis meningkatkan heart
albiglutide, sekresi insulin, hipoglikemia, menurunkan
reseptor rate, hiperplasia c-cell,
lixisenatide, menghambat sekresi GDPP, menurunkan
GLP-1 pankreatitis akut,
dulaglutide glukagon beberapa risiko CV
bentuk injeksi
Rapid acting (lispro,
aspart, glulisine)
Short acting (human
Menekan produksi Hipoglikemia, BB naik,
reguler) Respon universal, efektif
gluksoa hati, efek mitogenik?,
Intermediate acting menurunkan GD,
Insulin stimulasi sediaan injeksi, Tidak
(human NPH) menurunkan komplikasi
pemanfaatan nyaman, perlu
Basal insulin analogs mikrovaskuler
glukosa pelatihan pasien
(glagine, detemir,
degludec)
Premixed
Jenis Insulin (1)
Jenis Insulin (2)
Indikasi Pemberian Insulin
Indikasi mutlak: DMT1
Indikasi relatif:
• Gagal mencapai target dengan penggunaan kombinasi anti hiperglikemia oral
(AHO) dosis optimal (3-6 bulan)
• Kehamilan
• Dekompensasi metabolik, yang ditandai antara lain dengan: gejala klasik diabetes
dan penurunan berat badan, glukosa darah puasa (GDP) > 250 mg/dL, glukosa
darah sewaktu > 300 mg/dL, HbA1c > 9%, dan sudah mendapatkan terapi AHO
• sebelumnya
• Terapi steroid dosis tinggi yang menyebabkan glukosa darah tidak terkendali
• Perencanaan operasi
• Beberapa kondisi tertentu yang dapat memerlukan pemakaian insulin, seperti
infeksi (tuberkulosis) , penyakit hati kronik, dan gangguan fungsi ginjal.
Memulai Terapi Insulin
• Dapat diawali dengan insulin kerja menengah
(NPH) atau insulin analog kerja panjang, 1
kali/hari.
– Diberikan di malam hari
– Umumnya obat oral tetap dilanjutkan
– Sebagai regimen awal dapat digunakan dosis 0,1-
0,2 unit/kg BB
Pemberian
Insulin
Kriteria Pengendalian DM
(Diabetes Melitus Terkontrol)
Komplikasi DM
• Akut:
– Ketoasidosis diabetic
– Hiperosmolar non ketotik, Hipoglikemia
• Kronik:
– Makroangiopati:Pembuluh koroner, Vaskular perifer, Vaskular otak
– Mikroangiopati:Kapiler retina (dot blot hemorrhage, cotton wool
spot), Kapiler renal (microalbuminuriaproteinuriasindrom
nefrotikgagal ginjal), Neuropati
– Gabungan: Kardiopati: PJK, kardiomiopati,Rentan infeksi, Kaki diabetic,
Disfungsi ereksi
Ketoasidosis Diabetik
• Pencetus KAD:
– Insulin tidak
adekuat
– Infeksi
– Infark
• Diagnosis KAD:
– Kadar glukosa 250
mg/dL
– pH <7,35
– HCO3 rendah
– Anion gap tinggi
– Keton serum (+)
Harrison’s principles of internal medicine
Ketoasidosis Diabetik
TTGO
Diabetes gestasional
Diabetes pregestasional
GDP 92-125 mg/dl, atau
GDP >=126 mg/dl, atau
GD 2 jam pp >= 153 mg/dl,
GD 2 jam pp >=200 mg/dl, atau
atau
GDS >=200 mg/dl
GDS 153-199 mg/dl
DM pada Kehamilan: Diagnosis (WHO)
DM pada Kehamilan: Tes Post Diagnosis
http://emedicine.medscape.com/article/127547-overview
DM pada Kehamilan: Terapi
PA D A I B U PA D A J A N I N
• Hipertensi • Makrosomia dan distosia
• Preeklampsia bahu
• Diabetes tipe II • Prematuriatas dan RDS
• Hipoglikemia
• DM tipe II saat dewasa
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gestational-diabetes/basics/complications/con-20014854
Hipoglikemia
• Hipoglikemia
menurunnya kadar glukosa
darah < 70 mg/dL dengan
atau tanpa gejala otonom
• Whipple triad
– Gejala hipoglikemia
– Kadar glukosa darah rendah
– Gejala berkurang dengan
pengobatan
• Penurunan kesadaran pada
DM harus dipikirkan
hipoglikemia terutama yang
sedang dalam pengobatan
Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2. PERKENI 2015
Hipoglikemia
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardia, widened
paresthesia, palpitasi, Tremulousness pulse pressure
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, gangguan hipotermia, kejang, koma
kognitif, pandangan kabur, diplopia
5. Coupling T1 dan T2
– Tahap sintesis terakhir, 2 molekul T2 membentuk T4. Gabungan T1
dan T2 membentuk T3.
7. Pelepasan hormon
– T4 disekresi lebih banyak dari pada T3, tetapi T3 lebih poten.
8. Transport di darah
FISIOLOGI
Biosentesis hormon tiroid
Umpan balik
hormon tiroid
Fisiologi
Pendekatan Diagnosis Struma/ Goiter
Hipotiroid
Etiologi
• Primer (90%; ↓free T4, ↑ TSH)
– Goiter/struma
• Hashimoto’s thyroiditis
– Penyebab hipotiroid terbanyak
– Kerusakan akibat Autoimmun dengan gambaranpatchy lymphocytic
infiltration
– antithyroid peroxidase (anti-TPO)(+)& antithyroglobulin (anti-Tg) Abs (+),
pd 90% kasus
• Penyembuhan pasca thyroiditis, defisiensi iodin, Li, amiodarone
– Nongoiter:
• destruksi post op, pasca pemberian radioactive iodine
• Sekunder/sentral (↓free T4, ↓/normalatausedikit naik
TSH):
– kerusakan hipotalamus atau hipofisis
Hipotiroid
• Deficiency of thyroid
hormone.
• Autoimmune thyroid
disease (Hashimoto
disease) is the most
common cause of
hypothyroidism.
• Myxedema coma:
hipotermia, hipotensi,
hipoventilasi,
↓kesadaran
Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
• ↓FT4; ↑TSH pada hipothyroid primer;
• Antithyroid Ab (+) pada Hashimoto’s
Levothyroxine (1.5–1.7 µg/kg/hari)
thyroiditis – Periksa ulang TSH q5–6minggu &
• Dapat terjadi hiponatremia, titrasi hingga euthyroid
hipoglikemia, anemia, ↑ LDL, ↓ HDL,
and ↑CK – gejala klinis butuh waktu bulanan
• Skrining sangat dianjurkan untuk wanita utk resolusi
hamil – turunkan dosis awal jika beresiko PJK
• Apabila ibu dicurigai menderita (0.3–0.5 µg/kg/d)
hipotiroid, bayi perlu diperiksa antibodi
antitiroid. – ↑dosis jika dibutuhkan: kehamilan
• Kadar thyroid binding globulin (TBG) (↑30% pd minggu ke 8)
diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG
yaitu bila dengan pengobatan hormon
tiroid tidak ada respons. • Untuk Koma Myxedema:
– loading 5–8 µg/kg T4 IV, kemudian
Usia Dosis (mikrogram/kg/hari)
50–100 µg IV qhari
0 – 3 bulan 10 – 15
3 – 6 bulan 8 – 10
– karena konversi T4 T3 di perifer
6 – 12 bulan 6–8
terganggu berikan 5–10 µg T3 IV
1 – 5 tahun 4–6 q8jam;
6 – 12 tahun 3–5
>12 2–4
Tiroiditis
• Akut:
– infeksi bakteri (biasa pada post op)
• Subakut
– tirotoksikosis transient
hipotiroid transient fgs tiroid Nodul Tiroid Non Toksik
normal
• Nyeri (viral, granulomatosa, ataude • Curiga ganas
Quervain’s): demam, ↑LED; terapi – usia < 20 atau>70 thn, laki-laki, riw
denganNSAID,ASA, steroid rontgen leher, massa keras dan
• Silent(postpartum, autoimun, atau terfiksir, tdk menyerap iodium (cold
lymphocytic): tidak nyeri, +TPO nodul), ukuran besar, temuan
Abs; pada kasus postpartum, dpt USG(hipoechoic, solid, batas tdk tegas,
terjadi rekurensi pd kehamilan mikrokalsifikasi, aliran darah sentral),
berikutnya pembesaran KGB leher.
• Lain2: amiodarone, thyroiditis • Jinak
palpasi, pasca radiasi – riw keluarga dengan kelainan tiroid
• Kronik : selain kanker, ada gejala hipo atau
hipertiroid, ada nyeri tekan
– Hashimoto’s (hipotiroid), Riedel’s
(fibrosis idiopathic) • USG
– skrining jika ada riw keluarga ca tiroid,
riw rontgen leher, nodul yg jelas
teraba, atau struma multinodular
• Biopsi Jarum (FNA)
– semua nodul≥ 10 mm (8 mm jika batas
tdk tegas), mikrokalsifikasi,
vaskularisasi sentral
Tiroiditis Hashimoto
Limfosit tersensitisasi oleh antigen tiroid
• Tirotoksikosis:
manifestasi
peningkatan
hormon tiroid
dalam sirkulasi.
• Hipertiroidisme:
tirotoksikosis
yang disebabkan
oleh kelenjar
tiroid hiperaktif.
Human Physiology.
Graves’ disease(penyebab Manifestasi klinis hipertiroid
hipertiroid terbanyak) • Apathetic thyrotoxicosis
• Pr:Lk5–10:1, usia terbanyak – dpt terjadi pada org tua dengan
40 - 60 thn satu2nya gejala berupa letargi
Satoh T, Isozaki O, Suzuki A, Wakino S, Iburi T, Tsuboi K. Guidelines for the management of thyroid storm
form The Japan Thyroid Association and Japan Endocrine Society. Endocrine Journal 2012, 64 (12), 1025-
1064
Tata Laksana Krisis Tiroid (3)
Satoh T, Isozaki O, Suzuki A, Wakino S, Iburi T, Tsuboi K. Guidelines for the management of thyroid storm
form The Japan Thyroid Association and Japan Endocrine Society. Endocrine Journal 2012, 64 (12), 1025-
1064
KELAINAN ADRENAL:
CUSHING SYNDROME & INSUFISIENSI ADRENAL
Adrenal/
Suprarenal
SINDROM CUSHING
Sindrom Cushing
(hiperadrenokortikalism/hiperkortisolism)
– Kondisi klinis yang disebabkan oleh
pajanan kronik glukokortikoid
berlebih karena sebab apapun.
• Penyebab:
– Sekresi ACTH berlebih dari hipofisis
anterior (penyakit Cushing).
– ACTH ektopik (C/: ca paru)
– Tumor adrenokortikal
– Glukokorticod eksogen (obat)
Wondisford F E. A new medical therapy for Cushing disease? J Clin Invest. 2011)
TANDA DAN GEJALA
Tanda/gejala Frekuensi (%)
Obesitas batang tubuh 97
Muka bulan 89
Hipertensi 76
Atrofi kulit dan memar 75
Diabetes atau intoleransi glukosa 70
Disfungsi gonad 69
Kelemahan otot 68
Hirsutisme, jerawat 56
Gangguan mood 55
Osteoporosis 40
Edema 15
Polidipsi/poliuria 10
Infeksi jamur 8
(Boscaro M, Amaldi G. Approach to the Patient with Possible Cushing’s Syndrome.
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2009)
Diagnosis
Cushing
Syndrome
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/205/diagnosis/step-by-step.html
Diagnosis Banding Cushing Syndrome
http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0004-27302007000800005
Tatalaksana
• Reseksi bedah jika penyebabnya adenoma atau tumor adrenal
• Jika bedah transsphenoidal (TSS) tidak berhasil
adrenalectomydgn operasi atau dgn obat mitotane,;
ketoconazole (±metyrapone) utk ↓ kortisol
• Glucocorticoid replacement therapy
– 6–36 bulan pasca TSS
– Seumur hidup jika pasca adrenalectomy
KOMPLIKASI
• Penyebab utama kematian :
– infeksi berat
– bunuh diri karena depresi berat
– komplikasi hipertensi (gagal jantung dan stroke).
• Pada sindrom Cushing eksogen :
– Penghentian mendadak kortikosteroid sintetik
• episode insufisiensi adrenokortikal akut mengancam
nyawasyok
Etiologi
Pemeriksaan penunjang
• Primer (gangguan adrenokorteksAddison’s
disease) • Pengukuran kortisol pagi: <3 µg/dL
– autoimun diagnostik; ≥18µg/dL menyingkirkan
– infeksi: TB, CMV, histoplasmosis diagnosis
– vaskular:perdarahan, trombosis, trauma • Kelainan lainnya: hipoglikemia,
– metastasis eosinophilia, lymphocytosis,±
– deposit: hemochromatosis, amyloidosis, neutropenia
sarcoidosis • ACTH:↑pada kelainan primer, ↓ atau
– obat: ketoconazole, etomidate, rifampin, normal pada kelainan sekunder
antikejang
• Pemeriksaan radiologi: MRI hipofisis, CT
• Sekunder kegagalan hipofisis mensekresi adrenal
ACTH (tapi aldosteron tidak terganggu
karena RAA)terapi glukokortikoid, Hipo Adrenal dengan penyakit kritis
megestrol (progestin dgn efek supresi • Berikan stimulasi ACTH secepatnya pada
glucocorticoid) pasien hipotensi yang diduga insuf
adrenal.
Manifestasi klinis • Berikan kortikosteroids dini:
• Primer atau sekunder:mudah lelah(99%), – dexamethasone 2–4 mg IV q6jam +
fludrocortisone 50 µgsetiap hari
anorexia (99%),
hipotensiorthostatic(90%), – ganti ke hydrocortisone 50–100 mg IV q6–
8jamsetelah tes ACTH.
mual(86%),muntah (75%), hiponatremia
(88%) Tatalaksana
– Primer: hipotensi orthostatic, • Akut : resusitasi volume dengan NaCl
hiperpigmentasi, hiperkalemia 0,9%+ hydrocortisone IV
– Sekunder: + gejala ↓hormon hipofisis lain • Kronik
– Hydrocortison: 20–30 mg PO qhari (2⁄3 pagi
Insufisiensi Adrenal 1⁄3 siang.) atau prednison5 mg PO
Insufisiensi Adrenal
• Klasifikasi klinis insufisiensi
adrenal:
– Insufisiensi adrenal primer
(Addison’s disease):
gangguan pada korteks
adrenal
– Insufisiensi adrenal sekunder:
sekresi ACTH menurun.
– Insufisiensi adrenal tersier:
sekresi CRH menurun.
Addison Disease
• Addison disease (or Addison's
disease) is adrenocortical
insufficiency due to the destruction
or dysfunction of the entire adrenal
cortex.
• Sign and symptoms:
– Hyperpigmentation of the skin and
mucous membranes
– Dizziness
– Myalgias and flaccid muscle paralysis
– Impotence and decreased libido
– progressive weakness, fatigue, poor
appetite, and weight loss
• Defisiensi kortisol penurunan
umpan balik pada aksis
hipotalamus-pituitary
meningkatkan kadar ACTH plasma
• Defisiensi mineralokortikoid
produksi renin meningkat oleh sel
juxtaglomerular di ginjal
Hiperpigmentasi daerah
friksi
Hiperpigmentasi mukosa
• 90% disebabkan oleh autoimun
• Penyebab lain: tuberkulosis, adrenalektomi, neoplasia, genetik,
iatrogenik, obat (eg. Etomidadinhibisi sintesis kortisol)
Addison Crisis/ Krisis Adrenal
Tatalaksana Akut Addison’s Disease
dan Krisis Adrenal
• Resusitasi cairan dengan NaCl 0,9%
https://emedicine.medscape.com/article/116467-treatment#d7
KELAINAN PARATIROID:
HIPOPARATIROID & HIPERPARATIROID
PARATIROID
• Kelenjar paratiroid
terletak di depan leher,
diameter 3-4 mm.
• Hiperparatiroidisme primer paling sering disebabkan oleh adanya adenoma di kelenjar paratiroid.
• Hiperparatiroidisme sekunder disebabkan karena adanya hipokalsemia. Untuk menjaga kalsium tetap
normal, maka hormone paratiroid disekresikan lebih banyak. Kondisi ini paling sering terjadi pada kasus
defisiensi vitamin D dan CKD.
https://www.aafp.org/afp/2
013/0815/hi-
res/afp20130815p249-t4.gif
Gejala Hipoparatiroidisme
• Gejala hipoparatiroidisme berupa gejala
hipokalsemia.
• ASCVDAtherosclerotic
Cardiovascular disease
Modifikasi Gaya Hidup Untuk Dislipidemia
• Kriteria diagnosis:
– Volume urine >3 liter per hari
– Osmolaritas urin <300
mOsm/kg
Jenis Diabetes Insipidus (DI)
DI tipe sentral
• Karena kurangnya sekresi ADH dari hipofisis posterior
• Etiologi: idiopatik, trauma, infeksi hipofisis karena TB atau jamur,
operasi hipofisis.
DI tipe nefrogenik
• Karena resistensi ginjal terhadap ADH
• Etiologi: efek samping obat (lithium, amfoterisin B), hipokalemia berat
Harus juga dibedakan dengan polidipsi psikogenik, yaitu perilaku minum air dalam jumlah berlebihan
tanpa adanya stimulus dari otak untuk minum. Biasanya kondisi ini berkaitan dengan gangguan
psikiatri, seperti skizofrenia dan skizoafektif.
Penegakan Diagnosis Diabetes Insipidus