Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat sertakarunia Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis” ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis hadiahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut
beliau.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kurikulum, semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat
membantu pembaca lebih memahami berbagai seluk beluk tentang kemampuan berpikir kreatif
matematis sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Begitupun dengan makalah iniyang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yangmembangun selalu penulis terima demi
perbaikan makalah ini. Penulis berharapsemoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

PEKANBARU, 13 NOVEMBER 2018

Penulis
 
BAB I
PENDAHULUANA.

A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah
dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia.
Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Jika para siswa tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka
mereka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang butuhkannya untuk
menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah
merupakan kemampuan yang penting dalam mata pelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kreativitas ?
2. Apa yang dimaksud dengan kemampuan berpikir kreatif ?
3. Apa yang dimaksud dengan kreativitas dalam matematika itu ?
4. Apa saja kemampuan berpikir kreatif matematis itu ?
5. Apa jenis-jenis kemampuan berfikir kreatif secara matematis?
6. Apa indikator kemampuan berfikir kreatif?
7. Bagaimana contoh rubrik penilaian kemampuan berfikir kreatif matematis?

C. Tujuan Penulisan
1. Memiliki pengetahuan tentang kreativitas.
2. Memiliki pengetahuan tentang kemampuan berpikir kreatif.
3. Memiliki pengetahuan tentang kreativitas dalam matematika.
4. Memiliki pengetahuan tentang kemampuan berpikir kreatif matematis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemampuan Befikir Kreatif Secara Matematis


1. Pengertian Berfikir Kreatif
Proses berfikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara terencana dan
sistematis dalam konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta menghasilkan
suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses berfikir merupakan suatu
peristiwa mencampur, mencocokan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan
konsep-konsep, persepsi-persepsi dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2011).
Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik dilingkungan sekolah
maupun diluar lingkungan sekolah. Pada hakikatnya, pengertian kreatfi berhubungan
dengan penemuan sesuatu, mengenai halyang menghasilkan sesuatu yang baru dengan
menggunakan sesuatu yang telah ada. Menurut Sudarma (2013) kreativitas berasal dari
kata ‘to create’ artinya membuat, dengan kata lain kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk membuat sesuatu, apakah itu dalam bentuk ide, langkah, atau produk.
Menurut Sudarma (2013), kreativitas dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu:
1) Kreativitas dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energy (power) yang ada dalam
diri individu. Energy itu menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dengan kata lain,
masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energy atau dorongan dalam
diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.
2) Kreativitas dimaknai sebagai proses. Kreativitas adalah proses mengelola
informasi, melakuan sesuatu atau membuat sesuatu. Kreativitas adalah suatu proses
yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam
berfikir.
3) Kreativitas adalah sebuah produk. Penilaian orang lain, terhadap kreativitas
seseorang akan dikaitkan dengan produkny. Maksudnya dari produk ini, bisa dalam
pengertian produk pemikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam pengertian
barang.
4) Kreativitas dimaknai sebagai person. Kreatif ini, tidak dialamatkan pada
produknya, pada prosesnya, atau pada energinya. Kreativitas dimaknakan pada
individunya.

Berdasarkan keempat aspek itu Sudarma (2013) menyimpulkan bahwa kreativitas


adalah kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan,
dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk memecahkan
masalah.

2. Ciri-ciri Berfikir Kreatif


Munandar (2009) mengatakan bahwa ciri-ciri kemampuan yang berfikr kratif yang
behubungan dengan kognisi dapat dilihat dari kemampuan berfikir lancer, keterampilan
berfikir luwes, kemampuan berfikir orisinal, keterampilan elaborasi dan keterampilan
menilai. Penjelasan dari ciri-ciri yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan
tersebut diuraiakan sebagai berikut:
1) Berfikir lancer (fluency) :
Kemampuan memproduksi banyak gagasan/jawaban yang relevan, arus pemikiran
lancer.

2) Berfikir luwes (fleksibel) :


Menghasilkan gagasan yang-gagasan yang seragam. Mampu mengubah cara atau
pendekatan. Arah pemikiran yang berbeda-beda.

3) Berfikir orisinal
Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang orang lain, yang jarang
diberikan orang lain.

4) Berfikir terperinci (elaborasi) :


Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan. Memperinci detai-detai
dan memperluas gagasan.
3. Kemampuan Berfikir Kreatif Secara Martematis

Berfikir kreatif secara matematika dapat dipandang secara orientasi tentang


instruksi matematika, termasuk tugas penemuandan pemecahan masalah. Aktivitas
tersebut dapat membaa siswa menegmbangkan pemikiran kreatif dalam matematika.
Kruteksti adalah seorang psikologi Rusia yang menandai kreatifitas matematika
dalam konteks maslah formal, penemuan, kebebasan, dan keaslian, Haylock: at all telah
menerapkan konsep-konsep dari kelancaran, fleksibilitas, dan keaslian untuk konsep
kreatifitas dalam matematika. Sebagai kelengkapan dalam konsep ini, Holland
menambahkan bahwa pengembangan atau menuangkan metode-metode dan kepekaan
membangun metode-metode standar. Sedangkan Sighn menyatakan bahwa kreativitas
matematiaka digambarkan sepeti proses dan perumusan hipotesis mengenai penyebab dan
mempenagruhi dalam situasi matematika, menguji Hipotesis dan membuat modifikasi-
modifikasi yang mengkomunikasiakn hasil akhirnya (Mann, 2005).
Menurut Krutetskii (Hartono, 2009) menyatakan bahwa kreativitas identik
dengan keberbakatan matematika. Ia mengatakan lebih lanjut bahwa kreativitas dalam
pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan dalam merumuskan masalah
matematika secara bebas, bersifat penemuan, dan baru. ide-ide ini sejalan dengan ide-ide
seperti fleksibilitas dan kelancaran dalam membuat asosiasi baru dan menghasilkan
jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara umum.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kreatif secara matematis sebagaai kemampuan
menemukan dan menyelesaikan masalah matematika yang meliputi komponen-
komponen: kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Penilaian terhadap
kemampuan masalah yang menuntut siswa dalam pemecahan masalah sering digunakan
dalam penilaian kreativitas matematika. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan
bersifat penghadapan siswa dalam masalah dan pemecahannya digunakan peneliti untuk
mengidentifikasi indivudu-individu yang kreatif.
Pada bagian berikut diberikan sebuah contoh soal matematika yang terkait dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diadaptasi dari Krulik dan Rudnick (Sabandar,
2008) sebagai berikut:
     
Andi dan Lian diberikan tugas dari guru untuk membaca buku Andi
membaca 10 halaman dalam satu jam, dan Lian dapat membaca 12
halaman dalam satu jam. Jika mereka membaca berhenti, dan Andi
mulai membaca pada jam 13.00, sedangkan Lian mulai jam 12.00. Pada
jam berapa mereka sama-sama menghabiskan halaman bacaan yang
sama banyak?

Dari soal di atas dapat dikembangkan beberapa hal yang terkait berpikir kreatif siswa
seperti: Apa yang kamu lakukan? Termasuk suatu pertanyaan yang menstimulasi berpikir
kreatif. Karena disini aspek tantangannya kuat sekali. Siswa diminta untuk membuat suatu
keputusan yang didasarkan padaide individu ataupun pada pengalaman individu. Siswa harus
menganalisa situasi kemudian membuat keputusan. Siswa diminta untuk, dalam satu alinea
mengungkapkan secara tertulis apa yang dipikirkannya.

4. Pentingnya Kemampuan Berfikir Kreatif Secara Matematis

Diungkapkan oleh Pater (2012:39) bahwa “Student who are able to think creatively are
able to solve problem effectively” (Siswa yang mampu berpikir kreatif mampu
memecahkan masalah secara efektif). Agara dapat bersaing dalam dunia kerja dan
kehidupan pribadi, siswa harus memiliki kemapuan pemecahaan masalah dan harus
berfikir dengan kreatif. Oleh karean itu, kemampuan befikir kreatif penting
dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sekolah sebagai lembaga formal
pendidikan sangat berperan penting dalam menumbuhakan dan mengembangkan
kemapuan berfikir kreatif siswa. Salah satu mata pelajaran yang diberikan diskolah
adalah matematika. Pentingnya kemampuan berfikir kreatif dalam matematika
diungkapkan oleh Lunenburg (2011: 3) yang berpendapat bahwa “in the minds of
students thinking creatively, mathematical content is transformed into mhathematical
thinking”. (Pada pikiran siswa yang berpikir kreatif, konten matematika diubah menjadi
pemikiran matematis)
Untuk meningkatkan kemapuan berfikir kreatif siswa , telah banyak upaya yang
dilakukan umtuk memperbaki aspek-aspek yang berkaitan dengan proses dan kegiatan
pembelajaran, antara lain perbaikan pada kurikulum, tujuan, pelaksanan pembelajaran,
juga evaluasi. Akan tetapi, pada kenyataannya kondisi pembelajaran matematika saat ini
belum memenuhi harapan yang diinginkan, baik proses maupun hasil pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, R. (1995). Teaching Children to Think. London: Stanley Thornes Ltd.


Haris, R. (1995). Introduction to Creative Thinking. [on line]. Tersedia:
http://www.virtualsalt.com/itdt.htm.
LTSIN (2004). Learning teaching. Scotland: Learning and Teaching Scotland.
Munandar, U. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics.  Reston, VA :    Authur.
Polya, G. (1985). How to solve it :A New Aspect of Mathematics Methods. New Jersey.
Princeton University Press.
Costa, A. L. (2001). Developing Minds A Resource Book for Teaching
Thinking. 3rd Edition. Association for Supervision and
Curriculum development Alexandria, Virginia USA
5. Jenis Kemampuan berfikir Kreatif Matematika

Kemudian Siswono (2007) juga mengembangkan jenis berpikir kreratif matematika ini
terdiri dari yaitu :
1. Tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif),
2. Tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif),
3. Tingkat berpikir kreatif 2 ( cukup kreatif),
4. Tingkat berpikir kreatif 1 (kurang kreatif),
5. Dan tingkat berpikir kreatif 0 (tidak kreatif).

6. Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif

Menurut Guilford (Herdian, 2010) indikator dari berpikir kreatif yaitu:


a. Kepekaan (problem sensitivity)
Kepekaan adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami) serta menanggapi
suatu pernyataan, situasi dan masalah.
b. Kelancaran (fluency)
Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
c. Keluwesan(flexibility)
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah.
d. Keaslian (originality)
Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli,
tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.
e. Elaborasi (elaboration)
Elaborasi adalah kemampuan menambah situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap,
dan merincinya secara detail, yang di dalamnya dapat berupa table, grafik, gambar, model,
dan kata-kata.
Silver (1997: 76) memberikan indikator untuk menilai kemampuan berpikir kreatif
matematika seorang siswa yang mengacu pada kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan melalui
pemecahan masalah. Selanjutnya Silver (1997: 78) mengatakan (a) siswa dikatakan fasih dalam
memecahkan masalah matematika, jika siswa tersebut mampu menyelesaikan masalah dengan
bermacam-macam interpretasi, metode penyelesaian,atau jawaban masalah, (b) siswa dikatakan
fleksibilitas dalam memecahkan masalah matematika, jika siswa tersebut mampu menyelesaikan
masalah dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan cara lain siswa mendiskusikan
berbagai metode penyelesaian, dan (c) siswa dikatakan menemukan kebaruan dalam
memecahkan masalah matematika, jika siswa tersebut mampu memeriksa beberapa metode
penyelesaian atau jawaban, kemudian membuat cara penyelesaian yang berbeda.Kemampuan
berpikir kreatif menekankan pada beberapa indikator.
Siswono (2005) ada tiga indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibelitas dan
kebaruan. Berdasarkan ketiga indikator tersebut, Siswono (2006) mengungkapkan bahwa
terdapat 5 tingkatan dari kemampuan berpikir kreatif. Dimulai dari tingkat 4 yang tertinggi
sampai tingkat 0 sebagai yang terendah. Siswa kreatif dalam berpikir untuk memecahkan
masalah merupakan salah tujuan yang harus dicapai dari mata pelajaran matematika. Berpikir
kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk
yang komplek dalam permasalahan matematika. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide,
membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. Selain itu, berpikir kreatif juga
berkaitan dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru.
Krulik (1999) yang mendefinisikan berpikir kreatif sebagai pemikiran yang original dan
menghasilkan suatu hasil yang komplek, yang meliputi merumuskan ide-ide, menghasilkan ide-
ide baru, dan menentukan keefektifannya. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan
yang berhubungan dengan kreativitas yang dapat diartikan sebagai cara berpikir untuk mengubah
atau mengembangkan suatu permasalahan, melihat situasi atau permasalahan dari sisi yang
berbeda, terbuka pada berbagai ide dan gagasan bahkan yang tidak umum.
Munandar (2009) menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua,
yakni ciri kognitif (aptitude) dan ciri non kognitif (non-aptitude). Ciri kognitif (aptitude) dari
kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran dan elaborative. Sedangkan ciri non-
kognitif non-aptitude) dari kreativitas meliputi motivasi,mkepribadian, dan sikap kreatif. Siswa
kreatif dalam berpikir untuk memecahkan masalah merupakan salah tujuan yang harus dicapai
dari mata pelajaran matematika
Menurut William (Munandar, 1987:135), indikator kemampuan berfikir kreatif dalam
matematika terdiri dari 4 yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir lancar (fluency),
Adapun pengertian berpikir lancar (Fluency) yaitu:
 Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban.
 Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
 Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
Setelah itu perilaku yang dilakukan apabila sudah memiliki kemampuan berfikir lancar yaitu
 Mengajukan banyak pertanyaan.
 Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.
 Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
 Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.
 Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada orang lain.
 Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu obejek atau situasi.

2. Kemampuan berpikir luwes (flexibility),


Kemampuan berfikir luwes (flexibility) memiliki beberapa pengertian,yaitu :
 Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
 Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
 Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.
 Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

Setelah itu perilaku yang dilakukan apabila sudah memiliki kemampuan berfikir luwes yaitu :
 Memberikan aneka ragam penggunaan yang tak lazim terhadap suatu objek.
 Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.
 Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
 Memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan oarng lain.

3. Kemampuan berpikir orisinal (originality),


Kemampuan berfikir orisinil (oroginaliy) memiliki beberapa pengertian,yaitu :
 Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
 Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.
 Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-
unsur.
Setelah itu perilaku yang dilakukan apabila sudah memiliki kemampuan berfikir orisinal
yaitu :
 Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.
 Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.
 Memilih asimetri dalam menggambarkan atau membuat desain.
 Memilih cara berpikir lain daripada yang lain.
 Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotypes (klise).

4. Kemampuan berpikir terperinci (elaboration).


Kemampuan berfikir orisinil (elaboration) memiliki beberapa pengertian,yaitu
 Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
 Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik.

Setelah itu perilaku yang dilakukan apabila sudah memiliki kemampuan berfikir terperinci
yaitu :
 Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah terperinci.
 Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
 Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.
 Mempunyai rasa keindahan yang kuat, sehingga tidak puas dengan penampilan yang
kosong atau sederhana.
Daftar Pustaka

Aizikovitsh, 2014. The Extent of Mathematical Creativity and Aesthetics in


Solving Problems among Students Attending the Mathematically Talented Youth
Program. Creative Education,5, 228-241.

Noer, S. H. 2009. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa,


Mengapa, dan Bagaimana? (pp. 521–526). Lampung: Prosiding
Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009
7. Rubrik Penilaian Kemampuan Berfikir Kreatif secara Matematis

Contoh Rubrik Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Menurut Hendriana dan Sumarmo (2014) contoh rubrik pemberian tes kemampuan berfikir
kreatif adalah sebagai berikut:
8.

Indikator Berpikir

Jawaban Skor
Kritis Matematik

Tidak ada jawaban 0

Memeriksa

Mengidentifikasi konsep/proses yang termuat dalam argumen/

kebenaran argumen, 0-2


pernyataan/proses solusi
pernyataan dan proses

Menelusuri letak kesalahan suatu argumen/pernyataan/

solusi 0–3
proses solusi

Menunjukkan argumen/pernyataan yang benar disertai dengan

alasan/penjelasan atau menyelesaikan proses solusi yang 0-3

benar disertai alas an

Sub-total (satu butir tes) 0-8

Menyusun pertanyaan Tidak ada jawaban 0

disertai alasan Mengidentifikasi data yang diketahui dan masalah yang akan
0–3
ditanyakan dari informasi yang diberikan

Menetapkan kedalaman/kekompleksan pertanyaan yang akan


0–2
diajukan

Menyusun pertanyaan yang relevan dengan informasi yang 0–3

diberikan disertai alasan


Sub-total (satu butir tes) 0–8

Mengidentifikasi data Tidak ada jawaban 0

relevan dan tidak Mengidentifikasi data yang diketahui dan yang ditanyakan 0-2

relevan suatu masalah Mengidentifikasi masalah matematika 0–2

matematika Mengidentifikasi syarat untuk penyelesaian masalah


0–2
matematika

Memeriksa kesesuaian data yang diketahui dengan syarat


0–2
untuk penyelesaian masalah matematika

Mengidentifikasi data relevan/ tidak relevan disertai alasan 0–2

Sub-total (satu butis tes) 0 – 10

Tidak ada jawaban

Mengidentifikasi asumsi dari situasi yang diberikan 0–2

Mengidentifikasi

Menyelesaikan perhitungan melalui proses matematika 0–2

asumsi
Menarik kesimpulan terhadap solusi 0–2

Sub-total (satu butis tes) 0-6

Menyusun jawaban/ Tidak ada jawaban 0

menyelesaikan Mengidentifikasi proses/konsep matematika pada situasi/

masalah matematika masalah yang diberikan, ditanyakan, serta memeriksa 0–3

disertai alasan ketercukupan unsur

Menyusun model matematika masalah 0-3

Mengidentifikasi langkah-langkah perhitungan disertai


0–2
penjelasan proses/konsep/aturan matematika yang digunakan

Menyelesaikan model matematika masalah disertai alasan


atau menyertakan proses/konsep/aturan matematika yang 0–3

digunakan

Menetapkan solusi yang relevan 0–2

Memeriksa kebenaran solusi masalah utama 0–2

Sub-total (satu butis tes) 0 - 15


9.

DAFTAR PUSTAKA

Hendriana, H. dan Sumarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. PT Refika


Aditama. Bandung.

Shriki, A. (2013). “A Model for Assessing the Development of Students’ Creativity in the
Context of Problem Posing”. Creative Education, Vol.4, No.7, 430-439, 2013.
Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan
SMU serta Mahasiswa Strata Satu melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran.
Laporan tahun pertama Hibah Bersaing Pascasarjana UPI.

Anda mungkin juga menyukai