Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PETROLEUM SYSTEM

LAPANGAN BOSAND

Disusun Oleh :
Fahmi Ferdiansyah
111.170.095
Plug 2

LABORATORIUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Cekungan Palembang Selatan ialah bagian dari Cekungan Sumatera


Selatan. Cekungan ini merupakan cekungan belakang busur (Back-arc
Basin) berumur Tersier dan merupakan cekungan yang produktif
menghasilkan hidrokarbon (Barber et.al, 2005). Menurut de Coster (1974),
Cekungan Sumatera Selatan merupakan hasil dari satu megacycle yang
terdiri dari fase transgresi dan fase regresi. Stratigrafi regional di Cekungan
Sumatera Selatan tersusun atas Batuan Dasar, Formasi Lahat dan Lemat,
Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai yang terbentuk
selama fasi transgresi, serta Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan
Formasi Kasai yang merupakan hasil dari fase regresi.

Petroleum System merupakan sebuah sistem yang menjadi panduan


utama dalam eksplorasi hidrokarbon. Sistem ini digunakan untuk
mengetahui keadaan geologi dimana minyak dan gas bumi terakumulasi.

1. Batuan Sumber
Batuan sumber adalah batuan yang merupakan tempat minyak dan gas
bumi terbentuk. Pada umumnya batuan sumber ini berupa lapisan serpih
(shale) yang tebal dan mengandung material organik. Secara statistik
disimpulkan bahwa prosentasi kandungan hidrokarbon tertinggi terdapat
pada serpih, yaitu 65%, batugamping 21%, napal 12% dan batubara 2%.
Kadar material organik dalam batuan sedimen secara umum dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain lingkungan pengendapan dimana kehidupan
organisme berkembang secara baik, sehingga material organik terkumpul,
pengendapan sedimen yang berlangsung secara cepat, sehingga material
organik tersebut tidak hilang.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 1
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

2. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan hidrokarbon dari batuan sumber melewati
rekahan dan pori-pori batuan waduk menuju tempat yang lebih tinggi.
Beberapa jenis sumber penggerak perpindahan hidrokarbon ini diantaranya
adalah kompaksi, tegangan permukaan, gaya pelampungan, tekanan
hidrostatik, tekanan gas dan gradien hidrodinamik (Koesoemadinata,1980).
Mekanisme pergerakan hidrokarbon sendiri dibedakan pada dua hal,
yaitu perpindahan dengan pertolongan air dan tanpa pertolongan air. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa migrasi hidrokarbon dipengaruhi oleh
kemiringan lapisan secara regional. Waktu pembentukan minyak umumnya
disebabkan oleh proses penimbunan dan ‘heat flow’ yang berasosiasi dengan
tektonik Miosen Akhir.

3. Batuan Reservoar
Batuan reservoar merupakan batuan berpori atau retak-retak, yang dapat
menyimpan dan melewatkan fluida. Di alam batuan reservoar umumnya
berupa batupasir atau batuan karbonat. Faktor-faktor yang menyangkut
kemampuan batuan reservoar ini adalah tingkat porositas dan permeabilitas,
yang sangat dipengaruhi oleh tekstur batuan sedimen yang secara langsung
dipengaruhi sejarah sedimentasi dan lingkungan pengendapannya.

4. Lapisan penutup (Cap Rock)


Lapisan penutup merupakan lapisan pelindung yang bersifat tak
permeabel yang dapat berupa lapisan lempung, shale yang tak retak,
batugamping pejal. Lapisan ini bersifat melindungi minyak dan gas bumi yang
telah terperangkap agar tidak keluar dari sarang perangkapnya.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 2
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

5. Perangkap / Trap
Secara geologi perangkap yang merupakan tempat terjebaknya minyak dan
gasbumi dapat dikelompokan dalam tiga jenis perangkap, yaitu perangkap
struktur, perangkap stratigrafi dan perangkap kombinasi dari keduanya.
Perangkap struktur banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan
dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari
kejadian tektonik. Perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan
secara vertikal dan lateral, perubahan fasies batuan dan ketidakselarasan.
Adapun perangkap kombinasi merupakan perangkap paling kompleks yang
terdiri dari gabungan antara perangkap struktur dan stratigrafi.

I.2. Maksud dan Tujuan

Laporan ini dibuat dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai hasil


interpretasi tentang sistem petroleum dan pembagian formasi pada lapangan
Bosand.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menentukan satuan


batuan, formasi batuan, Petroleum System, dan zona target eksplorasi
Lapangan Bosand.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

BAB II
METODE

II.1. Langkah Kerja

Langkah – langkah kerja dalam menganalisis mudlog adalah sebagai


berikut :

1. Pertama, menentukan batas satuan batuan berdasarkan data cutting dan


data interpretasi litologi yang mendominasi pada mudlog.
2. Menentukan batas-batas formasi berdasarkan satuan batuan dan
deskripsi litologi dengan mengacu pada stratigrafi daerah penelitian.
3. Menentukan sistem petroleum berupa reservoir rock, cap rock, dan
source rock berdasarkan litologi dan kandungan hidrokarbon pada
mudlog mengacu pada data log (cromatolog) dan data deskripsi litologi.
4. Menentukan daerah potensial atau Zona Target
5. Dilanjutkan dengan pembuatan Laporan hasil analisis mudlog.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 4
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Formasi
II.1.1. Batuan Dasar / Basement Rock
Merupakan batuan dasar (basement rock) dari Cekungan Sumatra
Selatan. Tersusun atas batuan beku Mesozoikum, batuan metamorf
Paleozoikum-Mesozoikum, dan batuan karbonat yang
termetamorfosa. Hasil dating di beberapa tempat menunjukkan bahwa
beberapa batuan berumur Kapur Akhir sampai Eosen Awal. Formasi ini
terdapat pada kedalaman 1235 – 1302 m.

III.1.2. Formasi Lahat


Formasi Lahat merupakan suatu rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf,
endapan lahar dan aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran sisipan
lapisan batupasir kuarsa. Formasi Lahat diendapkan pada lingkungan darat,
serta berumur Eosen - Oligosen Awal. Formasi ini terdapat pada kedalaman
1235 – 1177 m.

III.1.3. Formasi Talang Akar


Formasi ini secara umum tersusun oleh litologi berupa shale,
batupasir, batulanau, batugamping, dan batubara. Pada bagian bawah,
didominasi oleh perselingan shale, batubara, dan batupasir dengan pola
agradasi dan semakin keatas berubah menjadi perselingan batupasir dan
shale. Pada bagian atas, di dominasi oleh perselingan shale, batulanau dan
batugamping dengan sisipan batupasir. Pada bagian atas juga dijumpai
beberapa sisipan shale berwarna hitam, yang mengindikasi pengendapan
pada laut dalam. Formasi ini berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal
atau P22 – N4 dengan pola paleobatimetri lingkungan darat hingga transisi
pada bagian bawah dan semakin keatas semakin mendalam hingga Batial
Atas – Batial Tengah. Formasi ini terdapat pada kedalaman 1052 – 1170 m.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 5
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

III.1.4. Formasi Gumai


Formasi ini secara umum didominasi oleh litologi berupa shale yang
tebal dengan beberapa lapisan batugamping dan batupasir. Pada bagian bawah,
didominasi oleh perselingan shale dan batugamping dengan sisipan batupasir.
Semakin ke bagian tengah, litologi halus berupa shale dan batulanau menjadi
semakin dominan, yang mengindikasi terjadinya pendalaman cekungan.
Kemudian pada bagian atas, mulai di dominasi pola regresif yang
menghasilkan litologi berupa perselingan shale dan batulanau dengan sisipan
batupasir dan batugamping dengan pola mengkasar keatas. Formasi Gumai
pada daerah ini sangat tebal, yakni memiliki ketebalan sekitar 746 meter.
Berdasarkan analisis paleontologi, Formasi ini berumur Miosen Awal bagian
tengah hingga bagian akhir atau N5 – N8. Formasi ini terdapat pada
kedalaman 306 – 1052 m.

III.1.5. Formasi Air Benakat


Formasi ini secara umum hanya memiliki ketebalan 40 meter karena
terdapat pada bagian atas dari sumur. Formasi ini tersusun oleh litologi berupa
Batulempung dengan sisipan batupasir. Berdasarkan analisis paleontologi,
Formasi ini berumur akhir Miosen Awal atau N8 dengan paleobatimetri Neritik
Dalam hingga Neritik Tengah. Formasi ini terdapat pada kedalaman 5 - 193 m.

III.2. Satuan Batuan


Berdasarkan interpretasi yang sudah dilakukan, satuan batuan dibagi
menjadi 4 satuan yakni sebagai berikut :
III.2.1 Metamorf
Satuan batuan metamorf hanya didapatkan pada bagian paling bawah
dari data log dengan kedalaman 1235 – 1302 m.
III.2.2 Satuan Batupasir
Satuan batupasir terdapat pada kedalaman 1177 – 1235 m, 1112 - 1136
m, 1031 - 1052 m, 694 – 718 m, 374 – 466 m, dan 258 – 304 m.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 6
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

III.2.3 Satuan Shale


Satuan shale terdapat pada kedalaman 1176 – 1136 m, 1112 – 1053 m,
1032 – 717 m, 695 – 465 m, 373 – 304 m, dan 194 – 72 m.
III.2.4 Satuan Batulempung
Satuan Batulempung terdapat pada kedalaman 5 – 72 m.

III.3. Petroleum System


III.3.1 Source Rock / Batuan Induk
Berdasarkan interpretasi pada data mudlog, source rock terdapat pada
Formasi Talang Akar pad kedalaman 1137 - 1178 m dan kedalaman 1051 –
1124 m . Ini dibuktikan dengan nilai log (chromatolog) yang menunjukan
adanya kandungan minyak dan gas, adanya lapisan batubara yang
menandakan terdapatnya kandungan material organik sebagai syarat
terbentuknya minyak bumi.

III.3.2 Cap Rock/Batuan Tudung


Cap Rock merupakan lapisan pelindung yang bersifat tak permeabel
yang dapat berupa lapisan lempung, shale yang tak retak, Berdasarkan
analisis data mudlog, posisi atau letak cap rock pada sumur ini terletak pada
Formasi Air Benakat dengan kedalaman 5 – 194 m. Formasi Gumai pada
kedalaman 303 - 373 m, 466 – 693 m, dan 718 – 1032 m.

III.3.3 Reservoir Rock/Batuan Reservoir


Reservoir rock merupakan batuan yang mampu menyimpan dan mampu
mengalirkan hidrokarbon. Dimana batuan tersebut harus memiliki porositas
dan permeabilitas sebagai penyimpan hidrokarbon. Berdasarkan interpretasi
data log, batuan reservoir berada pada formasi lahat dengan kedalaman 1235
- 1176 m. Pada Formasi Gumai dengan kedalaman 1032 – 1052 m dan 374 –
465 m. Pada Formasi Air Benakat dengan kedalaman 258 – 304 m.

III.4. Zona Target


Nama : Fahmi Ferdiansyah
NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 7
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

Setelah dianalisis satuan batuan, formasi, dan petroleum system yang


terdapat di Lapangan Bosand, maka dapat ditentukan zona target untuk
selanjutnya dapat dilakukan eksploitasi. Zona target berupa reservoir yang
terletak pada Formasi Lahat dengan kedalaman 1235 - 1176 m. Formasi
Talang Akar dengan Kedalaman 1125 – 1136 m. Formasi Gumai kedalaman
1032 – 1052 m dan kedalaman 374 – 465 m.
.

BAB IV
PENUTUP

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 8
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

IV.1. Kesimpulan
Dari analisis data mudlog yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
 Didapatkan empat satuan batuan yang terdapat pada Lapangan Bosand
yaitu Metamorf, Satuan Batupasir, Satuan shale, dan Satuan
Batulempung.
 Didapatkan tiga formasi dan satu basement pada lapangan ini yaitu dari
yang paling tua adalah Basement Rock, Formasi Lahat, Formasi Talang
Akar, Formasi Gumai , dan Formasi Air Benakat.
 Zona target berupa reservoir yang terletak pada Formasi Lahat dengan
kedalaman 1235 - 1176 m. Formasi Talang Akar dengan Kedalaman
1125 – 1136 m. Formasi Gumai kedalaman 1032 – 1052 m dan
kedalaman 374 – 465 m.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page 9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020

DAFTAR PUSTAKA

Virgiawan Agustin, Muhammad. 2017. Sekuen Stratigrafi Sub Cekungan Sumatera


Selatan Berdasarkan Data Pemboran Pada Sumur “SSB” Kabupatem Musi Waras,
Provinsi Sumatera Selatan. UGM : Yogyakarta.

Bayu Purwasatriya, Eko. 2012. Studi Potensi Minyak Dangkal dengan Pendekatan
Metode Statistik Berdasar Pada Data Geologi Permukaan di Cekungan Banyumas.
Purbalingga : Universitas Jenderal Soedirman.

Nama : Fahmi Ferdiansyah


NIM : 111.170.095
Plug :2 Page i

Anda mungkin juga menyukai