Anda di halaman 1dari 35

MODULASI

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga


menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu
informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang
pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter
kunci pada suatu gelombang sinus yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter
tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan
peralatan untuk memperoleh informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut
demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis
modulasi yaitu :

 Modulasi Analog
 Modulasi Digital

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja
dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continous
varying). Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus,
mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini
didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh
dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka
jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh
oleh noise.
Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga
variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
 Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
 Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
 Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi
kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (bilangan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital
hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga
dikenal dengan sinyal diskrit. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit.
Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah
sebanyak 4 (2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang
terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.

Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sistem analog. digital pada dasarnya di
code-kan dalam bentuk bilangan biner atau Hexa desimal. besarnya nilai suatu sistem digital
dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai
akurasi sistem digital.

Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan
pada teknologi analog yaitu :

 Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat


informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
 Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan
kuantitas informsi itu sendiri.
 Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
 Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara
interaktif.

Pengolahan sinyal digital memerlukan komponen-komponen digital, register, counter,


decoder, mikroprosessor, mikrokontroler dan sebagainya.

Saat ini pengolahan sinyal banyak dilakukan secara digital, karena kelebihannya antara lain :

1. untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal
analog. Untuk menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital seperti CD,
DVD, Flash Disk, Hardisk. Sedangkan media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape
magnetik.
2. lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level ’0′ dan ’1′.
3. lebih kebal terhadap perubahan temperatur.
4. lebih mudah pemrosesannya

A. Modulasi Analog
Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal
analog. Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :
 Angle Modulation
 Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
 Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation - FM)
 Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)
 Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (digunakan pada radio AM
band)
 Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC)
 Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC)
 Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to single-sideband
suppressed carrier modulation (SSB-SC)
 Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM)
 Quadrature amplitude modulation (QAM)

B. Modulasi Digital
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam
sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses perubahan karakteristik dan sifat
gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier)
memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1). Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita
bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi
digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk
pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik
(gelombang-gelombang radio). Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital
yaitu: ASK, FSK, dan PSK.

1. Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitude.
merupakan suatu metode modulasi dengan mengubah-ubah amplitude. Dalam proses
modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidak
adanya sinyal informasi digital. Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud
(kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan
yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu
dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya.
Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak
dekat saja. Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada
sistem modulasi AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak
dan membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.
2. Frequncy Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi.
Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang
modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara
harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output yang tidak mempunyai
fase terputus-putus. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa
berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. FSK
merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang pembawa
digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing
disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi data yang sesuai dengan
rekomendasi CCITT. FSK juga tidak tergantung pada teknik on-off pemancar, seperti yang telah
ditentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa dideteksi untuk menunjukkan bahwa
pemancar telah siap. Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi transmitter), masing-
masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian gelombang pembawa
umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja. Bentuk dari modulated Carrier
FSK mirip dengan hasil modulasi FM.
Secara konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-
macam variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu More atau
Less (High atau Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi (pengambilan kembali dari
kandungan Carrier atau proses demodulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan kesalahan
(error rate) sangat minim/kecil. Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi
data dengan Bit Rate (kecepatan transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan
Modem-Data dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).
3. Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran fase.
Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi fase yang memungkinkan fungsi
pemodulasi fase gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fase dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah
sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital. Sudut fase harus mempunyai acuan
kepada pemancar dan penerima. Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada
pesawat penerima. Guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas pada penerima, kadang-
kadang dipakai suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda. Hubungan antara
dua sudut fase yang dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam keadaan seperti ini ,
fase yang ada dapat dideteksi bila fase sebelumnya telah diketahui.
Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi Data
atau sinyal Digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih sistem modulasi PSK. Dua jenis
modulasi PSK yang sering kita jumpai yaitu :
1. BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua yang tahap yang
dipisahkan sebesar 180° dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari
semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1
bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang
tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.

2. QPSK Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK, QPSK
menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di sekitar suatu lingkaran.
Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari
BPSK. Analisis menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate
jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai sebagai
suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers
yang termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk
mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur komponen
quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada kedua carrier dan dapat
dimodulasi dengan bebas.
KOMUNIKASI DATA
Komunikasi pada kenyataannya tidak hanya digunakan oleh orang perorang akan tetapi
terjadi juga untuk antar lembaga, sehingga komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
yang mendukung terjadinya proses saling tukar menukar pesan melalui suatu media tertentu
yang dilakukan oleh orang, instansi atau lembaga.
Alat komunikasi dalam memfasilitasi penyampaian suatu pesan saat ini menjadi
kebutuhan utama, tujuan utamanya adalah penerima pesan dalam suatu instansi atau lembaga
dapat mengerti dan memahami dengan benar isi dari pesan yang disampaikan. Kondisi ini
mengandung pengertian bahwa pesan sangat penting baik dari isi maupun dari keutuhan serta
kebenaran pesan yang disampaikan, sehingga kegiatan lanjutan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dapat lakukan sesuai dengan isi pesan.
Peralatan Pada Sistem Komunikasi Data :
a. Power Supply
Power supply ini sangat penting, karena jika tidak ada
komponen ini, tidak mungkin pengujian bisa dilakukan.
Power supply dapat diambilkan dari komponen yang
terpisah, seperti adaptor atau baterai, tetapi juga dapat
diambilkan dari komponen lain seperti pada socket USB
pada komputer PC. Dalam pengujian maupun perawatan
system telekomunikasi tentunya harus memilih power
supply yang digunakan. Pemilihan ini biasanya berdasarkan
terhadap kebutuhan arus. Gambar sebuah power supply
dapat dilihat seperti di samping ini.

b. Multimeter
Multimeter banyak digunakan untuk mengukur arus dan tegangan. Alat ukur ini sangat
penting dalam menguji dalam pembuatan rangkaian. Selain digunakan untuk mengukur
arus dan tegangan juga dapat digunakan untuk mengetahui sambungan penghantar
apakah putus ataukah tidak. Alat ini juga digunakan untuk mengetahui besarnya nilai
tahanan sebuah resistor, menguji diode maupun transistor. Karena banyaknya fungsi dari
alat ini maka sangat dibutuhkan dalam merancang rangkaian elektronika khususnya
rangkaian yang akan dikomunikasikan dengan computer baik dengan komunikasi secara
serial maupun secara paralel

Multi-meter ada juga yang dapat dipakai untuk mengukur kuat bunyi atau desibel.
Piranti ini harganya juga tidak terlalu mahal dan dipasaran banyak tipe dan ragamnya
tergantung dari kualitas serta industry pembuatnya. Harga sebuah alat ukur ditentukan
oleh spesifikasi alat tersebut seperti ketelitian ukur maupun kwalitasnya. Alat ukur ini
dipasaran ada yang menggunakan tampilan analog maupun digital. Alat ukur analog adalah
multimeter yang hasil pengukuranya ditampilkan dengan jarum dan angka,sedangkan
multimeter digital tampilannya dapat dilihat secara langsung dalam bentuk angka yang
dapat dibaca secara langsung. Gambar di atas adalah salah satu contoh multimeter digital
dan analog yang banyak dijumpai di pasaran.

c. Frequency Counter
Frequency counter atau yang lebih dikenal sebagai pencacah frekuensi mempunyai
fungsi untuk mencacah frekuensi yang dihasilkan oleh suatu osilator atau oleh pembangkit
frekuensi (signal generator). Dengan kata lain alat ini dipakai untuk me-ngetahui atau
mengukur nilai frekuensi yang dihasilkan.

Dalam sistem telekomunikasi piranti ukur ini sangat diperlukan terutama pada saat
penepatan suatu frekuensi pada nilai tertentu. Instrumen ini biasanya digunakan pada
laboratorium telekomunikasi dalam bentuk piranti digital, walaupun juga ada yang bekerja
secara analog. Fungsi piranti ini digunakan untuk menghitung frekuensi kerja system
telekomunikasi dalam bentuk angka-angka digital dan bukan berupa gambar atau bentuk
grafik.
Pencacah frekuensi kadang- kadang mempunyai fungsi yang digabungkan. Fungsi
tersebut adalah rangkaian pembangkit sinyal (signal generator), sehingga dalam satu alat
atau piranti dapat melakukan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai pembangkit sinyal dan
sebagai pencacah frekuensi. Dengan mudah pengalihan fungsi ini dilakukan hanya dengan
cara memindahkan saklar pemilih dari satu fungsi ke fungsi yang lainnya.
Sebagai pembangkit sinyal atau frekuensi, biasanya ditunjukkan dengan rentang
(range) frekuensi yang bisa dihasilkan. Contohnya rentang frekuensi : 0.03 Hz hingga 3 Mhz
dengan 7 step yaitu: 1 Hz, 10Hz, 100Hz, 1KHz, 10Khz, 100KHz, 1Mhz. Bentuk gelombang
yang dibangkitkan: gelombang sinus, gelombang segitiga, gelombang kotak, gelombang gigi
gergaji positivegoing, gelombang gigi gergaji negative-going, gelombang pulsa positive-
going, gelombang pulsa negative-going, gelom-bang pulsa TTL. Untuk pencacah frekuensi
kebanyakan ditunjukkan dengan rentang pengukuran yang dapat dijangkau. Contohnya
rentang pengukuran :
1Hz - 20 MHz, 5 digit dengan Impedansi input : >>1 MΩ/20pF
Kepekaan : 100mV rms
Ketepatan : 0.1Hz/1Hz/100Hz
Kekeliruan ukur : <0.003% ± 1 digit
Tegangan input maksimun : 150V (AC+DC) (dengan pelemahan)
Harga piranti itu cukup mahal apalagi jika rentang frekuensi yang terukur dapat
mencapai tataran giga hertz. Biasanya frekuensi kerjanya antara 10 Hz sampai 3 GHz. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan :
1. Pastikan bahwa frekuensi yang akan dicacah (counter) sudah terhubung dengan input
alat ukur.
2. Perhatikan tombol rentang frekuensi yang dicacah agar pembacaan mudah dilakukan.
3. Apabila pencacahan menunjukkan overflow (melebihi) dari yang seharusnya, maka
pindahkan atau tekan tombol batas yang lebih tinggi.

d. Osciloscope
Osiloscop merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk melihat bentuk
gelombang listrik yang ada pada rangkaian yang telah dirancang. Dari bentuk gelombang
itu dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengukuran tegangan gelombang. Di samping itu
osciloscope dapat digunakan untuk mengukur perioda suatu gelombang.
Dengan diketahui nilai perioda, maka dengan rumus T=1/f selanjutnya bisa diketahui
besarnya frekuensi yang terukur. Baik pengukuran tegangan gelombang atau perioda
gelombang, yang selalu menjadi acuan adalah besarnya kotak pada layer osciloscope atau
biasa disebut sebagai divisi. Oleh karena itu, satuan pengukuran yang dibaca adalah
volt/divisi atau time/divisi. Untuk mengetahui gambar piranti osciloskop, perhatikan
gambar berikut :
Osiloscope digital mempunyai keunggulan dibandingkan dengan osiloscope analog
adalah terletak pada mudahnyanya hasil pengukuran dibaca pada layar LCD. Osciloskop ini
juga dilengkapi daengan kanal ganda (dual) dengan lebar bidang (bandwidth) yang dapat
mencapai 200 MHZ. Hasil pengukuran dapat disimpan untuk masing-masing kanal.
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui kesalahan dari rancangan dengan melihat
bentuk gelombang keluaran pada titik ukur tertentu. Osiloscop di pasaran mempunyai
range mulai dari yang murah dengan model lama sampai yang harganya mahal dan
canggih. Dalam merancang sebuah rangkaian elektronika, piranti ini dibutuhkan untuk
mendapatkan keakuratan, tetapi untuk peralatan yang dibuat hanya untuk hobby tidak
perlu menggunakan alat ukur ini karena terlalu mahal harganya. Alat ukur ini biasanya
digunakan oleh laboratorium sebagai pendukung penelitian.
Jika hanya untuk menguji rangkaian yang digunakan untuk berkomunikasi secara
parallel maupun serial dengan computer PC maka dapat digunakan osiloscope yang
mempunyai bandwith untuk melihat sinyal data komputer. Osiloscope ini bias
menggunakan kemampuan ukur maksimal 20 MHz dianggap sudah bisa memenuhi
kebutuhan. Jika sistem yang diujinya berupa piranti sistem telekomunikasi, maka
osiloscope ini harus mempunyai frekuensi yang di atas piranti yang diukurnya.

e. Optical Spectum Analyzer


Optical spectrum analyser merupakan sebuah instrument yang digunakan untuk
mengukur defraksi sebuah sinyal yang dihasilkan dari berbagai komponen optik,
penguatan, lampu LED, DFB laser, dan Fabry-Perot laser. Optical spectrun analyser
menyediakan pengukuran daya optic berbanding dengan Panjang gelombang serta fungsi
lanjut dari hasil pengukuran dan karakteristik optik itu sendiri.

Optical Spectrum Analyzer seri HP 71450B


f. SWR Meter
Standing wave ratio disingkat SWR kadang-kadang disingkat dengan nama VSWR
(Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan
transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power) pada saluran yang
berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan
gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi.
Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang
sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari
TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt.
Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami
redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :

Namun bila SWR diletakkan di dekat antena, SWR yang terbaca adalah :
Ternyata kedua pengukuranberbeda. Hasil yang benar adalah 1:2. Jadi bila SWR meter
diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur. Kesalahan
akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang.
Dalam praktek cara pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan nilai rendah (SWR
1:1) karena penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan menjadi 1:1 atau lebih
segeralah pindahkan SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak
meleset. Apalagi bila kabel koaxialnya Panjang sekali (20 meter atau lebih) atur kembali
matching antena anda.

g. LAN Tester
LAN TESTER digunakan alat untuk memeriksa benar tidaknya sambungan kabel. Untuk
tipe straight jika benar maka lampu LED (Light Emitting Diode) 1 sampai
8 berkedip. Pada gambar di samping ditunjukkan satu jenis
penguji kabel LAN.
Dalam gambar dari bawah dari ujung kabel UTP yang
sudah dipasangi konektor dan berhasil dengan baik
(urutan pewarnaan pinnya ikut standar)
menunjukkan sauatu keadaan bahwa urutan pin
tersebut adalah standar. Apabila ada penunjukkan
yang tidak standar, coba perhatikan urutan warna
pinnya. Untuk urutan yang sangat tidak standar, tapi
tetap saja bisa atau dapat dilihat bagaimana urutan
tersebut, yang penting korespondensinya satu satu
(khusus tipe straight).

h. Modem
Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator merupakan bagian
yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap untuk
dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi
(yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga
informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-
duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.
Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang
disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya
istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk
komunikasi pada komputer.
Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk
diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa
media telekomunikasi seperti telepon dan radio.
Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital
kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu
modem eksternal dan modem internal.

i. Wi-Fi
Wifi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, memiliki pengertian yaitu
sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area
Networks atau WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari
spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi
terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh
hingga kecepatan transfernya.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal
(LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini
memungkinan seseorang dengan computer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau
personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan
titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat).
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan
informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network).
Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada
perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi
kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur
Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE)
berda-sarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat
Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan
Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN
yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial,
Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan
802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di
sekitar pita frekuensi 5 GHz.
KODE DALAM SISTEM KOMUNIKASI DATA
Dalam sistem komunikasi data yang dikirimkan sering mengalami 3 hal, yaitu data yang
dikirim tidak sampai atau hilang pada saluran, data yang dikirim dapat diterima dengan baik
dan kemungkinan ke tiga data diterima tetapi data rusak atau error. Untuk mengantisipasi
kejadian yang ke tiga yaitu data dalam kondisi error maka diterapkan pengkodean terhadap
pengiriman data.
Oleh karena data yang dikirimkan adalah dalam bentuk sinyal digital maka untuk
pengkodean data yang dikirimkan dilakukan dengan membentuk pola data dengan metode
tertentu. Tujuan dari pengkodean terhadap pesan atau yang dikirimkan adalah untuk menjamin
bahwa pada akhirnya pesan dapat diterima sesuai dengan pesan yang dikirimkan oleh pengirim
baik dari sisi reliabilitas maupun dari integritas data.
Sinyal digital tersusun dari sederetan bit biner dan setiap bit memiliki 2(dua) kondisi
yaitu logika 0, sebagai contoh untuk merepresentasikan angka 185 desimal maka secara biner
akan tersusun 1011 1001 dan untuk merepresentasikan angka 202 desimal maka secara biner
akan tersusun 1100 1010.Bentuk kode biner 1 dan 0 tersebut pada saat dikirimkan melalui
media transmisi diubah menjadi format sinyal digital secara serial, kode yang digunakan untuk
membentuk data tersebut dikenal dengan istilahi line-code.

a. Unipolar Line Coding


Kode ini menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level tegangan, yaitu untuk
logika 0 memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki level non-zero. Implementasi unipolar
line codingmerupakan pengkodean sederhana, akan tetapi terdapat dua permasalahan utama
yaitu akan muncul komponen DC dan tidak adanya sikronisasi untuk sekuensial data panjang
baik untuk logika 1 atau 0. Secara diagram pulsa ditunjukan pada gambar berikut :

Diagram pulsa kode unipolar


b. Polar Line Coding
Kode ini menggunakan dua buah level tegangan untuk non-zero guna
merepresentasikan kedua level data, yaitu satu positip dan satu negatip. Permasalahan yang
muncul adalah adanya tegangan DC pada jalur komunikasi, untuk pengkodean polar terdapat 4
macam jenis kode polar seperti ditunjukan pada gambar berikut :

Struktur kode polar

1) Non Return to Zero (NRZ)


Terdapat dua jenis kode NRZ yang meliputi:
 Level-NRZ, level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan
dalam tegangan positip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan negatip. Kelemahan
kode ini memiliki sinkronisasi rendah untuk serial data yang panjang baik untuk logika 1
dan 0.
 Invers-NRZ, merupakan kode dengan ciri invers level tegangan merupakan nilai bit
berlogika 1 dan tidak ada tegangan merupakan nilai bit berlogika 0. Untuk logika 1 dalam
sederetan data memungkinkan adanya sinkronisasi, walaupun demikian untuk sekuensial
yang panjang untuk data berlogika 0 tetap terdapat permasalahan.
Diagram pulsa pengkodean NRZ

Berdasarkan diagram pulsa di atas ternyata untuk pengkodean dengan NRZ-I masih
lebih baik dibanding pengkodean dengan NRZ-L, walupun demikian keduanya tetap tidak
memberikan sinkronisasi yang lengkap. Oleh sebab itu penerapan kode ini dapat memberikan
sinkronisasi yang lengkap apabila setiap untuk setiap bit terjadi perubahan sinyal.

2). Return to Zero (RZ)


Kode RZ level sinyal merupakan representasi dari bit, yaitu untuk logika 0 dinyatakan
dalam tegangan negatip dan untuk logika 1 dinyatakan dalam tegangan positip, dan sinyal harus
kembali zero untuk separuh sinyal berdasarkan interval dari setiap bit, artinya bila waktu untuk
satu bit bik logika 1 atau logika 0 sama dengan 1 detik maka pernyataan logika 1 dengan level
tegangan positip adalah 0,5 detik dan 0,5 detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt
(zero). Demikian juga untuk pernyataan logika 0 level tegangan negatip adalah 0,5 detik dan 0,5
detik berikutnya level tegangan kembali ke nol volt (zero).
Diagram pulsa pengkodean RZ

Penggunaan kode ini memiliki sinkronisasi sempurna, untuk kode balik bit dilakukan
dengan perubahan 2 sinyal, kecepatan pulsa adalah 2x kecepatan kode NRZ dan diperlukan
bandwidth sekuensial bit yang lebih lebar.Sebagai awal sebuah bit data dapat digunakan level
non-zero.

3). Manchester
Pada kode Manchester terjadi inversi level sinyal pada saat sinyal bit berada di tengah
interval, kondisi ini digunakan untuk dua hal yaitu sinkronisasi dan bit representasi. Kondisi
logika 0 merupakan representasi sinyal transisi dari positip ke negatip dan kondisi logika 1
merupakan representasi sinyal transisi dari negatip ke positip serta memiliki kesempurnaa
sinkronisasi. Selalu terjadi transisi pada setiap tengah (middle) bit, dan kemungkinan satu
transisi pada akhir setiap bit. Baik untuk sekuensial bit bergantian (10101), tetapi terjadi
pemborosan bandwidth untuk kondisi jalur berlogika 1 atau berlogika 0 untuk waktu yang panjang, kode
ini digunakan untuk IEEE 802.3 (Ethernet).

Diagram pulsa pengkodean Manchester


4) Diferensial Manchester
Pada kode Diferensial Manchester inversi level sinyal pada saat berada di tengah
interval sinyal bit digunakan untuk sinkronisasi, ada dan tidaknya tambahan transisi pada awal
interval bit berikutnya merupakan identifikasi bit, dimana logika 0 jika terjadi transisi dan logika
1 jika tidak ada transisi, memiliki kesempurnaan sinkronisasi. Baik untuk jalur berlogika 1 pada
waktu yang panjang, tetapi terjadi pemborosan bandwidth untuk kondisi jalur berlogika 0 untuk
waktu yang panjang, kode ini digunakan untuk IEEE 802.5 (Token Ring).

Diagram pulsa diferensial Manchester


Gambar diatas menunjukan contoh format pengkodean bit biner data ke dalam metode
pengkodean dalam bentuk diagram pulsa, yaitu pengkodean biner ke unpolar NRZ (Non Return
Zero), biner ke format polar NRZ, dari biner ke unipolar RZ (Return Zero), dari biner dikodekan
ke bipolar RZ (Return Zero) dan dari biner ke kode manchester.
Perbandingan Pengkodean bit biner (line-code)
MENGANALISIS PROSES KERJA DAN SIFAT ERROR CONTROL

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data dengan menggunakan
dua atau lebih media transmisi. Media transmisi tersebut sering dikenal dengan kabel  (guide
media). Guide media merupakan media yang mengendalikan gelombang melalui jalur fisik.
Kabel tersebut meliputi fiber optik, UTP, dan kabel coaxial. Adapun media transmisi lain yang
disebut media tanpa kabel (wireless) atau unguided media. Unguided media merupakan media
tanpa kabel sehingga hanya menyediakan alat untuk mentransmisikan gelombang tanpa
mengendalikannya. Unguided media meliputi perambatan di udara maupun di laut.

Pada proses komunikasi data biasanya terdapat kesalahan atau error baik kesalahan
yang sederhana maupun kesalahan yang kompleks. Penyebab dari kesalahan dalam komunikasi
data seperti media yang digunakan untuk pengiriman data, jarak tempuh yang menyebabkan
sinyal melemah, gangguan informasi, dan gangguan cuaca. Salah satu cara untuk
meminimalkan kesalahan dan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu mendeteksi
error dalam komunikasi data tersebut.
Adapun cara mendeteksi error dalam komunikasi data adalah sebagai berikut :

1. Metode Echo

Metode ini terbilang sederhana karena menggunakan cara mendeteksi dengan sistem
interaktif, yaitu bila ada operator yang memasukkan data. Sistem kerja dalam metode ini
adalah seorang operator menginput atau memasukan data melalui terminal dan mengirimkan
ke komputer. Komputer akan menyalurkan dan menampilkan data tersebut kembali ke terminal
yang ditampilkan dalam layar, sehingga operator dapat mendeteksi error atau kesalahan dalam
data yang telah diinput tersebut.

2. Metode deteksi error otomatis (Parity check)

Metode deteksi error otomatis ini merupakan metode yang paling pertama dilakukan dalam
sistem jaringan komputer. Metode ini meminimalisir sentuhan manusia, untuk itu digunakan
sistem yang menggunakan bit parity, yaitu bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi
kesalahan. Ada dua macam cara penambahan bit parity, yaitu:

 Parity ganjil (Odd parity): Bit parity yang ditambahkan harus berjumlah bit “1” tiap
karakter atau data ganjil. Jika menggunakan parity ganjil maka operator yang digunakan
adalah ~XOR (not exclusive OR). Parity ganjil biasanya digunakan untuk transmisi
synchronous.
 Parity genap (Even parity): Bit parity ditambahkan harus berjumlah bit “1” tiap karakter
atau data genap. Jika menggunakan parity genap maka operator yang digunakan adalah
XOR (exclusive OR). Parity genap digunakan untuk asynchronous.

3. Framing Check

Metode ini digunakan pada transmisi asynchronous dengan adanya bit awal dan bit akhir.
Data biasanya terdapat diantara bit awal dan bit akhir. Kedua bit tersebut harus diperiksa untuk
mendeteksi kesalahan atau error yang ada pada data. Frame yang digunakan dalam transmisi
asynchronous ini disesuaikan dengan apa yang telah dipergunakan. Salah satu cara untuk
membuat frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara dua buah frame. Bentuk gap
sering dianalogikan seperti spasi yang memisahkan dua kata.

4. Vertical Redundancy Check (VCR)

Metode Vertical Redundancy Check (VCR) ini digunakan untuk pengiriman yang berkecepatan
menengah. Metode ini berorientasi pada karakter. Setiap karakter yang dikirim berjumlah 7 bit
dan ditambah dengan 1 bit parity. Bit parity ini berfungsi untuk mengetahui adakah kesalahan
yang terjadi dalam proses pengiriman berkecepatan menengah. Metode ini berasumsi jika
kecepatan tinggi dalam pengiriman akan menimbulkan kesalahanbanyak pada bit.

5. Longitudinal Redundancy Check (LRC)

Longitudinal Redundancy Check (LRC) adalah metode yang sama dengan Vertical Redundancy
Check (VCR). Perbedaan hanya data yang dikirim per frame dan penambahan bit parity tidak
hanya pada akhir karakter tetapi pada akhir farme juga. Metode ini dikenal untuk memperbaiki
kelemahan pada VRC, sehingga kinerja kerja dalam VRC menjadi lebih berkualitas. Metode ini
terbilang sangat teliti karena kesalahan satu bit saja bisa terdeteksi dan segera diatasi.
Ketelitian dalam deteksi tersebut dapat menghasilkan kecepatan untuk proses pengiriman
data. 

6. Cyclic Redundancy Check (CRC)

Metode ini digunakan untuk pengiriman berkecepatan tinggi. Metode ini berorientasi pada bit
karena kesalahan ditemukan pada karakter atau bit dan menggunakan deteksi dengan rumus
matematika khusus. Pada Cyclic Redundancy Check (CRC) data yang dikirim per frame yang
terdiri atas deretan bit yang panjang dan akan ditransmisikan. 

7. Polynomial Checking

Metode deteksi error ini menerapkan sistem penambahan karakter atau susunan karakter pada
akhir data berdasarkan alogaritma matematika. 
8. Checksum

Checksum adalah metode deteksi kesalahan pada data yang menggunakan tambahan pada
akhir data. Penerima menghitung checksumnya dengan menggunakan metode yang sama dan
membandingkan dengan checksum yang telah dikirim oleh operator. Jika keduanya bernilai
sama maka data tersebut diperkirakan tidak memiliki kesalahan atau error. Kelemahan metode
ini hanya dapat mendeteksi error tetapi tidak dapat memperbaiki error.

MENGANALISA TEGANGAN DAN PARAMETER HASIL


PENGUKURAN PADA PERANGKAT KOMUNIKASI DATA

Seperti yang kita tahu, Potensiometer adalah jenis resistor yang ukuran resistansinya atau nilai
hambatannya bisa kita rubah sesuai dengan kebutuhan kita. Nah pada Arduino, bahkan kita
bisa melihat berapa nilai yang dihasilkan oleh potensiometer pada posisi tertentu. Lalu bisa kita
manipulasi sesuai dengan kebutuhan kita.

Nah untuk pertama kalinya kita akan coba membuat program, agar si Potensiometer ini dapat
mengatur kecepatan BLINK! Dan yang harus kamu siapkan adalah :

1. 1x Arduino
2. 1x Breadboard
3. 1x Potensiometer
4. 1x Led
5. 7x Kabel Jumper
Langkah – langkah percobaan :

 Hubungkan 5V dan GND dari Arduino ke Breadboard.


 Hubungkan kaki kanan Potensiometer ke VCC.
 Hubungkan kaki kiri Potensiometer ke GND.
 Hubungkan kaki tengah Potensiometer ke pin A3 Arduino.
 Untuk LED rangkaiannya tidak jauh berbeda dengan pembahasan sebelumnya.

Untuk programnya, kamu bisa  gunakan sampel pada File=>Examples=>Analog=>AnalogInput. Atau


sallin ulang sketch ini :

 int sensorPin = A0; digunakan untuk  membuat pin A0 menjadi variabel sensorPin dan
karena pin AO adalah input analog, maka pada void setup tidak perlu dibuat program
pinMode(sensorPin, INPUT); karena kalau pin analog sudah pasti INPUT, tidak bisa
digunakan  untuk OUTPUT.
 mengingat kembali fungsi dari sensorValue = analogRead(sensorPin); adalah untuk
menyimpan nilai baca dari sensorPin kedalam variabel sensorValue.
 delay(sensorValue); digunakan untuk memberikan waktu jeda berdasarkan nilai yang
keluar dari sensorPin, jadi kecepatan lampu berkedip berdasarkan potensiometer.

Membaca Nilai dari Potensiometer  dan  Mengatur Terang Redup Cahaya LED
(AnalogInOut)

Seperti yang kita tahu bahwa potensiometer adalah jenis resistor yang hambatannya  dapat
berubah.
Masih dengan rangkaian yang sama (pin 13 dipindakan ke pin 9) kita akan membuat sketch
program, untuk membaca nilai dari potensiometer. Yang mana kisaran nilai dari potensiometer
adalah 0-225.
0 ketika tidak ada hambatan, dan 225 saat hambatan maksimal.

Untuk program kamu bisa buka FILE=>EXAMPLES=>ANALOG=>ANALOGINOUT.


Atau salin ulang sketch berikut ini :

untuk melihat nilai yang dihasilkan dari Potensiometer kamu bisa pilih TOOLS=>SERIAL
MONITOR atau CTRL+SHIFT+M , atau klik tombol yang ada di pojok kanan.
Langkah - langkah percobaan :

 const int analogInPin = A0; program seperti sama seperti sebelumnya digunakan  untuk
membuat variabel, tambahan kode const sebelum int adalah untuk penetapan nilai.
 Serial.begin(9600); berfungsi agar arduino bisa berkomunikasi dengan komputer, 9600
adalah salah satu nilai yang dipilih untuk komunikasi.
 outputValue = map(sensorValue, 0, 1023, 0, 255); nilai yang dihasilkan dari
sensorValue adalah 0-1023, nilainya akan dikonversi menjadi 0-225 pada variabel
outputValue.
 analogWrite(analogOutPin, outputValue); menyalakan LED menggunakan PWM (agar
bisa diatur terang cahanya berdasarkan outputValue.
 Serial.print(“sensor = ” ); berguna untuk menampilkan teks yang ada didalam tanda
kutip “sensor=“.
 Serial.print(sensorValue); untuk menampilkan nilai yang ada pada sensorValue.
 Serial.print(“t output = “); berguna untuk menampilkan teks yang ada didalam tanda
kutip “t output=“.
 Serial.println(outputValue); untuk menampilkan nilai yang ada pada outputValue.

PERANGKAT KERAS JARINGAN KOMPUTER

Perangkat keras sebuah jaringan meliputi seluruh komputer, kartu antar muka
(interface cards) dan perangkat lain yang diperlukan dalam pengolahan data dan komunikasi
pada sebuah jaringan. Berbasis pada gambar berikut akan dijelaskan secara singkat tentang
perangkat-perangkat dibawah ini :

File Servers
Workstations
Network Interface Cards
Concentrators/Hubs
Repeaters
Bridges
Routers
a. File Servers
File server adalah seperangkat komputer [hardware dan software] yang mengatur
segala aktifitas dalam sebuah jaringan. Komputer ini dirancang khusus untuk keperluan
pengelolaan jaringan, mempunyai keccepatan diatas kecepatan rata-rata komputer biasa,
mempunyai RAM dan ruang penyimpan lebih besar, dan disertai dengan network interface card
berkecepatan akses tinggi. Perangkat lunak (software) sistem operasi jaringan terletak pada
komputer ini, dan beberapa software aplikasi lainnya, serta data-data yang perlu di sharing.
File server mengontrol informasi komunikasi antara titik-titik dalam jaringan. Contohnya
seperti permintaan aplikasi program pengolah kata (word processor: Winword) ke salah satu
workstation, menerima data dari workstation lain, dan menyimpan pesan e-mail pada saat yang
bersamaan. Maka, diperlukan sebuah komputer yang dapat menyimpan banyak informasi dan
penanganan secara cepat.

b. Workstations
Semua komputer yang tersambung ke file server pada sebuah jaringan disebut
workstation. Workstation terdiri atas komputer yang mempunyai sebuah network interface
card, software jaringan, dan kabel-kabel yang menghubungkannya. Workstation tidak selalu
membutuhkan floppy disk drive atau hard disk karena semua file data dapat disimpan di file
server. Tidak ada spesifikasi khusus untuk komputer workstation.

c. Network Interface Cards (NIC)


Kartu antarmuka jaringan(Network Interface Card=NIC) menyediakan hubungan secara
fisik antara jaringan dan komputer workstation. Hampir semua NIC terletak di dalam komputer
(internal), terpasang pada slot ekspansi di dalam komputer.Kualitas NIC menentukan kualitas
kecepatan dan daya guna sebuah jaringan menggunakan NIC tercepat yang sesuai dengan
tipikal jaringan, merupakan sebuah pilihan yang tepat.
Tiga macam NIC yang umum digunakan adalah kartu Ethernet, Konektor Local Talk, dan
kartu antar muka jaringan Token Ring. Dari ketiga macam kartu antar muka jaringan tadi, kartu
Ethernet adalah yang paling populer, diikuti oleh Token Ring dan Local Talk.
 Ethernet Cards
Kartu Ethernet menyediakan sambungan untuk coaxial dan kabel twisted pair (lihat
gambar 1.2). Apabila dirancang untuk kabel coaxial, sambungannya berupa BNC. Apabila
dirancang untuk kabel twisted pair, sambungannya berupa RJ-45. (pembahasan lebih
lengkap pada bagian media transmisi)

 Token Ring Cards


Kartu Token Ring persis seperti Ethernet. Satu bagian yang membedakan adalah tipe
konektor di kartu antar muka tersebut. Kartu Token Ring umumnya mempunyai tipe
konektor sembilan pin DIN yang terletak pada kartu.

d. Hub
Secara sederhana, hub adalah perangkat penghubung. Pada jaringan bertopologi star,
hub adalah perangkat dengan banyak port yang memungkinkan beberapa titik (dalam hal ini
komputer yang sudah memasang NIC) bergabung menjadi satu jaringan. Pada jaringan
sederhana, salah satu port pada hub terhubung ke komputer server. Bisa juga hub tak langsung
terhubung ke server tetapi juga ke hub lain, ini terutama terjadi pada jaringan yang cukup
besar. Hub memiliki 4 - 24 port plus 1 port untuk ke server atau hub lain. Sebagian hub --
terutama dari generasi yang lebih baru -- bisa ditumpuk (stackable) untuk mendukung jumlah
port yang lebih banyak. Jumlah tumpukan maksimal bergantung dari merek hub, rata-rata
mencapai 5 - 8. Hub yang bisa ditumpuk biasanya pada bagian belakangnya terdapat 2 port
untuk menghubungkan antar hub.

e. Repeaters
Repeater merupakan alat untuk membangkitkan kembali sinyal elektonik yang hilang
sepanjang media transmisi. Ketika menerima sinyal, repeater menguatkan sampai pada kondisi
dan daya semula, memperbaiki sinyal yang hilang karena adanya gangguan-gangguan (noise).
Contoh penggunaan repeater pada topologi star (bintang) yang menggunakan kabel unshielded
twisted-pair (UTP). Batas panjang sebuah kabel UTP adalah 100 meter. Konfigurasinya adalah
setiap workstation disambungkan dengan kabel twisted-pair ke HUB. HUB memperkuat semua
sinyal yang melaluinya.
f. Bridges
Bridge adalah perangkat yang berfungsi menghubungkan beberapa jaringan terpisah.
Bridge bisa menghubungkan tipe jaringan berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet) atau
tipe jaringan yang sama. Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap node yang ada pada
masing-masing segmen jaringan dan memperbolehkan hanya lalu lintas data yang diperlukan
melintasi bridge.
Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika
segmennya sama, paket akan ditolak; jika segmennya berbeda, paket diteruskan ke segmen
tujuannya. Bridge juga bisa mencegah pesan rusak untuk tak menyebar keluar dari satu
segmen.

g. Routers
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan bridge. Perbedaannya, router menyaring
(filter) lalu lintas data. Router menterjemahkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lain.
Router mengarahkan jalur yang terbaik bagi sebuah pesan/data, berdasarkan alamat sumber
dan alamat tujuannya. Apabila pada sebuah sambungan terdapat kesalahan, maka router harus
dapat memilih jalur alternatif.
SISTEM PROTOKOL JARINGAN

Protokol dapat didefinisikan sebagai serangkaian aturan yang mempengaruhi


pertukaran data antara pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) pada sebuah hubungan
komunikasi atau jaringan (network). Standar hubungan fisik seperti EIA-232 bukanlah protokol;
di mana „mulai/start‟, „berhenti/stop‟ dan parity bits hanya merupakan karakter sandi
(encoding characters) saja.
Di dalam Open Systems Interconection (OSI) terdapat protokol untuk menjalankan
fungsinya, dan sistem komunikasi data mengikuti acuan model OSI yang tersusun dari beberapa
lapisan (layer) bertingkat. Setiap lapisan terdiri dari perangkat lunak (software) kerja atau
elemen perangkat keras (hardware) yang merupakan suatu kesatuan. Salah satu elemen pada
setiap lapisan adalah kesatuan protokol yang memiliki spesifikasi tersendiri dan yang secara
luas dikenal sebagai sebuah protokol tersendiri. Tujuan dari kesatuan protokol ini adalah untuk
menentukan bagaimana pesan-pesan dipindahkan dari suatu jaringan (network) ke kesatuan
sejenis pada simpul lainya.
Transfer aktual pada jaringan fisik ditentukan oleh protokol lapisan hubungan data, dan
protokol jenis inilah yang akan dibicarakan pada bagian ini, dalam sebuah protokol diawali
dengan Inisialisasi dan untuk memulai transmisi data perlu dilakukan hal-hal sebagai kerikut:
 Penyusunan kerangka (framing) dan penyelarasan kerangka (frame synchronization)-
didefinisikan sebagi permulaan dan penyelesaian dari suatu kerangka/susunan untuk
memastikan bahwa penerima (receiver) dapat diselaraskan dengan kerangka (frame).
 Kontrol alur (Flow control), untuk memastikan bahwa penerima tidak dibanjiri data.
 Kontrol lintasan (Line control), digunakan pada hubungan rangkap dimana pengirim
memberi tanda pada penerima untuk memulai transmisi.

 Kontrol Kesalahan (Error control), seperti telah dibicarakan pada bab sebelumnya
 Kontrol Jeda (Timeout control), sehingga tindakan dapat dilakukan jika tidak ada
tanda/pesan diterima dalam suatu waktu tertentu.

Jaringan komputer merupakan fungsi / proses pengiriman data antara satu komputer
menuju komputer lainnya . dalam jaringan komputer kita sering mendengar istilah tentang
TCP/IP. Lalu apakah TCP/IP itu ?????
a. TCP (Transmission Control Protocol)
merupakan protokol (penterjemah) dalam jaringan yang menjamin keandalan
pengiriman data dengan menggunakan proses acknowledgement yaitu proses Retransmisi
(pengiriman ulang) dan Sequencing (pengurutan).

b. IP (Internet Protocol)
merupakan protokol yang mengatur tentang pengalamatan pengiriman data menuju ke
alamat yang benar.

Selain itu dalam jaringan terdapat pula protokol lain yang sangat penting dan sesuai
dengan standart OSI (Protokol model Open System Interconnection) yaitu :
a. UDP (User Datagaram Protocol)
merupakan Protokol yang tidak menggunakan proses acknowledgement sehingga tidak
dapat diketahui apakah data sampai pada alamat yang dituju.
b. ICMP (Internet Control Message Protocol)
merupakan protokol yang bertugas mengirimkan pesan – pesan kesalahan jika terjadi kesalahan
pengiriman paket – data.
c. ARP (Address Resolution Protocol)
yaitu Protokol yang berfungsi menyimpan pemetaan alamat IP dan MAC.

Alamat IP
Merupakan alamat yang diberikan ke jaringan danperalatan jaringan yang menggunakan
Protocol TCP/IP. IP memiliki 32 Bit angka biner yang ditulis menjadi 4 kelompok angka decimal
yang dipisahkan titik. Contoh 192.168.0.1
Format penulisan IP terbagi menjadi 2 yaitu :
 Format Biner
 Format Decimal

Format Biner
Format alamat IP yang terdiri dari 32 Bit yang terdiri dari 4 Oktet atau kelompok yang tiap
oktetnya adalah 8 Bit.
Contoh : : 11000000. 10101000. 10001111. 00100100

Format Decimal
Alamat IP dalam bilangan Decimal ditulis dengan. 4 (empat) bilangan decimal yang dipisahkan
dengan tanda titik.
Contoh: 192. 168. 15. 36

Anda mungkin juga menyukai